Rapat berdua

Hari ini hari pertama bagi Disya, Dewi dan Ayu untuk menyelesaikan tugas magang di PT Inti Garuda Persada. Sesampainya di kantor, mereka bekerja ditempat terpisah Dewi di bagian Engineering, Ayu di bagian Quality Control dan Disya di bagian Produksi.

Disya memegang ujung almamater dan menarik-narik kancingnya karena merasa gugup. Bagaimana kalau nanti bossnya galak atau bossnya genit, apa yg harus dilakukan??

"Disya, ayo masuk" Kata Siska membuyarkan pikirannya Disya

"Aa..iya.." jawab Disya gugup.

Arya menatap terpesona saat Disya memasuki ruangan. Disya tampak seperti orang yang dikenalnya. Ya..Jihan.. wajahnya mirip dengan mantan pacarnya Arya. Bedanya Jihan berhijab sedangkan Disya tidak berhijab, rambutnya di kuncir kuda dan memakai Almamater berwarna merah Maroon lengan panjang.

Tak mau terlihat oleh Siska, buru-buru Arya beranjak dari tempat duduknya menuju tempat dimana Disya sedang berdiri lalu menyambutnya.

"Disya perkenalkan dirimu" kata Siska

"Selamat pagi pak, perkenalkan na nama saya Disya Prameswari. Sa..saya dari SMK Dubles semester 4. Mohon arahan dan bimbingannya pak" kata Disya yang sempat terbata dalam perkenalan berusaha tersenyum.

"Pagi Disya, Saya Arya Narendra. Saya Kepala Divisi Produksi disini. Selamat bergabung di PT Inti Garuda Persada. Mohon bantuannya ya" sapa Arya sambil mengulurkan tangan pada Disya.

"Sama-sama pak mohon arahannya" sambut Disya mengulurkan tangannya.

Saat mereka berjabat tangan, entah kenapa jantungnya Disya berdebar kencang. Ini pertama kalinya Disya menjabat tangan lelaki selain Ayah dan gurunya. Arya pun merasakan hal yang sama. Ada sesuatu dalam diri Disya yang membuatnya tertarik. Apakah masa lalunya yang membuatnya rindu. Ataukah memang benar-benar suka.

"Ehm.." Siska bedehem membuat jabat tangan antara Arya dan Disya segera dilepaskan.

"Baik Pak Arya, kalau begitu saya izin permisi dulu" pamit Siska.

"Oo.. iya.. Makasih ya Siska" kata Arya

"Sama-sama pak" kata Siska beranjak pergi dari ruang produksi.

Kini Arya dan Disya hanya berdua di ruangan kerja itu. Arya kemudian membuka loker lemarinya untuk mengosongkan benda-benda yang berserakan di lokernya.

"Tasnya bisa diletakkan di loker ini. Ini kuncinya kamu pegang, jangan sampai hilang ya. Selanjutnya kamu ikut saya ke Line Produksi." perintah Arya

"Baik pak" jawab Disya sambil memasukkan tasnya lalu mengunci loker yg kini menjadi miliknya.

"Pakai helm keselamatan yang tergantung di sana" Arya menunjuk pada salah satu sudut ruangan dekat pintu terdapat beberapa helm keselamatan berwarna putih, biru, kuning dan merah yang tersusun rapi.

"Warna apa ya pak yang akan saya pakai?" tanya Disya

"Warna putih"

"Oiya Disya boleh saya minta tolong, tolong ambilkan formulir di odner biru yang tertulis F4.7 Sample Sampling ambil sebanyak 2 lembar ya." perintah Arya kembali.

"Baik pak" kata Disya lalu mengambil beberapa formulir di ordner yang tersimpan rapi di dalam lemari arsip.

"Kamu harus fokus pada ucapan dan perintah saya ya"

"Baik pak"

"Tunggu.. Kenapa helmnya tidak dikancing?" kata Arya sambil membenarkan posisi helm yang dipakai Disya. Muka Arya dan Disya kini berhadapan. Disya tak sengaja menjatuhkan papan berisi formulir ke lantai karena gugup.

"Maafkan saya pak"

"A..iya ga papa" kata Arya kemudian membalikkan badannya utk menutupi wajah bahagianya bisa menatap Disya lebih dekat.

"Ayo Disya, ikuti saya" perintahnya kembali sambil tersenyum.

"Baik pak"

Kemudian Disya mengikuti Arya dari belakang. Langkah kaki Arya dua kali lipat dari langkah Disya. Hingga Disya sedikit agak berlari mengikutinya.

Sebelum ke Line Produksi, Arya memperkenalkan assisten barunya kepada rekan kerjanya dalam tim produksi. Hingga semua Staff tangan kanannya dibuatnya bingung dan heran. Tidak biasanya Pak Arya mau mengajak assistennya berkeliling Line Produksi.

"Tumben boss sangat bersemangat dengan Assisten barunya" celetuk Galih. Galih adalah Staff Quality Control yang kerjanya mendesign mesin untuk tim produksi.

"Mungkin karena cewe jadi bersemangat dia" kata Dedi

"Kali ini rajin-rajin akh ke atas, mau ngepoin assistennya boss. Syukur-syukur dapat nomor HPnya. Hehehe.." niat Galih iseng.

"Nggapain loe ke atas, mau di omelin boss kalau ketahuan godain assistennya" Cegah Dedi pada Galih.

"Kalau mau dapat nomor HPnya bisa lewat aplikasi kepegawaian aja. Gampang kan??" tambah Dedi memberikan solusi.

"Cakeeep. Penuh Solusi..Terima kasih ya" kata Galih dengan penuh semangat membuka file kepegawaian. Saat galih membuka file kepegawaian, ternyata data yang diinginkan galih tidak tersedia, Galih memikirkan cara lain untuk mendapatkan nomornya nanti.

Selama berkeliling Line Produksi banyak yang berusaha menggoda Disya dengan bersiul atau langsung berkata. Namun Disya tak menghiraukan itu, yang dipikirkan saat ini adalah fokus pada pekerjaannya. Disya mencatat jumlah setiap barang yang ada di line baik yg diproduksi atau reject.

Setelah selesai mencatat barang-barang yang diperintahkan oleh pak Arya, ia mengajak Disya menulis laporan di sebuah Aula rapat kecil yang berada di pojok line produksi menghadap ke mushola kecil yang biasanya dipakai oleh para karyawan beristirahat makan siang. Arya memberikan tumpukan kertas pada Disya untuk dipilah-pilah berdasarkan kelompok unitnya dan dia meninggalkan Disya sebentar untuk mengambil laptopnya.

Ruangan Aula kecil ini ber AC dan tembus pandang kearah produksi mesin, namun kedap suara. Baru saja Arya pergi, tiba-tiba datang seorang karyawan senior langsung duduk berhadapan dengan Disya untuk mengajaknya berkenalan. Kemudian disusul temannya duduk disamping Disya.

"Kamu anak magang baru disini ya?" tanya karyawan senior itu.

"iya pak"

"Namanya siapa??

"Disya pak"

"Lho koq manggilnya bapak. Panggil aja kakak, Abang, Mas, atau Aa."

Disya hanya senyum saja lalu fokus melihat berkasnya lagi.

"kamu tinggal dimana??"

Sebelum Disya menjawab terdengar deheman pak Arya dari balik punggung karyawan senior itu.

"Baru ditinggal sebentar rupanya ada yang datang."

"Eh bapak, maaf mengganggu." permohonan maaf karyawan itu

"Bisa tinggalkan kami berdua. Banyak laporan dan tugas yang harus kami selesaikan. Jika ingin berkenalan mohon diluar jam kerja saja." tegur Arya pada bawahannya. Bawahannya hanya mengangguk dan pergi dari ruangan itu.

Arya lalu berjalan ke arah tempat duduk Disya. Begitu dekat mereka berdua duduk. pak Arya membuka laptopnya. Disya memilah milah berkas. Arya sibuk input dengan laptopnya lalu sesekali meminta sebuah dokumen kepada Disya. Arya pun menjelaskan segala dokumennya dan Disya mencatat, catatan penting yg harus diingat Disya dan tidak boleh salah.

Sudah hampir 3 jam mereka mengerjakan tugas di ruang rapat, hingga hampir tiba jam makan siang. Arya mengajak Disya merapikan berkas dan membawanya ke ruang Management Produksi. Sesampainya mereka diruangan, ternyata sudah banyak orang berada disana. Arya lalu memperkenalkan kepada Disya masing2 kepala Head Office dan para Foreman. Rupanya Disya disambut dengan hangat oleh mereka. Disya agak bingung dan bagaimana ia harus bersikap dan juga saat ini dia khawatir bagaimana kalau di dijahili karena isi dari management Produksi, semuanya adalah lelaki.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!