Ruangan kelas telah sepenuhnya porak - poranda. Meja kursi sekolah jungkir balik tak beraturan. Beberapa sedang mengapung di udara sebelum jatuh berantakan. Kaki-kaki bangku dan meja berserakan di lantai.
"Hentikan! Tolong berhenti! Ini sekolah bukan arena pertarungan. Kalian berandalan! Keluar dari kelasku!" seruan Reinha melengking tetapi tak digubris. Ia merasa sangat dipermalukan. Anak-anak akan bergosip sekarang tentang ketampanan serta ugal-ugalan. Sedihnya itu terjadi di kelasnya dilakukan oleh walinya dan saat upacara perwalian pula. Tak ada hal lebih memalukan dari ini.
"Mengapa Elgio memukuli Kakakku?" tanya Claire kencang pada Reinha yang terlihat cemas melihat sudut mata Elgio meneteskan darah.
"Tanya pada Lucky! Kakakmu itu preman jalanan. Ia pasti sudah memancing kemarahan Elgio!" balas Reinha marah pada Claire.
"Oh terima kasih untuk ucapan sombongmu itu. Setidaknya Lucky tak memulai pertengkaran."
"Kakakmu memulainya, aku melihat dari podium. Ia terus memancing Elgio marah. Kakakmu berandalan sejati. Tak usah mendukungnya!"
"Itu tidak benar! Lucky tak akan lakukan itu!"
"Terserah padamu!"
Keduanya saling lempar pandangan penuh permusuhan. Persahabatan mereka sepertinya mulai retak akibat ulah kedua kakak laki-laki yang mereka agungkan.
"Mengapa bertengkar? Kalian hebat dengan membawa pria-pria itu kemari?! Sebaiknya kalian berdua cari cara hentikan mereka! Polisi akan segera tiba!"
Ethan Sanchez berdiri di belakang mereka, gelisah sebab Marya Corazon terjebak di sudut ruangan kelas. Bangku dan meja gadis itu satu-satunya yang tetap tegap berdiri. Marya bergerak gelisah di tempatnya duduk. Ia terjebak pada perkelahian juga pada kondisi mental yang tak kuat melihat kebrutalan.
Anehnya, Elgio Durante seakan tak ijinkan sesuatu melayang pada Marya. Itu tampak sangat jelas. Ia menghalau Lucky ke sudut lain tiap kali Lucky bergerak ke arah Marya yang duduk kaku.
Perkelahian itu mulai tanpa tendangan. Mungkin keduanya telah lelah. Kini mereka berduel seperti petinju kelas berat profesional di Megasport Arena in Moscow, saling melontarkan pukulan dan membaca kelemahan lawan. Bedanya mereka masih saling memaki dengan kata-kata paling kotor yang hanya diucapkan pria bejat. Reinha mengurut kening mulai pening. Apa yang membuat Elgio semurka itu? Kakaknya tak pernah semarah itu. Lucky pasti telah mengungkit sesuatu yang sangat sensitif bagi Elgio.
"Kau ini memang bedebah sialan! Aku akan buat perhitungan denganmu nanti! Adikku sudah payah berdiri di podium, kau merusaknya," geram Elgio Durante layangkan satu pukulan, Lucky menghindar cepat.
"Aku atau kau yang mulai keributan ini?Sepertinya aku temukan kelemahanmu ... Enya. Aku makin suka menyebutnya. Itu membuatku berdebar." Lucky mengusap darah di pelipis gunakan punggung tangan. Ia mengerjapkan mata saat darah mengalir masuk di sana. Ia menangkis tinju Elgio.
"Aku akan hancurkan kau, lihat saja nanti! Jangan kau coba-coba pada adikku!" Elgio mengumpat.
Lucky balas memukul ke arah kepala Elgio dan Elgio menekuk kaki lalu berkelit. Ia memutar pinggang dan bahu dengan tajam ketika Lucky kembali melontarkan pukulan lurus. Tiba-tiba saja Elgio lakukan tendangan memutar hingga Lucky ambruk tersungkur. Ia mencurangi Lucky sebab pria itu tidak jua roboh. Lucky bangkit dengan cepat. Elgio telah siapkan tinju keras, menunggu Lucky berdiri. Reinha yang tidak suka perkelahian berlari kepada kakaknya untuk hentikan tepat ketika tinju Elgio mendaras harusnya pada wajah Lucky ...
Bugggg ....
"Awhh .... "
"ENYA??!!"
"REINHA!!??"
Reinha terputar setengah lingkaran sebelum jatuh dalam pelukan Lucky Luciano yang refleks mendekap Reinha erat. Lucky menahan napas saat wajahnya nyaris menyentuh wajah mungil Reinha Durante. Gadis itu seperti malaikat tersesat di bumi saat terpejam. Ketika sadar Elgio mendekat ia menyeringai menggoda seakan ingin bilang "aku kalah tapi berhasil menyentuh, Enya".
"Aku suka ini ... " ujar Lucky mengejek Elgio.
Jelas saja itu memperkeruh suasana. Elgio makin kalap. Ia memaki kasar dan meninju wajah Lucky sekuat tenaga hingga punggung pria itu menabrak tembok. Reinha terlepas dari Lucky dan Elgio segera menangkap adiknya.
"Enya, Heiii ... bangun. Enya ... bangun!!!"
Elgio menepuk wajah gadis itu pelan. Ia memeluk Reinha merasa bersalah. Matanya berubah semakin gelap dan rahangnya mengeras. Ethan Sanchez segera berlari mendekat dan menggendong Reinha yang pingsan keluar dari ruangan kelas menuju ruang kesehatan sekolah sedang Claire mengekor di belakang tak mungkin menolong Lucky dari kemarahan Elgio.
Elgio mendekat pada Lucky yang semaput, ayunkan pukulan sembari mengumpat kasar. Marya melihat perkelahian itu. Napasnya tersengal, tubuh gemetaran disertai Mual dan pusing yang mulai menyerang. Susah payah Marya bangkit berdiri dari duduk. Kakinya seakan terikat pada beton berat. Meskipun demikian, ia harus selamatkan Elgio. Terbelenggu sosiofobia ia tertatih hingga berhasil menjangkau Elgio yang hendak merontokkan Lucky Luciano.
"Elgio ...."
Marya memeluk Elgio sebelum pria itu menjadi semakin beringas.
"Kau membuatku takut ...." Marya terisak di punggung luas Elgio. Seolah tersadar, ekspresi wajah Elgio berubah drastis. Ia berbalik dan dapati Marya Corazon yang memucat seperti mayat hidup. Napas gadis itu terengah-engah dan air mata mengalir turun. Elgio memeluk Marya.
Marya mengait tangannya di leher Elgio, menariknya hingga membungkuk dan men**** bibir pria itu, alihkan Elgio dari hatinya yang panas membara. Beberapa siswa berdecak menyaksikan drama penuh ketegangan itu. Decak itu berdurasi panjang untuk Marya yang mencium Elgio Durante di tengah kelas yang kacau balau.
Elgio mengusap air mata Marya. Ia memeluk Marya erat.
"Sssshhhhhh .... Me perdoe, me amor. I am so sorry."
Elgio mengecup Marya berulang kali memohon maaf dan merangkul gadis yang ketakutan itu penuh kasih sayang.
"Ruhi ...."
"Marya ... " ralat Marya tersendat.
Sementara Lucky terlentang tanpa daya di sudut lain. Ia tersenyum misterius saat melihat Elgio mengecup seorang gadis yang adalah peringkat satu di kelas Claire, berulang kali. Gadis teraneh di sekolah ini. Sepertinya Lucky Luciano menjumpai satu lagi kelemahan Elgio Durante.
Wajah Reinha Durante yang cantik jelita telah bangkitkan perasaan aneh dalam diri Lucky Luciano. Ia tak pernah inginkan seseorang seperti inginkan Reinha Durante. Lucky Luciano penakluk wanita terkapar menengok pada langit-langit sekolah. Ia mendesis penuh gairah.
"You are mine, Enya ...."
****
Well, sampai sini kita Chapter 20. Dua hari ini sepertinya sistem menghapus komentar yang sama jadi Author yang merasa mengunjungi Senja Cewen malah tak dapat kunjungan balik I am so sorry.
Aku selalu ngirim vote dan bunga untuk tiap Author yang berkunjung.
Dukung Senja Cewen selalu. Like, vote, komentar, rate 5, fave dan share.
Rimagasi (Terima kasih), Jao Mora Nee Miu (I Love You, all)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
widya widya
Baca ulang.. karena kangenn.. author blm update karya baru
Dan.. ternyata..jatuh cinta lg ke aruhi elgio
2024-07-03
0
bunga cinta
tarik nafas, hembuskan
2024-05-23
0
gia gigin
yg pasti suasananya jadi kacau balau padahal acara sekolah 🤦♀️
2023-01-14
0