Rasanya jantungku akan meledak!

...Rasanya jantungku akan meledak!...

Mereka saling menodong pedang ke arah satu sama, lain. Athalla nampak menikmatinya.

"Aku akan mulai duluan!" Peringat Ara, secepat angin ia sudah berada dalam keadaan yang sudah bisa melancarkan serangan pedangnya.

Wush...

Suara udara yang yang terpotong, beruntung Athalla segera menghindari tebasan pedang milik Ara, jika tidak dia pasti telah terbelah 2.

"Suren, kau tidak bermain-mainnya?" Tanya Athalla menyeka keringat dingin di keningnya.

"Hoho, tentu saja! Lagipula saya tahu pangeran akan bisa menghindarinya, jika saya tidak bersungguh-sungguh maka saya akan kalah." Ujar Ara, dengan senyum khasnya yang tajam.

"Aku paling benci kalah, 'pangeran!" Ucap Ara percaya diri, kembali ia menyerang tanpa peringatan.

Pedang mereka saling berbenturan, menimbulkan suara bising darinya, Ara mendorong Athalla dengan tenaga-nya.

Athalla segera menahan tubuhnya yang terdorong.

"Kelihatannya, aku juga harus bersungguh-sungguh ya Suren?" Tanya Athalla, menampilkan senyumnya seolah bilang 'aku akan menang!

"Hoho, maksudnya dari tadi anda menahan kemampuan anda, pangeran?" Tawa Ara.

Diambil pedang itu, melipat lututnya dan segera menodong pedang itu pada perut, di bagian vitalnya, beruntung Athalla memiliki refleks yang bagus, namun tetap tak mungkin untuk menghindari serangan tiba-tiba seperti itu.

Darah keluar dari lengan kirinya saat mencoba menghindari serangan tiba-tiba Ara, meski hanya sedikit.

Ara langsung berlari menuju Athalla disentuhnya lengan Athalla yang terluka itu.

Ia menatap Athalla, dengan tatapan memelas.

'Pangeran!' Athalla dapat membaca pikiran Ara.

"Tidak, apa Suren, ini hanya sayatan kecil, tidak akan membunuhku!" Ucap Athalla.

'Suren, kelihatan manis!!! Seperti anak anjing kecil, huhu lucunya' Gemes Athalla, diusap-usap rambutnya Suren yang lembut.

"Tidak apa-apa?" Tanya Ara.

'Entah aku yang kegeeran atau memang Suren sangat peduli padaku? Aku sudah merasakan ini sejak pertama kali kita bertemu, ataukah hanya perasaanku saja jika dia sebenarnya selalu mencoba melindungiku, tatapan matanya berbeda dari tatapan yang biasa kudapatkan' Pikir Athalla.

'Hm, apapun itu, kurasa itu tidak penting, sekarang yang penting buatku adalah dia berada di sisiku, aku akan merasa baik jika melihatnya' Senyum manis Athalla.

"Iya! Lihat ini." Ditaruh telapak tangan kanannya pada lengan kiri yang tersayat itu.

Cahaya biru kehijau-hijauan muncul dari telapak tangannya, hanya dalam hitungan detik sayatan kecil itu menghilang tak berbekas.

'Woaa' Kagum Ara.

"Lihat, sudah sembuh." Tunjuk Ara, Ara merasa lega.

"Baguslah, tapi itu bagaimana?" Tanya Ara.

"Itu, anggota kerajaan mempunyai kemampuan khusus dalam regenerasi, kami juga telah diberkati kekuatan suci, pemulihan untuk kami akan jauh lebih cepat dari orang biasa." Jelas Athalla.

'Benar, aku lupa. Bodohnya aku! Padahal sudah dijelaskan di novel sebelumnya, kalau mereka para keluarga kerajaan memiliki kemampuan jauh berbeda dari orang biasa' Ara menepuk jidat.

"Itu luar biasa pangeran!" Ucap Ara memberikan jempol.

"Kalau begitu, ayo lanjutkan yang tadi!" Pinta Athalla.

"Tapi, pangeran. Akulah yang menang, jadi ini sudah selesai!" Ucap Ara bangga.

"Tidak, belum selesai! Kau tahu seorang dikatakan menang jika bisa menjatuhkan lawannya, tapi kau langsung berlari ke arahku hanya karena sayatan kecil." Senyum terpangpang pada wajah Athalla.

'Dia benar juga sih? Aku langsung berlari hanya karena sayatan kecil, aku jadi malu!!' Ara menutupi rona merah pada pipinya.

"Benar juga, uhh padahal kupikir bisa meminta sesuatu tadi, tapi tidak masalah aku akan tetap menang pangeran! Jangan kira aku akan menahan diri." Ucap Ara.

"Aku juga, kali ini aku tak akan menahan diri." Dia melesat, pedang itu saling berbenturan.

"Oh, jadi sekarang pangeran yang pertama menyerang?" Tanya Ara, melompat kebelakang.

"Ya!" Seru Athalla.

Athalla bergerak cepat, serangan demi serangan tiada hentinya bagi Ara.

'Cepat!' Ara mulai kualahan untuk menandingi kecepatan Athalla, disaat ia lengah, segera Athalla menyerang celah pertahanannya.

Pedang yang dipengang Ara terbang jauh ke angkasa, hampir saja ia tertusuk pedang Athalla, ia berputar di udara, menghindari pedang yang hampir menusuknya.

'Untung saja, aku pandai akrobatik' Ra bernafas lega.

Namun sampainya ditanah, pedang itu sudah berada tepat didepan wajahnya.

"Aku menang!" Kata Athalla.

"..........." Ara berdiri, dan menepuk-nepuk celananya yang kotor.

"Ya, anda menang!" Nada tak suka terasa sangat kental dari ucapan Ara.

"Kau tidak senang, Suren?" Tanya Athalla cemas dengan nada ucapan Ara.

"Tidak, aku hanya ingin meminta sesuatu saja tapi aku malah kalah, menyebalkan!" Ara menendang batu yang berada dekat dengannya.

Athalla langsung tertawa, seperti perutnya digeletik.

"Kenapa, pangeran malah tertawa!!" Ara mengguncang-guncang tubuh Athalla.

Athalla masih memengang perutnya. "Suren, kau sangat lucu!" Kembali ia tertawa.

"Pengeran!!!" Teriak Ara.

"Memangnya apa yang ingin kau minta?" Tanya Athalla,menyeka air matanya.

"Hm." Berhenti sejenak.

"Pangeran..." Ucap Ara.

Athalla tersentak mendengar keinginan Ara.

"A.. apa?" Tanya Athalla, kaget.

"Aku mau pangeran!" Kata Ara lagi, dengan mata berbinar-binar mendekati Athalla.

Athalla secara spontan menjauh dari Ara. Matanya berkedip beberapa kali.

'Apa maksudnya?' Athalla bertanya-tanya.

"Aku mau pangeran, bisa terus bersikap begini! Aku ingin lihat pangeran bisa menunjukkan sikap yang aku lihat ini, bukan hanya dihadapanku saja, aku ingin pangeran juga memperlihatkannya pada orang lain! Anda tidak harus terus bersikap bahwa anda itu rendah, itu yang aku inginkan." Jelas Ara, matanya sendu.

"Ara..." Dia tersentuh.

Ara tersenyum, ia menunjukkan kebahagiaan teramatnya.

Wajah Athalla langsung merona. Ia memalingkan wajahnya dari memandang Ara.

'Ada apa, dengan jantungku ya? Jantungku berdetak sangat cepat melihat Suren' Athalla kebingungan melirik Ara lagi.

"Pangeran, wajah anda merah!" Ara meyentuhkan dahinya pada dahi Athalla.

"Tidak panas?" Mata mereka berada sangat dekat, hingga mereka bisa saling bertukar nafas.

Segera Athalla menjauh, wajahnya semakin merah, jantungnya berdegup lebih cepat seakan itu akan meledak.

'Ini tidak bagus, jantungku rasanya akan meledak kapan saja!' Athalla memengang dadanya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Hann_

Hann_

Percintaan bocah........



Lebih menarik 🤣

2021-05-25

2

Secret

Secret

semangat kk

2021-04-09

3

Rizky Ramadhani

Rizky Ramadhani

ceritanya seru thor, ditunggu kelanjutan nya thor

2021-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 Awal dari perjalanku
2 Bangun di dunia baru!
3 Keluarga kerajaan
4 Inikah perlakuan bagi seorang pangeran buangan?
5 Nasib dari pangeran yang tak diakui
6 Emosi yang tak kuasa ditahan
7 Rasanya jantungku akan meledak!
8 Rasa sesak, apakah ini?
9 2 tahun berlalu
10 Kerinduan
11 Curhatan
12 Cerita tentang ibu
13 Festival lentera
14 Ayo pergi
15 pusat kota
16 Firasat buruk
17 Tarian dibawah lentera
18 Tidak, mungkin!
19 Sesak
20 (mantan) Karakter utama pria
21 BUKAN UPDATE!
22 Mulainya sebuah badai
23 Sang penghasut
24 Luka lama
25 Joisen
26 Sebuah ciuman
27 Wajah yang asli
28 Tangan-tangan hitam yang berlendir
29 Kebohongan yang menggelikan perut
30 Sahabat aja dulu
31 Udah cukup cuci mata
32 Mimpi
33 Kedatangan ke pusat kota
34 (mantan) Karakter utama wanita
35 Kembali dari Medan perang
36 Debaran
37 Apa ini
38 Ramalan
39 Bersemu merah
40 Perasaan
41 Malam pekat
42 Hipotesis
43 Bangsawan Blourys
44 Kemungkinan yang tak menyakinkan
45 Kagum
46 Dibalas
47 Hanya bahagia
48 Hutan kabut
49 Mau juga?
50 Evan
51 Inilah akhirnya
52 Keheningan
53 CERITA: Evan (1)
54 CERITA:Evan (2)
55 Arthor sialan
56 Pengumuman singkat
57 Ingin ku akhiri
58 Tetap hidup
59 Mulainya rencana
60 Kami akan kembali!
61 Kembali
62 Mata Merah Menyala
63 Titik hitam
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Awal dari perjalanku
2
Bangun di dunia baru!
3
Keluarga kerajaan
4
Inikah perlakuan bagi seorang pangeran buangan?
5
Nasib dari pangeran yang tak diakui
6
Emosi yang tak kuasa ditahan
7
Rasanya jantungku akan meledak!
8
Rasa sesak, apakah ini?
9
2 tahun berlalu
10
Kerinduan
11
Curhatan
12
Cerita tentang ibu
13
Festival lentera
14
Ayo pergi
15
pusat kota
16
Firasat buruk
17
Tarian dibawah lentera
18
Tidak, mungkin!
19
Sesak
20
(mantan) Karakter utama pria
21
BUKAN UPDATE!
22
Mulainya sebuah badai
23
Sang penghasut
24
Luka lama
25
Joisen
26
Sebuah ciuman
27
Wajah yang asli
28
Tangan-tangan hitam yang berlendir
29
Kebohongan yang menggelikan perut
30
Sahabat aja dulu
31
Udah cukup cuci mata
32
Mimpi
33
Kedatangan ke pusat kota
34
(mantan) Karakter utama wanita
35
Kembali dari Medan perang
36
Debaran
37
Apa ini
38
Ramalan
39
Bersemu merah
40
Perasaan
41
Malam pekat
42
Hipotesis
43
Bangsawan Blourys
44
Kemungkinan yang tak menyakinkan
45
Kagum
46
Dibalas
47
Hanya bahagia
48
Hutan kabut
49
Mau juga?
50
Evan
51
Inilah akhirnya
52
Keheningan
53
CERITA: Evan (1)
54
CERITA:Evan (2)
55
Arthor sialan
56
Pengumuman singkat
57
Ingin ku akhiri
58
Tetap hidup
59
Mulainya rencana
60
Kami akan kembali!
61
Kembali
62
Mata Merah Menyala
63
Titik hitam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!