Masih dihari yang sama. Aisyah dan Hawa sedang mengobrol di rumahnya. Mereka sedang membicarakan tentang kesehatan Adam setelah tragedi pemukulan itu.
"Mi, semenjak ka Adam kena pukul dipundaknya, aku lihat kak Adam sering senyum senyum sendiri. Aku jadi merasa takut gitu Mi" ucap Hawa.
"Maksudmu kakakmu itu gila?" tanya Aisyah.
"Bukan itu maksudnya Mi, Ka Adam seperti terjadi sesuatu gitu. Kaya orang yang sedang jatuh cinta"
"Iya Umi masih penasaran siapa perempuan yang telah memukulnya itu. Saat Umi mau melaporkannya pada polisi, kakakmu malah melarangnya" tutur Aisyah.
Tiba tiba Adam datang sambil mengucap salam dengan penuh kekecewaan.
"Assalamualaikum" ucap Adam yang kini sudah duduk disebelahnya Aisyah. Adam terlihat murung, bibirnya pun cemberut tak jelas membuat Aisyah dan Hawa mengernyit heran.
"Duuh kak Adam yang wajahnya manis bagaikan madu, kenapa datang datang wajahnya mendadak pahit bagaikan empedu begitu?" tanya Hawa.
"Kau kenapa datang datang murung begitu?, biasanya kau datang suka terlihat berbunga bunga" tanya Aisyah penasaran.
"Bunganya mendadak layu Mi. Hatiku remuk, aku sedang patah hati Umi" ucap Adam sambil menyender di pundaknya Aisyah. Aisyah dan Hawa saling lirik.
"Hatimu remuk kenapa?, siapa yang injak injak?" tanya Aisyah.
"Wanita surga bidadari dunia ku ternyata sudah punya keluarga. Dia sudah punya anak dan suami" jawab Adam. Seketika itu pula Aisyah dan Hawa tertawa tawa membuat Adam cemberut kesal.
"Kenapa kalian pada ketawa?"
"Maaf. Makanya kalau apa apa itu dicek dulu. Untung saja kau tidak dibanting suaminya"
"Mi, aku patah hati. Sakit banget Mi" Adam mengadu. Aisyah pun tersenyum.
"Badan segede gini. Giliran patah hati nyalinya mendadak kerdil" goda Aisyah.
"Cahaya rembulan belum datang, Cahaya Matahari sudah mulai hilang. Kini Cahaya hatiku pun telah pergi" batin Adam.
Adam pun pergi ke kamarnya dan mengurung diri sambil meratapi kekecewaan hatinya.
Sore pun Riziq pulang ke rumahnya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Jawab Aisyah sambil menyambut suaminya datang. Aisyah sudah mencium tangan suaminya, tak lupa Riziq pun mencium keningnya Aisyah. Aisyah langsung menggandeng Riziq masuk ke ruang tamu.
"Sebentar aku buatkan kopi"
Aisyah pergi ke dapur dan membuatkan kopi setengah manis untuk Riziq. Ditaruhnya kopi itu di atas meja.
"Anak anak belum pulang?" tanya Riziq.
"Hawa pergi ke rumahnya Silmi bersama Anum. Kalau Adam, sedari pulang mengajar, ia tidak keluar keluar kamar. Katanya lagi patah hati dia. Wanita surga bidadari dunia nya ternyata istri orang" tutur Aisyah. Riziq langsung mengernyit.
"Aku jadi penasaran siapa perempuan itu. Uni tidak tanya kenapa perempuan itu memukul pundaknya Adam?" ucap Riziq. Aisyah pun menggeleng. Perlahan Riziq pun mencicipi kopi buatan istrinya itu. Tiba tiba Riziq langsung terdiam.
"Ini si Uni lagi ngasih kode apa gimana nih. Bikin kopi ko manisnya nanggung banget" batin Riziq.
"Eheem. Uni uang belanja yang kukasih sudah habis?" tanya Riziq.
"Masih ada, emangnya kenapa Le?" tanya balik Aisyah.
"Kau bikin kopi manisnya nanggung banget, kaya ngasih kode uang belanja minta dinaikin" ucap Riziq. Aisyah malah cekikikan.
"Kurang manis ya Le kopinya?, bentar ya aku ngambil kaca dulu" ucap Aisyah sambil tersenyum senyum.
"Uni kau ini tipe istri pengertian apa tipe istri durhaka ya, mau bikin kopi jadi lebih manis bukannya ngambil gula, ini malah mau ngambil kaca" tutur Riziq sedikit menggerutu. Aisyah malah tertawa.
"Aku ini istri pengertian Le. Aku kan tau kalau suamiku ini punya wajah yang manis bagaikan madu, jadi aku ngambilnya kaca biar kau bisa melihat wajah manismu, siapa tau rasa kopinya mendadak ikut manis" tutur Aisyah.
"Si Uni malah menggombal. Aku tidak butuh gula, aku juga tidak butuh kaca untuk membuat kopinya manis" ucap Riziq.
"Lalu kau butuhnya apa?"
"Aku butuh kau" ucap Riziq sambil menarik tengkuk Aisyah.
"Le, nanti ada yang lihat" bisik Aisyah.
"Sssttth jangan berisik"
Aisyah hanya diam namun matanya lurak lirik takut ada yang lihat. Tiba-tiba Adam membanting pintu ketika melihat orang tuanya bermesraan.
JEBREEED.
Adam kembali masuk kamarnya sambil menggerutu.
"Sudah tau anaknya lagi patah hati. Ini malah pamer kemesraan. Hadeuuuh" batin Adam.
Aisyah dan Riziq langsung menarik diri.
"Le, si Adam lihat" ucap Aisyah.
"Hmmm. Si Adam sudah tau kalau kita menginginkan Hawa punya adik"
"Ingat usia Le" ucap Aisyah.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Sudah beberapa hari ini rasa kecewa Adam belum juga hilang. Perasaan cinta itu muncul tiba tiba, namun susah untuk dihilangkan. Ia berusaha untuk berdamai dengan hatinya, namun hatinya terus berkhianat dan tau mau menghilangkan rasa cinta itu. Adam sendiri sudah merasa bingung.
Kini Adam sudah duduk sendirian ditepi perkebunan. Menatap jauh sambil memikirkan perasaannya.
"Baru saja satu Minggu mengenal Cahaya. Cintaku tumbuh sudah keubun ubun. Ya Allah, tolong bantu aku untuk melupakan Cahaya. Aku tidak mau merusak rumah tangga orang lain. Beruntung sekali laki laki yang kini menjadi suaminya Cahaya. Ya Allah jika aku boleh protes, kenapa kau terlambat mempertemukan ku dengan perempuan Solehah bernama Cahaya" batin Adam.
Saat Adam melamun sambil menatap jauh ke arah perkebunan, tiba tiba ustad Usman pun lewat. Ia langsung mengernyit ketika melihat keponakannya itu sedang melamun.
"Itu si Adam lagi ngapain sendirian disana. Apa dia tidak takut kesambet?. Ya Allah, si Adam sepertinya belum sembuh benar Dengan luka pukulan dibahunya. Kasihan sekali keponakanku itu" batin ustad Usman.
Perlahan ustad Usman pun mendekatinya, lalu berbisik ditelinga Adam.
"Wajah siapa yang kau lihat?" tanya ustad Usman.
"Cahaya"
jawab Adam repleks. Ustad Usman langsung mengernyit sambil menatap keatas langit. Dilihatnya tidak ada cahaya matahari karena langit terlihat mendung. Adam pun terkejut dengan kedatangan pakde ya yang datang tiba-tiba.
"Pakde, datang itu ucap salam dulu, jangan main nanya nanya saja" gerutu Adam.
"Assalamualaikum Adam"
"Waalaikum salam Pakde" jawab Adam.
Ustad Usman pun duduk disebelahnya Adam.
"Kenapa kau melamun disini sendirian, kau tidak takut di deketin si Suketi"
"Kalau aku ngelamunnya rame rame itu namanya ngelamun berjamaah" jawab Adam. Ustad Usman malah tertawa.
"Pakde tanya, Cahaya matahari apa Cahaya rembulan yang sedang kau lamunkan?" tanya ustad Usman. Adam langsung menunduk lemas.
"Aku lagi patah hati Pakde. Bunga bunga yang kemarin berterbangan di hatiku kini layu semua. Wanita surga bidadari dunia yang beberapa hari ini membuatku senyum senyum ternyata istrinya orang" tutur Adam. Ustad Usman sudah menahan tawanya.
"Jadi perempuan itu sudah punya suami?, ya Allah nasibmu Adam, wajahmu saja yang manis tapi nasibmu pahit. Lupakan saja dia, jangan jadi pebinor. Perempuan masih banyak" tutur ustad Usman.
"Itulah masalahnya Pakde, semakin aku melupakannya, semakin aku teringat terus dengannya" jawab Adam hingga ustad Usman langsung mengernyit.
"Kau benar benar terkena virus love love. Kalau kau mau nanti Pakde carikan perempuan yang lebih cantik dan lebih Solehah dari wanita surga bidadari duniamu itu" ucap ustad Usman.
"Entahlah pakde, aku belum bisa lupain dia"
"Sepertinya si Adam harus disuntik vaksin rubella nih biar cepat move on dari wanita surga bidadari dunia nya itu. Kasihan, badannya tinggi besar tapi hatinya remuk" batin Ustad Usman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Neulis Saja
Adam, you are so funny 😀
2022-11-17
1
Nugroho
ealah pakde Usman iso ae
2022-10-21
1
Ghiets'Enay
apa hubungannya virus love2 sama vaksin rubella,pakde Usman koplak nya ga nanggung2
2021-12-24
1