BAB 6

Amran terus berkeliling selama beberapa waktu sebelum akhirnya ia menoleh ke arah Sania yang sedang menekuk wajahnya.

Hah! Gadis ini, apa dia sedang PMS?

"Ayo kita kembali," katanya pada Sania.

Sedangkan Sania yang sedang dalam kekesalannya memperhatikan para gadis yang terus menatap Aris tidak mendengar sama sekali apa yang dikatakan Amran.

Hal tersebut membuat Amran mendengus menahan diri lalu mengulurkan tangannya menyentuh pundak Sania.

Sania terkejut "Maaf Pak," ucapnya spontan.

"Hahaha... Kau ini kenapa?"

"Tidak, ayo kita kembali, meetingnya akan segera di mulai," ucap Sania sambil kembali melirik Aris yang sedang memamerkan wajah tampannya.

Sial! Awas kamu Ris! Tunggu bagianmu di rumah!

Amran yang sedang memperhatikan Sania tentu saja tidak melewatkan momen dimana Sania kembali melihat Aris.

"Apa kau mau menghampiri sepupumu?"

"Apa? Menghampirinya? Tidak! Ayo pergi." Sania kemudian berjalan mendahului Amran.

Ada apa dengan perempuan itu?

Amran tidak mengerti, karena Sania banyak berubah semenjak pindah rumah dan tinggal bersama sepupunya.

Dari jauh, Aris memperhatikan Sania dan Amran yang sedang berjalan meninggalkan ruangan.

Mereka terlihat cocok, mungkin Amran adalah alasan Sania tidak mau membuka hati untukku. Apa lagi, Amran bekerja di perusahaan besar seperti ini. Posisinya tidak main-main, karena bisa dekat dengan sekertaris CEO...

"Mas!" Feni memanggil Aris.

"Ada apa?" Ucap Aris sedikit kaget.

"Ini, apa aku juga harus menghapal sejarah perusahaannya? Ini terlalu panjang."

"Mm... Sebaiknya hapalkan saja penting-pentingnya."

Feni mengangguk mengerti. "Baik Mas, aku mengerti." Feni begitu gembira.

Setelah mereka menunggu selama 30 menit, akhirnya tes pun di mulai.

Feni berada pada urutan ke 28, jadi mereka menunggu cukup lama hingga akhirnya nomor urut Feni di sebutkan.

"Mas, doain aku ya!" Feni sangat bersemangat.

"Iya, jangan gugup!" Aris menyemangati gadis berkulit sawo matang itu.

"Tidak Mas, aku cukup percaya diri berkat Mas!" Ucap Feni dengan wajah senangnya seraya melangkah meninggalkan Aris.

Aris memperhatikan kepergian feni lalu mendapatkan ponselnya dari sakunya. Ia baru saja akan mengaktifkan tombol dayanya ketika dua orang gadis mendekatinya.

"Permisi Mas, apa Mas juga datang melamar pekerjaan?"

"Iya, bagian apa yang Mas lamar?"

Kedua gadis itu terlihat sangat bersemangat.

"Oh tidak, saya hanya mengantar tetangga saya." Ucap Aris dengan ramah.

"Oh tidak... Mas sangat tampan saat berkata sepeti itu. Lalu, apakah kami bisa meminta nomor ponsel Mas?" Sala satu gadis sangat bersemangat.

"Maaf Mbak, untuk apa ya?"

"Untuk berkenalan, mungkin saja kita cocok."

"Iya Mas, boleh ya..."

"Ya,, kami juga ingin meminta nomor Mas.."

"Aku juga!"

Akhirnya beberapa gadis yang sedang melamar pekerjaan mengerumuni Aris demi meminta nomor ponselnya. Hal tersebut membuat keributan hingga menarik perhatian beberapa karyawan yang sedang berjaga.

"Ada apa ini!?" Seorang karyawan datang mendekat untuk memperingatkan mereka, tapi tak dihiraukan oleh gadis-gadis itu, mereka lebih tertarik pada pria tampan bak aktor, dari pada pekerjaan magang di perusahaan besar.

Sedangkan Aris yang melihat para gadis terus mengerumuninya semakin risih saat dirinya berdiri "Saya sudah beristri."

"Ap,, apa?" Semua orang merasa kaget.

Keheningan terjadi selama beberapa saat sebelum suara mikrofon terdengar.

"Semua yang berkerumun di sana segera meninggalkan ruangan ini! Kalian tidak diperlukan lagi untuk menjadi karyawan magang di perusahaan ini!"

"Eh?" Para gadis itu terkejut sebelum akhirnya beberapa petugas keamanan mendatangi mereka dan menuntunnya keluar dengan paksa.

Saat itu pula, Feni keluar dari ruangan dan melihat para pelamar kerja yang telah di usir itu. "Ada apa Mas?"

Aris menjadi serba salah "Oh,, itu, mereka diusir karena membuat keributan."

"Bagus, jadi sainganku berkurang. Mas ayo kita kembali, aku akan mentraktir Mas makan karena sudah membantuku hingga aku menjawab semua pertanyaan dengan lancar!"

"Baguslah, kalau begitu ayo keluar dari sini."

Keduanya saling berboncengan mencari tempat makan.

"Mas liat deh, di situ ramai... Ayo kita ke sana... Di sana makanannya pasti enak." Feni sedikit berteriak di belakang Aris.

Sementara Aris yang melihat keramaian itu menjadi trauma, apa lagi ketika ia mengingat bagaimana para gadis begitu merepotkan saat mereka menggila.

"Aku rasa, kita ke tempat yang lebih sepi saja. Tempat ramai sangat berisik."

"Oh, Mas suka tempat sepi.. ya udah ayo mas,, mungkin di kuburan juga seru!"

"Ha? Ada apa dengan kuburan Neng?" Aris sangat bingung.

"Aku dengar Mas, orang pacaran sering kekuburan, karena di sana sepi.."

"_"

....

Sore hari di rumah sederhananya, Aris selesai memasak semua makanan kesukaan Sania. Ia duduk di depan rumah menunggu kepulangan orang yang dicintainya.

Setelah 15 menit, Sania akhirnya pulang di antar Amran. Aris begitu bersemangat hendak membukakan pintu untu Sania, tapi langkahnya terhenti ketika Amran telah mendahuluinya.

"Makasih Ran, nanti malam jam 7 ya!"

"Ok Baby..." Jawab Amran dengan lembut lalu berpaling melihat Aris.

"Kak Aris, aku pamit dulu ya.. tolong jagakan Sania untukku." Ucapnya sambil tersenyum.

"Hati-hati.." Ucap Aris dengan paksaan lalu berbalik mengikuti Sania yang sudah berjalan cepat ke dalam rumah.

Baru saja Aris menutup pintu rumah ketika Sania kembali membuka pintu kamarnya. "Ris, dengar ya! Jangan pernah kembali menginjakkan kakimu di perusaahan aku bekerja! Apa lagi dengan sok tampan membuat semua gadis-gadis menjadi heboh! Ingat! Jangan mengantar Feni lagi atau kita cerai!"

Aris kebingungan. Kapan ia memamerkan ketampanannya?

"Maaf sayang, tapi aku tidak pernah melakukan..."

"Sudah cukup! Jangan banyak alasan! Aku mau tidur.!" Sania menutup pintu kamar dengan keras.

Aris mendekat ke pintu kayu itu lalu berbicara "Sayang, kau harus makan dulu. Aku sudah memasak makanan kesukaanmu."

"Tidak usah! Aku sudah makan di luar!" Jawab Sania dengan nada suara kesal membuat Aris tidak berkata apa pun lagi selain berjalan sendirian ke dapur.

Aris memandangi masakannya di atas meja sebelum duduk sendirian untuk makan.

Waktu terus berlalu sampai akhirnya sudah hampir pukul 7 malam saat Aris duduk di rumah tamu menunggu istrinya selesai berdandan.

Saat itu pula pintu kamar Sania terbuka menampakkan Sania dengan pakaian terbuka yang ketat.

Aris segera berdiri dan mendekati istrinya itu. "Sayang, mengapa kamu berpakaian seperti ini?"

Dengan wajah judesnya, Sania tidak menghiraukan Aris ketika ia berjalan ke sofa untuk duduk. "Apa pedulimu? Kita ini bukan siapa- siapa, jadi jangan banyak mengatur!" Tegas Sania.

"Tapi sayang,,"

"Cukup!! Jangan membuat moodku lebih berantakan! Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing?"

"Iya, aku tahu,, tapi aku berhak menegurmu saat kau,,"

"Cukup! Aku tidak butuh ceramahmu! Jadi sebaiknya kau diam atau aku yang pergi sekarang!" Nada suara Sania semakin tinggi membuat Aris tak mampu mengatakan apa pun.

Aris berdiri selama beberapa detik sampai ia segera berlari ke kamar mandi.

"Ada apa dengan pria itu?!" Kesal Sania melihat Aris yang buru-buru ke kamar mandi.

Dengan cepat, Aris telah selesai dari kamar mandi ia mengunakan setelan jeans dan kemeja biru Nafi membuat ketampanan Aris semakin meningkat di mata Sania.

Saat itu, Sania segera mengalihkan pandangannya pada suaminya yang sedang merapikan rambutnya "Kau mau kemana?"

"Aku juga akan keluar bersama temanku." Jawab Aris.

Sial! Apa dia mau memamerkan ketampanannya?

Sania berpikir sesaat.

"Kau pergi bersama cewek apa cowok?"

Ahh, bagaimana aku kan menjawab kalau aku akan pergi sendiri untuk membuntutinya?

"Emm, ya sama cowok"

"Ada cewek tidak?"

Tentu saja ada! Istri aku sendiri yaitu kamu.

"Tidak ada"

Segera, Sania merasa lega dan kembali fokus pada ponselnya.

Terpopuler

Comments

Miadi

Miadi

Gengsi digedein 😑

2021-11-14

1

Mara

Mara

Yeyyyyyyyy...mulai cemburu nih

2021-07-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!