...Sesak...
Dia segera menjauhkan diri dari dekapan pria yang tadi.
Ara segera menyilangkan tangan kanannya ke dada, untuk penghormatan.
Masih belum hilang keterkejutannya denagn kehadiran pria yang dianggap sebagai permulaan dari hal rumit yang segera menantinya di depan mata, raut wajahnya masih pucat, nafasnya sesak.
"Terima kasih, sudah menolong saya tuan Rodelyn." Ucap Ara.
"Tidak masalah, saya juga salah karena tidak memperhatikan." Sahut-nya masih dengan senyum yang masih melekat pada wajah tampannya.
Pria itu agak mengerutkan keningnya, namun kembali lagi tersenyum.
"Saya masih ada urusan, kalau begitu saya pergi duluan nona." Dia membungkuk sedikit dan mengambil tangan Ara dengan lembut dan mencium telapak tangannya.
Kemudian berlalu, meninggalkan Ara yang masih membatu di tempat, setelah tidak dapat melihat punggung pria itu dia baru bisa menghela nafas panjang.
Matanya terbelalak.
'Sialan!' Umpat Ara dalam hati.
'Mata merah dengan rambut putih itu, sudah pasti dia bukan? Kenapa! Kenapa dia datang dan kenapa pula....' Dia melihat punggung tangannya yang bagus saja dicium oleh pria itu.
'Wajahnya begitu tampan, ahkkkkkk!' Teriak dalam batin wajah pria yang baru saja mencium tangannya itu langsung muncul saja di otaknya.
"Sudah.. sudah!" Di menepis-nepiskan udara di atas kepalanya.
"Paman licik itu! akhirnya muncul juga, padahal di novel dia tak pernah muncul lagi di kerajaan sebelum 3 tahun berlalu saat kejadian Athalla hilang di istana." Gumam Ara, yang berjalan melewati lorong yang panjang, lupa sudah dia dengan permintaan Yurisein, sementara si anak itu sendiri sudah menunggu berjam-jam Ara sudah lupa padanya.
Catatan:
Paman licik disini yang dimaksudkan Ara itu adalah pamannya Yurisein nya, dan nama aslinya itu Ares Rodelyn, aku jelasin jaga-jaga ada yang bigung gitu.
"Kenapa, Suren belum datangnya?" Ucap Yurisein, menaruh wajahnya malas di meja besi putih yang simpel itu.
Di taman mawar, sudah ada sepasang manusia di sana, satu seorang wanita dan satu yang lainnya adalah pria.
Angin sepoi, menerbangkan rambut merah bergelombang yang indah itu, beserta dengan guguran kelopak bunga mawar.
Mata merah ruby-nya menatap lekat pria yang kini ada dihadapannya.
Senyum langsung terpajang di wajah pria tampan dihadapannya, kepalanya agak dimiringkan sedikit, manik mata merah mereka saling mengadu pandangan.
"Lama tidak jumpa." Ucap pria itu.
"Kakak!" Ucap pria itu lagi.
Mendengar ucapan kata 'kakak' itu seketika saja ada sesuatu yang merayap di hatinya, rasa sakit, sesak, sedih, marah dan kecewa langsung menjadi satu. Wanita yang dipanggil kakaknya itu menatap tajamnya, wanita itu tak pernah lupa apa yang telah dilakukan pria yang merupakan adiknya itu padanya, luka yang tak pernah bisa sembuh dan dengan melihat wajah anaknya, yaitu Yurisein sakit itu akan semakin melebar.
"Jangan menatapku begitu, kak! Aku tahu apa yang kakak pikirkan." Raut wajahnya seketika berubah, dari senyum ramah, lembut dan bersahabat dengan wajah bak malaikat itu langsung berubah dengan senyum licik dengan wajah penuh dengan siasat.
"Aku hanya datang menyapamu saja, aku sangat merindukanmu, kak!" Bisiknya ditelinga kakaknya.
Tangan mulus dan lembut wanita itu mengepal erat, urat-urat hijau mulai menonjol disana.
"Tapi sepertinya kakak tidak menyukai kehadiranku, karna itu akan pergi. Aku hanya ingin menemui keponakanku sekarang, aku pergi dulu." Senyum penuh kelicikan itu digantikan dengan senyum ramah seperti sebelumnya, itu hanya sebuah ejekan belaka.
"Ibu..." Suara anak laki-laki langsung memasuki otaknya, ingatan itu datang seketika, ingatan yang begitu pahit bagi wanita itu.
Dilihatnya pria yang merupakan adiknya itu berlalu, tubuhnya langsung lemas, tersirat rasa sakit dari matanya yang tak dapat ia ungkapkan dengan kata-kata.
Setiap malam ia lalui dengan mimpi yang sama setiap kalinya, hatinya selalu merasa sesak, ingin sekali wanita itu menghentikan kehidupannya dengan luka yang menyelimuti hatinya.
Sementara Ara yang begitu cemas akan kemunculan Ares Rodelyn, pamannya Yurisein.
Terus memasang wajah penuh dengan pemikiran, dia tahu seberapa liciknya orang itu.
Dengan wajah tampan, lembut, ramah, dengan senyum ramah bak malaikat adalah tampilan luar pria itu. Nyatanya dia adalah iblis.
Ara ingat betul betapa buruknya karakter pria itu, bahkan saat masih di dunia nyata, dia dan para readers begitu menghujat karakter ini setelah dibuka sifat aslinya.
Karena sibuk berjalan, dengan pikiran yang melayang entah kemana, tampa dia sadari dia menabrak orang lagi.
Tapi kali ini dia harus jatuh tersungkur ke tanah.
"Nona, tidak apa-apa?" Dia segera membantu Ara berdiri.
Sudah 2 kali dia ditanya 'apa tidak apa-apa' di hari yang sama, mungkin ini adalah hari kesialannya, pikir Ara.
Belum selesai pikirannya memikirkan Ares Rodelyn, sang paman Yurisein yang keberadaanya sangat berbahaya, ditambah lagi dengan pria yang sudah ada di depannya ini, membuatnya semakin kacau.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
kang komen:(:
semangat kak nayn, tembus 1000 like bntar lagiii
maap baru baca baru buka apk juga
2021-04-29
0
PINKNIK
semangat thor!
2021-04-29
1
ARSYI NF
hai...
mampir yuk ke novel aku judulnya
"REINCARNATION TO ANTAGONIST NOVELS"
MAKASIH....
2021-04-29
1