Coklat

Esoknya Disya mengucapkan salam dan sapanya pada semua orang yang ada di dalam ruangan.

"Pagiiii" jawab semangat semua orang di dalam.

"Sudah sarapan dek?" tanya pak Fahmi

"Sudah pak dirumah tadi." jawab Disya.

"Ayo sini cicipin gorengan yang dibeli pak Arya tadi" pak Fahmi menawarkan.

"Terima kasih pak. Sudah kenyang." tolak Disya dengan sopan.

Disya mencari keberadaan pak Arya. Namun pak Arya tidak ada diruangan hanya laptopnya saja. Kemudian Disya membuka laci tempat pak Arya meletakkan kunci lokernya kemarin. Disya kaget ada kalung salib di lacinya. Disya kira pak Arya adalah seorang Muslim tapi ternyata dia berbeda dengan keyakinannya.

Lalu kenapa kemarin dia menjawab salam darinya.

Disya segera menutup laci dan berjalan membuka lokernya. Setelah menaruh tasnya di loker. Disya bingung mau melakukan apa?. Disya melihat meja pak Arya berdebu. Disya lalu keluar berlari ke pantry untuk meminjam lap bersih dan semprotan pembersih kaca.

Dari atas Disya bisa melihat line produksi itu sangatlah luas dan banyak sekali mesin. Didalamnya terdapat banyak Forklip yang sedang berlalu lalang. Disya sekilas melihat pak Arya sedang menengok mesin yang bocor kemarin. Disya terpesona saat melihat pak Arya membuka helm dan mengibaskan rambutnya yang sudah penuh dengan keringat. Disya tanpa sadar senyum-senyum sendiri. Senyuman Disya rupanya dilihat oleh Ardi. Ardi berniat menjahili Disya dengan bersiul.

"Priwit.." suara siulan membuyarkan sejenak pandangan Disya

"Priwit.. " siulan kedua. Disya mencari sumber siulan.

"Priwit.." siulan ketiga berhasil memikat Disya untuk menoleh ke arahnya.

Ardi mengedipkan matanya. Lalu melambaikan tangannya ke arah Disya. Temannya yang menyadari Ardi mulai tertarik pada Disya.

"Cie.. Ardi.."

"Huuu.. Hoo.." suara riuh mulai terdengar dari line produksi. Buru-buru Disya memasuki ruangan. Takut semua mata tertuju padanya.

Didalam ruangan Disya melap meja pak Arya dan menyemprotkan cairan pembersih debu. Dirapikan berkas-berkas yang berserakan di meja. Lalu ia masukkan semua berkas tadi pada box file kosong berwarna biru.

Dilapnya meja dan diangkatnya laptop dengan hati-hati. Kini meja dan kursi Arya benar2 kinclong. Setelah membersihkan meja kerja pak Arya, Disya bergegas membersihkan meja rapat kecil yang ada diruangan tersebut. setelah bersih. Disya mengembalikan lagi lap dan cairan bersih ke pantry. Disya berjalan setengah berlari agar tidak bertemu dengan makhluk bernama Ardi. Lalu dia kembali ke ruangan.

Saat dia kembali ke ruangan. Semua orang sudah berdiri hendak keluar dari ruangan satu per satu. Kemudian pak Fahmi menekan bel tanda briefing akan dimulai.

"Disya, Handphonemu kemana?" tanya pak Fahmi.

Disya baru sadar dia belum mengantongi HPnya. Sepertinya tertinggal dalam tas.

"Tadi pak Arya telpon katanya kamu disuruh input dokumen yang ada di meja. Instruksinya sudah di WA oleh pak Arya."

"Oiya, tadi pak Arya berpesan kamu tidak boleh ikut briefing pagi ini. Fokus saja menginput file." kata pak Fahmi kembali.

"Baik pak".

Disya bergegas mengambil Handphonenya dari dalam tasnya. dan memasukkan tasnya kembali ke loker.

Disya beranjak ke arah meja kerja pak Arya dan mulai membuka laptopnya. Lalu menyalakan laptop milik pak Arya. Disya mulai mengetik password laptop sesuai instruksi pak Arya pada WAnya. Membuka program yang kemarin dan memilah berkas yang ada di box file tadi sesuai instruksi pak Arya.

Kemudian Disya mengirim pesan pada pak Arya menanyakan istilah-istilah baru yang belum dipahaminya. Tapi belum dibalas oleh Arya. HP Arya sengaja di silent karena sedang ke meeting point dengan tim Assembly.

Disya hanya bisa menandai dengan post it beberapa dokumen yang belum diinputnya. Saking sibuknya Disya menginput tanpa disadari pak Fahmi telah memanggil Ardi dan teman-temannya ke ruangan produksi terkait Rear Axle.

Diruangan Ardi pun tak berani menjahili Disya karena Disya. Disya pun juga tak sempat menengok kanan dan kiri. Mukanya fokus pada laptop kerjanya. Tak lama Arya masuk dan menanyakan perkembangan penginputan.

"Bagaimana dek? sudah selesai?"tanyanya

"Aduh bapak, saya WA bapak tidak dibalas" keluh Disya pada Arya. Arya baru sadar HPnya belum diubah ke mode biasa, masih pada mode silent.

"Aduh maaf ya. Tadi lagi meeting point. Okey, yang mana yang susah dek?"

Disya lalu menunjukkan dokumen yang telah di post it dengan beberapa pertanyaan pada post it tersebut kepada Arya.

Arya lalu mendekatkan dirinya ke Disya dan memandunya input pada laptop. Disya merasa canggung dengan posisi duduknya saat ini, hendak berdiri tapi pundaknya ditekan Arya untuk mengisyaratkan tetap duduk ditempatnya.

"Duduk aja disini." perintah Arya.

Arya lalu menunjukkan dokumen yang di post it tadi namanya Supply dan mengarahkan Disya ketika ada kalimat ini atau tanda seperti ini, ia harus masukkannya ke kolom Supply yang sudah dibuat oleh Arya sebelumnya. Setelah itu Arya membuat rumus agar memudahkan pekerjaannya. Lalu ia menunjukkan berkas-berkasnya lagi dan memberikan contoh pengetikannya

" wow.. " kata Disya terkejut dengan rumus yang sulit, namun pak Arya bisa membuatnya.

"Ajarin saya ya pak rumus yang tadi" pinta Disya.

"Gampang, nanti jika ada waktu senggang." jawab Arya.

"Kamu suka coklat? tanya Arya pada Disya.

"Suka pak" jawabnya.

Lalu Arya mengambil tasnya dari lokernya dan mengeluarkan kotak pink yang berisi coklat Delfi yang hendak diberikannya pada Disya.

"Ini buat kamu."

"Semuanya pak?" tanya Disya

"Iya"

"Makasih ya pak." kata Disya senang dan mulai membuka kotak coklatnya.

"sama-sama " jawabnya.

"Saya tinggal dulu ya. Nanti kalau ada apa-apa Telpon atau WA saya saja."

"Siap pak" jawab Disya sambil membuka bungkusan coklatnya.

"Disya" panggil Arya ragu untuk meninggalkannya karena baru ngeh ada Ardi disana. Berhubung disitu ada Fahmi ga mungkin Ardi berani menjahili Disya

"Ya pak, adakah yang lupa?" tanya Disya

"Nanti siang, ikut saya meeting dengan Siska, Galih dan pak Fahmi." kata pak Arya sambil nengok ke arah pak Fahmi

"Meeting dimana pak? sekalian makan siang diluar ya?? dibayarin kan??" tanya pak Fahmi panjang lebar pada Arya

"Di Hanamasa. Ya bonuslah buat kalian"

"Jam berapa berangkat pak?"

"Jam 11.30 jalan dari sini."

"OK.. saya selesaikan ini dulu ya pak. Biar bisa langsung di produksi Rearnya"

"Lekas dibereskan". perintah Arya pada Fahmi. Fahmi hanya mengisyaratkan tanda OK.

Saat Arya sudah berlalu pergi meninggalkannya. Disya kembali fokus pada inputannya. Ardi hanya mencuri-curi pandang sambil mendengarkan mereka berbicara.

Tiba-tiba WA dari pak Arya masuk.

Makan coklatnya pelan-pelan

Disya tersenyum dan membalas dengan emoticon jempol dan smile senyum

"Disya" panggil pak Fahmi.

"Ya pak"

"Boleh minta tolong panggil pak Galih lewat speaker" perintahnya. Kemudian Disya menyalakan speaker.

"Panggilan kepada Bapak Galih. Bapak Galih ditunggu oleh Bapak Fahmi di lantai atas ruang produksi. Terima kasih" suara merdu Disya lalu segera mematikan speakernya kembali.

"Makasih ya dek" kata pak Fahmi.

"Sama-sama pak" jawabnya.

"Kalian kerjakan sesuai sketsa ini, target 20 unit Rear Axle dalam sehari. Bisa kan?" perintah Fahmi pada Ardi dan teman-temannya.

"Bismillah ya pak. Kami coba dulu pak" jawab Ardi. Kemudian mereka keluar bersama-sama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!