Buat pemanis aja, ini Athalla, oke!
...Bagun di dunia baru!...
Saat Ara membuka matanya, ia sudah berada dalam sebuah rumah kayu sederhana, ada beberapa rak yang tersusun rapi, disana ditaruh beragam obat.
Ara yang berdiri di tengah itu merasa heran, mengapa rumahnya menjadi seperti ini.
"Apa yang terjadi? Apa aku sedang mimpi." Dia mencubit pipinya, dan rasanya tentu sakit.
"Auch.." Sakit Ara.
'Ini bukan mimpi! Terus ada dimana aku sekarang?' Benak Ara, melirik ke segala penjuru ruangan tempat ia berada.
Tiba-tiba saja, sesuatu seperti kejutan listrik masuk ke kepala Ara, itu adalah ingatan dari si pemilik tubuh yang asli.
Ara juga masih kebingungan, ia lalu mencoba mengingat apa yang ia lakukan hingga jadi seperti ini.
'Semalam, aku menangis tersedu-sedu karena karakter tercintaku mati, kemudian ada chat aneh yang bilang apa aku ingin menyelamatkannya' Pikir Ara.
"Kalau begitu, mungkinkah!" Ia semakin menduga.
"Benar! Aku bisa menyelamatkan karakter tercintaku." Menepuk kedua tangannya, ia mencari sebuah kalender.
"Beruntungnya, pemilik tubuh ini m miliki tanggal, kalau begitu!" Ia mencari tanggal hari ini, dan melalui ingatan dari si pemilik tubuh itu, ia tahu tanggal berapa sekarang.
Si pemilik tubuh yang asli merencanakan untuk keluar mencari tanaman obat pada 13, Ara kemudian melihat tanggalnya.
Dan itu tepatnya besok.
"Baiklah, pada tanggal 12 tahun 1955." Ara mulai berpikir.
'Di novelnya, dia mati tahun 1963 kalau begitu aku kembali jauh sebelum itu, tapi tanggal ini adalah...' Ara mencoba mengingat kembali isi dalam novel itu.
Setelah mengingatnya, Ara langsung berdiri dan mulai berlari memasuki hutan yang lebat.
'Benar, hari ini. Waktu dimana Athalla (karakter tercinta Ara), masuk ke hutan dan kalau aku benar maka sekarang dia pasti sedang dalam masalah!" Ia semakin mempercepat lariannya.
"Ahkkkk.." Athalla terjatuh, kakinya terluka, lumpur menutupi bajunya yang mewah yang telah koyak, compang-camping.
"Groar." Suara serigala yang mengejarnya semakin mendekati anak itu, serigala yang sudah siap langsung mencoba menerkam Athalla.
Athalla menutup matanya, mengira dirinya sudah jadi santapan serigala yang kelaparan itu.
Namun sudah lewat dari beberapa menit, ia masih tak merasakan sakit. Ia membuka mata, di depannya, seorang anak perempuan yang mungkin 4 tahun lebih tua darinya, menahan serigala itu.
"Kau, serigala bodoh! Berani sekali kau!!!!" Teriak Ara, membara ia melirik kebelakang melihat keadaan Athalla.
Mata membulat sempurna, ia kemudian melihat serigala yang masih berusaha itu, dangan api kemarahan yang terbakar itu, dengan cepat Ara menyerang serigala itu.
Nahas bagi serigala itu ia tak dapat mengelak, Ara membuat banyak sayatan besar dari belati yang ia bawa hingga membelah serigala itu jadi 2 bagian.
"Rasakan itu!" Ucap Ara yang masih sangat marah.
Athalla dibelakangnya terkesima kagum. Tapi juga agak takut melihat apa yang terjadi pada serigala yang malang itu.
Seketika Ara berbalik memandang Athalla, didapatinya luka dikaki dan beberapa goresan kecil akibat berlari, baju yang sudah tak layak pakai itu dengan lumpur yang menempel padanya.
"Anda tidak apa-apa, pangeran?" Tanya Ara cemas.
"Em, tidak. Tapi terimakasih sudah menolongku." Ucap Athalla terlihat agak takut pada Ara.
Ara menghela nafas, dia melihat luka di kakinya, ia berdiri dan mencoba mencari sebuah tanaman obat disekitar sana.
Beruntung hutan itu memiliki banyak sekali obat yang bertebaran dimana-mana.
'Syukurlah, tubuh yang aku masuki ini adalah ahli dalam bidang pengobatan' Lega Ara.
Ia membawa tanaman obat itu, dihaluskan dan kemudian menaruhnya pada luka Athalla.
"Ini mungkin akan sakit jadi tahanlah ya?" Ucap Ara lembut.
Athalla mengangguk, meski begitu ia tak berteriak kesakitan, seolah itu memang biasa.
Ara melihat Athalla, yang dekil dan kotor wajahnya pun tak bisa nampak jelas dengan kotoran yang menempel di wajahnya. Apa lagi dalam kegelapan malam.
"Hm, pangeran jika anda tidak keberatan. Bagaimana jika anda ke rumah saya dulu, anda bisa membersihkan diri nanti." Ucap Ara.
Athalla melihat ke bawah bajunya, dilihat kotor, dan memang harus dinganti. Anak itu mengangguk.
Sekarang mereka sudah sampai ke rumah pemilik tubuh yang dimasuki Ara.
"Maaf, jika rumah saya terlalu sederhana. Semoga anda tetap merasa nyaman." Ara sedikit malu.
"Tak, apa. Akulah yang sangat berterimakasih karna sudah mau menolongku." Athalla menggeleng.
Wajah polosnya yang tertutupi lumpur masih sangat manis untuk dilihat.
'Ini adalah karakter tercintaku, ya ampun rasanya ingin nangis lihat dia ada disini sekarang' Ara terharu.
"Baiklah, lebih baik anda segera membersihkan badan anda pangeran, saya akan menyiapkan pakaian untuk anda." Ara mencari baju untuknya.
Selepas membersikan tubuhnya, wajah Athalla yang tadi kotor kini sudah bersih.
Kulit putih, yang mulus, mata biru permata yang indah, bulu mata yang panjang, dengan rambut kuning emasnya, sesuai dengan deskripsi dari novel.
Meski hanya memakai baju sederhana seperti rakyat biasa, namun tetap saja aura pangeran darinya tak bisa lepas.
'So cute, baget!!" Ara terperanjat, ingin ia memeluknya tapi ia tahan.
"Baguslah, baju itu sesuai dengan ukuran anda pangeran." Senyum Ara.
"Iya." Athalla melihat kebawah.
Saat itu Ara sadar dia itu hanyalah orang asing dimatanya,meski baginya diasudah mengenal Athalla dan tahu apa yang ia hadapi.
"Oh, saya sudah menyiapkan sup hangat untuk anda pangeran, itu akan bagus untuk anda." Ara menunjuk ke arah meja makan kayu yang sederhana itu.
"Silakan." Dia mempersilakan Athalla untuk makan.
"Bagaimana enak?" Tanya Ara tersenyum.
"Enak." Angguk Athalla.
'Manis banget sih' Geram Ara.
"Terima kasih." Gumam Athalla.
"Untuk apa?" Ara bertanya.
"Semuanya, kau sudah menolongku dari serigala tadi, membiarkanku menginap dirumahmu, memberikan sup hangat untukku, padahal kau tidak harus melakukan ini semua!" Jelas Athalla.
"Tidak.." Ara menggeram, air mata mulai berlinang, tak kuasa ia menahannya.
Athalla yang melihat Ara menangis langsung bingung, dia tak tahu apa salahnya.
"Kumohon, jangan bilang begitu!!!" Dia menangis hingga ingusnya juga ikut keluar.
"Huhu, huhuhuhu." Ara masih menangis, ia mengigat bagaimana Athalla sang karakter tercintanya itu mati dengan tragis.
"Jangan menangis, aku tidak mengerti. Kumohon.." Ucap Athalla gelisah.
"Kalau begitu, berjanjilah. Kau tidak akan mengatakan hal seperti itu lagi!" Kecam Ara.
"Baiklah." Athalla menelan ludah.
"Pangeran aku janji, aku akan melindungimu, akan berada disampingmu, jadi janga mengatakan itu lagi!" Ara menunduk.
"Padahal, kita baru saja bertemu, tapi sepertinya kau sudah mengenalku lamanya?" Kata Athalla, jauh lebih santai ia sudah tak menundukkan kepalanya ke bawah.
'Ya, itu pasti! Lagipula aku kemari hanya untuk menyelamatkanmu tahu, tapi akukan tidak bisa bilang kalau kau itu hidup dalam sebuah novel, bisa jadi kau mengira aku ini gila' Batin Ara.
"Itu, karna saya ingin jadi temannya pangeran!" Jawab Ara.
"Teman?" Ucap Athalla.
"Iya." Angguk Ara.
"Begitu-nya? Benar aku belum tahu namamu siapa?" Tanya Athalla mendongakkan kepalanya.
Ara menepuk jidatnya, baru ia sadari hal itu. Karena hanya fokus pada Athalla.
"Namaku Suren." Jawab Ara.
'Sebenarnya bukan nama asliku' Batin Ara.
"Aku, Athalla." Sahut Athalla.
"Kalau dilihat, sepertinya kamu lebih tua dariku ya, mungkin 4 tahun lebih tua?" Pikir Athalla melihat tinggi tubuh Suren.
'Benar, tapi dari ingatan pemilik tubuh ini, aku harusnya berumur 10 tahun, meski aslinya sudah 18 tahun sih' Ara berpikir.
"Aku 10 tahun." Ucap Ara yang juga kaget dengan umur mereka yang sepantara.
"10 tahun? Kita sebaya dong ya, kukira kau jauh lebih tua dariku." Ucap Athalla yang juga kaget.
"Oh iya, sudah larut malam lebih baik anda beristirahat sekarang. Aku yakin para kesatria kerajaan akan mencari anda besok." Ucap Ara, membawa piring Athalla.
"Maaf jika kasurnya terlalu sederhana." Tawa hambar Ara.
"Ya, tak masalah." Athalla membaringkan tubuhnya di kasur, yang jauh dari kata empuk itu, tidak terlalu nyaman dan juga sempit.
Ara tersenyum, ia kemudian mengambil satu bantal dan tidur tamah yang sudah ditaruki kain tipis sebelumnya.
"Suren!!" Athalla tersentak, juga membuat Ara kaget.
"Ada apa?" Tanya Ara.
"Kanapa kau tidur di tanah?" Athalla nampak sudah hampir menangis.
"Ini, tidak apa-apa, lagipula kasurnya hanya ada satu, mana mungkinkan kalau saya menyuruh pangeran tidur di tanah?" Jelas Ara, sementara air mata sudah berlinang dipeluput mata Athalla.
"Jadi begitu! Karna aku." Air matanya kini sudah jatuh melewati pipinya yang mulus.
"Kenapa, menangis pangeran?" Ara cemas, mendekatkan dirinya pada Athalla.
"Kau.. Kau jangan tidur di sana! Tidur saja di kasur, lagipula inikan rumahmu!" Pinta Athalla.
'Seperti yang dijelaskan dalam novel Athalla tidak akan bisa tahan jika melihat yang seperti ini. Aduh baiknya!' Batin Ara menghela nafas.
Dan pada akhirnya mereka jadi tidur dikasur yang sama, meski agak sempit tapi cukup untuk mereka berdua.
'Pada akhirnya kita malah tidur satu ranjang' Ara merasa agak canggung.
"Selamat tidur Suren." Ucap Athalla lembut.
Wajahnya teramat dekat dengan Ara, rona merah muncul di pipinya.
'Uh, tampannya!' Batin Ara menjerit.
"Selamat tidur juga, pangeran!" Sahut Ara.
Dia membalikkan badan agar tak perlu memandang wajah Athalla.
'Ya ampun, melihat wajah Athalla membuat jantungku berdebar, tapi diakan masih anak-anak akukan 8 tahun lebih tua darinya. Benar anggap saja dia sebagain adik kecilku!' Ara memantapkan hatinya.
Tiba-tiba tangan mungil Athalla melingkar, memeluk Ara.
'Ya, ampun aku bisa gila' Jerit Ara, membiarkan tubuhnya dipeluk Athalla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Shîllā✿
Maaf thorr.
Mau nanyaa.
Visual Si Suren gimana yahh?
Hehe. Aku penasaran soalnyaaa😁
2021-06-17
3
Aku baru baca tapi menurut aku ini tuh awal yang bagus banget..🥰 bikin penasaran eps selanjutnya. Semangat ya author 🔥
2021-05-26
1
Hann_
Pantes art nya Athalla kayak familiar, ternyata dari The way to protect the female lead's older brother, wkwkwk 🤣 lagi nyadar saiya
2021-05-25
2