Briefing

Jam sudah hampir menunjukkan pukul 15.30 namun pak Arya belum juga tiba. Diruangan produksi sudah mulai berdatangan para foreman dan section head. Di meja besar mereka berkumpul dan berbincang bahkan ada yang menulis laporan, ada juga yang menggambar kerangka mesin seperti Axle Shaft process, Rear Axle Assembly, Housing Tube, dan sebagainya. Ada juga yang menginput data pada laptop. Ada juga karyawan yang membagikan susu pada teman-temannya saat istirahat sambil menunggu briefing sebelum pulang kerja.

Arya masuk setelah semua menempati bangkunya masing-masing. Arya lalu duduk dibangkunya menghampiri Disya yang menunggu inputannya untuk dikoreksi.

"Bagaimana dek, sudah diinput?" tanyanya.

"Sudah pak. Tapi mohon dikoreksi dulu pak. Takut ada yang salah."

"Okey nanti saya koreksi dirumah saja. Sekarang kamu tekan bel alarm yang ada di deket speaker. Ikut saya briefing sebelum pulang kerja diruang rapat bawah bersama divisi Quality Control (QC) dan Engineering." perintahnya.

Disya lalu membunyikan bel yang ada di speaker. Saat bel berbunyi, semua karyawan menghentikan kegiatannya dan mematikan mesin produksi. Jika ada yang tanggung memproduksi, maka karyawan tersebut harus menyelesaikannya karena misi perusahaan ini adalah No Wasting, Today Is Better (Tidak ada pemborosan, Hari ini Lebih Baik).

"Yuk, teman-teman kita briefing sebelum Pulang." ajak pak Arya kepada semua yang ada di ruangan produksi.

"Siap Boss"

"Jangan lama-lama ya pak, sikilku loro" celetuk seorang pegawai dengan logat jawanya.

"Okey. Yen sue gek lungguh wae. Digawe santai yo pak" jawab Arya dengan bahasa jawanya dengan senyum dan tawanya dan memijat bahu karyawan tersebut. Disambut hangat oleh rekan-rekannya

'Ternyata pak Arya orang Jawa' batin Disya.

Disya turun belakangan karena merasa masih baru sehingga sungkan untuk mendahuluinya. Arya malah berhenti dan mempersilahkan teman-temannya menuruni tangga terlebih dahulu. Rupanya dia menunggu Disya. Melihat Disya yang berjalan melambat, pak Arya lalu menggenggam tangan Disya.

"Ayo Disya lekaslah" ucapnya menarik tangan berjalan sedikit berlari Disya menyeimbangi langkah Arya.

Semua berkumpul di ruang rapat. Disana Disya melihat team Produksi, QC dan Engineering serta ada teman-temannya. Disya memilih ingin dekat dengan temannya. Tapi Arya mencegahnya. Arya ingin Disya tetap disitu untuk memperhatikan jalannya briefing dan menambah ilmunya.

Briefing dibuka oleh Production Divisi Head yaitu pak Arya.

Arya berterima kasih kepada teman-temannya atas kerja keras yang mereka capai hari ini. Walaupun target belum bisa dicapai namun Arya berterima kasih kepada karyawannya karena tidak ada pemborosan yang terbuang sia-sia. Arya lalu bertepuk tangan untuk menyemangati rekan-rekannya. Kemudian diikuti oleh tepuk tangan riyuh oleh semua peserta yg hadir pada briefing sore ini.

Setelah itu, ia pun menyampaikan beberapa kendala jumlah produksi kita belum bisa mencapai target. Penyebabnya adalah satu alat produksi Rear Axle yang mengalami trouble Karena muncul oli dari luar mesin saat memproduksi.

Arya meminta tolong kepada tim Engineering untuk membantu dan memantau. Dan meminta tim Quality Control untuk memeriksa hasil dari produksi pada mesin yang bocor tadi apakah sudah sesuai standart produksi atau belum. Arya mengingatkan jangan sampai saat Assembly kurang 0,01 mm karena akan menyebabkan pemborosan bahan material. Arya memerintahkan kepada anak buahnya untuk melaporkan kepadanya selama 24 jam dan meminta tolong kepada semua tim agar dikomunikasikan dengan shift selanjutnya supaya Quality dan Quantity tetap terjaga. Aryapun mengabsen dan mencatat di Handphonenya terkait nama penanggung jawab shift yang akan melaporkan kepadanya terkait perbaikan alat dan hasil produksi.

"Semoga alat bisa diperbaiki dan tidak mempengaruhi hasil. Section Head shift sore dan malam siapa yang jaga dari masing-masing team?"

"Izin pak dari Divisi QC, sore pak Wisnu, malam pak Aditya" jawab Galih

" Dari Divisi Engineering, sore pak Michael dan malam pak Jonathan" jawab Steven

Kemudian ibu Ratna menyampaikan kendala yang akan dihadapinya besok dan meminta saran pak Arya terkait ia baru saja menerima telpon dari PT. KYB meminta besok untuk mengirimkan specimen dan Controlling Systemnya namun ia ragu karena belum siap 100%. Arya pun memberikan masukan untuk mengirim dokumennya terlebih dahulu dan dokumentasi atas sampling sebelumnya yang harus terlihat meyakinkan. Specimen dikirim setelah siap saja. Jika PT. KYB menanyakan tentang specimennya, ia memerintahkan Ratna untuk memberikan alasan yang sebenarnya. Ia yakin PT KYB akan memahaminya.

Briefing hari ini berjalan agak lama dari biasanya. Di kepala Arya banyak yang ingin ditanyakan kepada rekan-rekannya. Karena merasa sebagai kepala divisi itu adalah tugas yang paling berat. Dia harus meneliti mulai dari Bahan bakunya apakah cukup untuk memproduksi 100 unit Axle dalam 2 Minggu ini, proses produksi, kesiapan alat dan SDMnya sampai dengan hasil akhir pun dia cek ketebalan mili meternya.

Arya ingin mengakhiri briefing ini, namun tiba-tiba Ragil mengangkat tangannya dan memberikan informasi terkait bahan baku cadangan masih proses uji sampling di laboratorium dan sudah lebih dari sebulan dokumen bahan baku cadangan belum terbit. Ragil sangat khawatir akan terjadi pemborosan bahan campuran jika ia memaksa untuk memakainya dalam proses pembuatan Rear Axle.

Kemudian dilanjut lagi dengan pertanyaan Steven yang kaget atas target yang diberikan Arya untuk memproduksi 100 axle dalam waktu 2 Minggu dan meminta untuk memundurkan tenggat waktu karena mesinpun sedang bermasalah. Namun Arya tetap meyakinkan Steven karena memang target tersebut adalah Permintaan PT AGI.

Ketika pak Arya sedang asyik menyampaikan pesan dan tanya jawab di briefing, tiba-tiba ada satu orang karyawannya Arya yang berjalan mendekati Disya. Karyawan itu memang tidak seganteng Arya, namun sangat manis dan memiliki badan yang tinggi serta senang bercanda. Namanya Ardi. Ardi memang ingin berniat jahil pada Disya sejak mengetahui ada anak magang disini.

Ardi lalu mencolek pundak Disya. Disya seketika menoleh. Ardi lalu memberikan kertas memo yang sudah dituliskan pesan untuk Disya. Disya nampak bingung lalu mengambil kertas itu. Dibukanya kertas itu hanya bertuliskan

Hai Disya, Salam kenal dari Ardi. Semoga kita bisa jadi teman dekat dan kamu memimpikanku.

Disya hanya menutup mulutnya tak percaya akan tulisan dimemonya itu. Lalu menoleh pada pria yang sejak tadi telah berdiri dibelakangnya dengan tatapan tanda tanya. Ardi hanya tersenyum manis pada Disya. Menyadari Arya sedang memperhatikan mereka lalu berpura-pura menyuruh Disya untuk melihat ke depan saat Arya sedang melihat Disya. Namun Disya malah melihat Ardi. Kemudian kembali menyimak briefing lagi.

Tapi lagi-lagi tangan jahil Ardi mencolek-colek pundak Disya. Disya menoleh lalu berkata 'Lagi briefing jangan jahil ya' katanya pada Ardi. Namun Ardi hanya melemparkan senyuman manis yang pasti wanita mana yang tidak meleleh hatinya saat melihat senyumnya itu.

Walaupun begitu tetap Disya tidak mau terpikat oleh pria karena fokusnya adalah belajar. Menyelesaikan tugas magang ini dan segera kembali ke sekolah. Merindukan istirahat siang sambil menonton film Drakor.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!