Bab 2

Kakinya gemetar, Ando merasa sangat kelelahan karena sudah bertugas terlalu lama. Dia sedikit mendengarkan ucapan yang dilontarkan Julia kepadanya. Sepetinya Julia mengetahui sesuatu. Sembari berbaring di kasurnya, Ando kembali mengingat ucapan Julia.

Sebuah kode. Ya! itulah yang pertama kali muncul dalam benaknya. Julia pasti mengetahui sesuatu. Dia melihat dengan jelas bagaimana musuh menyerang mereka secara beruntun. Julia pasti mengatakan sebuah sandi senjata yang digunakan oleh musuh untuk menyerang mereka. Karena tugas mereka disana bukan hanya untuk menyerang, namun juga untuk mengamati pergerakan musuh mereka.

"S... D..dd... sen... p...."

Itulah yang dikatakan Julia kepadanya.

Ando langsung mencari Tony, saat itu dia sedang istirahat makan siang bersama Ryan.

"Tony?!"

"Komandan!"

"Aku mencoba mengingat apa yang Julia katakan kepadaku. Dan ini yang aku ingat..." kata Ando sembari menunjukkan catatannya.

Tony dan Ryan memperhatikan dan mencoba memecahkan sandi itu. Sama seperti Ando, Ryan dan Tony juga sependapat, kalau itu adalah sandi untuk sebuah senjata.

"Julia masih kritis. Dia tidak bisa dijenguk untuk saat ini." Kata Tony.

"Kalau begitu. Itu akan menjadi tugas kita untuk memecahkan semuanya." Kata Ando.

Mereka mencoba memecahkan kata-kata itu. Dan menggabungkannya satu persatu. Lalu terbentuklah sebuah sandi, SDD-Senpi. Senpi yang dimaksud oleh Julia adalah Senjata Api. Karena waktu Julia mengatakan hal itu kepada Ando, dia sedang sekarat.

Mereka lalu menemui Jendral Hidi untuk menyerahkan sandi ini. Karena mereka semua yakin, kalau ini adalah sandi senjata yang digunakan oleh Wikar dan kelompoknya. Setelah mengetahui hal itu, Jendral Hidi memerintahkan seluruh Tim Cyber untuk mencoba meretas jaringan kelompok Wikar dengan sandi itu untuk masuk ke dalam Data Base.

"Komandan! Kita diretas. Mereka mencoba memasuki Data Base kita!"

Semua orang yang ada di ruangan itu panik, karena mereka mendapatkan serangan dari militer dengan sistem online.

"Buka pintu untuk mereka. Dan aku akan masuk ke dalam Data Base mereka juga. Mereka mendapatkan informasi persenjataan kita, tapi kita mendapatkan semua rahasia militer mereka." Kata Wikar kepada salah satu anggotanya.

"Siap Komandan!"

Wikar mengambil laptopnya, dan membiarkan komputer utama tetap online, agar dia juga bisa memasuki Data Base militer.

"Matikan listriknya! Kita mendapatkan diserang balik!" kata Jendral Hidi kepada anak buahnya.

Bukan hanya kelompok Wikar yang panik. Tapi militer juga. Karena komputer yang digunakan untuk meretas, kini sudah dimasuki oleh virus yang sangat berbahaya. Wikar jelas lebih ahli dalam peretasan. Karena dia sudah sangat berpengalaman. Tidak seperti anak buah Jendral Hidi yang hanya Tim Cyber biasa.

"Komandan Ando! Siapkan pasukanmu untuk menyerang ke markas musuh. Kita disini akan menyibukkan mereka semua! Karena aku yakin, kita sedang berhadapan dengan ****Wikar****!"

"*Siap Jendral!"

"Ayo kita berangkat*!"

Ando, Ryan, dan Tony langsung berangkat menuju markas musuh, dengan membawa dua puluh orang pasukan. Meskipun Ando tidak yakin kalau rencana ini akan berjalan lancar, dia tetap melaksanakan perintah itu. Karena dia tidak mungkin bisa membantah. Apalagi, sekarang Jendral Hidi yang memegang kendali penuh atas pasukannya.

"Kau yakin rencana ini akan berhasil?" Tanya Tony kepada Ando.

"Sekalipun aku tidak yakin, aku tetap harus melaksanakannya. Karena ini adalah perintah Jendral Hidi." Jawan Ando.

"Kita juga telah kehilangan banyak orang. Dan perang ini belum berakhir sampai sekarang. Aku yakin, pasti ada yang salah dengan pasukan kita."

"Apa maksudmu Tony?" Tanya Ando kepada Tony dengan nada kesal.

"Aku merasa ada yang Jendral Hidi sembunyikan dari kita." Jawab Tony.

..."Apa maksudmu?" Tanya Ando kepada Tony....

Tony sedikit gagap menjelaskan situasi yang sedang terjadi. Perasaannya sungguh kuat, bahwa Jendral Hidi melakukan sesuatu yang tidak diketahui oleh semua anak buahnya. Kecurigaan itu dikuatkan dengan perilaku Jendral Hidi yang sedikit aneh akhir-akhir ini.

Tidak seperti sebelumnya, dia terlihat begitu bersemangat untuk melakukan serangan ke wilayah pemberontak. Tapi kali ini tidak, dia justru tidak memperhatikan keadaan pasukannya dengan baik.

Amunisi dan senjata yang kian hari kian habis pun, seakan tidak dipermasalahkan. Jendral Hidi tidak menghubungi markas pusat. Dia sudah lama tidak melaporkan keadaan di markasnya. Sudah banyak sekali laporan yang menumpuk dimejanya, yang tidak dia kerjakan, dan tidak dia laporkan.

Dia terus menerus mempertanyakan soal persenjataan musuh dan tempat produksinya. Dia tidak ingin tahu apa yang sedang terjadi pada pasukannya. Dia lebih mengutamakan misi yang dianggap konyol oleh pasukannya itu.

"Dengar Ton! Senjata itu pun sangat penting untuk kita. Jika kita berhasil mendapatkannya. Kita juga akan mendapatkan kemenangan kita." Kata Ando.

"Aku sudah mengikutimu selama bertahun-tahun. Tapi aku benar-benar tidak faham dengan apa yang ada dalam otakmu sekarang ini." Jawab Ando.

"Aku harap ini bukan soal balas dendam." Kata Ryan menyela pembicaraan mereka.

Entah apa yang saat itu terjadi pada Ando. Dia tiba-tiba marah dan mencekik leher Ryan.

"Dengar! Teman-teman kita mati karena senjata sialan itu! Jika kita mendapatkannya, aku akan balas serangan mereka! Dan aku akan perbudak mereka sampai mereka benar-benar menyesal, karena mereka telah dilahirkan." Jawab Ando sembari tetap mencekik leher Ryan.

Tony yang melihat hal itu, sama sekali tidak berkutik. Dia tidak mungkin melawan Ando yang sepuluh kali lipat lebih kuat dari dirinya. Dia hanya diam ketika melihat teman barunya dihajar habis-habisan.

"Ingat Itu!" Lanjut Ando.

Ando langsung memasuki mobil dan menunggu para pasukan lainnya siap. Dia mengambil sebatang rokok dan korek dari sakunya. Kemudian menghisapnya dalam-dalam. Dia menyesal karena telah menumpahkan rasa kesalnya kepada Ryan.

Mereka lalu berangkat menuju ke wilayah musuh. Banyak pasukan yang tidak yakin dengan misi yang telah terulang berkali-kali ini. Tapi, tugas tetaplah tugas. Mereka hanya tentara yang dilatih untuk mati dalam medan tempur.

Ando masih belum bisa menghilangkan amarah dan kebenciannya kepada pasukan Wikar, yang telah membunuh banyak sekali anak buahnya. Setiap kali pasukan diturunkan, pasti kelompok Wikar akan langsung menyergap dan membantai.

Tidak peduli apa niat para prajurit ini, yang jelas, siapa saja yang berani menginjakkan kaki di wilayah kekuasaan Wikar, pasti akan dibersihkan. Seakan para prajurit ini adalah sampah yang berserakan.

Jantung mereka berdebar hebat, saat mereka turun dari mobil. **Ando** yang sudah tidak tahan, langsung saja melakukan serangan. Hal itu diikuti oleh **Tony** dan juga **Ryan**, serta anggota pasukan yang lain. Dua puluh anggota pasukan itu begitu beringas menyerang kelompok **Wikar**.

Dibawah perintah **Ando**, serangan kali ini begitu teratur, walaupun tanpa strategi yang baik. Mereka menyerang aset yang penting untuk mengganggu konsentrasi musuh dalam pertempuran. Seperti menembak sniper, meledakkan mobil dan tangki bensin dengan granat.

Baru saja kelompok **Wikar** bernafas dengan lega, mereka kembali diserang dengan brutal oleh pasukan **Ando**.

Saat itu **Wikar** sedang fokus di depan komputer bersama **Tim** **Cyber**-nya. Karena **Tim Cyber** dari militer masih terus berusaha melawan **Wikar** secara online. Kenyataannya, kecerdasan **Tim Cyber** **Militer** tidak ada apa-apanya bagi **Wikar**.

Tapi diluar markasnya, **Wikar** melihat kalau pasukan penjaga telah berhasil dilumpuhkan oleh **Ando**.

"*Ayo kita bunuh bajingan itu*!" Seru **Ando** pada pasukannya.

**Tony** yang melihat **Ando** berubah menjadi ganas, berusaha mengingatkannya. Tapi **Ando** sama sekali tidak mempedulikan hal itu.

**Wikar** yang mengetahui kalau tempat ini sudah dikuasai oleh **Ando**, saat itu juga dia langsung pergi dengan membawa beberapa pasukannya, untuk menyelamatkan diri. Karena situasi mulai genting, dia bahkan sampai meninggalkan senjata andalannya sendiri.

Tertulis jelas pada senjata senjata itu, kalau nama senjata itu adalah **Scott D Dragon**.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!