Saat di sekap, mereka semua terus menerus menghajar Ando dan pasukannya. Bukan hanya itu saja, mereka juga tidak memberikan makanan dan minuman sedikitpun. Padahal, sudah seharian penuh mereka berada di tempat ini. Mereka juga tidak dapat melihat keluar, karena tidak ada satupun lubang di tempat ini. Ruangan ini sangatlah tertutup. Dan hanya bisa diakses melalui pintu utama, yang berada di hadapan mereka. Sedangkan pintu itu bukanlah pintu biasa, tapi pintu otomatis.
Dan orang yang bisa membuka pintu itu adalah Wikar. Orang yang berbadan tinggi besar, yang saat ini sedang menyiksa Ando dan pasukannya. Pintu itu menggunakan sebuah sensor tubuh. Dan kalau bukan Wikar sendiri yang melewatinya, maka pintu itu akan tertutup untuk selama-lamanya.
Dalam keadaan yang sangat lemah, mereka akhirnya dibebaskan dari ikatan yang melekat ditangan dan kaki mereka. **Ando** berusaha untuk melawan, tapi tenaganya tidaklah cukup untuk melakukan hal itu. Karena seharian ini perut mereka tidak terisi apa pun. **Wikar** kembali menghajar mereka satu persatu. Sekarang, sudah tidak ada lagi perlawanan dari **Ando** dan kawan-kawannya. Mereka benar-benar lemah dan tak berdaya.
**Ando** terus memperhatikan **Wikar** yang jongkok dihadapannya. Dia memperhatikan setiap detail dari tubuh orang itu. Mulai dari rambutnya yang dipotong rapi, dan kedua bola matanya yang berwarna biru. Tatapan matanya tajam, penuh dengan kemarahan serta kebencian. Wajah itu terlihat masih sangat muda. Namun terukir jiwa seorang pemimpin dalam dirinya. Pantas, jika dia sangat dihormati oleh para pasukannya.
"*Kenapa? Mataku ini? Ini sudah ada sejak aku lahir. Aku dilahirkan dari sebuah desa kecil, yang indah dan damai. Dan aku banyak membaca dan menulis buku. Semua sahabat-sahabatku selalu mendukung dalam setiap langkah yang aku pilih. Hingga aku berakhir di tempat busuk ini, bersama dengan kalian. Sekarang aku memiliki sebuah kekuarga yang baru. Yang menyimpan jiwa para sahabatku. Itulah mereka, yang sekarang berdiri di hapanmu. Setiap dari mereka adalah keluargaku. Dan yang harus kau ketahui adalah, jika kau menyakiti salah satu dari mereka, maka kalian semua akan musnah*."
Orang itu berpaling dari **Ando**, lalu mengambil sebotol minuman, dan melemparkannya kepada **Ando**, juga teman-temannya.
Lalu dia meletakkan sebuah dokumen ditangan **Ando**. Tertulis di dokumen itu,
......"**Dokumen Rahasia. Misi Pembersihan**." ......
"*Minumlah, tubuhmu akan pulih kembali. Kau harus mulai membuka mataku, dan melihat sebuah kenyataan*." Kata **Wikar**.
Mereka pergi meninggalkan **Ando** dan juga pasukannya. **Tony** yang masih lemah, lalu membuka botol minuman itu, dan meneguknya sedikit demi sedikit. Terasa tubuhnya sedikit bugar. Tapi, sakit ia rasakan di sekujur tubuhnya.
"*Apakah kita sudah kalah*?" tanya **Tony** kepada **Ando**.
"*Entahlah. Kalau memang dia orang yang jahat, kenapa dia memberikan botol minuman ini kepada kita? Padahal, dia bisa saja membunuh kita jika dia mau*." jawab **Ando**.
"*Aku mendengarkan cerita anak remaja yang kita sekap, dan dia mengatakan, kalau Wikar adalah orang yang sangat berbudi. Dia bahkan menguburkan mayat teman-teman kita. Lalu mendoakannya. Meskipun aku tidak melihatnya sendiri, tapi aku percaya, kalau anak itu sama sekali bukan pembohong*." Kata **Tony**.
"*Bacalah dokumen itu. Aku yakin, kalau dokumen itu benar-benar pentimg. Semoga saja, apa yang aku takutkan ini salah*." sambungnya.
Perlahan **Ando** membuka dokumen itu. Tangannya gemetar, dia sudah tidak sabar ingin membaca isinya. Terdapat beberapa lembar foto, di dalam foto itu menunjukkan **Jendral Hidi** yang sedang rapat bersama beberapa orang. Dan salah satunya adalah **Wikar**. Dia belum tahu, apa maksud dari semua foto-foto itu.
Tapi saat **Ando** membaca isinya, wajahnya menjadi pucat. Semua orang yang melihat itu bertanya-tanya dalam hatinya. Apa yang terjadi pada **Ando**? Apa yang dia lihat? Dan apa yang dia baca? sehingga membuatnya seperti itu. **Ando** melihat wajah teman-temanya. Dia menangis tersedu. Dia begitu kecewa dengan apa yang telah dia lihat.
"*Komandan*?" tanya **Ryan**.
"*Kita telah mengkhianati sumpah kita. Kita tidak pantas untuk diampuni*. *Kita harus membayar semua perbuatan yang telah kita lakukan kepada mereka semua*." kata **Ando**.
**Ando** membuat mereka semua bingung dan terheran. Karena mereka tidak pernah sekalipun melihat komandan mereka menangis seperti itu.
Ando menghela nafas panjang. Dia berusaha menenangkan dirinya. Setengah botol minuman dia teguk, untuk membuat dirinya sadar. Dia lalu menyerahkan dokumen itu kepada anggotanya, agar mereka bisa melihat secara langsung, apa yang telah Ando lihat.
Mereka semua seketika terdiam, mulut mereka terkunci. Di dalam dokumen itu mereka melihat sebuah kenyataan yang telah membuat mereka sadar, bahwa selama ini mereka telah ditipu habis-habisan oleh pemimpin mereka sendiri.
Mereka begitu kecewa dan terpukul, dengan apa yang telah mereka lihat. Mereka melihat kalau banyak sekali foto-foto warga sipil yang ditembak mati oleh para tentara. Tentara itu bukanlah tentara milik pemerintah, melainkan mereka semua adalah tentara bayaran, yang ditugaskan untuk membantai orang-orang yang melakukan aksi unjuk rasa pada pemerintah.
Dan yang bertanggung jawab atas semua itu adalah Presiden dan juga Jendral Hidi. Mereka bertanggung jawab atas pembantaian ribuan orang, dan juga ribuan tentara sipil yang dibantai secara sadis. Para tentara itu adalah tentara perjuangan rakyat. Yang membela masyarakat kecil dalam melakukan aksi unjuk rasa. Tapi saat para pengunjuk rasa datang ke tempat, Jendral Hidi memberikan perintah tembak di tempat, bukan perintah keamanan.
Wikar yang saat itu mengetahui ada sesuatu yang salah, memilih pergi bersama dengan pasukannya, dan juga orang-orang yang tidak sependapat dengan keputusan pemerintah. Pada saat itu, orang yang tidak setuju pada keputusan pemerintah akan ditangkap dan dibunuh. Padahal, mereka hanya memberikan kritikan halus, bukan aksi kerusuhan.
Wikar lalu melakukan aksi perlawanan kepada pemerintah. Hal itu didukung oleh banyak orang, karena mereka sudah geram dengan pemerintahan yang suka berperilaku seenaknya. Pemerintah tidak pernah adil kepada orang-orang yang berbeda keyakinan. Padahal, bangsa ini tumbuh karena sebuah perbedaan. Dan menjadi satu kesatuan yang melahirkan sebuah bangsa yang kokoh.
Tapi keinginan pemerintah sangatlah berbeda dengan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat. Mereka menganggap bahwa masyarakat sudah rusak dan sudah tidak bisa ditoleransi. Mereka menginginkan satu kepercayaan tunggal, tanpa harus ada keyakinan lain yang mengelilingi mereka. Yaitu suatu bangsa dengan hanya satu kepercayaan saja.
Tapi Wikar memilih melawan dan rela dianggap sebagai pemberontak, juga pengkhianat pemerintah.
Awalnya **Wikar** mengalami banyak sekali kendala dalam melakukan perlawanan. Tapi setelah dia bersama dengan temannya yang bernama **Iko** menyebarkan berita kebusukan pemerintah, **Wikar** mendapatkan banyak sekali dukungan dari negara luar. Dia bukan hanya mendapatkan amunisi dan senjata, tapi juga sumber daya lainnya. Dia juga mempelajari banyak sekali strategi militer yang jitu, untuk menguasai suatu wilayah penting milik pemerintahan. Hingga sampai saat ini, pasukan **Wikar** semakin bertambah banyak. Begitu juga dengan sumber daya yang ia miliki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
mr. Lucifer
p
2021-11-05
2
Little Fish
mantap novel tentang politik 👍
2021-08-30
2