"Jen, kamu tahu gak? ternyata tuan Andrew itu, teman masa kecilku." ungkap Alena dengan mata yang berbinar-binar, di sela-sela makan siang mereka.
"Oh ya?" sahut Jenny terlihat kurang bersemangat.
" Iya Jen! aku tidak menyangka bakal bisa bertemu dia lagi.Aku hampir saja tidak mengenali Andrew,karena dia banyak berubah." Alena tetap saja dengan celotehannya,tanpa memperhatikan perubahan raut wajah Jenny.
"Sepertinya kamu bahagia sekali bisa bertemu dengan tuan Andrew Alena?" ujar Jenny dengan nada sedikit sinis.Tapi, tentu saja Alena belum menyadarinya.
"Tentu saja Jen! coba kamu bayangkan, kami sudah 18 tahun lebih tidak bertemu. Waktu itu usiaku masih 7 tahun dan kak Andrew 9 tahun. Awalnya aku mau marah sama ka Andrew, karena dia meninggalkan ku, sewaktu aku lagi pergi hanya sebentar,padahal dia sudah berjanji akan selalu melindungi ku." tutur Alena dengan mata yang menerawang,mengingat kisahnya dulu bersama Andrew.
"Tapi yang aku lihat,kalau raut wajahmu sama sekali tidak menunjukkan kemarahan justru sebaliknya! " Jenny berucap dengan nada menyindir.
"Kan aku bilang awalnya Jen! kalau sekarang tentu saja tidak! " imbuh Alena.
"Kenapa tidak? "
"Karena ternyata ka Andrew selama ini mencari ku.Dulu dia selalu kembali ketempat kami selalu bertemu.Tapi pada saat itu aku sudah tinggal di panti. Sedangkan ka Andrew dirawat dan diurus oleh keluarga tuan Daven "
"Oh, begitu?.Sepertinya kamu menyukai tuan Andrew Alena?" ada rasa sesak di dada Jenny saat mengajukan pertanyaan itu.
Alena tersenyum manis kearah Jenny.Lalu menghela nafasnya dengan cepat.
" Aku tidak menyukainya Jen". Jenny sontak lega mendengar ucapan Alena.
"Tapi aku menyayanginya" imbuh Alena kembali. Membuat Jenni meletakkan sendoknya dengan sedikit kasar,sehingga dentingan sendok itu sangat terdengar nyaring.
Jenny menjumput sehelai tissue dan melap sisa-sisa saus yang ada di sudut bibirnya.Entah kenapa ada rasa panas yang menjalar memenuhi rongga dadanya,saat Alena mengatakan kalau dia menyayangi Andrew. Jenny ingin segera berdiri dan berlalu dari hadapan Alena.Tapi tiba-tiba diurungkannya ketika tiba-tiba dia mendengar Alena mengucapkan kalimat, yang bisa membuat hatinya yang tadinya panas langsung adem seketika.
"Aku menyayangi ka Andrew seperti adik yang menyayangi seorang kaka Jen! bukan seperti sayangnya seorang wanita terhadap lawan jenisnya.Dan aku yakin kalau ka Andrew juga merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan" Alena diam sejenak untuk mengambil jeda,lalu menoleh ke arah piring Jenny yang masih terlihat berisi makanan.
"Kenapa kamu tidak mengahabiskan makanan mu Jen? tanya Alena sambil menautkan kedua alisnya.
"Oh, itu .... aku sudah kenyang Alena! sahut Jenny dengan sedikit kaku.
"Oh iya kah? tapi tidak baik Jen, menyisakan makanan di piring kita"
"Oh baiklah! aku akan memakannya kembali" Jenni langsung memakan kembali makanannya dengan lahap. Merasa senang dengan apa yanh baru diucapkan oleh Alena. Sehingga dia punya alasan untuk melanjutkan makannya.Karena tadinya dia ingin pergi dari tempat itu, bukan karena sudah merasa kenyang. Tapi karena ingin menghindari pembicaraan Alena yang membuat kuping dan hatinya panas.
"Bukannya tadi kamu bilang,kalau kamu sudah kenyang Jen? tapi kenapa kamu terlihat masih lahap memakannya?"
"Oh, itu .... aku cuma ingin menelan makanannya cepat-cepat Alena. Karena kalau kita makannya secara perlahan, perasaan kenyang itu akan semakin terasa. " Jenny menyahut dengan asal,sedikit gugup menutupi rasa malunya.
Alena terlihat manggut-manggut,walaupun sebenarnya dia merasa jawaban Jenny itu cukup membingungkan.
******
Brianna terlihat sudah sangat cantik,dengan tubuh yang berbalut gaun merah terang,dengan panjang sedikit di atas lutut,tanpa lengan dengan sedikit menampakan belahan dadanya. Dia berharap dengan penampilannya, Daven akan semakin tertarik kepadanya.
Ya ... malam ini seperti yang sudah disepakati, kedua keluarga itu akan mengadakan makan malam,sekaligus untuk melamar Brianna secara resmi.
Keluarga Brianna sangat antusias sekali menyambut kedatangan keluarga Daven.Mereka tidak sabar untuk meresmikan hubungan Brianna dengan Daven ke jenjang pernikahan. Karena secara tidak langsung, kalau hal itu sudah terjadi, otomatis perusahaan Richard Jhonson akan semakin maju, karena mendapat dukungan dari keluarga Murpy.
"Apa kabar tuan Harold? senang bertemu dengan anda " sapa Richard dengan sangat ramah sambil menjabat tangan Harold,ketika Harold dan keluarga tiba dirumahnya. Ellen dan Merlyn langsung berpelukan dan cipika-cipiki. Daven juga langsung menjabat tangan Richard dan Merlyn.Sedangkan Brianna langsung menggandeng tangan Daven dengan mesra.Sehingga Daven merasa sedikit risih dengan sikap agresif Brianna.
"Seperti yang anda lihat tuan Richard, kalau aku dan keluarga sangat sehat.Dan sepertinya aku tidak perlu bertanya lagi bagaimana keadaan anda sekeluarga kan? Karena aku melihat kalau kalian sangat sehat dan terlihat sangat bahagia." sindir Harold sarkasme.
"Anda bisa aja tuan Harold! Mari silahkan masuk.Kita langsung aja menuju meja makan! " Merlyn mengarahkan keluarga Daven menuju meja makan, yang kini sudah penuh dengan makanan lezat.
Setelah berbasa-basi sedikit,akhirnya mereka memulai acara makan malam mereka.Sekarang yang terdengar adalah suara dentingan sendok dan garpu yang beradu di atas piring masing-masing.
Tidak beberapa lama, acara makan malam itu pun usai.Kini meraka semua beranjak keruang tamu, untuk membicarakan beberapa hal penting.Dari tadi Brianna selalu menempel seperti lem ke Daven.Walaupun Daven sudah berkali-kali menepis tangan Brianna dengan halus.
Setelah pembicaraan yang agak lama dan membosankan bagi Daven,akhirnya diambil keputusan kalau pernikahan mereka akan diadakan 2 minggu lagi tanpa harus bertunangan terlebih dahulu. Tentu saja ini merupakan kabar gembira buat Brianna sekeluarga.Tapi bukan untuk Harold dan putranya Daven. Entah kenapa,sampai sekarang Daven belum sepenuhnya yakin, kalau wanita penyelamatnya itu Brianna.
Akan tetapi, ketika melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah mommynya, Daven tidak tega untuk mengungkapkan keraguannya pada wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.
Daven akhirnya bisa bernafas lega, karena akan meninggalkan tempat yang sangat tidak ingin dikunjunginya ini. Daven langsung masuk ke dalam mobil tanpa mengucapkan kata-kata romatis kepada Brianna,seperti yang biasanya dilakukan oleh sejoli yang saling mencintai.
Walaupun Brianna merasa sedikit kecewa atas sikap dingin Daven, dia tidak perduli sama sekali.Yang penting sebentar lagi mereka akan menjadi pasangan suami -istri
" Kamu boleh bersikap dingin padaku sekarang Daven.Tapi, lihat saja,aku akan membuatmu bertekuk lutut padaku! " gumam Brianna dengan sudut bibir yang terangkat, seraya menyeringai sinis.
Sepeningal keluarga Murpy, tampak Richard beserta istri dan Brianna berpelukan sambil berjingkrak-jingkrak kegirangan.
"Anna, kamu harus memutuskan hubunganmu, dengan Steve secepatnya. Papah tidak mau,kalau nantinya Steve akan menjadi penghalang pernikahan mu dengan Daven" Tegas Richard ,yang dibalas anggukan oleh Brianna putrinya.
TBC
Please tinggalkan jejak. Like, rate,vote dan komen.Thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Umi Fathan
satu keluarga jahat semua
2021-06-10
0
Arinda_Na
keluarga Jhonson licikkk
haeduhh
2021-06-02
0
Arinda_Na
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰 semangat
2021-06-02
0