" Apakah yang tadi mertua mu? " James bertanya tanpa melihat Alena sama sekali. Ada rasa perih di dalam hatinya, begitu mengetahui kalau wanita yang disukainya dari dulu sudah dimiliki oleh pria lain.
Alena bungkam, mulutnya seakan kaku untuk mengatakan iya. Dia bingung, darimana James tahu kalau dia sudah menikah.
"Kenapa kamu diam? Kamu bingung ya, darimana aku bisa tahu,kalau kamu sudah menikah? " Lanjut James seraya menopang dagunya menatap dingin Alena.
"Ma-maaf Ka James! "Alena menundukkan kepalanya,tidak berani untuk menatap manik berwarna abu-abu yang kini terlihat sangat gelap tertutup dengan amarah yang amat sangat.
"Kamu tahu Alena, Aku sudah berjuang keras untuk mendapatkan restu dari orangtua ku. Aku bahkan mengatakan pada mereka kalau aku tidak akan menikah dengan siapapun, kalau tidak dengan mu. " James menghela nafasnya sejenak, untuk mengambil jeda sebelum dia melanjutkan ucapannya.
" Kamu tahu? aku sangat begitu bahagia, ketika akhirnya orangtua ku memberikan restu untuk ku menikah dengan mu. Dengan hati yang begitu senang dan bahagia, aku berniat mendatangimu ke panti, untuk memberikan kejutan buat mu. Tapi, ternyata aku yang yang mendapat kejutan itu dari mu." James tersenyum sinis seraya mendengus menatap Alena.
"Maaf ka James! "
"Adakah kata lain selain kata maaf yang bisa kamu katakan Alena?!
"Tidak ada Ka James. Karena hanya itulah kata yang pantas aku ucapkan pada kakak sekarang" Alena masih tetap pada posisinya,tidak berani menatap James.
"Apakah tidak ada penjelasan lain tentang itu?" suara James terdengar penuh tuntutan untuk sebuah penjelasan.
James menghembuskan nafasnya secara kasar, ketika dia melihat Alena hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Seandainya,kata maaf bisa menyatukan kembali hatiku yang telah hancur, perasaanku tidak akan sesakit ini Alena. Aku sangat kecewa padamu" Kilatan cairan bening kini sudah memenuhi manik mata James. Tapi dia masih berusaha untuk menahan cairan bening itu,untuk tidak jatuh.
"Maaf Ka James, aku belum bisa menjelaskan alasan aku menikah. Aku takut ka, kalau kamu tahu, kamu akan berusaha untuk mengembalikan ganti rugi itu ke Tuan Daven. Itu akan semakin membuat orangtuamu tidak menyukai ku Ka" Alena ingin sekali mengucapkan kata-kata itu ke James,tapi dia hanya bisa berbicara pada hatinya saja.
"Alena, tanpa kamu jelaskan pun, aku udah tahu, alasan kamu lebih memilih pria itu daripada aku. Itu karena dia lebih kaya dari ku kan? Lihat, kamu bahkan dibelikan barang-barang mewah oleh mertua mu.Tapi, seandainya kamu menikah denganku pun aku masih sanggup untuk memberikan barang-barang mahal itu Alena! " dalam ucapan James ,terselip sindiran seakan Alena itu perempuan yang haus akan kemewahan.
" Bu-bukan seperti itu Ka! Aku-----"
"Ah,sudahlah, kamu tidak perlu lagi mengatakan pembelaan diri. Aku sudah bisa melihat dan bisa mengerti semuanya. Selamat buat pernikahan mu! " James berdiri dan meningalkan Alena yang sudah menitikkan air mata.
********
Alena turun dari taksi dan melihat mobil Daven sudah terparkir di depan rumah.
" Gawat, si singa sudah pulang. Tapi kan Mommy tadi sudah bilang kalau dia akan mengabari Tuan Daven? Jadi, dia pasti tidak akan marah. " Alena kembali berjalan dengan santai, begitu meng-ingat ucapan mertuanya, yang akan mengabari Daven,kalau mereka membawa Alena belanja.
Alena membuka pintu dengan perlahan,lalu menutupnya kembali. Akan tetapi, dia terlonjak kaget sehingga semua kantong belanjaannya berjatuhan,ketika dia melihat Daven yang sudah berdiri di belakangnya,dengan menghunuskan sorot mata yang dingin ke arahnya.
" Apakah kamu sekarang sudah merasa hebat Alena? Sindir Daven sarkastik.
"Ma-maksud tuan apa?" Alena beringsut mundur ketakutan melihat sorot mata Daven yang sangat tajam.
"Kamu dari mana saja? Hah?! "
" A-aku tadi berbelanja dengan Mommy di mall Tuan. Bukan kah Mommy sudah mengatakannya pada Tuan? "
Daven mendengus, dan berdecih mendengar penuturan Alena.
"Jangan kamu bawa-bawa Mommy dalam kebohonganmu Alena! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau tadi kamu bersama dengan pria " ujar Daven menahan rasa geramnya. Entah kenapa hatinya berasa panas seperti terbakar api, ketika melihat kebersamaan Alena dengan pria lain.
"Aku tidak bohong Tuan, Awalnya aku bersama Mommy dan Daddy.Tapi Daddy dan Mommy pergi duluan untuk bertemu dengan sahabat Daddy. Setelah itu aku bertemu dengan Ka James,dan itu pun tidak disengaja "
"Oh, nama kekasihmu itu James? " terselip nada sinis dalam ucapan Daven.
"Dia bukan kekasih ku Tuan! "
"Cih, Kamu kira aku percaya sama bualan mu? Apa ini semua juga dibelikan sama kekasihmu itu? " Daven melihat barang-barang belanjaan Alena, yang berserakan dilantai.
"Bu-bukan Tuan! Ini semua Mommy yang belikan "
"BOHONG! Sekarang, aku mau kamu membakar semua benda ini !. Aku tidak mau melihat benda ini ada di rumahku. "
"Ta-tapi Tuan, ini semua------"
"SEKARANG! "
"Ba-baik Tuan" Alena mengutip semua benda- benda yang diberikan oleh mertuanya, untuk dibakar sesuai dengan kemauan Daven.
" Dasar pria sinting! psikopat gila ! Gak punya hati.Kan sayang kalau dibakar? Kalau dia gak mau lihat semua benda ini kan, tinggal tutup aja tuh mata ! " Alena mengumpat dalam hati,dengan bibir yang mengerucut.
" Sepertinya aku sudah pernah bilang sama kamu, jangan biasakan mengumpat dalam hati! "
" Aku tidak lagi mengumpat Tuan! Aku cuma-----"
"Sudah, tidak perlu dijelaskan lagi. Sekarang kamu bawa barang rongsokan itu dan langsung bakar! Kalau ada satupun barang itu yang kamu simpan, aku akan menceraikanmu sekarang juga, dan meminta ganti rugi, untuk uang yang telah ku keluarkan buat panti itu. PAHAM?! "
"Paham tuan! " Alena melangkah dengan cepat kebelakang untuk melaksanakan perintah Daven.
"Maaf ya Mom,barang pemberianmu ini terpaksa aku bakar atas permintaan anakmu yang sinting itu " batin Alena.
Setelah semua terbakar hangus, Alena mengayunkan langkahnya menapaki anak tangga,untuk masuk ke dalam kamarnya. Samar-samar dia mendengar suara Daven yang sedang melakukan panggilan dengan seseorang,yang Alena yakini kalau itu adalah Andrew.
"Jadi, kamu belum bisa menemukan Dokter Hans itu Drew? "
" Belum Tuan! Semua orang dekat Dokter Hans sudah aku tanya,tapi tidak ada yang tahu sama sekali dimana keberadaannya !" Sahut Suara Andrew dari seberang sana.
"Ok, baiklah, tidak apa-apa Drew. Sekarang kamu istirahat dulu! Besok kamu bisa lanjutkan lagi pencariannya! " Daven memutuskan panggilannya dengan Andrew dan melemparkan ponselnya dengan kasar ke atas ranjangnya.
Alena menghela nafasnya dengan berat. Ada perasaan sedih di dalam hatinya ketika membayangkan apa yang akan terjadi, jika wanita yang dicari Daven sudah ditemukan.
Sementara itu, Daven meraih kembali ponselnya untuk menge-cek pesan yang baru saja masuk. Daven terbeliak dengan perasaan campur aduk ketika membaca pesan yang ternyata dari Mommynya Ellen.
"Sayang, tadi Mommy mengajak istrimu berbelanja. Dan Mommy memebelikannya beberapa barang.Maaf ya sayang,Mommy tadi lupa memberi tahukan mu "
Daven sontak mengusap wajahnya dengan kasar serta menggusak rambutnya sampai berantakan, karena merasa bersalah sudah menuduh Alena yang bukan-bukan.
Tbc
Please like, vote dan komen.Thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ken Ai
next ka.. ku kirimkan bunga nih
2021-03-23
1
Elisabeth Ratna Susanti
suka😍
2021-03-22
1