Hukuman

Arya menceritakan kejadian yang barusan Disya alami kepada Siska. Disya hampir tertabrak kontainer yang sedang melintas di line produksi gara-gara dia tidak tau fungsi garis dan warna di perusahaan ini. Arya meminta Siska untuk mengadakan Training dadakan

" Ya nanti aku training dadakan lagi. Tapi izinkan aku menghabiskan makanan terlebih dahulu" sahut Siska kesal. Ini waktu istirahat dan makan bukan membahas kerjaan kesalnya dalam hati.

"Maaf, saya yang salah pak, saya yang tidak bertanya diawal training atau mungkin ibu Siska sudah menjelaskan namun saya yang lalai" bela Disya dengan tatapan rasa bersalah dan menundukkan pandangan pada Arya dan Siska.

Teman-temannya menatap Disya bertanya-tanya menuntut penjelasan darinya. mereka lalu mengeluarkan HP mengetik dan mengirim pesan bergantian.

Dret..Dret.. Drett

Mode getar HP milik Disya berbunyi. Disya yakin bahwa itu pesan dari temannya. Ayu lalu menunjukkan HPnya menuntut dibalas obrolan group chat. Dengan malas Disya membalas pesan di group chat 'Nanti ya saat pulang kerja'.

"Sudah dengar kan pak Arya" kata Siska memberikan penekanan pada nada bicaranya lalu kembali menyantap makanannya.

"Well, kalau begitu Disya kamu saya hukum." kata Arya

glek..

Teman-teman Disya mulai memperhatikan Disya dan agak menatap ketakutan dengan sikap pak Arya. Seperti atasan yang killer. Untung Disya yang keterima di Produksi. Karena teman-temannya percaya Disya amatlah kuat. Pasti Disya bisa bertahan disana.

'Mampus gue' batin Disya

"Ya pak saya terima hukumannya tapi jangan berat-berat atau susah-susah ya pak."

"Masukkan No. HPmu disini" kata Arya sambil mengeluarkan HPnya dari saku celananya.

"Hukumannya akan saya WA setelah itu. Jadi jangan mengabaikan WA atau Telpon dari saya. Mengerti!!" tegas Arya.

Siska hanya senyum-senyum sendiri melihat tingkah lucu temannya itu hanya modus meminta no. HP Disya. Hukuman?? Hal sepele tidak mungkin akan dihukum kecuali menyangkut kerugian perusahaan atau karyawan yang menentang perintahnya.

Disya segera memasukkan no. HPnya ke dalam HP canggih dan mahal milik Arya. Setelah itu diberikan ke Arya. Tanpa Disya sadari ternyata nama yang tadi disimpannya, seketika diganti oleh Arya dengan My Dear.

Kemudian Arya mengirimi pesan ke Disya.

'Jangan berikan nomor HPmu ke orang lain disini. Karena disini banyak orang genit dan iseng. Hati-hati ya!!'

Disyapun membalas ketikan ' Baik pak'

Setelah selesai makan. Disya dan teman-temannya meminta izin mendahului Siska dan Arya untuk melakukan ibadah Sholat.

Sebelum Disya dan teman-temannya beranjak pergi, Arya berpesan pada Disya. "Disya, selesai sholat langsung ke ruangan saya ya. Minta tolong nanti file yang di meja saya difotocopy yang sudah saya tandai post it kuning. Dan satu lagi berjalanlah di jalur hijau. paham!!"

"Baik pak"

Setelah mereka berlalu, kini Siska yang bersuara dan meledek temannya itu. Arya paham Siska menuntut penjelasan atas sikapnya hari ini.

" Modus apalagi ini?Hukuman??No.HP??" Kata Siska sambil tertawa kecil sedikit meledek dan menggelengkan kepalanya.

"Apakah kau tertarik oleh anak magang itu??" bicara Siska to the point pada Arya.

" Wajar bukan seorang atasan memiliki no. HP karyawannya. Sedangkan di database anak magang tidak ada apapun informasi tentangnya kecuali Nama, Fotonya, Tgl lahir, asal sekolah dan alamat yang tertera bahkan selalu diisi alamat sekolah oleh pihak HRD" Arya memberikan penjelasan serta keluhan pada Siska.

"Tapi kali ini beda saat aku berikan pemagang perempuan. Semua orang di bagian Produksi nampaknya sangat bersemangat akan kehadirannya. Ya bersiaplah menjaganya dan bersiap pula untuk bersaing, karena saat ini pemagangmu itu sedang menjadi trending topik" Siska memberikan nasihat dengan semyuman jahilnya berlalu meninggalkan Arya.

'Sial' batin Arya.

'Baiklah siapa yang berniat mendekati Disya. Akan aku awasi setiap gerak geriknya.

Setelah selesai sholat, Disya bergegas meninggalkan teman-temannya dan berjalan ke tempat dia bekerja magang tadi. Saat ini Disya berjalan lebih hati-hati lagi. Dia akan mengingat untuk berjalan di line berwarna hijau dan menyebrang pada zebra cross.

Arya yang melihatnya dari balik jendela senang ketika Disya datang dan berjalan pada linenya.

Pintu diketuk dengan sopan. Saat itu pun Arya mempersilahkan masuk. Disya lalu menuju meja kerja Arya dan menanyakan berkas yang akan dia fotocopy

Arya lalu memberikan setumpuk dokumen yang berpost it kuning untuk difotocopy. Lalu memastikan bahwa Disya telah memahami instruksinya.

Disya bergegas ke mesin fotocopy untuk menggandakan dokumen. Mesin fotocopy itu terletak di samping meja pak Arya. Mesin fotocopy merek Canon berwarna putih abu-abu dinyalakan oleh Disya.

Disya bingung harus menekan apa setelah ini. Disya memberanikan diri untuk bertanya pada Arya.

"Pak, boleh saya minta diajarkan cara mengoperasionalkan alat ini?" permintaan tolong Disya.

Arya yang mendengarnya lalu berdiri dari kursi kerjanya dan meninggalkan laptopnya sebentar menghampiri Disya yang berdiri di depan mesin fotocopy.

"Ambil kertas kosong itu lalu masukkan ke dalam mesin fotocopy dengan menekan tombol open pada tray kertas. Setelah itu tutup kembali dengan menekan tray. Lalu tekan tombol copy pilih kertasnya F4. lalu masukkan dokumen yang akan dicopy. setelah itu tekan tombol start." Arya memberikan penjelasan.

"Coba kamu praktekan" perintah Arya

Disya lalu mempraktekkannya dan saat itu tangan Arya menepuk pundak Disya untuk memberinya semangat. Disya membalas dengan tersenyum lalu berkata " Terima kasih pak atas bantuannya"

"Panggil saya Kak saja ya. Saya belum menikah." Arya menekankan sedikit maksudnya agar Disya tidak salah menilainya. Namun Disya ragu karena bagaimanapun yang lainnya menyebutnya dengan kata Pak karena memang pak Arya dalam struktur organisasi di unit Produksi ini adalah atasan tertinggi walaupun masih muda.

"Tapi saya tidak biasa pak, mengingat bapak adalah atasan saya" kata Disya sambil tersenyum.

Ada rasa kecewa pada raut wajah Arya karena Disya tidak mau menyebutnya kakak.

" Ya sudah jika kamu lebih nyaman memanggil saya seperti itu." katanya

Arya lalu duduk kembali ke meja kerjanya dan fokus pada laptopnya. Belum selesai Disya melakukan tugasnya. Arya lalu memberikan perintah kepadanya untuk membuatkan kopi yang letaknya disamping Dispenser, disana ada lemari tempat penyimpanan cangkir lengkap dengan gula, teh, kopi dan krimer, alat press kopi.

"Boleh minta tolong buatkan saya kopi latte dek Disya"

" Baik pak"

Disya beranjak dari tempat berdirinya saat ini menuju meja dekat dispenser untuk membuatkannya kopi. Pertama-pertama Disya menyeduh kopi pada alat press kopi. Ia menyiapkan set cangkir, lalu memasukkan gula dan kopi yang telah ia seduh dari alat press dituang ke cangkir yg berisi gula. Setelah itu ia mengaduk kopi lalu menambahkan krimer pada larutan kopi tersebut. Diaduknya kembali kopi dalam cangkir dan segera memberikannya pada pak Arya.

"Terima kasih, dek" ucap Arya.

"Sama-sama pak"

Kemudian Disya meletakkan nampannya kembali di nakas dekat dispenser. Lalu kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Melanjutkan memfotocopy semua dokumen.

"Dek, nanti setelah fotocopy, masukin file ini ya ke dalam aplikasi ini ya" katanya sambil menunjukkan dokumen yang dimeja dan menunjukkan aplikasi produksi dan memasukkan di sheet demi sheet.

"Nanti kalau ada yang ditanyakan WA saya ya, saya tinggal sebentar untuk cek barang di QC." katanya sambil menyeruput kopi buatan Disya.

'Enak juga kopi buatannya' batinnya sambil tersenyum-senyum lalu menutup cangkir kopinya kembali menyisakan untuk nanti karena sayang jika dihabiskan sekaligus.

"Jangan kemana-mana ya dek! Ingat kamu masih dalam masa hukuman saya" pesan Arya kembali sambil mengenakan helm keselamatannya. Berjalan membuka pintu dan meninggalkan Disya sendiri yg masih melanjutkan memfotocopy sedikit lagi selesai.

'Jadi ini hukumannya?' gumamnya sambil tersenyum senang. Alhamdulillah tidak susah dan tidak macam-macam.

Terpopuler

Comments

Manik🌼

Manik🌼

Seperti nya/Grin/

2025-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Diterima Magang
2 Rapat berdua
3 Makan Siang Bersama
4 Hukuman
5 Briefing
6 Tersangkut
7 Coklat
8 Nge Grill
9 Kenangan
10 Asyik Bermain
11 Amarah Arya
12 Merebut Hati
13 My Lucky
14 Nonton Bioskop
15 Perasaan Ardi
16 Mengantar Pulang
17 Cemburu
18 Sisi Liarmu
19 Perasaan Arya
20 Ketahuan Ayah
21 Bucin
22 Arya vs Ardi
23 Hati ke Hati
24 Mualaf
25 Tidur di Apartemen
26 Malu
27 Pindah Tugas
28 Dibuat bingung
29 Kecemasan
30 Dikeroyok
31 Janji Setia
32 Pilihan
33 Arya Sakit
34 Geng Mantan
35 Obrolan Kantin
36 Mr. Pemuja Rahasia
37 Berjanjilah
38 Menemani Dance
39 Berantem
40 Tertimpa Batang Pohon
41 Meminta Maaf
42 Hard Work
43 Di Bus Bersama Sahabat
44 Family Gathering
45 Perpisahan
46 Mengalami Delusi
47 Pertemuan dengan Mr. Adam Smith
48 Delusi untuk kedua kali
49 Mimpi Buruk
50 Rencana Arya
51 Di kawal
52 Will You Marry Me
53 Terkena Air Panas
54 Pertunangan
55 Pengumuman Kelulusan
56 Sah
57 Bulan Madu
58 Kehamilan Disya
59 calon suami Natasya
60 Lamaran Ardi
61 Ditangkap Ardi
62 Buku Diary Disya
63 Ayah pergi
64 Gelang yang disimpan
65 Resepsi pernikahan
66 Arya Sakit
67 Salah Sasaran
68 Sindiran Arya
69 Welcome to Japan
70 Jalan dengan wanita lain
71 Kembali ke Indonesia
72 Bertemu Kembali
73 Saling Rahasia
74 Kepergian Arya
75 Kenangan Indah
76 Mobil buatan Arya
77 Kejutan Brand Ambassador
78 Menyelamatkan Disya
79 Niat Baik Peter
80 Menemui Justin
81 Bernyanyi tanpa Izin
82 Kerelaan Justin
83 Kesepakatan Aris dan Justin
84 Boomerang
85 Dikejar Wartawan
86 Menunggu Disya
87 Tantangan tak terduga
88 Yes or No?
89 Mimpi Buruk
90 Berdebat Baju
91 Kebenaran Firasat Justin
92 Mencemaskanmu
93 Gugup
94 Keluarga yang hangat
95 Menikah Kedua Kalinya
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Diterima Magang
2
Rapat berdua
3
Makan Siang Bersama
4
Hukuman
5
Briefing
6
Tersangkut
7
Coklat
8
Nge Grill
9
Kenangan
10
Asyik Bermain
11
Amarah Arya
12
Merebut Hati
13
My Lucky
14
Nonton Bioskop
15
Perasaan Ardi
16
Mengantar Pulang
17
Cemburu
18
Sisi Liarmu
19
Perasaan Arya
20
Ketahuan Ayah
21
Bucin
22
Arya vs Ardi
23
Hati ke Hati
24
Mualaf
25
Tidur di Apartemen
26
Malu
27
Pindah Tugas
28
Dibuat bingung
29
Kecemasan
30
Dikeroyok
31
Janji Setia
32
Pilihan
33
Arya Sakit
34
Geng Mantan
35
Obrolan Kantin
36
Mr. Pemuja Rahasia
37
Berjanjilah
38
Menemani Dance
39
Berantem
40
Tertimpa Batang Pohon
41
Meminta Maaf
42
Hard Work
43
Di Bus Bersama Sahabat
44
Family Gathering
45
Perpisahan
46
Mengalami Delusi
47
Pertemuan dengan Mr. Adam Smith
48
Delusi untuk kedua kali
49
Mimpi Buruk
50
Rencana Arya
51
Di kawal
52
Will You Marry Me
53
Terkena Air Panas
54
Pertunangan
55
Pengumuman Kelulusan
56
Sah
57
Bulan Madu
58
Kehamilan Disya
59
calon suami Natasya
60
Lamaran Ardi
61
Ditangkap Ardi
62
Buku Diary Disya
63
Ayah pergi
64
Gelang yang disimpan
65
Resepsi pernikahan
66
Arya Sakit
67
Salah Sasaran
68
Sindiran Arya
69
Welcome to Japan
70
Jalan dengan wanita lain
71
Kembali ke Indonesia
72
Bertemu Kembali
73
Saling Rahasia
74
Kepergian Arya
75
Kenangan Indah
76
Mobil buatan Arya
77
Kejutan Brand Ambassador
78
Menyelamatkan Disya
79
Niat Baik Peter
80
Menemui Justin
81
Bernyanyi tanpa Izin
82
Kerelaan Justin
83
Kesepakatan Aris dan Justin
84
Boomerang
85
Dikejar Wartawan
86
Menunggu Disya
87
Tantangan tak terduga
88
Yes or No?
89
Mimpi Buruk
90
Berdebat Baju
91
Kebenaran Firasat Justin
92
Mencemaskanmu
93
Gugup
94
Keluarga yang hangat
95
Menikah Kedua Kalinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!