Part 11. Niat Terselubung

Tidak semua bisa diatur dengan baik dan tidak semuanya bisa didapatkan dengan mudah.

Berpikirlah sebelum berucap, karena sebuah ucapan yang sudah terlontar tak akan dapat kembali seperti sebuah bumerang yang dilemparkan namun akan kembali pada tuannya.

...

Di sebuah ruangan.

”Kalian memang sampah tidak berguna, hanya ingin uang!!! Apa yang sudah kalian kerjakan hahhh??? Panggil Devid ke sini, CEPATTTT!!!”

Sepertinya Barbara sudah kehilangan kesabarannya, dengan wajah yang sangat tidak senang dia terus memaki beberapa anak buahnya yang tidak dapat menyelesaikan tugas yang sudah diperintahkannya.

“Nyonya Barbara…maaf…tapi Devid masih berada di kota Nara, dan dua hari lagi baru kembali ke kota Midle,” salah seorang anak buah Barbara memberanikan diri bicara pada bosnya yang masih dalam emosi tinggi.

“Suruh dia secepatnya kembali ke sini, aku tidak mau mendengar alasan apapun lagi!! KELUAR KALIAN!!”

Tanpa diminta dua kali mereka segera keluar dari ruangan Barbara sebelum amukannya tidak dapat dibendung lagi.

“Berani kau menantangku Alvern, kita lihat saja siapa yang lebih kuat. Jangan salahkan aku jika gadis mungilmu akan terluka, kau yang memilihnya,” ucap Barbara seraya meremas sebuah foto di genggaman tangannya.

Barbara mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Bagaimana kondisinya sekarang?” tanya Barbara pada orang yang dihubunginya lewat ponselnya.

“Sangat baik nyonya, dan dia sedang mengurusi bunga-bunga di taman seperti biasa.”

“Apakah dia sudah mulai berbicara banyak padamu, terutama tentang suaminya?” tanya Barbara lagi.

“Belum nyonya, dia masih hanya tersenyum dan mengucapkan kata bunga dan taman setiap harinya.”

“Baiklah, kabari aku jika ada perkembangan baru,” kemudian Barbara memutuskan panggilannya dan menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya.

“Kau menguji kesabaranku nenek tua, tunggu kedatanganku. Mungkin aku sendiri yang akan membuatmu bicara,” wajah Barbara terlihat kejam dengan semua rencana yang ada dalam benaknya.

...

Di Kota Midle,

Alice terlihat terpaku di tempat tidurnya, belum ada keinginan untuk bersiap-siap ke lokasi kerjanya.

Flash back on

“Alicia, mulai hari ini kau akan tinggal di sini, dan jangan sesekali memberitahukan alamatmu pada orang lain tanpa terkecuali. Bahkan sahabatmu, apalagi Devid. Kau mengerti Alicia?!” tegas Alvern saat membawa Alice ke sebuah Apartemen yang berjarak lima belas menit dari lokasi kerja mereka.

“Dan kenapa aku harus menurutimu tuan Alvern?” Alicia bertanya tanpa sadar kesalahan yang sudah dibuatnya.

Dengan perlahan Alvern mendekati Alice, “Alicia…”

“Mmmm…Alvern,” ucap Alice perlahan saat melihat Alvern mendekatinya.

Alvern menarik bibirnya saat Alice menyebut namanya tanpa kata tuan.

“Tentu saja kau harus menurutiku Alicia jika kau ingin keamananmu terjamin,” nada bicara Alvern terdengar lebih tajam dari biasanya dan itu membuat Alice mengernyitkan dahinya.

“Apakah ada yang harus ku ketahui Alvern, dan kenpa dengan keamananku,” tanya Alice dengan rasa ingin tau.

“Kau hanya perlu menurutiku maka kau akan baik-baik saja,” tegas Alvern.

“Baiklah jika kau tidak ingin mengatakan ada apa sebenarnya. Dan asal kau tau, saat pekerjaan ini sudah mencapai 50% aku akan meminta langsung pada tuan Ramzes untuk mencari penggantiku di sini.”

Ucapan Alice membuat raut wajah Alvern tidak senang.

“Jika itu maumu, aku tidak akan menahanmu Alicia. Dan ingatlah yang mengetahui tempat tinggalmu ini hanya kau, aku dan Joe. Jangan lebih dari itu Alicica, aku sudah memperingatimu,” ucap Alvern dan dengan langkah besar sudah berada di hadapan Alice.

Alice terkejut dan entah kenapa mendongakkan kepalanya menatap jauh ke dalam mata Alvern.

Tanpa diduga oleh Alice, Alvern memegang wajahnya dan mendaratkan ciuman ringannya di kening Alice.

“Istirahatlah, besok pagi aku akan mampir ke sini sebelum kembali ke Midle,” kata Alvern sambil matanya menjelajah menatap wajah Alice dari mata, hidung dan bibir Alice.

Setelah ciuman singkat itu, Alvern keluar dari apartemen Alice dan meninggalkan Alice dengan pikiran yang campur aduk sehingga ia lagi-lagi menggeleng-gelengkan kepalanya.

Flash back off

Dan di sinilah Alice, di sebuah Apartemen yang diperuntukkan untuk satu orang saja, dengan perabotan yang super lengkap sehingga memudahkan Alice beraktivitas.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi, dan Alice masih tak bergeming di tempatnya semula, entah ia merasa nyaman berdiam diri atau ia enggan berhadapan dengan kerumitan di lokasi kerjanya. Sepertinya Alice menghadapi tingkat kejenuhan setelah kejadian Devid yang berada di ruang pribadinya.

Ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk. Dengan enggan Alice meraih ponselnya dan membaca pesan yang ternyata dari Devid.

-Hei Alice, kapan kau akan datang? Apakah aku kurang banyak minta maaf? Apakah aku kurang panjang menjelaskan kejadian kelistrikan padamu? Dan Alice, siang ini aku akan ke kota Midle, ada pekerjaan yang harus ku tangani dan aku tidak tau sampai kapan. Aku akan pergi setelah kau datang ke sini Alice. Ku tunggu Alice,-

Dengan langkah berat Alice berjalan ke kamar mandi yang ada dalam kamarnya untuk memulai ritual paginya sebelum bergelut dengan segala unsur bumi dan udara di lokasi kerja nantinya, dan tentu saja Alice tidak membalas pesan dari Devid.

Saat Alice keluar dari kamar mandi, ia mendengar ada seseorang yang menekan code pintu apartemennya, dan dengan hanya mengenakan handuk melilit di tubuhnya dan rambut yang diikat asal ke atas Alice dari kamarnya. Saat ia berada di depan pintu kamarnya ia mendapati Alvern yang baru saja menutup pintu apartemennya.

Alvern terpaku menatap tubuh Alice yang hanya berbalut handuk dan ia menelan salivanya dengan keras.

Alice tersadar dan berbalik menggapai gagang pintu kamarnya, saat ia mebuka pintu kamarnya ia terdorong masuk ke dalam kamarnya oleh tubuh tegap yang menghimpit tubuhnya di dinging kamarnya.

“Kau…hmmmmppp” Alice tak dapat melanjutkan kata-katanya saat bibirnya sudah dikuasai Alvern.

Alvern meraih pinggang Alice dengan satu tangan dan merapatkan tubuh Alice ke tubuhnya dan satu tangan memegang tengkuk Alice supaya Alvern dapat menciumnya lebih dalam.

Setelah beberapa saat, Alvern melepaskan ciumannya dan ia menempelkan dahinya pada dahi Alice dengan hidung yang saling bersentuhan.

“Jangan seperti ini lagi Alice, untung saja aku masuk tidak bersama Joe,” geram Alvern hampir menyerupai bisikan karena belum sepenuhnya bisa mengendalikan dirinya saat melihat penampilan Alice setelah mandi.

“Bersiaplah, aku akan menunggumu di ruang tamu.” Alvern keluar dari kamar Alice seteleh mengusap bibir Alice yang terlihat bengkak karena ulahnya.

Sepeninggal Alvern dari dalam kamarnya, Alice segera masuk ke dalam kamar mandi dan memandang cermin besar yang ada di hadapannya.

“Oh tidak, apa yang sudah terjadi padaku? Kenapa aku tidak melawannya? Kenapa aku hanya diam? Aku harus menjauhinya, aku tidak bisa seperti ini terus. Secepatnya aku akan minta tuan Ramzes mencari penggantiku,” gumam Alice pada dirinya sendiri dengan banyak pertanyaan dalam pikirannya dan tentu saja Alice belum dapat menjawabnya.

Alice tak ingin berlama-lama bersiap karena ia tidak ingin jika Alvern masuk ke dalam kamarnya.

“Hmmm…Al, tadi Devid mengatakan jika ia akan meninggalkan lokasi kerja selama beberapa hari dan ia tidak bisa memastikan berapa lama. Apakah dia ada mengatakan padamu Al?” Alice bertanya pada Alvern untuk mengurangi rasa canggung setelah kejadian tadi.

“Tidak, dia belum melapor padaku. Jika kau sudah siap kita akan berangkat,” kata Alvern setelah selesai memindai penampilan Alice dari atas sampai ke bawah.

Tanpa bantahan, Alice bejalan keluar apartemennya mengikuti langkah Alvern.

Setelah beberapa saat Alice dan Alvern sampai di lokasi kerja, dimana sebelumnya Alvern mengajak Alice sarapan terlebih dahulu.

Saat Alvern dan Alice sampai di ruang pertemuan, Devid sudah berada di rurangan itu terlebih dahulu.

“Alice, ku kira kau belum akan datanng ke sini hari ini,” ucap Devid sambil berjalan mendekati Alice.

Dan tiba-tiba saja alvern sudah terlebih dahulu berada di hadapan Alice seolah-olah menjadi tameng bagi Alice saat Devid akan melangkah lebih dekat pada Alice.

“Duduklah dulu Devid, ada yang ingin ku sampaikan pada kalian berdua,” kembali Alvern berbicara dengan wajah datar andsalan seorang Alvern.

Alice, Alvern, Devid dan juga Joe sudah mengambil tempat masing-masing dan suasananya sangat terasa tidak nyaman untuk Alice yang duduk berdampingan dengan Alvern.

‘Apalagi mau tuan Alvern ini, apa belum cukup perbuatannya tadi pagi? Sekarang dia minta aku duduk di sampingnya? Dan kenapa harus sedekat ini?’ berbagai pertanyaan bermunculan di benak Alice sehingga dia tidak menyadari jika Alvern sedari tadi sudah bertanya padanya.

“Alicia Serenity!!!”

Seketika saja Alice tersentak karena suara nyaring Alvern memanggil namanya.                                     

“Apakah belum cukup yang sudah ku berikan padamu tadi pagi?” tanya Alvern sehingga membangkitkan rasa ingin tau dari seorang Devid.

Mereka tidak menyadari jika Alvern mulai melancarkan rencananya, karena ia tau bahwa Devid adalah utusan Barbara untuk mengganggu bahkan menghancurkan proyek yang sekarang sedang berlangsung.

Sikap Devid yang sempat terkejut dengan pertanyaan Alvern sempat ditangkap oleh Joe, yang secara kebetulan berada di depan Devid.

“Apa maksud anda tuan Alvern?” tanya Alice dengan nada tidak suka atas peretanyaan Alvern.

“Apa yang kau lamunkan sehingga tidak mendengarkan pertanyaanku untukmu hmmm? Dan berapa kali harus ku ingatkan panggil aku tanpa kata tuan bahkan jika ada orang lain bersama kita,” ucapan Alvern kontan saja membuat Alice terheran-heran, karena seperti bukan seorang Alvern yang sikapnya selalu dingin jika berhadapan dengan orang lain.

“I…ini perihal pekerjaan jadi tidak seharusnya aku memanggil anda hanya dengan nama saja,” Alice membantah permintaan Alvern.

Interaksi antara Alice dan Alvern ternyata sudah memunculkan sebuah kesimpulan di kepala Devid, dan itu tidak disadari oleh Alice maupun Alvern.

“Ehem…permisi tuan Alvern,” Devid menyela pembicaraan atasannya.

“Baiklah Devid, kapan kau akan pergi?” tanya Alvern pada Devid.

“Setelah pertemuan ini tual Al, karena Alice sudah kembali jadi aku bisa segera berangkat,” jelas Devid.

“Sudah berapa persen pekerjaan sekarang?” Alvern kembali bertanya pada Devid.

“Hampir 30% tuan Al, dan sebelumnya ada insiden kecil di areal tempat tinggal Alice dan itu sudah diatasi,” kembali Devid menjelaskan.

“Aku tidak akan menahanmu lebih lama lagi, jika tidak ada yang ingin disampaikan lagi, kau boleh pergi,”

“Aku rasa tidak ada lagi dan Alice selanjutnya ku serahkan padamu. Aku permisi tuan Al,” kata Devid seraya berdiri dari tempat duduknya.

“Oh iya Alice, kau akan tinggal dimana selama pekerjaan belum rampung,” Devid dengan rasa ingin taunya bertanya pada Alice.

“Kau tidak perlu tau Devid,” jawab Alice dengan singkat.

“Rupanya kau masih marah padaku Alice, tidak apa-apa. Semoga saat aku kembali kita bisa lebih dekat,” kata-kata Devid ternyata berhasil mengusik seorang Alvern.

Dan saat Devid sudah pergi meninggalkan ruangan itu, Joe pun meminta ijin pada Alvern untuk ke lapangan dengan alasan ingin mengambil beberapa foto untuk dijadikan laporan, padahal Joe merasa tidak nyaman dengan aura yang dikeluarkan oleh Alvern setelah mendengar ucapan Devid sebelum pergi tadi.

Saat Joe sudah keluar dari ruangan dan meninggalkan Alvern dan Alice berdua, Alice tidak ingin membuang-buang waktu ia segera berdiri dan akan keluar juga menyusul Joe. Namun sebelum Alice melangkah, tubuhnya sudah di tarik Alvern supaya duduk kembali.

“Tidak akan kuijinkan kau kemana-mana Alicia sebelum kau menjelaskan padaku apa maksud kata-kata Devid kembali lebih dekat?” tanya Alvern yang sudah mendekatkan dirinya pada Alice.

Alice langsung menjauhi tubuhnya dari Alvern.

“Menjauhlah Al, kau sangat membuatku tidak nyaman,” kata Alice seraya mendorong tubuh  Alvern dengan kedua tangannya.

“Jelaskan padaku,” geram Alvern karena tidak juga mendapatkan jawaban, malah mendapatkan penolakan dari Alice.

“Apa yang harus ku jelaskan Al, kau tau aku tidak suka dengan Devid. Jika aku menyukainya aku akan tetap tinggal di ruang pribadiku di sini dari pada harus menyusahkanku mencari tempat lain  di luar lokasi kerja ini!” jelas Alice pada Alvern dengan nada yang tidak senang.

Setelah mendengarkan penjelasan Alice, Alvern hanya diam dan masih menatap mata Alice  seolah mencari sebuah kebohongan namun ia tidak menemukannya.

“Sekali lagi aku mengingatkanmu Alicia, jaga jarakmu dengan Devid.”

Alice hanya mendengus kesal menanggapi ucapan Alvern.

“Jika tidak ada hal lain, aku akan ke lapangan sekarang,” Alice berusaha keluar dari kungkungan Alvern.

“Aku akan mengantarmu ke sana baru aku pergi,” Alvern pun berdiri dan mengajak Alice bersama-sama  ke lokasi pekerjaan yang masih berada satu kawasan dengan kantor mereka.

“Al, bisakah kau lepaskan tanganku, semua orang memandang kita,” bisilk Alice pada alvern dan ia masih berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Alvern.

Alvern bersikap seolah tidak mendengar bisikan Alice padahal ia mendengarnya dengan jelas dan keras.

Alice tidak mengerti kenapa belakangan ini Alvern lebih perhatian bahkan menjurus ke sikap protektif pada Alice, dan Alice berharap ia segera mendapatkan jawaban atas setumpuk pertanyaan yang sudah tumbuh seperti jamur di dalam otaknya dan itu cukup mengganggunya selama ini.

...

...

...

...

...

mengganggu apa kesemsem lice? hehe aku manggilnya lis haha 😂😂

.

next part 12

seperti apa sebenarnya rencana Devid dan Barbara?

alvern gercep donggss 😁😁

.

jangan lupa kasih LIKE, KOMEN, RATE dan VOTE nya ya gaes 😍😍

.

happy read and thanks for read and i love you 💕💕

Terpopuler

Comments

Sofi S

Sofi S

memanfaatkan alice tapi malah terbawa suasana jatuh cinta😅

2021-02-08

0

Idha Nurhidayah

Idha Nurhidayah

Deg degan aq thor.

2021-01-08

0

Hana Rohana

Hana Rohana

nurut aja Napa neng Alice,,bang alvern mau ngelindungin neng kok

2020-07-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!