Part 20: Near

Kedekatan dengan seseorang dapat menghasilkan rasa suka dan rasa benci, dan jarak yang jauh hanya dapat menghasilkan rasa rindu. Semua adalah tentang perasaan.

...

Saat tiba di rumah Alvern sudah hampir pukul enam sore dan saat mereka masuk rumah mereka disambut oleh aroma wangi yang membuat mereka terdiam sesaat.

“Granny…apakah granny di dapur lagi?” seru Alvern sambil berjalan menuju ke dapur dan meninggalkan Alice yang berdiri terpaku di pintu masuk.

“Oh hai sayang, kau sudah tiba. Mandilah dulu, nenek akan menyiapkan makan malam untuk kita. Kau bersama siapa?” pertanyaan neneknya membuat Alvern tersadar jika ia sudah meninggalkan Alice dan dengan langkah cepat setengah berlari ia mendatangi Alice.

“Kenapa masih berdiri di sana, masuklah!” Alvern menghampiri Alice dan menarik tangannya supaya mengikutinya menemui neneknya.

“Kau tuan rumahnya, kenapa harus bertanya lagi,” Alice menggerutu namun masih dapat di dengar Alvern.

“Kau tau akibatnya jika membantahku,” bisik Alvern sebelum tiba di areal dapur yang sudah dikuasai neneknya.

“Granny, ada yang ingin ku perkenalkan padamu,” ucap Alvern sehingga membuat neneknya yang sedang sibuk memindahkan makanan berbalik menghadap Alvern.

“Hmmm…inikah yang membuatmu tidak bisa menemani ayahmu ke Greenville?” ucap nenek Alvern sambil berjalan mendekati Alice dan Alvern.

“Nyonya, perkenalkan aku Alicia Serenity. Nyonya bisa memanggilku Alice,” Alice membungkukkan tubuhnya memberi hormat pada nenek Alvern.

“Oh kau sangat cantik dan manis, tidak heran jika cucuku lebih mementingkanmu daripada ayahnya, tapi sama seperti Alvern kau hanya akan memanggilku granny. Ingat itu!” ucap nenek Alvern sambil menggenggam tangan Alice dan ucapan nenek Alvern itu membuat wajah Alice memerah.

“Granny…Alice akan menemanimu di sini selama beberapa bulan ke depan,” jelas Alvern pada neneknya dan tentu saja membuat neneknya semakin tersenyum.

“Oh…benarkah? Bagus kalau begitu, sekarang bawa Alice ke kamarnya dan 30 menit lagi kita akan makan malam bersama,” ucap nenek Alvern dan kemudian melanjutkan pekerjaannya di temani dua orang pelayan di rumah itu.

Alvern membawa Alice ke kamar tamu yang letaknya besebrangan dengan kamar nenek Alvern, sedangkan kamar Alvern berada tepat di samping kamar Alice.

Saat Alice akan masuk ke kamarnya Alvern menahannya, “Jangan lupa kunci pintumu,” bisik Alven di telinga Alice dan membuat Alice meremang dan setelah itu Alvern meninggalkan Alice sambil terkekeh karena berhasil menakuti Alice di hari pertama ia tinggal bersama nenek Alvern.

Makan malam mereka lewati dengan tenang karena Alice menghargai nenek Alvern daripada menumpahkan emosinya pada Alvern sudah memaksanya untuk tinggal bersama nenek Alvern.

“Hmmm…maaf tuan Alvern, besok aku akan kembali ke kantor untuk menyerahkan laporan dan…”

“Akan ada supir yang mengantarkanmu dan kau pasti tau kesalahanmu Alicia,” Alvern memotong ucapan Alice dan menatap tajam Alice.

Alice menelan salivanya karena ia lupa jika harus memanggil Alvern tanpa kata tuan, ia hanya merasa tidak nyaman jika hanya memanggil Alvern dengan nama saja apalagi di hadapan nenek Alvern.

“Jangan kau hiraukan cucuku ini Alice, dia memang egois dan keras kepala. Jika kau tidak suka katakana saja. Dia harus tau bukan hanya dia saja yang tidak suka, orang lain pun bisa,” ucap nenek Alvern sambil menatap Alice memberi dukungan dan itu membuat Alvern tidak senang.

“Granny, istirahatlah biar pelayan yang akan membereskan di sini,” Alvern mengajak neneknya beristirahat setelah selesai makan malam karena tidak ingin jika nanti neneknya berbicara banyak dan terlalu jauh.

Saat Alvern keluar dari kamar neneknya ia melihat Alice akan masuk kamar, dengan cepat dan tanpa suara Alvern ikut masuk ke kamar Alice dan sehingga membuat Alice memekik kaget. Alvern menutup mulut Alice dengan tangannya sambil meraih kunci pintu dan menguncinya.

“Diamlah Alice,” bisik Alvern, setelah memastikan Alice tidak berteriak Alvern pun melepaskan tangannya dari Alice.

“Mau apa kau??” ucap Alice sambil mengatupkan giginya menahan keras suaranya.

“Aku hanya ingin bersamamu,” dan Alvern langsung berbaring di tempat tidur Alice tanpa peduli rasa tidak senang Alice karena sudah merasa terusik.  Saat alvern merasakan Alice tidak mendekat, ia bangun dari posisi tidurnya dan melihat Alice menuju pintu kamar.

Disaat Alice akan memutar kunci pintu untuk membukanya, sebuah tangan kekar meraih tangan Alice dan membalikkan tubuh Alice dengan tiba-tiba sehingga menabrak tubuh tinggi tegap dan kekar yang ada di belakangnya.

“Kau tau Alicia, kau sungguh keras kepala. Apa yang harus ku lakukan padamu huh?” ucap Alvern perlahan di dekat wajah Alice dan Alice pun memejamkan matanya seraya menolehkan kepalanya ke samping namun tindakan itu salah, Alvern dengan mudah menyentuhkan bibirnya ke daun telinga Alice dan membuat tubuh Alice menegang.

“Lepaskan Aku!” Alice berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Alvern.

“Hmmm…wangi. Diamlah sebentar,” Alvern menempelkan kepalanya ke sisi kepala Alice dan mendekap Alice lebih erat.

Alice terdiam dalam dekapan Alvern dan merekam dalam ingatannya wangi maskulin tubuh Alvern yang menempel padanya, dan saat tersadar dari lamunannya Alice kembali berontak dalam dekapan Alvern.

“Al, kau menyakitiku,” ucap Alice dengan susah payah dan mendengar itu Alvern pun melonggarkan pelukannya namun tidak melepaskan Alice.

“Jika kau ingin tidur di sini tidurlah Al,” ucap Alice sambil mendorong tubuh Alvern agar menjauh darinya.

Dengan cepat Alvern mendaratkan bibirnya di bibir Alice yang sudah dari tadi di tatapnya, awalnya hanya kecupan ringan namun lama-lama Alvern seperti orang serakah, ia mencium alice lebih dalam lagi dan membuat Alice mengeluarkan erangan yang membuat Alvern sadar dan melepaskan ciumannya.

“Kau selalu membuatku lupa diri Alicia, sampai di sini dulu sayang, belum saatnya untuk diselesaikan. Istirahatlah, besok aku akan mengantarmu,” kata Alvern sambil mengusap bibir Alice yang membengkak karena perbuatannya, dan sebelum ia melepaskan Alice ia mengecup kening Alice perlahan kemudian meninggalkan Alice seorang diri dengan semua pikiran yang tidak menentu.

“Kau…sudah membuatku salah paham dengan perasaan ini Al, apa yang harus kulakukan?” gumam Alice pada dirinya sendiri saat Alvern sudah pergi meninggalkannya.

Sedangkan di kota Midle, Barbara mengeluarkan amarahnya saat mendapat kabar jika yayasan tempat menyembunyikan ibu angkatnya telah ditutup dan keberadaan ibu angkatnya tidak diketahui.

“Siapa yang sudah membawa Victoria?” Barbara melempar semua barang yang ada di hadapannya karena ia sudah kehilangan kunci utama untuk menguasai harta Baxter, tanpa ibu angkatnya ia akan sulit bergerak menjatuhkan Sebastian dan Alvern

Flash back on

Drrrrttt…drrrttt…ponsel Barbara berbunyi dan nomor tak dikenal terpampang di layar ponselnya.

“Siapa ini?” tanya Barbara tanpa menyapa orang yang menghubunginya.

“Ha…hallo, apakah ini nyonya Barbara? Aku Bella yang merawat nyonya Victoria ibu anda.”

“Apa yang ingin kau katakana?” kata Barbara dengan tidak sabar.

“Yayasan rehabilitasi sudah ditutup nyonya dan nyonya Victoria di bawa pergi oleh petugas dari dinas…entahlah nyonya aku lupa dinas apa.”

“APAAAAA????? KAPAN??” nada bicara Barbara langsung meninggi karena terkejut dan marah.

“Sudah beberapa hari yang lalu nyonya, aku ingin menghubungimu tapi aku tidak mendapatkan no telponmu, dan ini ku dapatkan saat aku membereskan berkas-berkas di yayasan.”

“Dasar tidak berguna!” dan Barbara langsung mengakhiri panggilan dari Bella bekas perawat Victoria ibu angkatnya.

Flash back off

“Aku harus tau siapa yang sudah membawa nenek tua itu pergi, Apakah Sebastian? Jika itu Sebastian berarti mereka selama ini sudah mengikutiku. Sialllll!!!! Mereka tidak boleh berlama-lama ku biarkan hidup. Mereka harus berakhir agar aku bisa memulai semuanya, semua yang sudah tertunda sejak lama,” ucap Barbara pada dirinya sendiri dengan segala kebencian pada orang tua angkatnya dan juga Sebastian. Tak lama Barbara mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Devid, apakah gadis itu masih di sana?”

“Tidak nyonya, tuan Alvern sudah menjemputnya dan membawanya kembali ke kota Midle.”

“Apa katamu, Alvern menjemputnya?” tanya Barbara tidak percaya dengan apa yang dikatakan Devid.

“Jika kau tidak yakin, tanyakanlah pada anak buahmu yang berada di sini. Aku tau selain aku, ada orang lain di sini untuk mengawasi kami. Dan asal kau tau, ku rasa hubungan Alvern dan Alice sudah lebih jauh sekarang.”

“Apakah maksudmu mereka sudah menjadi sepasang kekasih?” tanya Barbara dengan rasa ingin tau yang besar.

“Entahlah nyonya, kau bisa tanyakan langsung pada Alvern.”

“Baiklah, kau tau apa yang harus kau lakukan dengan proyek Trevor. Aku tidak usah lagi menjelaskan padamu,” ucap Barbara dan memutuskan panggilan telponnya untuk Devid.

‘Alvern, maafkan ibumu ini jika harus mengambil orang terdekatmu…sekali lagi,’ ucap Barbara dalam hatinya dengan sinis. Begitu bencinya Barbara pada orang tua angkatnya, karena sebuah rasa dengki yang mengalahkan rasa sayangnya dalam sekejab mata sehingga tidak segan-segan menyingkirkan semua orang yang menghambat mulusnya jalan menuju sebuah singgasana keserakahan dan ketamakan.

...

...

...

...

...

lahh, kalo di novel sebelah aku dirimu Uda ga pantes lagi dibilang ibu jeng hehe 😝😝

.

next part 21

bunga bunga mulai bertebaran pada perasaan pasangan Al dan Al

bagaimana selanjutnya?

dan apakah kelicikan seorang Barbara berhasil?

stay tune ges

.

jangan lupa kasih LIKE, KOMEN, karna ini merupakan wadah aku bisa tahu di mana letak kesalahan dan kelebihan untuk mood booster aku 😁😁

Dan boleh juga kasih RATE dan VOTE di depan profil novel .. kasih 5 bintang nya donggss 😍😍

.

Thx for read and i love you so much much more and again ❤❤

Terpopuler

Comments

Sofi S

Sofi S

binggung mau komen apa 😜

2021-02-08

0

ARA

ARA

Barbar banget si Barbara ..sesuai nama😀😀😀

2020-09-12

0

AngelOnApril

AngelOnApril

c barbara itu gak tau d untung bgt..udh bersyukur ada yg mau ngangkat dia jadi anak di naikin derajat nya ehh dia malah kya gtu gak tau terimakasih ..

2020-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!