Emosi yang tak kuasa ditahan

...Emosi yang tak kuasa ditahan...

'Aku harus memikirkan cara agar Athalla terbebas dari kekangan mereka, pelayan saja bisa bersikap begitu tak sopan, dan aku tahu dia selalu dikucilkan, memang tidak semuanya begitu, para kesatria hari itu adalah pendukung Athalla' Pikir Ara, sambil berjalan.

'Bukankah itu gadis, yang berani mengancamku saat itu? Fufu' Tawa gadis itu.

"Semuanya, maukah kalian melihat sesuatu yang menarik?" Ujar gadis itu menyeringai.

Teman-temannya saling memandang. "Apa?" Tanya mereka.

"Fufu, lihat saja nanti." Jawab gadis itu, ia berjalan, bersembunyi di balik dinding, dimajukan kaki kanannya, disaat yang sama Ara berjalan ke sana tampa menyadari itu.

'Apa?' Pada akhirnya ia terjatuh, tersungkur di lantai.

Tawa langsung menyambut Ara, dilihatnya mereka.

4 orang berpakaian pelayan, salah satu dari mereka adalah orang yang ia kenali.

"Oh, bukankah itu kau jalang kecil?" Ucap gadis yang sudah memandang Ara, menunjukkan tawa yang melihat Ara.

"Kau?" Ara menatap tajam.

"Jika dilihat seperti ini, kau kelihatan sangat menyedihkan bukan? Aku ingin tahu kenapa kau ingin dekat dengan pangeran buangan itu, apa karena wajahnya? Aku akui wajahnya itu memang tampan, tapi terlepas dari itu dia tidak jauh berbeda dengan budak bukan!" Ujar gadis itu, semakin menjadi, Ara membulatkan matanya, jantungnya berdegup cepat, mengepalkan tangannya, urat nadinya muncul, emosi memuncak, wajahnya benar-benar merah.

Mereka tertawa, mereka semua, Ara beranjak berdiri.

"Oh, kau. Apa kau marah?" Ucapnya lagi, ia tak menyangka jika Ara akan memukulnya.

Ara langsung mendorong tubuh gadis itu ke tembok, ditatapnya gadis itu. Aura menakutkan keluar dari nya.

"Eh, apa yang kau lakukan?" Para pelayan lainnya langsung mencoba melerai Ara.

"Jangan ganggu!!" Kecam Ara, menghempaskan mereka semua hingga membentur dinding.

"Kau.... Wanita jalang!! Aku sudah tidak tahan!!" Senyum simpul Ara, dicekiknya leher gadis itu.

"Le.. le-paskan.. Ma-af.." Ucap gadis itu terbata-bata, nafasnya tersedak.

Ara menatap tajamnya, menarik nafas dalam dan membuangnya, dihempaskan gadis itu kasar ke lantai hingga tersungkur.

Ia jongkok, menyelaraskan tinggi mereka, diangkatnya dagu gadis itu, dan menekan pipinya.

"Dengarkan aku! Aku bukan orang yang bisa menahan emosi dengan baik! Aku juga tidak akan takut jika menghabisi nyawa orang, aku menahan emosiku dari tadi jika kau hanya menghinaku, tapi jika aku mendengar hujatan untuk pangeran Athalla dari mulut kotormu itu! Kupastikan lidahmu akan kupotong!!" Senyum Ara, melepaskan dagunya.

Gadis, dan pelayan lainnya itu, seketika gemetar, seluruh tubuhnya gemetar ketakutan, mereka menundukkan kepala tak berani melihat mata Ara.

"Cihh, sampah sialan!" Umpat Ara, meninggalkan mereka yang masih gemetaran, bahkan saat Ara sudah pergi sangat jauh dari sana.

'Gadis itu!! Dia bukan orang biasa' Ucap gadis itu dalam batinnya, gemetaran

Sementara Ara, terus mengumpat dalam hati, ia tidak kesal jika dirinya yang dihina, tapi mengigat apa yang dikatakan gadis itu, Ara langsung merasa marah.

Dikepalkannya tangannya erat-erat, ditatap tajam semua jalan yang ia lewati.

Sebuah tangan tiba-tiba mendarat di bahunya, ia langsung berbalik.

"Suren kau kenapa?" Suara lembut menyapanya.

"Pangeran! Aku tak apa." Geleng pelan Ara, tapi ingatan itu masih segar dalam otaknya.

'Dia berbohong' Tebak Athalla tepat sasaran.

"Apa, para pelayan itu mengganggumu Suren?" Tanya Athalla.

Ara langsung mendongakkan kepalanya, tebakan Athalla memang benar, wajahnya tampak terkejut.

"Melihat ekspresimu, aku pasti benar 'kan?" Kata Athalla, yang memang benar adanya.

"Itu salahku, ma.." Katanya terpotong.

"Ya, tapi kumohon jangan merasa ini adalah salah pangeran! Aku sudah mengatakannya bukan? Aku akan selalu berada disamping pangeran!" Jelas Ara, menatap Athalla dengan tegas.

Athalla mengambil nafas panjang. "Aku mengerti! Kalau begitu, bagaimana jika kau ikut aku ke sesuatu tempat?" Ucap Athalla, senang.

"Suatu tempat?" Athalla mengangguk.

"Sebelum itu, ambil ini." Dia menyodorkan sebuah pedang panjang pada Ara.

'Melihat ekspresi Athalla seperti itu, harusnya yang ia maksud pasti tempat itu, 'kan? Dia juga memberikanku sebuah pedang' Duga Ara.

"Sampai!!" Nadanya penuh semangat.

Angin bertiup, membawa daun yang gugur dari pohonnya, kupu-kupu beterbangan disekitar tempat itu, rumput hijau sehat yang rapi, sama panjang. Benar-benar asri dan terjaga.

'Woahhh, indahnya!!' Ara terkesima.

"Ini adalah temapt aku berlatih pedang, dan tempat yang aku kunjungi jika merasa gundah, pemandangannya sangat indah, angin sejuknya seolah mengangkat beban kita, aku yakin kau juga merasa jauh lebih baik bukan?" Jelas Athalla, menunjukkan senyumnya.

Hauya ditempat inilah, dia akan bisa mengekspresikan dirinya yang sebenarnya, bebas dari tekanan, bebas dari tatapan merendahkan orang-orang deskitarnya, temapt dimana ia bisa menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya.

Dia sudah lama menahan kemampuannya, mencoba agar tak ada seorang pun yang akan berharap padanya.

"Ya, sangat indah!!" Seru Ara.

"Kalua begitu, ayo berlatih pedang denganku!" Ucap Athalla, sudah mengambil posisi.

"Denganku?" Ara menunjuk dirinya.

"Hm, aku tahu Suren sangat andal, dikerajaan sangat sulit bagiku untuk melakukannya dengan benar!" Ucap Athalla, Ara diam, dia mengerti maksud perkataannya.

"Baik, aku terima! Tapi kalau pangeran kalah anda harus melakukan satu permintaan saya, bagaimana?" Tanya Ara, mengeluarkan pedang dari sabuknya.

Athalla menyeringai. "Baik!!" Ia setuju.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Ara keren banget, suka sama karakter Ara yang gak mudah di tindas 😍

2021-05-26

2

beruang kutub❄️

beruang kutub❄️

semangat thor

2021-04-08

2

lihat semua
Episodes
1 Awal dari perjalanku
2 Bangun di dunia baru!
3 Keluarga kerajaan
4 Inikah perlakuan bagi seorang pangeran buangan?
5 Nasib dari pangeran yang tak diakui
6 Emosi yang tak kuasa ditahan
7 Rasanya jantungku akan meledak!
8 Rasa sesak, apakah ini?
9 2 tahun berlalu
10 Kerinduan
11 Curhatan
12 Cerita tentang ibu
13 Festival lentera
14 Ayo pergi
15 pusat kota
16 Firasat buruk
17 Tarian dibawah lentera
18 Tidak, mungkin!
19 Sesak
20 (mantan) Karakter utama pria
21 BUKAN UPDATE!
22 Mulainya sebuah badai
23 Sang penghasut
24 Luka lama
25 Joisen
26 Sebuah ciuman
27 Wajah yang asli
28 Tangan-tangan hitam yang berlendir
29 Kebohongan yang menggelikan perut
30 Sahabat aja dulu
31 Udah cukup cuci mata
32 Mimpi
33 Kedatangan ke pusat kota
34 (mantan) Karakter utama wanita
35 Kembali dari Medan perang
36 Debaran
37 Apa ini
38 Ramalan
39 Bersemu merah
40 Perasaan
41 Malam pekat
42 Hipotesis
43 Bangsawan Blourys
44 Kemungkinan yang tak menyakinkan
45 Kagum
46 Dibalas
47 Hanya bahagia
48 Hutan kabut
49 Mau juga?
50 Evan
51 Inilah akhirnya
52 Keheningan
53 CERITA: Evan (1)
54 CERITA:Evan (2)
55 Arthor sialan
56 Pengumuman singkat
57 Ingin ku akhiri
58 Tetap hidup
59 Mulainya rencana
60 Kami akan kembali!
61 Kembali
62 Mata Merah Menyala
63 Titik hitam
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Awal dari perjalanku
2
Bangun di dunia baru!
3
Keluarga kerajaan
4
Inikah perlakuan bagi seorang pangeran buangan?
5
Nasib dari pangeran yang tak diakui
6
Emosi yang tak kuasa ditahan
7
Rasanya jantungku akan meledak!
8
Rasa sesak, apakah ini?
9
2 tahun berlalu
10
Kerinduan
11
Curhatan
12
Cerita tentang ibu
13
Festival lentera
14
Ayo pergi
15
pusat kota
16
Firasat buruk
17
Tarian dibawah lentera
18
Tidak, mungkin!
19
Sesak
20
(mantan) Karakter utama pria
21
BUKAN UPDATE!
22
Mulainya sebuah badai
23
Sang penghasut
24
Luka lama
25
Joisen
26
Sebuah ciuman
27
Wajah yang asli
28
Tangan-tangan hitam yang berlendir
29
Kebohongan yang menggelikan perut
30
Sahabat aja dulu
31
Udah cukup cuci mata
32
Mimpi
33
Kedatangan ke pusat kota
34
(mantan) Karakter utama wanita
35
Kembali dari Medan perang
36
Debaran
37
Apa ini
38
Ramalan
39
Bersemu merah
40
Perasaan
41
Malam pekat
42
Hipotesis
43
Bangsawan Blourys
44
Kemungkinan yang tak menyakinkan
45
Kagum
46
Dibalas
47
Hanya bahagia
48
Hutan kabut
49
Mau juga?
50
Evan
51
Inilah akhirnya
52
Keheningan
53
CERITA: Evan (1)
54
CERITA:Evan (2)
55
Arthor sialan
56
Pengumuman singkat
57
Ingin ku akhiri
58
Tetap hidup
59
Mulainya rencana
60
Kami akan kembali!
61
Kembali
62
Mata Merah Menyala
63
Titik hitam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!