"A-da ... a-apa ini?"
Marya bertanya sekali lagi gugup. Ia bicara pelan dan bergerak gelisah. Sekian tahun mencoba tak ciptakan masalah agar tak menarik perhatian, ia terpojok sekarang oleh fans fanatik Ethan Sanchez. Ia giat belajar dan menjadi teratas agar bisa diterima. Terlebih, jika di atas awan tak akan ada yang berani merundungnya ... apalagi sekarang? Marya panik. Tubuhnya kaku di tempat duduk dan otot-ototnya menegang. Jantung berdetak kencang, mual, pusing dan mulai sesak napas. Keringat mengembun di kening menetes jatuh. Marya berjuang melawan dirinya sendiri. Sosiofobia-nya bangkit setelah lama mati suri.
"Lihatlah dia! Belum diapa-apain sudah sekarat seperti domba yang akan disembelih?!"
Teman-teman Jane terkekeh geli, senang melihat mangsa mereka ketakutan.
"Marya Corazon, emm, kau memang jenius. Aku tak menyangka kau gunakan otak cerdasmu itu untuk memikat Ethan Sanchez. Ini menyebalkan karena kamu hanyalah anak teraneh yang pernah ada di sekolah ini. Berani sekali menggandengnya ke pekan raya?!"
Marya menunduk dalam. Guru sedang rapat, jadi tak ada yang bisa menyelamatkannya hari ini dari amarah fans Ethan Sanchez. Ini buruk. Parahnya lagi Marya tak sanggup membela diri apalagi melarikan diri, lebih tak mungkin lagi.
Jane Line mengangguk pada salah seorang temannya, kirimkan kode untuk geledah tas Marya.
"Apa yang kalian lakukan?" Marya sontak menahan tas agar tak dirampas. Ia gemetar sepenuhnya. Terjadilah tarik-menarik di antara mereka.
"Mestinya, pikirkan itu sebelum menggoda Ethan Sanchez! Kau tak punya kaca di rumah?"
"Lepaskan!!! Ethan dan aku hanya berteman." Marya berkata lemah hampir kehabisan napas.
"Kau ingin kami percaya? Pegang dia!" perintahnya pada dua teman lain.
"Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku!"
Dua gadis yang punya badan paling gempal memegangi tangan Marya kuat di kedua sisi. Sementara Jane Line, enteng mengambil tas Marya. Ia mengobrak abrik sebelum tumpahkan isinya di atas meja.
"Wow ... Wow ... Wow ... lihat ini! Foto siapa ini? Semakin menarik saja."
"Tolong, jangan!" bisiknya mulai menitik air mata. Ia meronta tak berdaya. Jane Line menyentuh pelan Hoodie Marya. Rasa penasaran pada Marya membuatnya ingin membongkar kedok.
"Coba kita lihat wajahmu! Apakah kamu terlalu cantik hingga bersembunyi? Atau sebaliknya?"
Jane menggoda Marya, bermain-main dengannya. Ia memegang hoodie Marya kuat dan akan menarik lepas saat, gelegar suara seseorang menahan aksi itu.
"Hei ... hentikan! Apa yang kalian lakukan?!" hardik Reinha Durante tak tahan melihat adegan di bangku belakang.
Marya memang saingannya dalam pelajaran dan memikat Ethan, tetapi perundungan adalah bentuk lain dari kemunduran moral. Jika mereka hanya bertanya untuk pastikan Ethan pacaran dengan Marya, Reinha tak masalah. Tetapi mereka merundungnya. Tidak lucu malah dilakukan di lingkungan sekolah, tempat seseorang menimba dan menambah ilmu. Reinha Durante keberatan soal itu. Ia datangi keempat seniornya, berdiri seperti patriot wanita. Mata Reinha menyala marah. Claire mengekor di belakang Reinha. Meskipun heran pada Reinha, Claire mendukung sikap tegas itu. Reinha mungkin sedikit angkuh tetapi bukan gadis jahat.
"Oh, lihatlah si Puteri Durante ini. Apakah kamu juga akan biarkan gadis aneh ini memuja kakakmu?"
Jane Line mengambil beberapa foto Elgio Durante dan mengibas-ngibaskan di depan wajah Reinha, umbar senyuman sinis. Reinha terhenyak seketika tetapi hanya sejenak. Ia mengatur napas yang memburu akibat kesal. Anak-anak lain menonton drama itu dari luar kelas. Ethan Sanchez dan Abram Hartley masuk ke kelas dan mendekat.
"Semua anak perempuan di sekolah ini punya foto kakakku. Kakak adalah idola, jadi siapa saja boleh menyimpan fotonya. Kembalilah ke kelas kalian dan jangan buat gaduh di kelasku!" bentak Reinha tidak suka.
Jane Line Cs terperanjat atas sikap kasar Reinha Durante. Gadis periang dan anggun itu tak pernah marah. Ia selalu tersenyum bak model pasta gigi. Saat marah begini, wajahnya bersemu merah seperti udang rebus. Sisi lain Reinha Durante diperlihatkan sangat jelas.
"Lepaskan Marya dan enyahlah dari sini! Apa Ethan Sanchez milik sebuah komunitas? Ia berhak menyukai seseorang ... " seru Reinha gusar.
Jane Line menatapi Reinha Durante. Kelihatan tersinggung atas sikap kasar Reinha. Kedua teman Jane melepaskan Marya yang segera bereskan semua isi tasnya. Jane melirik ke luar kelas, anak-anak menonton mereka dan guru-guru akan datang jika dengar keributan.
"Kau selamat kali ini, Marya. Lihat saja nanti!"
Jane Line turun dari meja Marya, ambil langkah dan sengaja menabrak bahu Reinha hingga tubuh mungil Reinha terdorong.
Di depan kelas, Gang Jane Line bertemu Ethan Sanchez. Wajah Ethan meradang.
"Idolakan saja BTS atau Satoshi Toda! Jangan buat kerusuhan atas namaku dan berhenti merecoki orang lain! Aku bukan seorang yang pantas diidolakan. Tolong berhentilah, sekarang Jane!" ujar Ethan Sanchez menahan murka.
Ethan melangkah pada Marya, meraih tangan Marya, menariknya dari bangku sekolah dan hendak membawanya keluar dari kelas. Namun, Abram menghadang Ethan.
"Lepaskan Marya, Ethan! Kau boleh mengganggu atau mengencani semua gadis di sekolah ini, tapi bukan Marya!"
"Minggir!" desis Ethan dingin. Abram tak bergeming.
"Marya kesulitan karena wajahmu itu. Marya hanya ingin sendiri, hormati dia!"
"Minggir Abram! Apa kau juru bicara Marya?"
Abram menatap Ethan tajam, "Kau menempatkannya di posisi sulit. Bukankah kau murid terpandai? Tak bisa lihat sebab konflik ini muncul? Lepaskan dia dan urusi fans garis kerasmu itu!"
"Aku tak minta mereka idolakan aku. Kau boleh ambil mereka. Menyingkirlah! Aku ingin bicara dengan Marya."
"Kau saja yang menyingkir, Ethan! Marya berbeda denganmu yang progresif. Kamu tak masalah harus berurusan dengan banyak orang, tetapi Marya tak suka masalah. Kau tidak paham? Kau mendorongnya pada masalah."
Keduanya berhadap-hadapan seperti dua ekor anjing galak yang tinggal menunggu waktu siap sedia saling menggigit satu sama lain. Ethan menggenggam erat tangan Marya menolak lepaskan gadis itu. Sementara Abram membaca situasi untuk menculik Marya dari Ethan. Claire menggeleng sedih lihat kedua sahabatnya yang hendak saling menggigit itu.
"Teman-teman, hei .... Mari bicarakan baik-baik? Bukankah kalian berdua sekonco waktu 'kerjain' Marya? Setidaknya ingatlah itu dan jangan saling menyerang. Yah ampun Ethan, kalian berdua membuat Marya ketakutan!"
Abram Hartley yang melihat Marya semakin tak berdaya, berubah tak tega. Ia menyingkir dari sana berat hati.
"Berhenti lakukan hal konyol, Ethan Sanchez! Atau fans-mu akan terus mengganggu Marya."
Ethan mendengus sebelum menyeret Marya pergi dari sana. Mereka pergi ke atap sekolah.
"Kau baik-baik saja?"
Marya terperosot lemas di tembok pembatas. Setiap sendi tubuhnya ngilu dan ia heran bisa sampai di atap sekolah dengan selamat.
"Apa kau ini bodoh, Marya? Mengapa tak lari selagi bisa?"
Ethan mendekat dan berlutut di sisi Marya dengan muka sedih. Ia ulurkan tangan dan menghapus air mata di bawah hoodie itu.
"Ethan, aku mohon. Menjauhlan dariku!"
"Itu tak mungkin Marya."
"Mengapa tak mungkin? Tolonglah. Anggap saja aku hantu, aku mohon ...."
Eu gosto de você ... Marya
Ethan berbisik tetapi terlalu keras untuk didengar Marya. Ia mengulang tanpa sadar.
"Aku menyukaimu, Marya ...."
************
Well, demi apa, ini nulisnya buru-buru .... Misal ada kesalahan penulisan please beritahu Author.
Sambil nunggu Up bisa baca Novel pertama Author. Aku mencintaimu readers.
Semoga Suka yah! Dukung karya ini selalu dengan cara, Jangan lupa like, komentar, vote.
Jao Mora Ne'e Miu (I love you) always...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Vivo Smart
reinha takut orang-orang tau kalau Marya sangat cantik
2024-07-10
0
Sri Yuni
hay kak.. mampir di karyamu,baru baca sampai di sini tp langsung jatuh hati..😍🤗
2023-06-05
0
gia gigin
Oh ternyata Ethan diam2 mengagumi Aruhi dan cewek ber hoody jadi rebutan 😅😅
2023-01-14
0