"Tidak lama lagi, teman-temanmu akan sadar. Mereka berhasil bertahan dengan baik sejauh ini. Tapi aku minta maaf, karena aku tidak bisa menahan hasratku untuk membunuh dua bajingan itu." kata Wikar kepada Ando.
"Tidak apa. Aku justru berterimakasih kepadamu, karena kau sudah menolong kami. Andaikan kau tidak memberikan semua dokumen itu, kami tidak akan mengetahui kebenarannya. Bisa saja, kami memiliki dendam padamu sampai kami mati." kata Ando.
"Tidak perlu khawatir, kau sekarang sudah mengetahui semuanya. Aku juga tidak memaksamu untuk bergabung denganku. Tapi aku sarankan, jika kau ingin pergi, sebaiknya larilah ke negara lain. Aku memiliki banyak teman, dan mereka bisa membantumu. Kau juga bisa mendapatkan hidupmu kembali. Kau bisa memiliki istri, kau bisa memiliki anak, dan rumah yang bagus untuk kau tinggali."
Ando bingung harus memilih yang mana. Wikar yang terkenal kejam dan bengis itu, ternyata adalah orang yang sangat ramah dan santun kepada siapapun. Dia tidak seperti apa yang diceritakan oleh semua orang. Memang, dalam situasi seperti sekarang ini, banyak sekali orang yang berpura-pura baik, hanya untuk mendapatkan simpati. Padahal, mereka hanyalah segerombolan lintah.
"Kau berhak memilih jalan hidupmu sendiri, sahabatku. Jangan pernah ragu dengan pilihan yang kau ambil. Dan jangan pernah menyesalinya. Jika kau bergabung, aku akan merasa sangat terbantu, dengan adanya orang sepertimu. Namun jika tidak, aku tetap akan berterimakasih, karena kau sudah mau melihat kebenarannya. Sehingga, kita bisa berpisah sebagai sahabat." kata Wikar.
"Aku akan merasa sangat bodoh, jika menolak ajakanmu. Aku orang yang nasionalis. Tidak peduli dengan siapa aku berjuang. Yang terpenting bagiku adalah, negara ini bisa damai seperti dulu. Aku ingin melihat anak-anakku menjadi generasi penerus bangsa ini nantinya. Menjadi orang-orang cerdas, dengan tekad kuat memajukan bangsa. Bangsa tanpa perang, tanpa korup, tanpa pengkhianatan." jawab Ando.
"Sangat sulit membangun negara seperti itu. Sikap dan sifat setiap orang berbeda-beda. Tapi setiap orang wajib mengikuti aturan yang berlaku." kata Wikar.
"Benar. Setiap kesalahan harus dibayar dengan hukuman. Aku merasa sangat bersalah, karena telah memusuhimu. Aku akan bergabung bersamamu. Demi bangsaku! Dan demi menebus semua dosa-dosaku!"
Mereka berdua berjabat tangan, tanda bahwa Wikar telah menerima Ando sebagai bagian dari pasukannya.
Dalam pasukan ini, Ando akan dilatih menjadi pasukan inti. Yang mengawal Wikar, kemanapun dia pergi. Saat ini situasi semakin genting, karena banyak warga sipil yang mendukung Wikar disekap dan dibunuh oleh para tentara pemerintah.
Tapi sekarang tentara milik pemerintah mulai habis. Mereka menggunakan para relawan perang yang sudah dicuci otaknya, untuk memusuhi Wikar dan kelompoknya. Sehingga Wikar akan semakin sulit untuk bergerak. Namun sampai saat ini, banyak sekali para relawan perang yang mati sia-sia, karena mereka tidak dilatih dengan baik.
Bagaimana mereka mau dilatih, kalau semua aset militer mereka saja sudah semakin habis mereka jual pada negara lain. Bukannya mengurusi nasib bangsa sendiri, para tentara justru malah menjual tanah dan semua aset pemerintah demi kepuasan sendiri.
Wikar dan kelompoknya memanfaatkan situasi ini untuk merebut kembali aset milik pemerintah yang telah dijual oleh para tentara. Dia gencar melakukan berbagai serangan ke seluruh daerah yang masih dikuasai oleh pemerintah. Semua itu ia lakukan agar tanah air ini tidak dikuasai oleh siapapun. Kecuali anak bangsa ini sendiri.
"Semakin banyak yang mereka jual, maka akan semakin mudah bagiku merebut wilayah itu. Karena para tentara hanya akan sibuk dengan uang mereka sendiri. Tanpa memperhatikan situasi dan kondisi." kata Wikar kepada Ando.
Dia memilih **Ando** menjadi pasukan inti, karena **Ando** memiliki potensi yang luar biasa. Dia berusaha memberikan semua hal kepada **Ando**, agar **Ando** bisa memahami situasi yang terjadi saat ini.
"*Jadi kau sengaja membiarkan semua aset dijual? Apakah tidak menjadi masalah nantinya*?" tanya **Ando** kepada **Wikar**.
"*Siapa yang berani ikut campur urusan kita? Tanah ini milik kita semua, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang boleh menyentuhnya. Kalaupun ada, mereka akan terus aku kejar, sampai mereka benar-benar menyesali perbuatannya*." jawab **Wikar**.
"*Hmm... tapi menurutku, kau terlalu sadis*."
"*Yah... memang, tapi apa boleh buat. Negara ini sudah menjadi medan perang. Di medan perang kita hanya memiliki dua pilihan. Yaitu membunuh, atau dibunuh. Kau pilih yang mana*?" **Wikar** balik bertanya
"*Melihat keadaan seperti ini, aku lebih memilih menjadi pemangsa, dari pada harus dimangsa*." jawab **Ando**.
"*Bagus! Itulah yang seharusnya kau lakukan. Kau harus tahu satu hal, bahwa sekarang hukum di negara ini sudah tidak lagi berlaku. Kecuali, jika kita berhasil mengembalikan kejayaan negara ini, seperti dulu lagi. Apakah kau sudah siap untuk membantuku*?"
"*Aku sudah berjanji. Aku siap! Komandan*!" jawab **Ando** dengan sangat tegas.
"*Baguslah kalau begitu. Aku suka dengan orang yang menepati janjinya. Sekarang ikutlah denganku*."
**Wikar** mengarahkan **Ando** ke sebuah ruangan yang penuh dengan senjata. Dia melihat begitu banyak orang yang sedang bekerja membuat senjata di ruangan itu.
"*Ini adalah ruang pembuatan senjata. Kau bisa memilih senjata apa pun yang kau suka. Tapi senjata mode ringan akan lebih cocok untukmu*." kata **Wikar**.
Ando mengambil salah satu senjata, dan mulai mencoba senjata itu. Ruangan itu sangatlah luas, dan juga kedap suara. Jika senjata telah dibuat, maka akan langsung dites diruangan ini. Untuk memastikan semuanya aman, Wikar menempatkan beberapa orang kepercayaannya, yang sudah sangat terlatih.
Tidak sembarangan orang bisa masuk ke ruangan ini. Karena ruangan memiliki keamanan tingkat tinggi. Jika ada penyusup, mereka akan sangat sulit untuk keluar.
Semua senjata di tempat ini dibuat dengan sangat teliti. Tapi dengan semua alat yang ada, senjata-senjata ini bisa dibuat dengan sangat cepat. Bahkan, dalam waktu satu hari, mereka bisa memproduksi seratus pucuk senjata api. Meskipun kebanyakan senjata yang dibuat adalah versi ringan, tapi semua senjata ini adalah senjata khas kelompok Wikar. Tidak mungkin ada satu orang pun yang bisa meniru senjata-senjata ini. Kecuali kelompok Wikar sendiri.
Kekuatan dan ketahanannya pun sangat luar biasa. Senjatanya juga ringan jika dibawa kemana, terutama untuk para pemula. Senjata ini sangat berbeda jauh dengan senjata buatan militer pada umumnya. Rata-rata kekuatan senjata ini dapat menembus baja.
Dengan kekuatan yang luar biasa, sangat jarang orang yang mampu bertahan dari serangannya.
"Inilah senjata yang pernah melukai salah satu teman wanitamu. Saat itu para pasukanku sangat bernafsu untuk membunuhnya. Tapi aku mencegah hal itu, karena aku tahu, suatu hari nanti akan ada orang yang mampu memahami semua ini. Dan aku sungguh tidak menyangka, kalau orang itu adalah dirimu, Ando."
"Aku pun tidak menyangka, kalau musuhku menjadi sahabatku. Aku berharap, kita berdua bisa bersahabat sampai kita mati!"
"Hidup bersama! Mati pun bersama!" kata Wikar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
mr. Lucifer
pp
2021-11-05
2