Nonton Bioskop

Jam makan siang sudah tiba, ruang rapat telah rapi seperti sedia kala. Disya hendak makan bersama teman-temannya. Namun Arya mengekori dari belakang. Sadar Disya merasa dibuntuti bossnya lalu mengajak makan bossnya itu di kantin.

Teman-teman Disya sangat senang jika Disya mengajak pak Arya makan dikantin. Mereka ingin berlama-lama memandang pak Arya. Kalau bisa mendapatkan nomornya. Tapi Disya selalu pelit untuk memberikan nomornya pak Arya ke teman-temannya alasannya Disya karena pak Arya terlalu sibuk (Worker Holic).

Disya lalu mendapat telpon dari tak dikenal. Namun saat diangkat, malah di putus. Kemudian berulang. Lalu Arya yang mulai kesal melihat Disya terganggu makannya, saat berbunyi lagi, kini Arya yang mengangkat.

"Jangan ganggu orang ketika sedang makan, paham!!" bentak Arya pada penelpon itu. Dewi menyadari, jangan-jangan itu Ardi. Tapi Dewi takut kalau dia cerita disini kepada Disya. Karena ada Arya yang gosip-gosipnya Ardi kena SP karena membawa Disya ke ruang rapat berdua dibawah ruang produksi.

Dewi mulai yakin, bahwa pak Arya sedang menaruh hati kepada temannya itu. Namun temannya sepertinya perasaan mereka terhalang oleh beda keyakinan. Ya semoga keduanya mendapat yang lebih baik.

"Sya, pulang dari sini nonton yuk??" ajak Ayu.

"Nonton apa??" tanya Disya.

"Film Train to Busan" jawab Dewi

"Boleh.." jawab Disya.

"Kalian ini bukannya langsung pulang tapi malah kelayapan. Nanti kalau orang tua kalian mencari-cari kalian. Bahaya tau cewek-cewek pulang tengah malam" kata Arya memberikan nasihat.

"Kan ada Disya yang jago beladiri" jawab Ayu. Lalu diliriknya Disya.

"Emang iya?" tanya Arya

"Iya pak dia mah setengah cewek setengah cowok" timpal Dewi

"Pantas saja naik Halilintar dan Kora-kora ga ada rasa takutnya"

"Jadi kalian pernah main ke Dufan berdua?" tanya Dewi dan Ayu bersamaan dan tatap-tatapan

"Iya kemarin" jawab Arya jujur.

"Disyaaaa, koq ga cerita??" tuntut Dewi

"Hahahaha" hanya bisa tertawa. Mati gue.

"Kemarin, saya minta Disya nemenin saya tugas luar sekalian pulangnya mampir deh main" tutur Arya lagi.

"Mungkin Disya ga sempet cerita karena saya kasih tugas mulu" Arya paham pasti Disya terpojok saat ini, sehingga dia yang bermaksud meneruskan klarifikasi atas pernyataannya barusan.

"I..iya temen-temen.. minta maaf ya" kata Disya sambil gigit ayam tapi saucenya menempel di samping bibir.

"Disya, maaf ya.." kata Arya sambil mengusap sauce disamping bibir Disya dengan tisu.

"Ommo"

"OMG"

"Ehem.. ehem... Boleh saya duduk disini?" tanya Ardi.

"Tentu boleh" jawab Ayu sambil melihat-lihat ternyata memang sudah penuh.

Kini Ardi duduk disamping Disya dan Arya didepan Disya. Tak ada pembicaraan apapun, semua tampak hening hingga Disya menjatuhkan sendoknya tidak sengaja. Ardi dan Disya hendak mengambil sendok.

DUGH

suara kepala beradu

"Aw.." rintih Disya.

"Aduh.."rintih Ardi

"Aduh.. maaf.." kata Disya kepada Ardi

"biarin aku ambil aja ya" tawar Ardi menawarkan bantuan. kemudian Ardi mengambil sendok lalu mencucinya di wastafel samping Ayu. Setelah itu memberikan pada Disya.

"ini sendoknya"

"Makasih kak" ucap Disya

"sama-sama" jawabnya. Lalu melanjutkan makan.

"Sya, di mall Bella Terra aja yuk" kata Dewi.

"Iya boleh" jawab Disya.

"Gue ajak kak Ranto" kata Ayu

"Kalau begitu gue ajak kak Dwi" kata Dewi.

"Bagus... cakep.. pada bawa pasangan. Kalau begitu gue gak ikut deh..." keluh Disya ngambek.

"Ama aku aja kalau begitu?" kata Arya menawarkan diri.

"Tidak.. tidak.. tidak" tolak Disya.

"Bapak harus segera membuat MOU dengan Mr. Fujiyama segera. Karena besok pasti Mr. Fujiyama tidak ingin waktunya terbuang sia-sia. Segera dapatkan investasinya dan jangan lupa janjimu pada kami" kata Disya mengingatkan kembali akan tugas utama pak Arya sambil tersenyum dan melahap makanannya lagi.

"Kamu memang pintar mengingatkan orang" kata Arya sambil mengusap rambut Disya.

"Uhuk uhuk" Ardi batuk. Lalu Disya memberikan air mineral yang belum dibuka ke arah Ardi

"Minumlah untuk meredakan rasa sakit" Disya memberikan perhatian.

"Makasih" ucap Ardi setelah itu meneguk minum yang diberikannya.

"Jadi bagaimana sya, mau ikut ga?" tanya Ayu

"Gimana ya?" jawab Disya membuat penasaran teman-temannya.

"Baiklah aku ikut walaupun jadi nyamuk pengganggu diantara kalian. Yang penting bisa nonton si ganteng dan humoris Gong Yo" ucap Disya berbinar-binar.

Kemudian Ardi pergi lebih dahulu dari meja makannya. Arya hanya memperhatikan Ardi sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke arah Disya dan teman-temannya yang asyik mengobrol hingga Ayu yang mengingatkan mereka untuk sholat. Kemudian mereka berjalan ke arah Mushola dan Arya kembali ke meja kerjanya untuk membuat susunan MOU dengan Mr Fujiyama.

Pulang Kerja di dekat pos keamanan

"Trus Disya gimana nih?" tanya Ayu pada Dwi, Ranto dan Dewi.

"Masa iya kita biarin dia naik angkot sendiri?" tambahnya lagi.

"Tenang Disya nanti boncengan sama temen aku. Bilangnya sih tadi dia mau ikut" jawab Dwi.

"Beneran dia mau?"tanya Dewi memastikan.

"Beneran. itu dia orangnya" jawab Dwi sambil menunjuk pengendara motor Honda Vario berwarna hitam dan berplat B 4712 UTS. Lalu ia melepaskan helmnya.

"Kak Ardi" Dewi Kaget.

"Kalian dah kenal?"tanya Dwi.

"Dia yang isengin Disya pertama kali disini" celetuk Ayu.

"Maaf ya bukan ngisengin tapi senang liat dia. Karena dia manis dan perhatian" jawab Ardi.

"hahaha.. jadi Lo suka sama temen gue kak??" tanya Dewi.

"Awas bossnya galak dan protektif banget lho.." celetuk Ayu mengingatkan.

"hahaha.. sengaja biar bossnya darah tinggi.." canda Ardi.

"Kemana temen lo, wi?" tanya Ardi sambil mengibas rambutnya agar tidak berkeringat.

"Lagi ganti baju. Tunggu aja bentar" jawab Dewi.

"Panjang umur, tuh orangnya dateng" tunjuk Dwi ke arah Disya yang saat ini sudah memakai celana jeans dan kemeja kotak-kotak dengan rambut digerai.

"Cantiknya alami" kata Ardi terpana. Tidak memakai polesan apapun, tidak seperti teman-temannya yang memakai bedak, maskara dan lip balm.

"Ya udah yuk kita berangkat, 20 menit lagi filmnya tayang. Kalau terlewat paling nunggu yang jam 19.00, mau?"kata Ranto mengingatkan.

"Jangan malem-malem. Nanti kita diomelin bokap nyokap." jawab Ayu sambil mengenakan helm.

"Ni dipake sya" kata Ardi sambil mengulurkan helmnya. Namun Disya tak ada jawaban hanya terbengong karena teman-temannya tidak menyebutkan Ardi tadi, padahal mereka makan bersama dan membahasnya juga.

"Apa perlu aku yang memakaikannya?" Ardi mencoba menawarkan bantuan pada Disya yang diam terpaku.

"Tidak perlu. Makasih" jawab Disya kemudian meraih helm KYT warna ungu dari tangan Ardi.

Disya lalu meletakkan ranselnya diantara Ardi dan dirinya. Lalu menaiki motor dan berpegangan pada pegangan body motornya. Ardi merasa senang karena bisa boncengin Disya dan mencuri-curi pandang dari kaca spionnya.

Sesampainya di Mall Bella Terra mereka lalu memarkirkan motornya masuk ke basement parkiran motor dan bergegas menuju lift ke lantai 6 dimana CGV theater itu berada. Mereka memilih film Train to Busan yang ada aktor Gong Yo nya. Terlihat para lelaki sedang membayarkan pasangan masing-masing. Ardi tidak mau menerima uang dari Disya sebagai penggantian membeli tiket.

"Harga diri seorang lelaki adalah tidak mau menerima pembayaran dari seorang perempuan" kata Ardi.

Kemudian Disya memikirkan cara bagaimana kalau dia traktir makanan atau minuman.

"Kakak mau kopi, teh atau softdrink?" tanya Disya menawarkan.

" Kopi Gula Aren aja" jawab Ardi.

Disya memesankan Kopi Americano untuk dirinya dan Kopi Gula Aren untuk Ardi. Lalu memesan salt popcorn untuk berdua. Namun lagi-lagi saat Disya hendak membayar, kartu e-money milik Ardi sudah ditangan kasir.

"Kak" keluh Disya memandangi Ardi.

"Jangan rusak harga diriku sya. Anggap aja, hari ini dapat hadiah dariku" kata Ardi.

"Ga pahit itu kopi Americano. Biasanya kalau cewek itu suka yang manis-manis" tanya Ardi.

"Buat apa manis-manis, aku kan sudah manis" canda Disya.

"Bisa aja becandanya" kata Ardi menarik hidung Disya yang mancung

"Aduh Sakit" keluh Disya sambil mengusap-usap hidungnya

Tak lama pintu theater dibuka. Mereka langsung masuk dan memilih seat di tengah-tengah agar menontonnya tidak mendangak atau menunduk. Mereka duduk berurutan berpasang-pasangan. Dimulai dari ujung kiri, Disya, Ardi, Ranto, Ayu, Dewi dan Dwi.

'Kenapa gue dipojok?' keluh Disya dalam hati.

Disya lalu duduk dan meletakkan tasnya di dekat kaki, lalu meletakkan popcorn ditengah-tengah dirinya dan Ardi, Kopi Americano masih digengangan tangannya sampai lampu meredup dia lalu meletakkan kopinya di tempat sebelah kirinya. Tangan kanannya mulai mencomot popcorn dan bergantian dengan Ardi mengambil popcorn setelah Disya.

Ditengah-tengah pemutaran film, teman-temannya pada berisik ketakutan. Disya lalu melirik kearah Dewi dan Ayu.

"Hey.. hey.. hey.. bukan muhrim jangan pegang-pegang" Disya memberikan nasihat.

"Iya-iya bawel" kesalnya Dewi.

Ardi yang memperhatikan kelakuan Disya yang tidak bisa diem sama temennya, senyum-senyum sendiri lalu berbisik pada Disya.

'Bukankah kamu melakukan hal yang sama pada pak Arya' ucap Ardi mengingatkan.

'Jangan bawa-bawa pak Arya disini. Asal kamu tau ya, aku sudah berusaha menghindar dari segala sentuhan tapi dia sangat agresif dan...' Disya menghentikan omongannya lalu teringat pada ciuman dipipi yang dilakukan pak Arya pada dirinya.

'Dan apa??' tanya Ardi penasaran.

'Membuatku nyaman serasa aku punya sosok seorang kakak' jelas Disya.

'Apakah dia pernah menciummu?' tanya Ardi penasaran.

Sontak Disya kaget akan pertanyaan Ardi lalu segera mengambil tas dan kopinya beranjak pergi meninggalkan Ardi dan teman-temannya.

"Mau kemana dia?" tanya Ranto.

"Paling ke toilet" jawab Ayu.

"Bentar ya aku susul Disya" pamit Ardi sambil membawa jaket motornya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!