Jadwal waktu pernikahan antara Daven dan Brianna tinggal seminggu lagi. Ellen sangat antusias sekali dengan pernikahan ini. Hampir semua persiapan dia yang handle.
"Gaun pengantin sudah, dekorasi sudah, daftar menu makanan sudah ..., undangan juga sudah di sebar, Hmmm apa lagi ya yang kurang? " gumam Ellen, yang dari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri.Dia mau pernikahan putra satu-satunya menjadi pesta yang tak terlupakan dan dikagumi para undangan nantinya.
"Hemm, sepertinya hari ini aku harus mengajak Brianna ke salon kecantikan, untuk melakukan sedikit perawatan,agar nanti dia terlihat lebih cantik dan bersinar " Ellen meraih ponselnya, lalu melakukan panggilan ke ponsel Brianna.
Setelah Brianna menyetujui permintaan Mommy Ellen, mereka akhirnya berjanji untuk langsung bertemu di tempat. Mommy Ellen meraih tas dan menyampirkannya di lengan,lalu beranjak keluar menuju salon kencantikan, tempat dimana dia dan calon menantunya Brianna akan melakukan ritual perawatan.
*****
Daven terlihat kesal, karena terburu-buru ingin bertemu dengan klien penting,Daven sampai lupa untuk mengisi bahan bakar mobilnya.Alhasil mobil yang dikemudikannya mogok di tengah jalan,dan sialnya center point tempat dimana pertemuan itu berlangsung masih cukup jauh dari tempat dimana mobilnya mogok kini.
Ada rasa penyesalan di hatinya,kenapa dia tadi menolak berangkat bersama dengan Andrew. Dia menyuruh Andrew untuk berangkat terlebih dahulu,karena dia masih ada sedikit pekerjaan yang belum diselesaikan.
Devan mencegat sebuah taxi yang kebetulan sedang melintas,di tempat Devan berdiri.
"Paman,kita ke restoran Shanahan's On The Green ya! " Daven menyebutkan tujuannya setelah dia duduk dengan nyaman dan memasang seatbeltnya.
"Baik tuan" sahut sang supir dengan sedikit grogi dan senang.Dia tidak menyangka kalau dia akan mendapat penumpang seorang pengusaha terkenal, Deven Alexander Murpy.
Daven terlihay sedang melakukan panggilan di ponselnya,untuk memerintahkan seseorang untuk mengambil mobilnya yang mogok.
"Paman,ada tidak jalan pintas untuk bisa tiba di tempat tujuannya dengan cepat? Karena aku sedang diburu waktu." Sambil melihat arloji yang menempel di pergelangan tangannya.
"Ada tuan. Kita bisa melewati Pearse street untuk lebih cepat menuju ke tempat tujuan anda tuan." Saran supir itu.
Daven terdiam sejenak, karena jalan itu adalah jalan dimana dia mengalami kecelakaan. Jadi jalan itu meninggalkan sedikit trauma pada Daven. Akan tetapi,apa yang diucapkan supir itu memang benar,hanya itu jalan pintas satu-satunya agar tiba tepat waktu ditempat tujuannya.
"Bagaimana tuan? apakah kita harus melewati jalan itu?" tanya si supir taksi,membuyarkan lamunan Daven.
Daven menghela nafasnya dan menoleh le arah supir itu.
" Ya udah paman, kita lewat jalan itu saja! "
Supir taksi itu membelokkan taksi nya menuju Pearse Street,dan sedikit menaikkan kecepatan laju taksinya.Karena dia bisa melihat kalau Daven, sedang buru-buru.
"Aku sendiri, baru melintasi jalan ini lagi tuan, semenjak ada kecelakaan di situ yang terjadi sekitar 3 minggu yang lalu " supir itu memulai percakapan untuk memecahkan keheningan yang tercipta, sambil menunjukkan arah tempat dimana Daven mengalami kecelakaan.
Daven terlonjak kaget mendengar penuturan supir taxi itu. Daven yakin kalau kecelakaan yang dimaksud supir itu adalah kecelakaan yang menimpanya.
"Apakah maksud paman, orang yang mengalami kecelakaan mobil itu berwarna putih paman? "
"Iya tuan. Anda juga tahu ya tuan kejadian itu?. Tapi aku tidak tahu tuan, apakah tuan itu selamat atau tidak,karena setelah mengantarnya ke rumah sakit aku langsung pulang tuan.
"Tunggu ...tunggu! jadi paman yang mengantarkan ku ke rumah sakit saat itu?"
"Maksud tuan?" supir taksi itu mengrenyitkan alisnya bingung.
"Begini paman, orang yang mengalami kecelakaan itu adalah aku, dan yang seperti paman lihat,aku selamat dan baik-baik saja!" tukas Daven dengan raut wajah yang langsung berubah senang.Dia seperti menemukan titik terang,siapa sebenarnya wanita yang telah menyelamatkannya.
Supir itu terlihat kaget dan tidak menyangka bahwa orang yang dia bantu bersama wanita muda itu adalah Tuan Daven Alexander Murpy.
"Ma-maaf tuan! aku tidak tahu kalau itu anda.Karena pada saat itu wajah anda penuh dengan darah. Saat aku bertanya pada wanita yang membantu anda, dia pun ternyata tidak mengenal anda."
"Jadi kamu mengenal wanita yang telah menolong ku paman?" Daven bertanya tidak sabar.
"Apakah tuan tidak bertemu dengan nona cantik itu? " bukannya menjawab supir itu malah balik bertanya.
"Tidak paman, dia bahkan juga mendonorkan darahnya untuk ku.Dan aku sudah mencarinya kemana-mana." ucap Daven lirih.
"Jujur aku tidak mengenal nona yang cantik itu tuan, aku hanya menolong dia ketika dia terlihat panik untuk mencegat taxi yang tidak mau berhenti. Tapi aku masih ingat wajahnya tuan " tutur supir taksi itu.
"Jadi paman masih ingat wajahnya?" tanya Daven sekali lagi untuk memastikan dan dibalas anggukan oleh supir taxi itu.
"Iya tuan, nona itu terlihat kasihan. Uang yang dimilikinya terlihat sudah usang dan sepertinya hanya itu saja yang dimilikinya. Makanya ketika dia mau membayar aku menolaknya, karena jujur aku tidak tega melihat wajahnya yang pasrah". Supir taksi itu,menceritakan keaadan wanita muda yang terlihat cukup memprihatinkan itu dengan jelas, sehingga membuat manik mata Daven berkilat-kilat.
Penjelasan supir taksi itu, semakin menguatkan keyakinannya bahwa yang menolongnya bukanlah Brianna. Akan tetapi untuk memperjelas, Daven mengambil ponselnya untuk menunjukkan photo Brianna yang di masukkan oleh Brianna sendiri ketika mereka berdua melakukan photo Praweding. Daven bersyukur dia belum mengahapusnya,karena terlalu sibuk.
"Apakah,wanita ini orangnya paman?"
Supir itu memicingkan kedua matanya, untuk melihat lebih jelas.Sejurus kemudian tampak sang supir itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bukan tuan! wanita ini terlihat kaya dan modis.Sedangkan wanita yang menolong anda itu, wanita yang polos dan sepertinya mempunyai nasib yang kurang baik di bagian materi "
Daven mengepalkan kedua tangannya, geram karena dibohongin mentah-mentah oleh Brianna.
"Terima kasih paman. Aku akan memberikan imbalan buat paman,karena secara tidak langsung paman juga sudah menolong ku " tukas Daven.
"Tidak usah tuan, aku juga ikhlas sama seperti nona cantik itu." tolak supir taksi itu dengan sopan.
"Tidak ada penolakan paman. Siapa nama paman?"
" Aku Henry tuan!"
"Ok paman Henry, bisa aku tahu nomor ponsel anda paman?!" pinta Daven sopan,karena dia yakin,kalau dilihat dari karakter paman Henry, jika dia hanya memberikan kartu namanya, paman Henri tidak akan menghubunginya.
Paman Henry supir taksi itu, mau tidak mau akhirnya memberikan nomor ponselnya.
"Paman, nanti aku akan hubungi paman lagi, karena kemungkinan aku juga akan membutuhkan bantuan paman lagi.Sekarang kebetulan aku lagi sibuk sekali paman.Jadi lain kali kita bicara lagi" ujar Daven,sambil menyerahkan beberapa lembar uang,lalu turun dari taxi paman Henry, yang kebetulan sudah berhenti di tempat tujuan Daven.
Daven melangkah masuk ke dalam restoran itu,dengan berbagai hal yang berkecamuk di pikirannya.Daven akan berusaha mencari bukti lain lagi, untuk ditunjukkan kepada mommynya dan menggagalkan pernikahan ini.
Tbc
Please like, vote dan komen.
Untuk Kritik dan saran,author juga persilahkan dengan senang hati😀🥰🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Andi Fitri
dasar wanita licik Brianna
2023-11-25
0
Ummy Tina Adin
yehaaa terkuak sedikit demi sedikit...mantap Thor..
2021-07-18
0
Nenk Khanaya
lanjuttt
2021-06-08
0