Ando kembali ke tempat tidurnya, setelah beberapa hari ini dia melakukan banyak sekali pertempuran. Selama satu minggu, dia diberi kebebasan untuk berlibur. Tapi Ando lebih memilih berada di tempat ini untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Apalagi saat ini dia sedang menyembunyikan keberadaannya dari publik. Semua anggota kelompok Wikar sudah banyak yang mengenalnya. Tapi tidak bagi para warga sipil yang sebagian dari mereka masih menganggap Ando sebagai musuh.
Meskipun Ando sudah menggunakan pakaian ciri khas kelompok Wikar, tapi bukan bertaruh para warga sipil mau percaya begitu saja kepadanya. Dikarenakan nama Ando sudah terlanjur jelek di kalangan masyarakat. Ando sudah terlalu banyak membunuh tentara sipil saat dia masih menjadi tentara.
Wikar sudah menyebarkan berita ini secara lisan kepada seluruh warga sipil. Tapi banyak yang tidak mau menerima Ando dengan baik. Terutama dari keluarga mereka yang anaknya mati karena tentara. Dan juga para anak yang kehilangan orang tua mereka.
Rasa sakit dari sebuah peperangan ternyata sangatlah membekas di hati semua orang. Ando sangat mengerti akan hal itu. Untuk itu dia lebih memilih untuk diam, dari pada dia keluar dari tempat ini hanya untuk membuat masalah. Kecuali, jika Wikar memerintahkannya untuk sebuah misi, barulah dia mau keluar dari tempat ini.
Ando merasa sangat bersalah kepada para warga sipil yang anggota keluarganya dia bunuh. Dia bahkan merasa tidak akan mampu membayar semua kesalahannya pada mereka. Sekalipun Ando mati, pasti nyawanya tidak akan cukup untuk membayar semua dosa-dosanya.
Ando tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti setelah semua ini berakhir. Pasti akan banyak orang yang mengincarnya. Apalagi sekarang sudah banyak sekali orang yang menuntut Wikar untuk memberi hukuman kepada Ando. Tapi Wikar masih mempertimbangkan semua itu.
Mengingat kalau sekarang Ando sudah banyak sekali berjasa untuk dirinya dan juga kelompoknya. Jika Ando tidak bergabung dengan kelompok ini, Wikar dan kelompoknya akan sangat kesulitan untuk menghadapi para tentara yang semakin gencar melakukan penyerangan.
Meskipun saat ini mereka banyak yang terpecah belah, tapi bukan berarti pemerintah kehilangan kekuatannya begitu saja. Presiden masih memiliki satu kesatuan khusus yang dianggap sangat berbahaya. Pasukan itu tidak diketahui sama sekali keberadaannya.
Mereka semua sangat ahli dalam penyamaran. Dan mereka sudah banyak mengalami berbagai macam pertempuran. Sehingga mereka sudah sangat berpengalaman. Kesatuan inilah yang kemudian berusaha menyatukan kembali para tentara yang sudah memberontak.
Mereka akan menyatukan semua tentara itu dengan doktrin-doktrin mereka yang sangat berbahaya. Bahkan tak jarang pula dari mereka yang kemudian bergabung kembali, untuk membela pemerintah. Sedangkan mereka yang tidak mau kembali, akan langsung dihabisi.
Kesatuan ini pun tidak hanya merekrut para tentara saja, tapi mereka juga merekrut warga sipil. Faham yang mereka sebarkan sungguh sangat berbahaya. Setiap orang yang mengikuti ajaran mereka, akan menjadi sadis dan tidak terkendali.
Mereka semua akan menganggap bahwa mereka jauh lebih baik dari siapapun, dan orang lain selain kelompok mereka akan dianggap sebagai orang-orang kotor yang pantas untuk dibunuh. Dikatakan, bahwa awal mula peperangan di negara ini disebabkan oleh faham seperti ini.
Dulu, kesatuan ini bergerak secara sembunyi-sembunyi untuk menyebarkan faham mereka. Tapi sekarang mereka muncul untuk menunjukan eksistensinya kepada semua orang. Mereka mulai menyebarkan doktrin mereka melalui berbagai saluran komunikasi.
Mulai dari radio, televisi, dan juga yang lainnya. Orang-orang yang hanya sekedar mendengarkan, akan sangat mudah untuk dipengaruhi oleh mereka. Mereka mulai menyebarkan ajarannya di kalangan para tentara. Lalu merambah ke warga sipil.
Wikar yang mengetahui tentang adanya kelompok baru yang akan menyainginya, langsung memberitahu semua pasukannya agar tetap waspada dengan kelompok ini. Karena mereka bisa membunuh karakter seseorang hanya dengan sekejap.
"Aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi. Sudah banyak warga sipil yang ikut bergabung dengan pemerintah. Entah manusia macam apa yang bisa melakukan semua ini." kata Wikar pada beberapa anggotanya.
"Sepertinya kita harus kembali melakukan penyerangan Komandan. Untuk mencegah pergerakan mereka, tidak cukup hanya memberikan pengertian kepada para warga sipil. Mereka semua harus ditumpas. Mereka adalah masalah utama kita."
"Yah.. kau benar. Aku tidak akan membiarkan mereka merampas apa pun yang ada di tempat ini. Tapi aku juga tidak mau terburu-buru. Aku ingin melihat bagaimana pergerakan mereka terlebih dahulu, agar aku bisa lebih mengenal mereka. Dengan begitu, aku baru bisa mengalahkan mereka." kata Wikar.
Wikar berencana untuk membuat sebuah senjata peledak otomatis. Dia ingin menyerang pertahanan pemerintah. Tapi dia sudah terlalu banyak menghabiskan tenaga dan juga pasukannya. Dia ingin menyerang pertahanan pemerintah untuk menguasai markas utama militer.
**Tony** dan **Ryan** kini telah berhasil melewati masa-masa kritisnya. Dia sudah siap kembali pada sahabatnya, **Ando**. Tapi untuk saat ini **Tony** dan **Ryan** belum diperbolehkan ikut dalam pertempuran.
"*Menurutmu, apakah Ando akan menjemput kita*?" tanya **Ryan** pada **Tony**.
"*Aku sengaja merahasiakan kesembuhan kita. Aku akan membuat kejutan untuknya*." jawab **Tony**.
"*Oh itu bagus. Aku juga mendengar dari para perawat, kalau Ando sering menjenguk kita. Dia pasti sangat khawatir dengan keadaan kita saat ini. Dan aku tidak yakin kalau dia bisa bahagia tanpa kehadiran kita*." kata **Ryan**.
"*Yah kau benar. Sekarang waktunya kita pulang*." kata **Tony**.
Kemudian salah seorang perawat mendatangi mereka berdua untuk memberitahukan kepada mereka bahwa mereka akan diantarkan ke tempat **Ando** berada. Sebelum pergi, **Tony** dan **Ryan** berpamitan kepada **Lee** yang masih harus menjalani proses penyembuhan.
"*Aku menunggu mu. Cepatlah sembuh. Semangat*!" kata **Tony** pada **Lee**.
"*Baik*." jawab **Lee** singkat.
Tony berlalu dari ruangan itu bersama dengan Ryan. Dia lalu menuju sebuah mobil yang sudah disiapkan untuk mereka berdua. Supirnya terlihat sedang merokok sembari meneguk kopinya. Supir itu terlihat masih sangat muda.
Dari topi hitam dan juga rompi jaket yang ia kenakan, Tony menilai kalau orang ini bukanlah orang biasa. Dia tampak seperti orang yang sudah sangat berpengalaman. Begitu juga dengan mobilnya yang berwarna hitam. Mobil itu begitu mengkilap terkena sinar matahari.
"Kenapa kalian berdua menatapku seperti itu? kalian kagum melihat mobilku kan?" kata supir itu sembari tertawa terbahak.
Tony dan Ryan hanya tersenyum sedikit. Setelah masuk ke dalam mobil, barulah Tony dan Ryan tertawa sejadi-jadinya. Supir itupun juga ikut tertawa, dan mereka pun berangkat ke tujuan. Mereka banyak berbagi pengalaman satu sama lain.
Diketahui kalau nama supir ini adalah Bram. Bram adalah anggota pasukan Wikar yang sudah terbiasa antar jemput dengan para anggota Wikar yang lain. Dia sudah paham betul, kemana anggota baru harus dibawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments