Tarian dibawah lentera

...Tarian dibawah lentera...

Semua orang sudah siap melepaskan lentera mereka ke langit.

Nampak Ara terpogoh-pogoh membawa 4 lentera.

"Hahh, maaf aku lama.." Ara menarik nafas panjang.

"Tidak apa-apa, masih ada waktu." Mereka semua langsung mengambil lentera masing-masing.

"Disaat melepaskan lentera kita harus mengatakan keinginan kita, katanya itu akan menjadi terwujud di masa depan." Ucap Sir Alex.

Mereka mengangguk.

Mereka kemudian membakar api di dalamnya, semua orang langsung menghitung mundur dari hitungan ke-3.

'Aku harap, aku bisa selalu merasakan kehangatan ini' Harap Athalla.

'Aku tidak akan pernah ingin melupakan hari ini' Harap Sir Alex sembari tersenyum tipis.

'Aku berharap bisa terus merasakan perasaan seperti ini, dengan kakak yang terus ada di sampingku, sebagai keluargaku yang berharga' Yurisein melirik Athalla, dia ikut terbawa suasana hangat dari semua orang.

'Aku harap, firasat buruk yang tadi aku rasakan hanyalah perasaanku saja!' Harap Ara dengan perasaan cemas.

Semua lentera langsung menghiasi langit malam yang gelap, mereka semua bersorak-sorai, tersenyum dan berbahagia semua, berharap apa yang di harapkan akan terwujud.

Iringan musik mulai terdengar, musik itu terdengar sangat indah dan merdu, orang-orang mulai menari dengan pasangan mereka.

"Oh, kenapa mereka menari?" Ucap Ara, masih melihat orang yang tengah menari.

Sir Alex segera menjelaskan. "Ya adalah bagian dari festival lentera, saat lentera harapan di lepaskan ke langit dan menerangi langit malam yang gelap, saat itu iringan lagu akan diputar semua orang akan menari dengan pasangannya masing-masing." Jelas Sir Alex.

"Apakah itu harus?" Tanya Ara, dengan cepat dia mengangguk.

"Uh, aku tidak mau! Itu menyebalkan!" Tukas Yurisein.

Raut, wajah Ara segera menampilkan ekspresi penuh siasat.

"Apa kau tidak mau, karena menganggap tidak akan ada orang yang mau menari denganmu? Ya benar juga mana ada orang yang mau menari dengan bocil sepertimu." Dia mengangkat bahu, dan sekali lagi itu hanyalah umpan belaka.

"Kau nenek sihir!!!" Kata Yurisein, mendengar panggilan tak layak itu Ara segera menatapnya dengan kesal.

"Kalau begitu bagaimana jika kau pergi ke arah gadis-gadis di sana, lihat apa ada satu saja dari mereka ingin menari denganmu!" Tunjuk Ara pada sekelompok gadis yang tidak memiliki pasangan.

'Lihat bagaimana aku akan membuatmu membayar apa yang kau katakan tadi, anak laknat!' Tawa Ara.

'Dia cepat sekali memakan umpannya!' Batin ke-2 orang yang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

'Sekali mereka melihat wajahmu, maka tamatlah riwayatmu!!! Siapa suruh punya wajah seganteng itu, dengan sifat yang sangat menyebalkan!' Gerutu Ara masih memperhatikan langkah Yurisein menuju arah sekelompok gadis itu.

"Permisi." Ucap sopannya. Para gadis itu langsung memperhatikan orang yang berbicara tadi.

Para gadis itu ada 8 orang, wajah mereka tidak bisa dibilang jelek juga, mereka cukup cantik.

"Kulihat, kalian tidak punya pasangan, aku juga, maukah satu dari kalian menjadi pasanganku menari?" Tanya Yurisein.

"Boleh saja." Sambut mereka.

"Tapi bisakah kau membuka tuding kepalamu dulu?" Ucap satu diantara mereka, dan dianggukkan oleh yang lainnya.

Dan inilah yang ditunggu Ara, jantungnya berdegup cepat, tak sabar mendapatkan pertunjukan, sedang ke-2 laki-laki di belakangnya hanya bisa menutup mata mereka, tak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada Yurisein.

'Semoga kau tenang disana adikku' Batin pasrah Athalla.

'Pangeran saya doakan dari sini, semoga anda bisa selamat' Pasrah Sir Alex berdoa sungguh-sungguh dalam hatinya.

Sedetik saja saat dia melepaskan tudung kepala itu, sinar ketampanannya langsung membuat para gadis itu melongo, bahkan ada yang sampai meneteskan air liurnya.

Mereka langsung menyerang Yurisein, Ara langsung tertawa puas dengan senangnya.

Dan saat itulah Yurisein baru menyadari bahwa dia sudah masuk dalam jebakan licik Ara.

Dia melirik gadis yang masih tersenyum puas itu.

Ara mengangguk-angguk dengan tetap tersenyum, Yurisein yang melihatnya hanya bisa menelan ludah.

"Menarilah dengan saya saja!"

"Tidak denganku saja!"

"Diam kalian!!!! Pria tampan ini untukku!"

Begitulah semua gadis itu saling bertengkar, tidak tahu saja kalau Yurisein itu sebenarnya adalah anak kecil yang baru berusia 10 tahun. Hanya saja dia jauh lebih tinggi kebanding usianya yang sebenarnya, betapa tidak dia seperti sudah berusia 15 tahun dengan tingginya itu, belum lagi dengan bahu lebarnya, tidak heran dia sering sekali berlatih pedang dengan sangat keras.

Dia melirik Athalla, namun sang kakak hanya bisa menunduk melihat adiknya yang dalam kesulitan akibat wajahnya sendiri.

Dia kembali menatap Sir Alex, namun yang ditatap malah menunduk tak bisa melakukan apa-apa.

Kini dia tersapu oleh para gadis yang haus akan melihat wajah Yurisein yang tampan.

"Hehe..." Tawa Ara masih terdengar segar, dia kini begitu tampak seperti iblis, dengan tanduk hitam dengan tatapan dan senyum liciknya.

"Kelihatannya Yurisein kini sangat-sangatlah sibuk, kita lanjutkan saja tanpa dia." Ucap Ara tersenyum ria.

'Itukan karenamu!' Ingin mereka berdua mengatakan itu.

"Bagaimana jika Sir Alex juga ikut menari, dengan wajah dan sikap anda, pasti akan ada banyak yang mau menari dengan anda." Ucap Ara.

'Aku tidak akan mau bernasib nahas seperti pangeran' Dia segera menggeleng.

"Tidak dari pada menari, saya akan pergi membeli jajanan saja!" Dia segera pergi dengan cepat dan hilang dari sekian banyaknya kerumunan orang.

"Kalau pangeran sendiri bagaimana?" Ara kembali bertanya pada laki-laki disampingnya.

"Aku tidak akan mau jadi seperti Yurisein!" Dia menatap datar, dilihatnya adiknya itu masih diperebutkan oleh banyak gadis disana.

"Haha, tentu saja!" Dia tertawa hambar.

'Aku juga tidak akan mau jika Athallaku disentuh-sentuh mereka' Batinnya lega.

Athalla menoleh pada Ara. "Bagaimana denganmu? ( Ara segera menoleh padanya juga mendengar pernyataan Athalla) Apa kau juga mau ikut menari?" Sambungnya lagi.

"Sa-saya." Dia menunjuk dirinya sendiri.

"Kurasa itu akan cukup menyenangkan." Jawab asal Ara, dia kembali teringat kejadian 2 tahun lalu yang membuat hatinya bergetar merasakan debaran yang berbeda dari Athalla, namun setelah itu dia telah coba menutup perasaan yang belum sempat muncul ke permukaan itu.

"Kalau begitu, manari saja denganku." Ucap Athalla megulurkan tangannya, dengan senyum lembut yang membelai Ara.

Wajahnya tersipu, meski mencoba seratus maupun seribu kali pun, perasaan mana bisa terus dibohongi.

Dia tidak mau, tapi menolak ajakan Athalla juga tidak bisa ditolaknya.

Dia menyambut uluran tangan itu, mereka mulai menari di bawah lentera yang beterbangan di langit dan menghiasi luasnya langit di kegelapan malam itu.

Tarian mereka nmbegitu indah, dan mulai dari sana perasaan yang sudah susah payah dia tekan kini kembali lagi bahkan jauh lebih dari yang dulu.

Diakhir tarian Athalla mendekatkan mulutnya ke telinga Ara dan membidikkan seseuatu.

"Aku mencintaimu Suren." Ucapnya pelan, namun tak bisa terdengar jelas di telinga Suren, ada terlaru banya suara, namun dia bisa sangat jelas dengan kalimat mencintaimu itu!

Wajahnya memerah, hatinya terasa begitu senang, namun di sisi lain itu membuatnya snagat cemas, ditutupinya kebahagiaan dengan kecemasannya.

Meski mendengar jelas bagian kalimat itu, dia hanya bisa berpura-pura tidak mendengarnya, dia tidak ingin memberi harapan pada diriny apalagi pada Athalla.

"Maaf, pangeran apa anda membisikkan sesuatu tadi, saya tidak bisa mendengarnya jela." Kekeh pelan Ara, menggaruk keningnya.

'Aku tahu kau mendengarnya, sepertinya kau memang tak suka padaku, tapi aku juga begitu egois! Aku tidak seharusnya meminta sesuatu yang begitu egois hanya karena aku mau, lebih baik cukup melihatnya saja, itu akan cukup buatku' Batin Ara, dadany sesak akan sesuatu, itu sakit namun tak berdarah.

"Aku tidak mengatakan apapun Suren!" Ucapnya denagn senyuman yang menutupi kekecewaannya.

Di sisi lain Yurisein dengan susah oayahnya lepas dari para gaid yang mengerumuni dirinya, dan Sir Alex yang sudah tak mendengar iringan musik, sudha tahu jika mereka semua sudah berhenti menari.

Jadi mereka berdua pergi menuju tempat Ara dan Athalla.

"Apa kalian bersenang-senang?" Tanya Yurisein yang baru saja datang, penampilannya sungguh berantakan, rambutnya begitu tidak tapi, bahkan bajunya juga ikut sobek sana-sini.

Ara langsung tertawa terbahak-bahak, Athalla terkekeh pelan dengan menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya.

Sir Alex yang baru datang juga ikut tertawa meski dalam hatinya saja, itu terlalu tidak sopan jika menertawakan anggota kerajaan seperti itu.

"Hufp.." Terdengar suara dengusan dari mulut Yurisein.

Athalla yang merasa agak jahat karena menertawakan adiknya, segera berhenti.

"Bagaimana jika kita ke penginapan sekarang? Kau juga harus mengganti pakaianmu Yurisein." Tuturnya, menunjuk baju yang sudah sobek itu.

Dia berjalan di depan menuju penginapan, tampa menganggukkan atau mengiyakan perkataan sang kakak.

Mereka masuk ke pintu penginapan itu, tidak ada siapapun di dalam sana, karena kebanyakan dari mereka masih ada di festival untuk mencoba berbagai jajanan, permainan dan atraksi seru lainnya.

Hanya ada seorang gadis saja disana, gadis yang sama dengan yang sore tadi.

Mereka datang dengan tudung kepala yang tak terpasang di kepala.

Ara yang mihat gadis itu segera menghampiri dia.

"Hai, kenapa kau tidak pergi ke festival lentera?" Tanya Ara hanya sekedar penasaran belaka.

"A.. aku tidak bisa! Aku harus menjaga penginapan!" Jelasnya.

'Ditanya oleh gadis cantik membuatku gugup, apa lagi wajah dari 3 pria yang datang dengan ya juga sangat tampan!!!' Batin gadis itu.

Ara sedikit bersimpati padanya. "Sayang sekali, festivalnya sangat bbagus loh!" Dia menyayangkan hal itu.

"Tidak masalah! Aku sudah sering melihat festival dari tahu ke tahun, aku juga masih bisa melihatnya tahun depan, ayahku sedang sakit, aku mana bisa bersikap begitu egois dan malah menyerahkan tugas ini pada ayah yang tengah sakit dan berbaring di kasur." Tanpa sadar gadis itu malah curhat.

"Apa itu parah?" Yurisein bertanya, mereka bertiga bahkan sudah duduk mendengarkan dari tadi.

"Eh.." Dia agak kaget, ayolah serangan wajah mereka double tidak tree wajah ganteng di depan kamu, gimana, rasanya tuh jantung bakal meledak nggak?

Athalla bahkan sudah mengeluarkan air matanya, saking mendalami cerita gadis itu.

Sir Alex tetap diam, tapi dia sudah sanagt berempati pada kisah gadis di hadapannya itu.

"Itu.. begitulah!" Katanya, yang harusnya mereka paham maksudnya.

"Penginapan kami hanyalah penginapan sederhana, tidak banyak pengunjung jadi kami harus bertahan di tengah kebangkrutan!" Ucap gadis itu, dia sudah tidak terhenya lagi dengan ketampanan 3 pria tampan di hadapannya, air matanya perlahan menetes dan mulai semakin banyak saat memikirkan hal itu.

Mereka memandang gadis malang itu penuh dengan empati.

"Maaf..." Dia segera sadar dengan tindakannya yang bodoh.

Dilapnya air matanya, dan tersenyum.

"Tidak seharusnya saya menceritakan hal pribadi ini pada orang lain apalagi pengunjung, maafkan saya!" Dia menunduk, matanya masih sebam.

Mereka akhirnya segera pergi ke kamar, Yurisein mengganti pakaiannya dengan baju mewahnya, yang dibawa dari istana saat berganti.

Begitu pula yang lainnya, karena penginapan sekarang sedang kosong dan hanya ada gadis kecil itu, mereka segera berganti dengan pakaian mereka.

Mereka keluar dari 4 pintu kayu dengan penampilan yang sesungguhnya.

Dan betapa terkejutnya gadis itu melihat mereka.

Rambut emas, dengan mata biru permata, dengan baju mewah yang dihiasi berlian.

Gadis itu segera membungkuk, baru dia sadari siapa tamunyang tadi ia bicara dengannya.

Di menjatuhkan dirinya dan bersungkur di tanah.

"Maafkan saya pangeran! Saya begitu tidak sopan pada anda, saya pantas mati!" Ucap gadis itu.

Yurisein segera membungkuk dan memengang pundaknya, membantu gadis itu untuk berdiri.

"Tidak perlu membungkuk begitu! Dan meminta hukuman apalagi mati, jika kau mati memang-nya siapa yang akan menjaga ayahmu?" Ucap Yurisein masih tetap terdengar kasarnya namun sebenarnya sangat peduli.

"Pa-pangeran!" Dia tak segaja menatap kedua manik mata biru permatanya yang indah.

"Ya, Yurisein benar, aku yakin ayahmu sangat bangga memiliki anak yang sangat sayang dan peduli padanya." Ucap Athalla dengan senyuman.

"Te-terima ka-kasih pangeran." Dia menunduk.

"Bisakah kami bertemu dengan ayahmu dulu?" Tanya Athalla, segera gadis itu membawa mereka ke kamar ayahnya.

Kamar itu sederhana, tidak ada mewah mewahnya. Hanya da meja kayu di samping tempat tidur. Dengan pria paruh baya di atasnya yang metanya terpejam, kulitnya begitu keriput, dan nampak seperti orang yang belum makan selama bertahun-tahun, dan hanya diberi air saja.

Dengan perlahan gadis itu memanggi ayahnya.

"Ayah (nadanya penuh dengan kelembutan) bagunlah sebentar dan lihat siapa yang ada id kamar ayah." Ucap gadis itu.

Perlahan matanya terbuka, melihat ke-2 orang yang berdiri di hadapannya dia langsung ingin memberi hormat, tali apa daya dia sangat tidak sehat untuk melakukan itu, untuk bicara saja sangat sulit.

Matanya begitu berbinar melihat ke-2 orang dihadapannya.

Mata Yurisein sudah berair namun segera ia menyekanya, tatapan penuh haru juga ditujukan oleh ke-3 orang lainnya.

"Paman, apa kami bisa coba menyembuhkan paman?" Ucap pelan dan lembut Athalla.

Pria itu hanya bisa mengangguk perlahan.

Athalla Ndan Yurisein saling memandang kemudian mengangguk.

Mereka mengaitkan tangan, lalu mengulurkan tangan yang lainnya, muncul cahaya biru terang darinya, pria yang tadi begitu sakit, kurus kering dan tak mampu bicara itu seketika berubah menjadi pria yang sangat sehat, dia terlihat seperti pria berusia 20 tahunan, yang tadi kurus jadi berisi, dan kini dia bisa bangun dan bicara dengan leluasa.

Melihat sang ayah yang langsung sehat seketika, gadis itu langsung memeluk ayahnya penuh haru.

Mereka melepaskan pelukan itu, dan langsung tersungkur ke lantai dan berterimakasih banyak pada ke-2 pangeran itu.

"Terima kasih banyak pangeran!" Ucap mereka.

Yurisein dan Athalla segera membantu merek berdiri.

"Tidak masalah, kami senang karena Paman sekarang sudah sehat, benarkan Yurisein." Dia melirik sang adik, dia sebenarnya juga senang tapi masih saja ditutupi, sungguh orang yang sangat bertolak belakang dengan sifat dan tindakannya.

"Terima kasih, (dia menunduk) pangeran bahkan menggunakan kekuatan suci kerajaan hanya untuk menyembuhkan saya yang hanya rakyat rendahan ini." Dia teramat sangat bersyukur.

"Tidak papa, kami juga akan segera kembali ke istana, jika semuanorang datang kami akan terkena masalah, kami hanya tidak sengaja mendengar cerita putri anda tentang anda, dan kami ingin membantu." Ucap Athalla selsai dengan penjelasannya.

"Apa pangeran datang untuk melihat festival lentera?" Tanya pria itu kaget.

Mereka mengangguk.

"Baiklah Inis sudah semakin larut dan orang-orang yang menginap di sini pasti akan segera kembali kami sudah harus kembali." Jelas Athalla.

Sebelum pergi, Yurisein memberikan 1 kantong besar, sebesar kepala pria dewasa, didalamnya penuh dengan koin emas.

"Ambillah itu! Kau akan membutuhkannya sekaligus untuk membayar biaya penginapan." Dia masih setia dengan nada kasarnya yang artinya sebenarnya sangat penuh dengan kepedulian.

Mereka mengambil jubah dan menutup wajah mereka denahn tudung, dan pergid Ari penginapan itu sebelum orang-orang datang.

Di belakang mereka gadis dan pria tadi melihat kepergian mereka.

'Aku belum pernah melihat ada pangeran yang begitu baik dan peduli pada rakyat rendah sepertiku, pangeran Athalla sangatlah lembut dan perasa, dia orang yang penuh empati, selalu tersenyum pada siapapun sangat mirip dengan mendiang Ratu, ibunya. Sedangkan pangeran Yurisein, kata-katanya memang kasar, tapi dia orang yang sangat peduli terhadap orang lain, dia tidak bisa jujur dengan hatinya yang lembut, kasar di luar tapi lembut di dalam adalah tampilannya, siapapun diantara mereka yang akan menjadi raja selanjutnya akan membawa kerajaan ini menjadi makmur dengan rakyat yang bahagia, mereka juga akan tetap menjadi saudara yang saling menguatkan satu sama lain, kita beruntung memiliki pangeran berhati malaikat sebagai pangeran dari kerajaan ini' Batin pria itu.

Sedangkan mereka, Ara, Athalla, Yurisein dan Sir Alex tak menyadari keberadaan sosok yang sudah dari tadi terus memperhatikan dari jauh di kegelapan malam.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Erza velsasius

Erza velsasius

maaf thor batin athala ko jadi batin ara sihk..atau aku yg gak paham ya..

2021-05-06

0

Qįńqįñ

Qįńqįñ

up crazy thor

2021-04-28

0

Putri

Putri

yah abis..di tunggu lanjutannya semangat...

2021-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 Awal dari perjalanku
2 Bangun di dunia baru!
3 Keluarga kerajaan
4 Inikah perlakuan bagi seorang pangeran buangan?
5 Nasib dari pangeran yang tak diakui
6 Emosi yang tak kuasa ditahan
7 Rasanya jantungku akan meledak!
8 Rasa sesak, apakah ini?
9 2 tahun berlalu
10 Kerinduan
11 Curhatan
12 Cerita tentang ibu
13 Festival lentera
14 Ayo pergi
15 pusat kota
16 Firasat buruk
17 Tarian dibawah lentera
18 Tidak, mungkin!
19 Sesak
20 (mantan) Karakter utama pria
21 BUKAN UPDATE!
22 Mulainya sebuah badai
23 Sang penghasut
24 Luka lama
25 Joisen
26 Sebuah ciuman
27 Wajah yang asli
28 Tangan-tangan hitam yang berlendir
29 Kebohongan yang menggelikan perut
30 Sahabat aja dulu
31 Udah cukup cuci mata
32 Mimpi
33 Kedatangan ke pusat kota
34 (mantan) Karakter utama wanita
35 Kembali dari Medan perang
36 Debaran
37 Apa ini
38 Ramalan
39 Bersemu merah
40 Perasaan
41 Malam pekat
42 Hipotesis
43 Bangsawan Blourys
44 Kemungkinan yang tak menyakinkan
45 Kagum
46 Dibalas
47 Hanya bahagia
48 Hutan kabut
49 Mau juga?
50 Evan
51 Inilah akhirnya
52 Keheningan
53 CERITA: Evan (1)
54 CERITA:Evan (2)
55 Arthor sialan
56 Pengumuman singkat
57 Ingin ku akhiri
58 Tetap hidup
59 Mulainya rencana
60 Kami akan kembali!
61 Kembali
62 Mata Merah Menyala
63 Titik hitam
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Awal dari perjalanku
2
Bangun di dunia baru!
3
Keluarga kerajaan
4
Inikah perlakuan bagi seorang pangeran buangan?
5
Nasib dari pangeran yang tak diakui
6
Emosi yang tak kuasa ditahan
7
Rasanya jantungku akan meledak!
8
Rasa sesak, apakah ini?
9
2 tahun berlalu
10
Kerinduan
11
Curhatan
12
Cerita tentang ibu
13
Festival lentera
14
Ayo pergi
15
pusat kota
16
Firasat buruk
17
Tarian dibawah lentera
18
Tidak, mungkin!
19
Sesak
20
(mantan) Karakter utama pria
21
BUKAN UPDATE!
22
Mulainya sebuah badai
23
Sang penghasut
24
Luka lama
25
Joisen
26
Sebuah ciuman
27
Wajah yang asli
28
Tangan-tangan hitam yang berlendir
29
Kebohongan yang menggelikan perut
30
Sahabat aja dulu
31
Udah cukup cuci mata
32
Mimpi
33
Kedatangan ke pusat kota
34
(mantan) Karakter utama wanita
35
Kembali dari Medan perang
36
Debaran
37
Apa ini
38
Ramalan
39
Bersemu merah
40
Perasaan
41
Malam pekat
42
Hipotesis
43
Bangsawan Blourys
44
Kemungkinan yang tak menyakinkan
45
Kagum
46
Dibalas
47
Hanya bahagia
48
Hutan kabut
49
Mau juga?
50
Evan
51
Inilah akhirnya
52
Keheningan
53
CERITA: Evan (1)
54
CERITA:Evan (2)
55
Arthor sialan
56
Pengumuman singkat
57
Ingin ku akhiri
58
Tetap hidup
59
Mulainya rencana
60
Kami akan kembali!
61
Kembali
62
Mata Merah Menyala
63
Titik hitam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!