Mengantar Pulang

Ardi duduk disamping Disya lalu memainkan gitarnya. Kang Dedi request lagu Kopi Dangdut. Kemudian Ardi memainkan dan menyanyikan lagu untuk Kang Dedi dengan sangat indah. Sepertinya kang Dedi dan Ardi ini sudah cukup lama saling mengenal.

Sampai akhirnya pesanan mereka datang.

"Ayo dimakan neng. Semoga suka yak" kata Mb Marni.

"Makasih" kata Disya sambil tersenyum.

Petikan gitar mulai terdengar bersama suara Ardi menyanyikan lagu Ungu-Tercipta Untukku

🎸🎸🎶🎶🎵

"Menatap indahnya senyuman di wajahmu

Membuatku terdiam dan terpaku

Mengerti akan hadirnya cinta terindah

Saat kau peluk mesra tubuhku, oh

Banyak kata

Yang tak mampu kuungkapkan

Kepada dirimu

Aku ingin engkau s'lalu

Hadir dan temani aku

Di setiap langkah yang meyakiniku

Kau tercipta untukku, s'panjang hidupku"

Ardi mengakhiri lagunya sambil menatap dalam kedua mata Disya. Disya yang merasa lirik lagu itu memang ditujukan untuknya. Merasa mulai berdebar. Romantis banget Ardi. Mukanya Disya kini merah merona. Tak berani menatap kembali wajah Ardi.

"Duh kang, ga ada yang nyawer ni udah capek-capek nyanyi. Udah akh gue balikin nih gitar" canda Ardi sambil mengembalikan gitar ke posisi semula.

"Sini gue sawer pake kepretan air bak" balas candanya kang Dedi.

"Kepret aja kang" timpal Disya

"Eh dia akhirnya bisa ngomong kang. Dari tadi dia diem aja." kata Ardi meledek Disya

"Elunye aje yang ga peka. Dia ngegedek ama lu yang ga bisa diem. Diem gih sono, makan. Abisin yak." jawab kang Dedi.

"iye.. iye.. "

Ardi dan Disya makan bersama. Setelah selesai makan tepat adzan sholat Isya berkumandang. Ardi lalu mengajak Disya untuk mampir sholat sebelum mengantarnya pulang. Ardi mengajak Disya ke Masjid di sekitar Kemayoran.

Seperti biasa, Ardi selalu ditunjuk jama'ah untuk menjadi imam. Ardi pun lalu memimpin sholat Isya. Lagi-lagi selesai sholat, Disya mendengar ibu-ibu sedang mengidolakannya.

Kali ini Disya yang menunggu Ardi diparkiran masjid. Tumben Ardi lama sekali di dalam masjid. Tiba-tiba Ardi mengagetkan Disya dengan menutupi tubuh Disya dengan jaketnya.

"Duh bikin kaget aja" Disya terkejut.

"Pakai jaketnya sya, makin malam makin dingin. Jangan sampai kamu sakit" perintah Ardi.

"Iya kak" kata Disya sambil mengenakan jaket sweater warna hitam milik Ardi.

"Tumben lama kak?" tanya Disya

"Ya... aku berdo'a semoga malam ini kamu memimpikanku dan mulai membuka hatimu untukku" jawab Ardi. Disya hanya tertawa kecil dan tersenyum kecil

"Gimana ya??"kata Disya mulai membuat Ardi sedikit penasaran akan jawaban selanjutnya.

"Ga mau akh.. Saingannya banyak.. Terutama dari kalangan ibu-ibu" canda Disya.

"Dimata saya, ibu-ibu mah kalah sama anak gadis" balas candanya.

"kakak lulusan pesantren ya?" tanya Disya mulai serius.

" Aku lulusan SMA tapi sedang meneruskan belajar di sekolah SMD."

"SMD??" tanya Disya

"Sekolah Merayu Disya" jawab Ardi dengan candaan. Disya lalu mencubit lengan Ardi.

"Aw....aw.. aw.. sakit..." teriak Ardi kesakitan.

"Udah yuk pulang" pinta Disya.

"Ikan hiu naik perahu" Ardi mulai berpantun

"Apa tuh?"

"Yuk" jawab Ardi tertawa kecil setelahnya sambil mengenakan helm dan memberikan helm yang lain untuk Disya. Lalu menghidupkan motornya dan melajukannya menuju rumah Disya.

Sesampainya dirumah Disya

"Assalamu'alaikum" ucap salam Disya saat memasuki rumahnya. Ardi berada dibelakang Disya

"Wa'alaikum salam" ucap ayahnya Disya dari dalam rumah sedang membukakan pintu diikuti oleh Mamanya Disya. Setelah dibuka pintu rumah, Disya lalu mencium kedua tangan orangnya.

"Dari mana saja kamu nak?" tanya khawatir ayahnya.

"Maaf Om Tante, Tadi saya yang mengajak Disya makan diluar. Maaf kalau kemalaman" permintaan maaf Arya kepada kedua orang tua Disya.

"Siapa dia Sya?" tanya ayahnya

"Oiya yah, kenalin ini kak Ardi teman kerja Disya. Kak Ardi, mereka adalah orang tuaku" Disya mengenalkan Ardi kepada kedua orang tuanya. Ardi lalu mencium tangan kepada kedua orang tua Disya.

"Mari masuk dulu nak" ajak mamanya Disya.

"Ajak masuk temanmu itu"perintah ayahnya.

Kemudian mereka masuk ke dalam rumah. Ayah Disya hanya menatap Ardi dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ardi merasa ada tatapan tajam dari sang ayah yang sedang menginterogasi teman anaknya.

"Ma, buatkan minum untuk nak Ardi" perintah ayahnya kepada mama Disya. Disya lalu mengikuti mamanya ke dapur untuk membantu membuatkan minuman dan menyiapkan camilannya

Ayah Disya lalu melihat jaket sweater yang masih dikenakan Disya pasti milik lelaki yang ada dihadapannya ini.

"Silahkan duduk nak" ayahnya mempersilahkan Ardi

"Terima kasih pak" ucap Ardi berusaha santai.

"Terima kasih ya sudah mengantarkan Disya pulang." ucap terima kasih Ayahnya kepada Ardi.

"I.. iya pak.. dan mohon maaf ya pak jadi kemaleman. Tadi mampir dulu sholat dijalan." ucap Ardi meminta maaf sambil tersenyum nervous.

'Anak ini sopan, sepertinya rajin sholat dan baik sama Disya. Kayaknya dia tipe pelindung. Apakah dia suka ya sama anakku' batin ayah Disya.

'Aduh.. kenapa Disya lama sekali. Dari tadi ayahnya menatapku.' gemuruh dihati Ardi.

Taklama Disya membawakan minuman satu untuk ayahnya dan satu untuk Ardi beserta camilannya.

"Ayo diminum dan cicipi kuenya" kata mama Disya.

Ardi lalu meminum tehnya tanpa mencicipi kuenya.

"Terima kasih atas makanan dan minumannya, malah jadi ngerepotin ini. Tapi mohon maaf saya mau langsung pamit pulang pak, sudah malam. Ga enak mengganggu istirahat bapak dan ibu." pamit Ardi.

"Kenapa buru-buru sekali? seringlah main-main kesini" kata ayah Disya.

"Ya pak. Lain waktu saya akan sering main kesini." kata Arya.

"Assalamu'alaikum" pamit Arya pada kedua orang tuanya

"Wa'alaikum salam" jawab mereka

"Makasih ya kak, hati-hati dijalan" ucap Disya sambil mengantarnya sampai dipagar rumahnya.

Setelah Ardi pergi, Disya baru teringat akan jaket milik Ardi yang masih ia pakai.

"Astaghfirullah" kata Disya

"Kenapa sya?" tanya mamanya.

"Jaket ini milik kak Ardi ma, Disya lupa mau mulangin" keluh Disya yang akhir-akhir ini selalu saja lupa.

"Koq bisa jaketnya kamu pinjem?"tanya ayahnya.

"Jadi begini yah. Saat mau pulang kak Ardi pinjamin jaketnya untuk Disya pakai biar ga kena angin malam" jawab Disya.

"Ayah suka sama nak Ardi. Ajak dia sering-sering main kesini ya sya." perintah ayahnya.

Disya bingung kenapa ayahnya sampai berbicara seperti itu?

"Ya yah" jawab Disya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!