Penculikan

Masih dengan mereka yang kini berada di rumah makannya Erika. Setelah selesai menghabiskan makanan, Syifa pun merasa kenyang dan mengajak pulang. Tidak biasanya Syifa makan sebanyak itu.

"Ini si Semok kesurupan ibunya kali. Makanan segitu banyaknya diembat habis" batin Fadil sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Abang, makanannya habis, bayar Bang, abis itu kita pulang" ucap Syifa. Fadil pun mengangguk ngangguk. Adam hanya tersenyum melihat mereka. Sementara Cahaya mengernyit melihat semua makanan di meja kandas.

Setelah selesai membayar, Fadil dan Syifa pun beranjak pulang.

"Ali, mau sekalian pulang gak?" tanya Syifa.

Cahaya pun mengangguk karena pekerjaannya sudah selesai dan digantikan oleh karyawan yang baru datang.

"Mba Erika, aku pamit ya, assalamualaikum" pamit Cahaya dan Adam.

"Waalaikum salam, terima kasih Cahaya. Kalian hati hati ya" ucap Erika.

Kini mereka sudah berjalan bersama menuju pesantren. Syifa sudah menggandeng Fadil. Sementara Adam sudah menggendong Ali, Cahaya sudah berjalan disebelahnya Adam, namun masih memberi jarak.

"Kapan kau akan menggandengku seperti mereka" ucap Adam sambil menunjuk Syifa dan Fadil melalui ekor matanya. Cahaya hanya menunduk malu. Hingga Adam tersenyum senyum.

"Aku akan setia menunggu jawabanmu sampai kau siap memberi jawaban" ucap Adam kembali.

Saat melewati toko bukunya Ibra, Cahaya pun terdiam sambil menatap Ibra yang kini sedang membereskan buku buku bersama Anisa istrinya. Cahaya masih penasaran dengan Ibra.

"Sebenarnya siapa ustad Ibrahim itu?, wajahnya seperti tidak asing bagiku" batin Cahaya.

Mereka pun melewati gerbang pesantren, dilihatnya Bang Muklis memejamkan mata sambil menyender dikursi. Syifa langsung mengernyit.

"Tumbenan Ayah Muklis tidur disaat jam kerja" ucap Syifa.

"Semok sayang, Ayahmu makan gaji buta tuh. Kalau ketahuan si Abi bisa diomeli" ucap Fadil hingga Syifa memicingkan matanya. Saat Syifa membangunkan Bang Muklis, namun tidak ada pergerakan sama sekali.

"Ayah bangun"

Bang Muklis masih setia memejamkan matanya. Lagi lagi Syifa membangunkan, namun Bang Muklis seolah sedang bermimpi indah yang tidak bisa diganggu.

"Semok sayang, ayahmu inalillahi ya" ucap Fadil.

"Abang suka sembarangan kalau ngomong" gerutu Syifa. Adam dan Cahaya hanya tersenyum.

"Jangan dibangunin, kasihan mungkin ayah Muklis sedang kelelahan, sebentar lagi om kembar datang biar mereka yang bangunin" ucap Fadil. Syifa pun menurut dan kembali melanjutkan perjalanan.

Ketika sampai di persimpangan jalan menuju kontrakan nya Cahaya, Adam pun menurunkan Ali dari gendongannya. Sementara Syifa dan Fadil berjalan duluan meninggalkan mereka.

"Ali, sampai disini ya nganterinnya" ucap Adam. Ali pun mengangguk ngangguk.

"Iya Ayah" bisik Ali.

Adam sudah tersenyum senyum.

"Kenapa jawabnya harus bisik bisik?" tanya Adam.

"Soalnya ibu suka mendadak melotot" jawab Ali. Adam malah tertawa.

"Melotot itu tandanya cinta" bisik Adam hingga Ali tersenyum senyum membuat Cahaya curiga.

"Kalian lagi bisik bisik apa sih?" tanya Cahaya.

"Gak usah kepo, kata Abi ku orang yang kepo itu nanti uban di kepalanya akan tumbuh mendadak. Lagi pula ini urusan laki laki, perempuan dilarang ikut campur" ucap Adam sambil tersenyum. Cahaya langsung mengernyit.

"Adam ayo kita pulang" ucap Cahaya salah sebut nama.

"Ayo" jawab Adam.

Cahaya langsung terdiam malu.

"Maaf salah sebut, ayo Ali, Assalamualaikum" pamit Cahaya yang kini wajahnya sudah memerah karena malu mau menyebut Ali malah menyebut Adam. Adam malah tertawa.

"Cahaya, itu adalah tanda tanda kalau namaku sudah ada di dalam hatimu" batin Adam sambil tersenyum senyum. Adam pun melanjutkan langkahnya untuk pulang, baru saja beberapa langkah terdengar teriakan Cahaya.

"ADAAAAAAAAAAM"

Adam langsung menghentikan langkahnya, merasa aneh dengan teriakan Cahaya yang memanggil namanya. Seketika itu pula Adam berlari menuju kontrakan Cahaya, namun belum saja Adam sampai, dilihatnya Cahaya sedang terduduk dijalanan sambil menahan sakit.

"Astaghfirullah alazim Aya"

Adam berlari menghampiri, ia nampak terkejut.

"Adam tolong" ucap Cahaya.

"Kau kenapa Aya?" tanya Adam cemas.

"Tolong Ali Adam, dia barusan ada yang menculik, mereka lari ke arah gerbang pesantren. Kumohon selamatkan putraku" ucap Cahaya yang kini pundaknya terasa sakit terkena pukulan. Adam pun kembali terkejut.

"Siapa yang membawa Ali"

Adam membangunkan Cahaya. Namun Cahaya menepisnya.

"Jangan perdulikan aku, tolong kau kejar Ali, selamatkan putraku. Kumohon Adam" ucap Cahaya yang kini sudah berkaca kaca.

Adam pun bergegas meninggalkan Cahaya, dia langsung mengejar keluar gerbang. Dilihatnya ada dua orang berjas hitam yang memaksa Ali pergi. Ali sudah meronta ronta.

"Heeiii lepaskan putraku" teriak Adam sambil mengejar.

"Ini pasti sudah direncanakan. Pasti bang Muklis itu bukannya tidur di jam kerja, tapi dia pasti pingsan karena dibius" batin Adam yang kini sudah mengejar, dilihatnya kedua penculik itu masuk mobil yang diparkir diluar gerbang pesantren. Seketika itu pula Adam langsung menghubungi Ibra untuk meminta bantuan.

Penculik itu sudah membawa Ali masuk ke mobilnya. Adam masih setia mengejar, ia sudah berteriak minta tolong, namun suasana didepan gerbang nampak sepi, Bang Muklis pun belum sadar dari pingsannya.

Saat mobil penculik itu melewati toko bukunya Ibra, dengan sigap Ibra menabur beberapa paku didepan tokonya hingga saat mobil penculik lewat, ban mobilnya langsung kempes. Adam yang datang pun langsung menggedor gedor pintu mobil.

"Buka pintunya" teriak Adam dengan emosi.

Ibra pun menggedor pintu belakang mobil.

"Buka pintunya" teriak Ibra. Para penculik itu keluar namun masih menyekap Ali di dalam mobil. Mereka berjumlah 3 orang, yang dua yang membawa Ali, dan seorang lagi yang mengendarai mobil.

Para penculik itu keluar dan langsung menghadang Adam dan Ibra. Seketika itu pula Adam dan Ibra sigap melawan mereka. Adu jotos dan saling hantam pun terjadi disana. Tak ada yang melerai karena jalanan nampak sepi.

Adam sudah melawan dua penculik itu, sementara Ibra berduel dengan salah satunya. Sebenarnya kekuatan fisik Ibra sangat mendominasi, selain berpengalaman soal berantem berantem, Ibra juga waktu masih muda adalah mantan preman. Namun Adam tak membiarkan Ibra melawan dua penculik dikarenakan Adam melihat usia Ibra yang seumuran usia ayahnya.

Adam sudah beberapa kali kena pukulan diwajahnya, namun ia begitu gigih untuk menolong Ali.

BAK BUK BAK BUK, PRANG PRAII BRUUGH JEBREEED AWW.

Dan pada akhirnya Adam dan Ibra berhasil meringkus ketiga penculik itu meskipun mereka berdua juga terluka akibat baku hantam. Ibra langsung menghubungi pak Maman yang bertugas di kepolisian untuk membereskan para penculik itu. Setelah para penculik di bereskan, Adam pun membuka pintu mobil. Dilihatnya Ali sedang menangis dipojokan mobil.

"Ali" panggil Adam.

Seketika itu pula Ali langsung mendekati Adam dan memeluknya.

"Tidak usah takut, kau aman sekarang" ucap Adam yang kini menggendong Ali keluar dari mobil.

"Adam, kau bawa masuk Ali, biar aku yang urus penculik itu di kantor polisi" ucap Ibra. Adam pun mengangguk.

"Terima kasih ustad Ibrahim" ucap Adam yang kini menggendong Ali menuju pesantren.

Dari kejauhan Adam melihat Cahaya sedang berlari bersama Syifa dan Fadil. Syifa dan Fadil langsung mengurusi Bang Muklis yang sedang pingsan. Cahaya pun tersenyum melihat Adam datang sambil membawa putranya.

"Ali" teriak Cahaya sambil berlari. Adam pun tersenyum lalu menurunkan Ali dari gendongannya. Ali langsung berlari memeluk ibunya.

"Ibuuuu"

Cahaya langsung memeluk Ali sambil berurai air mata.

"Kau tidak apa apa Ali?" tanya Cahaya sambil membulak balikan tubuh putranya takut kenapa napa. Ali pun menggeleng. Saat Cahaya mau berterima kasih pada Adam, tiba tiba.

BRUUUGH.

Adam pingsan dan langsung tergeletak di jalan.

"Adam" teriak Cahaya terkejut.

"Toloooong"

Dan pada akhirnya Adam dan Bang Muklis dibawa ke klinik karena sama sama pingsan.

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

modus nih...biar lebih dekat dengan Cahaya

2024-08-02

0

Neulis Saja

Neulis Saja

cahaya, be carefull alot of enemy

2022-11-17

1

❁︎⃞⃟ʂ𝘈𝘯𝘪𝘯𝘥𝘪𝘵𝘩𝘢

❁︎⃞⃟ʂ𝘈𝘯𝘪𝘯𝘥𝘪𝘵𝘩𝘢

wehh untung ustadz ibra gercep, klo gx si Ali baba dah dibawa sama penculiknya,

duh kasiannya dam, lelah deh kayanya sampe pingsan bgtu abis adu jotos
teh.. makasih loh ya dah bikin aku tegang😌

2021-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!