Bab 7

Perlahan Wikar mulai menyusun rencana baru untuk Ando dan pasukannya. Banyak yang setuju kalau Ando lebih baik dimasukkan ke dalam kelompok mereka. Tapi Wikar merasa belum yakin dengan hal itu. Karena Ando adalah orang yang paling keras melakukan perlawanan. Dia masih ingin tahu lebih banyak tentang Ando dan pasukannya itu.

"Setahuku, Ando dulu pernah masuk ke unit pasukan elite milik pemerintah. Tapi kelompok itu dibubarkan, karena Ando gagal menjalankan misinya. Setelah itu, misi di ambil alih oleh pasukan yang lain. Sekarang, dia berakhir di tempat ini." kata Wikar kepada teman-temannya.

"Dia sangat berpengalaman dalam pertempuran jarak jauh, dia seorang penembak jitu. Dan dia ahli menggunakan semua senjata. Tapi dia memiliki satu kelemahan, dia tidak dapat berlari terlalu lama. Karena kakinya pernah tertusuk pedang, saat dia menjalankan misi terakhirnya." sambungnya.

"Aku ingin mengawasinya terlebih dahulu. Kita butuh lebih dari sekedar penyesalan. Meskipun mereka telah melihat kenyataannya. Tapi aku tidak yakin kalau mereka akan suka, jika bergabung dengan kita."

"Lebih baik, kita lihat dulu seberapa kuat mereka bertahan, komandan." kata salah seorang dari mereka.

"Benar, dan kita juga harus melihat apa yang akan terjadi pada mereka setelah ini." kata Ando.

Mereka semua mengangguk, mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan kepada orang baru. Mereka akan menguji fisik dan juga mental Ando, beserta pasukannya. Mulai dari memberikan jumlah makanan dan minuman yang sangat sedikit, hingga memberikan sebuah musik klasik, yang dapat mempengaruhi mental mereka semua.

Siapa yang bisa mengendalikan diri, maka bisa bertahan dari ujian ini, dan akan keluar sebagai bagian dari kelompok Wikar. Tapi jika gagal, maka kemungkinannya hanya satu. Mereka menjadi gila, lalu saling membunuh.

Mereka mulai memasukkan puluhan botol minuman, serta puluhan makanan kaleng. Lalu mereka dipaksa untuk bertahan dengan semua persediaan itu dalam waktu dua minggu. Padahal, jumlahnya hanya cukup untuk dua orang, kalau mereka harus bertahan dalam waktu dua minggu.

Tapi apa boleh buat, tidak ada jalan lain, selain harus mengikuti permainan ini. Ando dan pasukannya sudah berusaha keras, agar Wikar memberikan mereka toleransi. Karena Ando berjanji akan bergabung dengannya. Dan membela Wikar secara penuh, untuk menebus semua kesalahan yang telah dia lakukan.

Tapi Wikar juga bukan orang yang mudah terpengaruh hanya dengan ucapan. Dia ingin melihat, sampai mana batas kemampuan Ando dan pasukannya menghadapi setiap permasalahan yang ada.

Melalui sebuah saluran suara yang ada diruangan itu, Wikar mulai memberikan arahan kepada Ando dan keempat temannya, agar mereka mengikuti step by step yang Wikar sampaikan.

"Kalian sudah melihat, kalau aku telah memberikan kebijaksanaan kepada kalian semua, dengan tidak membunuh kalian. Dan jika kalian ingin bergabung dengan kami, itu bukanlah hal yang sulit. Lakukan apa yang aku arahkan kepada kalian, jika kalian ingin hidup, dan bergabung bersama kami. Kalian harus saling melindungi dan berbagi dengan sesama, dalam situasi apa pun. Jika kalian bisa bertahan dalam tahap ini, maka kalian tidak perlu lagi melewati ujian yang lain." kata Wikar kepada mereka semua.

Wikar kembali memberikan arahan,

"Sekarang sudah aku sediakan dua puluh makanan kaleng, dan dua puluh botol minuman. Setiap dari kalian mendapatkan jatah empat botol minuman dan empat makanan kaleng. Dan kalian harus membuat semua persediaan itu cukup dalam waktu dua minggu."

"Makanlah jika kalian sedang benar-benar lapar. Dan minumlah saat kalian benar-benar haus."

Setelah itu, Wikar meninggalkan mereka semua, tapi dalam keadaan lampu ruangan masih tetap menyala. Wikar hanya memerintahkan kepada pasukannya untuk memeriksa keadaan mereka lewat sebuah cctv yang terpasang pada ruangan tersebut.

Pada hari pertama, semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang aneh. Semuanya terkendali.

Pada hari kedua, mereka mulai merasakan bosan. Dan Mereka mencoba melakukan berbagai hal untuk menghilangkan rasa bosan mereka.

Dihari-hari selanjutnya, mereka benar-benar merasakan bosan yang luar biasa. Karena kebiasaan yang mereka lakukan di tempat itu, sama sekali tidak merubah apa pun. Hanya bertahan selama beberapa hari saja.

Persediaan makanan dan minuman pun semakin menipis. Padahal, masih kurang tiga hari lagi. Tinggal tersisa empat kaleng makanan dan empat botol minuman. Mereka sama sekali belum terbiasa dengan hal itu. Karena pada hari-hari sebelumnya, mereka terlalu banyak makan dan minum.

Kedua anggota pasukan Ando yang stress dengan keadaan semacam ini, mulai merencanakan sesuatu. Saat mereka berdua tahu bahwa persediaan makanan dan minuman hampir habis, mereka menyusun rencana untuk merebut semua makanan dan minuman yang ada.

Dan untuk mendapatkan semua persediaan, satu-satunya cara adalah dengan membunuh Tony, Ando, dan juga Ryan. Selanjutnya, mereka berdua hanya perlu membagi jatah makanan dan minuman itu dengan mudah. Setiap orang akan mendapatkan jatah dua pasang makanan dan minuman.

Tapi sangatlah mustahil jika mereka bisa membunuh ketiga orang itu. Karena kemampuan dan juga nyali mereka terlalu ciut untuk melakukan hal seperti itu. Namun, rasa haus dan lapar sudah membutakan hati mereka.

Dengan sebuah pisau kecil, mereka berusaha menyerang Ando yang saat itu sedang tertidur lelap bersama Tony dan Ryan. Untungnya, kejadian itu dapat dihentikan oleh sebuah bunyi alarm yang amat sangat keras, sehingga membuat mereka bertiga bangun dan selamat dari percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh kedua anggota mereka.

Ryan yang terbangun lebih dulu, secepat mungkin menutup kedua telinganya. Mereka semua berteriak karena kesakitan. Pisau yang dipegang oleh orang kedua orang itu pun terlempar sangat jauh. Tidak ada satu orang pun diantara ketiganya yang sadar, bahwa seharusnya mereka bertiga sudah mati.

Kalau tidak ada anggota Wikar yang mengawasi mereka selama dua puluh empat jam, pasti mereka sekarang sudah tewas oleh teman mereka sendiri.

Saat itu juga, mereka langsung melapor kepada Wikar.

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian membunyikan alarm?" tanya Wikar kepada anggotanya itu.

Lalu mereka menunjukkan bukti rekaman cctv itu kepada Wikar. Terlihat di rekaman cctv, kalau kedua orang itu mengendap-endap dan secara perlahan berusaha menikam Ando, Tony, dan juga Ryan.

"Kita keluarkan Ketiganya dari sana. Biarlah kedua orang itu menjadi urusanku." kata Wikar.

"Siap!"

Wikar kemudian membebaskan Ando dan kedua temannya yang setia. Sedangkan kedua orang yang berusaha membunuh Ando, dibiarkan tetap terkurung di tempat itu.

"Kenapa kau hanya mengeluarkan kami bertiga?" tanya Ando.

Wikar menunjukkan bukti cctv itu kepada mereka bertiga.

"Lihatlah! Sekarang kalian sudah tahu, inilah satu alasan kami tidak suka pada tentara sepeti kalian. Saat lapar, kalian akan menjadi buas dan tidak terkendali." jawab Wikar.

Ando sama sekali tidak mencurigai kedua orang itu. Karena dia melihat, kedua orang itu hanyalah pasukan biasa, yang tidak mungkin melakukan hal semacam itu. Tapi nyatanya, semua perkiraan Ando salah. Hanya karena lapar dan haus, mereka menjadi buas. Bahkan mereka lebih hina dari pada seekor anjing.

Terpopuler

Comments

mr. Lucifer

mr. Lucifer

pp

2021-11-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!