Jarak dari rumah Daven, ke kantor tidak terlalu jauh. Hanya memakan waktu sekitar 20 menit saja, Daven sudah tiba di kantor. Dia hendak keluar dari dalam mobil, tiba-tiba dia teringat dengan termos kecil yang berisi kopi buatan Alena.
Dia menoleh kesekitar melihat apakah Andrew asistennya lewat atau Clara sang sekretarisnya.Akan tetapi yang dicarinya tidak dilihatnya lewat.Daven, menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.Dia bingung bagaimana caranya untuk membawa kopi itu ke dalam ruangannya.Mau bawa sendiri dia malu.
Daven akhirnya meraih ponselnya dan melakukan panggilan dengan Andrew asistennya. " Kamu sudah di kantor Ndrew?" tanya Daven setelah suara Andrew terdengar dari sebrang.
"Oh ya udah, kamu tolong turun kebawah, ada sesuatu yang sangat penting yang harus kamu bawa ke atas? " Daven langsung memutuskan panggilanya,setelah Andrew menjawab iya.
5 menit kemudian, Andrew terlihat sedikit berlari menghampiri Daven.
"Benda mana yang harus aku bawa tuan?" tanya Andrew dengan sedikit ngos-ngosan.
Daven, meraih termos kecilnya dari dalam mobil dan memberikannya ke Andrew yang ternganga.
"Apakah ini yang harus aku bawa Tuan?"
"Iya! Ayo jalan! " Daven mengayunkan langkahnya dengan gagah seperti biasanya. Di bakangnya terlihat Andrew mengekor dengan raut wajah yang sedikit merasa dongkol.
"Jadi, aku cape- cape lari, turun dari atas hanya untuk benda ini? bukannya tadi dia bilang benda yang sangat penting? " Andrew mengusap kasar wajahnya dan menghembuskan nafasnya dengan kasar,untuk meredakan sedikit kekesalannya, karena untuk marah pun dia tidak mampu.
"Ndrew, apakah kamu sudah menyelidiki siapa James?" tanya Daven setelah mereka tiba di dalam ruangan. Ya .... setelah perdebatan yang terjadi antara dia dan Alena tadi malam, Daven langsung memerintahkan Andrew untuk mencari informasi mengenai James.
"Udah Tuan! Dia itu James Reynald William, putra dari Tuan William ,pemilik perusahaan periklanan yang terbesar di negara kita Tuan"
"Bukan informasi seperti itu yang aku mau. Aku mau informasi, mengenai apa hubungannya dengan istriku" tegas Daven tidak sabar.
"So sweet, udah berani bilang istriku ya? " andrew membatin dengan seulas senyuman yang terbit di bibirnya.
"Kenapa kamu senyum-senyum? buruan aku butuh informasinya sekarang!"
"Sepertinya Tuan Daven lagi datang bulan makanya emosinya meledak-ledak " Andrew menarik nafas panjangnya seraya mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Hei, kamu kok jadi melamun? jangan-jangan kamu belum mendapat informasi sedikitpun tentang hubungan mereka?" Daven menyipitkan kedua netranya menatap curiga ke arah Andrew.
Andrew lagi-lagi menarik nafas panjangnya,melihat Daven yang tidak sabaran.
"Sabar Tuan! tadi saya belum selesai menjelaskan pada anda. Tapi anda sudah memotongnya. Boleh kah aku menjelaskannya sekarang? " ucap Andrew yang berusaha menekan rasa kesalnya pada Daven.
"Ya udah, silahkan!"
"James itu, pemuda yang menyukai Alena dan bahkan berniat untuk menikahinya, Akan tetapi....."
"APA? " tanpa sadar Daven mengepalkan kedua tangannya, kesal mendapat kenyataan, kalau ada laki-laki lain yang menginginkan Alena.
Ingin rasanya Andrew melempar benda yang ada didepannya ke kepala Daven, yang selalu saja memotong ucapannya. Tapi, jangankan melempar, untuk menjitak kepalanya saja dia tidak memiliki keberanian. Andrew menghela nafasnya, lalu melanjutkan ucapannya,yang sempat terpotong oleh Daven.
"Akan tetapi, keinginannya untuk menikahi Alena ditentang sama orangtuanya. Karena hal itu, Alena menolak lamarannya, karena dia tidak mau membuat hubungan James dan orangtuanya hancur karena dia." Andrew melanjutkan penjelasannya pada Daven yang rahangnya kini sudah terlihat mengeras.
"Kenapa mereka tidak setuju? "
"Itu karena Alena tidak selevel dengan mereka Tuan. Mereka mengatakan, kalau Alena tidak layak untuk putra mereka"
"Sombong sekali mereka! apa mereka pikir semuanya harus dilihat dengan harta?" Daven menggebrak meja, merasa tidak terima,ketika membayangkan Alena mendapat penghinaan dari keluarga William- orangtua James.
" Ada apa dengan anda Tuan? Seharusnya anda kan senang? Karena kalau tidak begitu, Alena pasti sudah menikah dengan James dan anda pasti tidak akan menikah dengan Alena. Sepertinya Tuan Daven sudah mulai memiliki perasaan cinta buat Alena." seulas senyuman terbit di bibir Andrew, berharap dugaannya benar dan menjadi kenyataan.
"Untuk membuktikannya, sepertinya aku harus membuat cerita baru dengan sedikit memberikan sedikit tambahan yang membuat hati Tuan Daven panas." Andrew menyeringai seraya memperhatikan raut wajah Daven yang masih terlihat marah.
"Tuan.... kemarin sebelum bertemu Alena di mall, sebenarnya James, kembali datang ke panti, untuk melamar Alena. Karena dia telah berhasil membujuk orangtuanya untuk menjadikan Alena istrinya. Dan kemarin dia mengatakan pada Alena, kalau dia akan menunggu Alena dan akan tetap menikah dengan Alena bagaimanapun caranya. " tutur Andrew dengan menambahi sedikit kebohongan.
Hati Daven seketika menjadi panas mendengar penuturan asistennya Andrew.
"Ok, kalau begitu, Akuisisi perusahaan keluarga William !" titahnya tanpa pikir panjang.
Andrew sedikit terkekeh melihat Daven, yang mulai kepanasan. " Kayanya dugaanku benar. Tapi Tuan Daven belum menyadarinya! " Andrew berbisik pada dirinya sendiri.
"Tapi kita tidak boleh seperti itu Tuan! mereka kan tidak melakukan apa-apa kepada kita?. Dan itu tidak etis mencapur adukkan masalah pribadi dengan masalah perusahaan.Itu sangat terlalu kekanak-kanakan "
" Kamu menuduh aku bertidak kekanakan, begitu?! " bentak Daven.
"Bukan begitu Tuan! maksud saya, seandainya mereka bertanya, apa alasan dan kesalahan perusahaan mereka, sehingga anda meng-akuisinya, jawaban apa yang akan anda berikan? Akan sangat memalukan bila anda menjawab karena James ingin menikahi Alena istri anda.Dan pasti berbagai spekulasi dari luar akan muncul. Perusahaan lain akan menilai anda tidak profesional dalam menyelesaikan masalah pribadi. Kedua, orang-orang akan meng-anggap kalau Alena itu wanita penggila harta dan ketiga, Alena akan salah sangka kepada anda. Dia akan menganggap kalau anda jatuh cinta padanya. Apakah anda menginginkan itu semua terjadi? " sudut bibir Andrew sedikit terangkat melihat Daven terdiam mendengar semua penjelasannya yang panjang.
Daven tidak bisa membantah semua ucapan Andrew karena memang semua yang baru saja diutarakan oleh asistennya itu sangat benar.
"Lagian Tuan, seandainya James bangkrut dan tidak punya apa-apa sekalipun, tidak tertutup kemungkinan kalau Alena tetap mau, menikah dengannya setelah anda menceraikannya nanti. Karena setahu saya, Alena tidak pernah memandang orang lewat harta yang dimiliki orang tersebut.Dan yang saya tahu, kalau Alena juga dulu memiliki perasaan buat James. " Andrew terlihat semakin menikmati perubahan wajah Daven yang semakin terpancing dengan semua ucapannya.
" Kamu kalau tidak bisa membantu, mending kamu diam saja, dan keluar dari ruangan ini !." usir Daven dengan kesal.
"Maaf Tuan, kalau begitu saya permisi dulu ! " Andrew memutar badannya dan melangkah keluar setelah melihat tangan Daven yang dikibaskan untuk menyuruhnya keluar.
Setelah pintu tertutup dengan rapat, Andrew terlihat cekikikan menertawakan kemunafikan bosnya. Tingkah Andrew, menimbulkan kernyitan alis di kening Clara.Clara sangat bingung dan penasaran, melihat Andrew yang biasanya jarang tersenyum,kini malah tertawa.
Tbc
Jangan lupa untuk tetap like, rate, vote dan komen ya gais. Thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Soraya
bunga untuk mu kak👍
2023-12-24
0
Zikri Adesta
bagus thor ceritanya, saya suka😍
makasih
2021-07-26
0
Nenk Khanaya
emng enk di kerjain ma sisten sendiri
2021-06-09
1