Ketakutan.

Hari itu Cahaya dan Ali melihat Aisyah baru turun dari mobil angkot bersama Dewi sehabis pulang dari pasar. Aisyah nampak kerepotan membawa barang belanjaan nya. Perlahan Cahaya mendekati.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Aisyah pun tersenyum.

"Aku bantu Tante Aisyah" ucap Cahaya sambil membawa beberapa belanjaannya Aisyah.

"Terima kasih Aya" ucap Aisyah sambil tersenyum.

"Ini siapa Aisyah?" tanya Dewi yang belum mengenal Cahaya.

"Ini Cahaya dan Ali putranya. Mereka ini yang mengontrak di kontrakannya Syifa putrimu" tutur Aisyah. Dewi pun mengangguk ngangguk.

"Tante Dewi ini ibunya mba Syifa?" tanya Cahaya. Dewi pun mengangguk.

"Iya aku ibunya Syifa. Setelah melihatku pasti kau tidak heran kan melihat postur tubuhnya Syifa yang semok. Jika yang lain tumbuh keatas, kita berdua mah tumbuh nya kesamping. Jadi kita terlihat istimewa kan?" tutur Dewi. Cahaya hanya tersenyum.

"Tidak usah memuji diri sendiri" ucap Aisyah.

"Aku bukannya memuji, tapi merendah" jawab Dewi sedikit menggerutu.

Di persimpangan jalan mereka berpisah menuju rumahnya masing masing. Cahaya pun mengantarkan Aisyah ke rumahnya.

"Maaf, Tante Aisyah jadi merepotkan mu" ucap Aisyah.

"Tidak apa apa Tante, Tante Aisyah juga sering membantuku" Jawab Cahaya.

Setelah sampai di rumahnya Aisyah, Cahaya pun ijin pulang.

"Maaf ya Tante, aku antar sampai disini ya" ucap Cahaya. Aisyah malah melarangnya untuk pulang dulu.

"Kau jangan pulang dulu Aya, bagaimana kalau kita ngobrol ngobrol dulu. Tante juga mau masak, nanti sekalian kau bisa makan siang bersama" tutur Aisyah. Tadinya Cahaya mau menolak, namun ia tak enak hati.

Cahaya pun ikut masuk ke rumah nya Aisyah.

"Assalamualaikum"

Rumah nampak sepi. Adam dan Riziq belum pulang, sementara Hawa masih mengerjakan tugas bersama Silmi dan Anum.

"Tante sendirian di rumah?" tanya Cahaya sambil membantu memotong sayuran.

"Suami dan anak anak Tante belum pulang" jawab Aisyah.

"Tante punya anak berapa?"

"Tante punya anak dua, kebetulan mereka itu kembar, mereka sudah berusia 24 tahun" jawab Aisyah. Cahaya langsung terdiam.

"Jadi ustad Adam punya sodara kembar, wah ternyata usianya ustad Adam lebih muda dariku" batin Cahaya.

"Oh jadi ustad Adam itu kembar ya?" tanya Cahaya. Aisyah langsung terdiam.

"Kau mengenal Adam?" tanya Aisyah sambil menatap Cahaya. Cahaya langsung mengangguk.

"Ustad Adam itu mengajar di kelasnya Ali" jawab Cahaya. Aisyah pun mengangguk tersenyum.

"Duuh Tante Aisyah sudah tau belum ya kalau aku itu orang yang telah memukul pundaknya Adam" batin Cahaya.

"Beberapa Minggu yang lalu, Adam mendapatkan penganiayaan, ada seseorang yang memukulnya pake balok kayu. Pikiran dan perilaku Adam jadi aneh dan gak jelas. Tante sangat khawatir melihatnya" tutur Aisyah. Cahaya langsung terdiam, tubuhnya sudah bergetar takut.

"Kalau Tante Aisyah tau akulah orang yang telah memukul putranya, kira kira Tante Aisyah marah gak ya?" batin Cahaya takut.

Saat Adam pulang, ia terdiam melihat ada sandal perempuan dan sandal anak kecil. Diam diam Adam pun mengintip dari pintu dapur. Adam tersenyum melihat Cahaya dan Ali ada di rumahnya.

"Wanita surga bidadari dunia ku ada disini. Ya Allah, aku sudah berusaha untuk melupakan Cahaya, kenapa kau membawanya ke rumahku, aku kan jadi sulit untuk menjauhinya" batin Adam.

Dengan perlahan Adam masuk ke kamarnya.

Setelah selesai memasak, Aisyah pun mengajak Cahaya dan putranya untuk makan siang bersama. Hawa tidak pulang untuk makan siang dikarenakan tugasnya belum selesai.

"Cahaya, kita makan siang bareng ya" pinta Aisyah.

"Terima kasih Tante Aisyah, aku sama Ali makan di rumah saja" tolak Cahaya secara halus.

"Jangan begitu Aya, kau sudah membantuku, mana mungkin aku membiarkanmu pulang begitu saja. Makan bareng kita ya" bujuk Aisyah. Mau tidak mau Cahaya pun mengangguk.

Tidak lama kemudian terdengar suara ucapan salam dari Riziq yang baru pulang.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam" jawab Aisyah sambil menyambut suami tercintanya. Seperti biasa Aisyah mencium tangan suaminya, namun kali ini Riziq tidak mencium keningnya Aisyah melainkan mencium pipi istrinya dengan mesra.

"Leee ada tamu" bisik Aisyah.

Riziq pun terdiam ketika melihat Cahaya sudah menunduk sambil tangannya menutup matanya Ali.

"Siapa dia Uni?" tanya Riziq.

"Dia Cahaya, dia yang membantuku pulang dari pasar, dia juga membantuku masak. Jadi kita makan siang bareng" jawab Aisyah.

"Cahaya, kenalkan ini suamiku dia si berondongku yang manis" ucap Aisyah hingga Riziq langsung mencubit pinggang istrinya.

"Maksudku ustad Riziq" ralat Aisyah sambil tertawa kecil.

"Anak anak sudah pulang belum Uni?" tanya Riziq. Aisyah pun mengecek kamarnya Adam dilihatnya Adam sedang merebahkan tubuhnya sambil tengkurep di tempat tidur.

"Dam, ayo bangun kita makan siang dulu' pinta Aisyah.

"Umi duluan saja, aku lagi malas makan siang" ucap Adam beralasan karena ia tidak mau bertemu dengan Cahaya, takut tidak bisa mengendalikan diri karena hatinya selalu berkhianat. Di suruh melupakan malah cintanya semakin menjadi.

"Ayo makan dulu, nanti kau sakit" bujuk Aisyah. Namun Adam tetap menolak.

"Ya sudah Umi makan duluan sama Abi, sama Cahaya juga, kau mengenalnya kan?"

"Hmmm" jawab Adam sambil menyembunyikan wajahnya di bantal.

Sebelum makan siang dimulai, Aisyah pun pergi ke kamar untuk membantu suaminya berganti pakaian setelah selesai mandi. Cahaya dan Ali sudah duduk di meja makan sambil menunggu.

Adam yang kini berada di kamar pun merasa lapar.

"Sudah hatiku yang berkhianat, kini perut ku pun ikut ikutan berkhianat" batin Adam yang kini terpaksa keluar kamar untuk ikut makan.

Adam pun terdiam saat melihat Cahaya dan Ali duduk berdua dimeja makan. Perlahan Adam pun menghampiri dan ikut duduk. Cahaya sudah tersenyum.

"Maaf kau ustad Adam atau sodara kembarnya?" tanya Cahaya yang belum tau kalau sodara kembarnya Adam adalah perempuan. Adam langsung tersenyum senyum.

"Sepertinya Cahaya belum tau kalau sodara kembar ku itu Hawa. Lucu kali ya kalau ngerjain Cahaya dikit" batin Adam.

"Aku sodara kembarnya Adam, namaku Azam" jawab Adam berbohong. Cahaya pun mengangguk ngangguk.

"Salam kenal ustad Azam" ucap Cahaya. Adam sudah menahan tawanya.

Tidak lama kemudian datanglah Riziq dan Aisyah yang kini sudah ikut bergabung.

"Kalian sudah saling kenalkan?" tanya Aisyah.

Cahaya pun mengangguk ngangguk.

"Ayo dimakan" pinta Aisyah.

Mereka pun makan bersama. Ali sudah terlihat makan dengan lahap.

"Aya kau betahkan tinggal di pesantren ini?" tanya Aisyah.

"Insya Allah betah Tante. Apalagi Ali punya banyak teman di kelas. Kata Ali, ustad Adam juga mengajarinya dengan baik, apa ustad Azam juga mengajar?" tanya Cahaya pada Adam. Adam hanya diam sambil menahan tawanya. Cahaya masih menganggap laki laki yang ada dihadapannya itu adalah Azam saudara kembarnya Adam. Aisyah dan Riziq sudah saling lirik sambil mengernyit.

"Ustad Azam juga mengajar. Namun akhir akhir ini dia lebih pokus dengan cucunya yaitu Fawwaz" jawab Riziq. Kini giliran Cahaya lah yang mengernyit.

"Ustad Azam sudah punya cucu?" tanya Cahaya sambil menatap Adam. Adam malah tertawa.

"Aya, ini Adam bukan ustad Azam" ucap Aisyah. Cahaya langsung mengernyit.

"Tadi katanya ustad Azam ini sodara kembarnya ustad Adam" tutur Cahaya.

"Adam jangan suka ngerjain orang" tegas Riziq. Adam sudah tertawa tawa.

"Maaf Cahaya, sepertinya putraku ini mengerjaimu. Adam ini saudara kembarnya itu perempuan, namanya Hawa. Kalau ustad Azam itu suaminya ustadzah Ulfi, mertuanya adik iparku" tutur Aisyah. Cahaya sudah memicingkan matanya pada Adam.

"Maaf, cuma bercanda" ucap Adam sambil menahan tawanya. Cahaya sudah mengerucutkan bibirnya.

"Maaf ya Aya, putraku ini sikap dan pikirannya suka mendadak oleng semenjak terjadinya penganiyaan waktu itu. Ada yang memukulnya dengan balok kayu" tutur Aisyah. Cahaya langsung terdiam takut. Adam yang melihat reaksi Cahaya yang terlihat ketakutan langsung tersenyum senyum.

"Duuh Tante Aisyah sama ustad Riziq kalau tau aku yang telah memukul putranya dengan balok kayu, apa mereka akan membenciku?" batin Cahaya.

"Kalau saja aku tau siapa orang yang telah memukul putraku, aku pasti sudah melaporkannya pada polisi, kalau perlu dia dihukum seumur hidup, atau kalau perlu dia dihukum mati saja" tutur Aisyah emosi. Tubuh Cahaya sudah bergetar ketakutan. Adam sudah menunduk sambil menahan tawanya melihat reaksi Cahaya yang ketakutan.

"Aku bahkan kalau ketemu pelakunya, langsung kugered, ku kasih bogem sana sini, kalau perlu, aku pinjam cerulit nya ustad Ibrahim untuk memutuskan lehernya. Beraninya dia memukul putraku" gerutu Riziq. Sudah tidak bisa dibayangkan betapa ketakutannya Cahaya.

"Le, aku bahkan sudah berencana untuk membuat adonan, akan kubuat dia jadi perkedel, ku cubit cubit kulitnya, ku jambak Jambak rambutnya bahkan akan ku plintir kupingnya. Gemeeezzz aku" gerutu Aisyah. Cahaya sudah mencengkram ujung kerudungnya karena merasa takut, wajahnya sudah terlihat pucat.

"Umi sama Abi tidak usah repot repot begitu, kalau aku bertemu dengan dia yang memukulku, aku sudah berencana untuk meminjam tembakan pak Akbar kakeknya AL. Akan ku tembak dia tepat dihatinya, i love you, i love you, i love you. Eh tapi sayang dia sudah punya suami, hingga peluru ku sia sia" tutur Adam sambil tersenyum senyum sengaja menggoda Cahaya. Cahaya langsung mengernyit lalu mengerucutkan bibirnya.

"Untung saja pihak pesantren mau membantu untuk mengungkap misteri pemukulan Adam, mudah mudahan tersangkanya tertangkap dan dia dihukum seberat-beratnya" ucap Aisyah.

Deg

Deg

Deg

Cahaya semakin ketakutan, ia sudah menelan ludahnya dengan kasar. Adam sudah menunduk sambil cekikikan tak bersuara melihat reaksi Cahaya yang ketakutan membuatnya menjadi gemas.

"Tante Aisyah, aku permisi dulu ya. Aku lupa ada sesuatu yang harus dikerjakan. Assalamualaikum" pamit Cahaya sambil menggendong Ali dan berlari dari rumahnya Aisyah. Adam yang melihat pun langsung tertawa tawa. Aisyah dan Riziq langsung terdiam merasa aneh dengan kepergian Cahaya.

"Itu Cahaya kenapa?" tanya Riziq.

Adam masih setia dengan tawanya.

Terpopuler

Comments

Ernadina 86

Ernadina 86

😂😂😂😂😂😂😂😂auto ngibrit lah

2022-12-21

2

Neulis Saja

Neulis Saja

Adam, you do not pity with cahaya, she is afraid

2022-11-17

1

andi nuramilah

andi nuramilah

nda bisa berkata kata 😅😅😅😅

2021-11-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!