My Lucky

Saat briefing sudah selesai, namun hanya pak Fahmi yang masuk ke ruangan sebentar mengambil formulir-formulir dan papan kerjanya. Lalu pergi lagi ke ruang produksi. Kemudian pak Anwar masuk hanya untuk menghabiskan kopi buatan Disya. Tak lama Steve yang mencari keberadaan pak Arya. Lalu dijawab oleh pak Anwar. Ada di Engineering bersama Anton karena ada masalah kecil disana. Kemudian pak Anwar dan Steve meninggalkan ruangan tim produksi.

'hm.. sepi lagi' batinnya Disya. Kemudian dia menggunakan headset di kedua telinganya dengan menaikkan volume agar merasa tidak kesepian. Saat Arya masuk memanggilnya, namun Disya tidak menjawabnya karena memakai headset. Ada niat untuk ngerjain Disya. Ditutupnya mata Disya dari belakang.

"Aduh siapa sih ini? Jangan jahil deh" kata Disya ketus. Namun tak ada jawaban apapun. Kemudian Disya melingkarkan tangannya ke belakang. Lalu menarik bajunya si penutup mata itu.

"Baiklah kalau tidak ada jawaban. Aku akan robek bajumu." ancam Disya.

"Coba saja" katanya

"Akh.. aku tau suara ini. Kak Arya" tebak Disya.

Kemudian Arya menurunkan tangannya dari kedua mata Disya beralih ke telinga sambil melepas headset yang tertempel dikuping Disya. Disya pun melepas tarikan bajunya dari badan Arya. Arya lalu menempelkan headset milik Disya ke telinganya. Lagu A Little Braver milik New Empire.

"kenceng banget, pantesan ga denger. Awas nanti budeg lho" kata Arya sambil mengembalikan headsetnya dan Disya lalu mematikan musiknya.

"Emang dari tadi manggil ya?" tanya Disya

"Bukan manggil tapi sudah sampai teriak tetep ga denger" nada marah Arya sambil memakan Chiki yang terletak di meja Disya.

"hehehe.. Maaf ya kak" kata Disya meminta maaf. 🙏

Arya lalu menyuruh Disya menyiapkan LCD proyektor karena akan kedatangan tamu dari Jepang 30 menit lagi. Arya lalu menyiapkan presentasi dan Disya diminta untuk menjadi notulennya. Disya ragu karena dia tidak bisa berbahasa Jepang atau Inggris. Arya hanya memintanya untuk menulis yang ada di papan tulis saja. Arya menyebutkan hanya lima orang tamunya termasuk penterjemah. Aryapun sudah memesan makanan dan minuman di pantry.

Arya meminta bantuan disya merapikan meja setelah itu bantu mendesign powerpoint yang akan digunakan untuk presentasi.

Disya dan Arya lalu memindahkan barang-barang dimeja karyawan lainnya, menggeser meja dan kursi bersama-sama lalu membuka folding door PVC sebagai pembatas dua ruangan kemudian menguncinya.

Disya lalu menyalakan LCD proyektornya dan menyemprotkan pewangi ruangan agar harum. Sedangkan Arya fokus pada materi yang akan dipresentasikannya.

Jujur Disya tidak paham, karena kalimat presentasinya menggunakan bahasa Inggris dan istilah-istilah mesin lainnya yang masih sulit dicerna olehnya. Bahasa Inggris Disya disekolah saja selalu remedial.

Lima belas menit kemudian OB datang mengantarkan Snack dan gelas-gelas disusun rapi beserta air mineralnya. Untung Disya tadi membawa tanaman sehingga bisa memberikan kesan cantik pada ruang rapat dadakan ini.

Disya lalu mengubah nada dering HPnya dengan silent dan mode pesawat. Kemudian mencoba mencari masukkan terkait warna dan gambar design untuk presentasi. Arya dan Disya memiliki pemikiran yang sama dalam selera memikirkan

"Siap kak" kata Disya sambil mengeluarkan HPnya dan menyalakan mode pesawat.

"Siapkan lembar notulen dan pulpen pada masing-masing meja. Setelah itu duduklah di sampingku" perintahnya.

Setelah Disya menyiapkan semuanya, Disya duduk disamping Arya. Arya tiba-tiba menyenderkan kepalanya dibahu Disya.

"Pinjam bahumu sebentar ya. Saya gugup" kata Arya meminta izin pada Disya.

"Ya" jawab Disya singkat.

Tak tahukah Arya, bahwa justru Disyalah yang sangat gugup saat ini. Detak jantungnya makin tak karuan kala melihat Arya yang ada disampingnya sedang memejamkan matanya. Apakah ini keberuntungannya bisa melihat ketampanannya.

Arya lalu menggenggam tangan Disya sangat erat.

"Apa kau sedang memandangiku?"tanya Arya seketika Disya terperangah kaget dan seketika memalingkan pandangannya ke lain sisi.

"Aku sangat gugup saat ini tapi menggenggam tanganmu dan melihatmu memandangku, akan ku buat hari ini menjadi hari keberuntunganku" kata Arya dengan optimis sambil memegang dagu Disya untuk menatapnya. Disya lalu melepaskan tangan Arya pada dagunya.

"Semoga berhasil kak" kata Disya.

"Maaf kak, saya mau ke toilet sebentar" ucap Disya mengalihkan pembicaraannya. Disya lalu berdiri dan keluar mencari toilet. Diruang toilet Disya sangat lama menenangkan hatinya itu. Kemudian Dewi masuk ke toilet dan mengetuk pintu toilet.

"Maaf ada orang didalam?" tanya Dewi yang sudah tak tahan menahan rasa ingin pipis.

"Ya .. sebentar" jawab Disya lalu membuka pintu toilet.

"Aduh gue kira siapa??Maaf ya gue ga tahan nih." ucap Dewi sambil menarik lengan Disya keluar dari pintu toilet.

"Sya, Lo buru-buru pergi ga?" tanya Dewi dari dalam toilet

"Maaf ya Wie, aku buru-buru mau ada tamu Jepang datang ke ruang Produksi" kata Disya lalu meninggalkan toilet dan menyadari sudah lebih dari 5 menit ia didalam dan bergegas keluar meninggalkan Dewi.

Ruang Rapat

Saat Disya masuk, ruangan sudah penuh dengan pak Anwar, pak Fahmi, Galih dan Ratna sedang menunggu tamu dari Jepang itu. Ia bergegas menuju tempat duduknya. Arya keluar menjemput tamunya

Tak lama Disya masuk, Arya masuk bersama tamunya. Arya berbincang-bincang dengan tamunya menggunakan bahasa Inggris dengan sangat lancar. Terkadang keluar gelak tawanya.

Semua yang ada diruang rapat berdiri dan menunduk hormat ala jepang. Kemudian semua duduk diruangan. Pertama-tama Arya yang membuka sambutan lalu penterjemah bahasa memberikan sambutannya. Kemudian Arya melanjutkan dengan presentasinya. Lalu pihak Jepang mengangguk-angguk seperti menyetujui dan mengagumi hasil presentasinya.

Saat Arya menyudahi presentasinya pihak Jepang lalu bertepuk tangan senang mendengar presentasenya. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dalam bahasa Inggris.

Galih membantu Arya menjelaskan proyek ini dan standarisasinya. Pak Anwar menjelaskan bagaimana jenis bidang usaha ini. Mereka semua berbahasa Inggris. Disya jadi minder karena hanya dia yang tak paham dengan percakapan mereka. Disya hanya fokus pada apa yang ditulis di papan tulis.

Sampai akhirnya Arya mengucapkan terima kasih atas kedatangan dan kerjasamanya. Setelah itu tamu diantar oleh Fahmi ke land produksi dan mengucapkan banyak terima kasih dan akan segera menandatangani kesepakatan investasinya. Dan tak lama, tamupun pulang.

"Yes.. yes..yes.." sorak girang Arya dan Galih

"Alhamdulillah..." Anwar dan Ratna mengucap rasa syukur.

"Today is my lucky. Thank you Tim and Disya" ucap Arya pada teman-temannya memeluk semuanya. Saat hendak memeluk Disya, Disya hanya mengulurkan tangannya.

"Selamat ya pak" ucapnya. Namun Arya tak mengindahkan malah memilih memeluk Disya karena rasa senangnya telah berhasil mendapatkan investasi.

"Asyik..makan-makan.." ucap Galih.

"Okey.. tapi setelah Mr. Fujiyama tanda tangan dulu ya." janji Arya.

"Yeee... Bebek Kaleyo ya pak" pinta Ratna dan Anwar.

"Terserah kalian" ucapnya lagi sambil melepas pelukan Disya. Disya lalu berjalan menuju Folding door dan membuka pintunya lalu melipatnya kembali ke dinding.

"Bu Ratna minta tolong buatkan surat QC sampling ya. softfile berikan ke saya." perintahnya.

"Siap pak." kata Ratna sambil membantu Disya mendorong folding door.

"Terima kasih Bu" ucap Disya pada Ratna yang sudah membantunya.

"Sama-sama. Saya tinggal dulu ya sya." ucap Ratna lalu meninggalkan ruang produksi.

Kemudian Galih dan pak Anwar merapikan meja dan kursi. Arya merapikan kertas yang berserakan dan menghapus yang ada di papan tulis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!