BAB 7

Sania telah berada dalam mobil bersama Amran. Mereka akan pergi ke sebuah klub malam yang terkenal menjadi pusat para milenial mencari hiburan dari dunia siang yang telah mengacaukan mood mereka.

Sementara di belakang mobil mereka, Aris dengan sepeda motor yang ia pinjam pada seorang teman membuntuti mereka.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka tiba juga di parkiran.

Sania segera keluar dari mobil dan bergandengan dengan Amran memasuki klub malam itu.

Aris yang memperhatikan mereka dari parkiran motor segera berlari memantau mereka dari belakang.

Jadi mereka sering datang ke tempat ini...

Aris merasa sakit hati karena bagaimana pun, ia tahu tempat seperti apa yang sedang mereka tempati itu.

Setelah berjalan selama beberapa saat, mereka memasuki lorong yang membawa mereka ke ruangan dimana laki-laki dan perempuan bebas melakukan apa pun untuk memamerkan pesona mereka, meregangkan punggung mereka untuk menghibur diri.

Aris mengepal tangannya ketika melihat pemandangan itu, terutama ketika ia melihat istrinya kini sudah duduk bersama beberapa lelaki yang ia kenal.

Teman-teman SMA-nya dulu yang terkenal nakal dan suka bermain perempuan.

Aris melihat sekelilingnya sebelum memutuskan duduk di sala satu meja yang mempermudahkannya memantau istrinya.

Selama beberapa waktu ia duduk, tidak ada yang aneh dari cara Sania dan teman-temannya berbicara, mereka hanya mengobrol sambil minum beberapa gelas alkohol.

Hal itu membuat Aris merasa lega. Namun, tiba-tiba, kini ialah yang diganggu. Dua orang gadis yang sudah memperhatikan Aris sejak lama mendekati Aris dengan tatapan mempesona.

"Hai sayang, sendirian ajah.." seorang gadis yang menggunakan pakaian berleher V dengan suara parau duduk di samping Aris dan melingkarkan tangannya di lengan Aris. Hal yang sama dilakukan juga oleh gadis yang satunya.

"Maaf..." Kata Aris segera berdiri dan menjauhi kedua gadis itu.

"Kami akan membuatmu bersenang-senang, ayolah,,"

"Nita benar, sendiri di tempat seperti ini hanya akan membuatmu tambah stres,," gadis lain menambahkan.

Aris menatap dengan tidak suka pada kedua gadis itu sebelum melangkah mencari tempat lain untuk duduk.

"Hah, dia sangat sombong," komentar sala seorang gadis.

"Kau benar, tapi Nita, dia sangat tampan dan,, aku bisa membayangkan nikmatnya beradu dengannya di atas kasur..."

"Ayo menipunya kalau begitu."

Akhirnya kedua gadis itu berdiri dan kembali mendekati Aris sambil membawa minuman di tangan mereka.

Dengan tatapan tidak sukanya, Aris kembali melihat kedua gadis itu. "Saya sudah bilang kalau saya ingin sediri."

Nita menghembuskan nafasnya, "Kau harus menghargai setiap gadis di dunia ini, kalau kau tidak mau minum dengan kami, paling tidak mari bersulang sekali dan kami akan pergi."

"Ya, Kami akan merasa puas jika pria tampan sepertimu mau bersulang dengan kami"

"Bagaimana?" Nita mengulurkan sala satu gelas yang ada ditangannya pada pria itu.

Aris memandangi gelas itu sebelum kembali melihat dua gadis itu "Tidak,,"

Nita memandangi gelas di tangannya lalu tersenyum kecut, Sudah kuduga, gumamnya "Kau takut aku memasukkan sesuatu kedalam minuman ini? Hahaha... Kau sangat lucu, tapi aku ini gadis baik-baik.." Nita lalu menodongkan gelas yang lain di tangannya "Aku menukar gelasnya."

Aris masih terdiam, tapi sesaat setelahnya ia menerima gelas itu dan bersulang dengan mereka.

"Terima kasih tampan, ayo mendapatkan satu foto untuk menjadi kenang-kenangan." Nita dengan semangat mendapatkan ponselnya untuk berswafoto. Namun, ia belum mengangkat ponselnya ketika Aris sudah jatuh pingsan.

"Hahaha.... Dia sudah tepar, ayo membawanya."

Kedua gadis itu kemudian membopong Aris menuju ke sebuah kamar yang telah mereka siapkan.

"Hah! Sangat berat.." gerutu Nita ketika mereka sudah menghempaskan tubuh Aris ke atas tempat tidur.

"Berapa lama ia akan sadar dan melayani kita?"

"Hahaha... Sepertinya kau benar-benar sudah tidak sabar menikmati permainan lelaki tampan."

"Ayolah, katakan saja...;"

"Mungkin 30 menit lagi, ia akan sadar namun tak bisa menahan diri untuk melakukan hubungan badan, ia akan menerima siapa pun yang ada di hadapannya untuk melampiaskan nafsunya."

"Bagus!"

...

Sementara Sania yang baru saja menambah minum segelas alkohol, sudah membuat wajah gadis itu memerah. Hal itu sangat diperhatikan oleh Amran, karena ia sangat menjaga Sania dengan baik setiap kali mereka keluar malam.

"Aku rasa kami harus pulang sekarang, gadis merepotkan ini sudah minum terlalu banyak." Amran berpamitan pada 3 orang teman mereka.

"Hei ayolah! Aku belum mabuk!" Sania menyelah "Lihat! Lihat aku masih bisa minum!" Ucapnya meneguk setengah gelas lagi.

"Hahaha... Kau benar, cobalah juga yang ini." Seorang dari ketiga teman mereka mengulurkan segelas minuman.

Sania hendak meraih gelas itu saat Amran menghentikan gadis itu. "Apa yang kau pikirkan? Aku yang menjadi repot nanti!" Ucap Amran dengan kesal.

"Tenang saja Ran, aku bisa mengurus diriku sendiri.." jawab Sania dengan santai.

"Tidak San! Akulah yang kerepotan mencari alasan pada kakakmu nanti!"

Mendengar itu, Sania segera merasa lebih kesal apa lagi mengingat Aris sedang keluar dengan menggunakan pakaian yang memperlihatkan pesona pria itu. "Apa peduliku? Ia bukan siapa-siapaku!" Tegasnya lalu tanpa aba-aba dan mengambil minuman yang tadi disodorkan temannya lalu meneguknya dengan cepat.

"Sania!" Teriak Amran hilang sabar menghadapi gadis keras kepala itu.

"Tenang bro, tenang,,, itu hanya minuman dengan kadar alkohol rendah saja, ia tidak mungkin mabuk. Duduklah sebentar dan mari bersulang satu gelas sebelum kita berpisah dari tempat ini."

"Tidak, kami akan pergi sekarang!" Tegas Amran saat melihat wajah Sania yang semakin memerah.

"Hahah... Amran, kamu banci! Cuma satu gelas ajah gak bisa!" Sania mengejek Amran sambil melemparkan dirinya untuk bersandar di sofa.

"Baiklah, aku akan meneguk satu gelas lagi, tapi setelah itu, kita akan pulang!"

"Okk!" Jawab Sania.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Amran meraih satu gelas alkohol yang disediakan oleh teman mereka dan bersulang untuk meneguknya.

Setelah menghabiskan satu gelas itu, Amran segera menarik Sania untuk berdiri dan membantu gadis itu berjalan.

Sedangkan dibelakang mereka, tiga orang yang adalah teman mereka sendiri tersenyum kecut mengikuti kedua orang itu.

Akhirnya,, gadis ini bisa dicicipi juga. Amran, tunggu dan kamu akan menggila melihat gadis yang selama ini kamu cintai bercinta denganku!

Benar saja, sebelum mereka bisa keluar dari lorong yang ramai itu, Amran sudah merasa sangat pusing, dan kepalanya berdenyut karena pengaruh obat.

Amran baru akan mendapatkan ponselnya untuk menghubungi seseorang ketika Sania sudah terjatuh dari rangkulannya.

Amran sendiri bahkan tidak bisa melihat dengan jelas lagi ketika ia akhirnya menyusul Sania pingsan.

"Hahaha..."

Ketiga pria yang mengikuti Sania dan Amran segera tertawa puas sambil mendekat ke Amran dan Sania lalu membawa kedua orang itu pada ruangan VIP yang telah mereka pesan.

Sania dibaringkan di atas ranjang, sementara Amran diikat di kursi, mereka berencana melakukannya di depan Amran, didepan pria yang sangat mencintai dan menjaga Sania, si gadis perawan...

Terpopuler

Comments

Momo R

Momo R

mungkin itulah balasanya durhaka sama suami😂

2022-09-09

0

Mara

Mara

Mau disantet kali ya temen kal
ya gitu😈

2021-07-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!