Part 4. Who is Alice?

Apapun yang dilakukan tak pernah dapat menghentikan waktu  untuk terus berjalan. Sejak matahari terbit sampai matahari berada di puncak kejayaannya pada waktu  siang hari dan sampai matahari tergantikan oleh rembulan. Semua itu adalah waktu.

Tak terkira lelah yang dirasakan oleh seorang Alice. Alicia Serenity. Itulah nama lengkapnya. Maski namanya terdengar kuat, namun Fisik dan emosinya seolah dipaksa sampai batas kemampuannya dalam menghadapi pekerjaan hari ini. Tidak sekali dua kali orang meragukan kemampuannya apalagi pekerjaan yang digelutinya adalah salah satu pekerjaan yang dihindari kaum hawa. Tapi, bukan Alice namanya jika hal demikian meruntuhkan semangatnya, karena dia tau jika dia hanya mengandalkan dirinya sendiri untuk dapat bertahan hidup.

Bertahun-tahun Alice berusaha membangun benteng untuk melindungi dirinya dari sebuah kehancuran. Sejak ia menyadari dan merasakan jika dia diperlakukan berbeda oleh orang tuanya. Dia tak hancur namun dia kecewa, kenapa harus berbeda saat darah yang mengalir di dalam raganya dari orang tua yang sama. Entahlah, apa yang membuat orang tua nya selalu membeda bedakan dirinya dengan kakak maupun adiknya. Terkadang orang tua nya selalu meremehkannya dan menganggap apa yang menjadi keahliannya tidak sesuai dengan dirinya yang kecil. Alih alih, orang tua nya cemas jika terjadi apa apa dengan anak kedua nya itu. Namun, jauh dari itu, kedua orang tua nya menginginkan Alice seperti kakanya menjadi seorang dosen.

Alice adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuannya berprofesi sebagai Dosen di salah satu universitas negri di kota mereka dan sudah memiliki tiga orang anak. sedangkan adik laki-lakinya saat ini belum dapat pekerjaan walaupun sudah menyandang gelar sarjana. Kedua orang tua Alice merupakan pensiunan pegawai pemerintahan.

Alice akan menjadi sosok yang dingin jika berada di kediaman orang tuanya, karena memang keberadannya seolah tak dianggap. Entah kenapa Alice pun tak pernah tau, yang dia tau dia hanya harus bertahan sampai bisa keluar dari zona yang tidak nyaman untuk dirinya. Walaupun demikian dia masih bersyukur karena kakak perempuannya masih menganggap dia ada dan masih dapat berkomunikasi cukup baik dengannya.

Bukan waktu yang singkat untuk seorang Alice menata hatinya, menata kehidupannya dengan banyaknya kisah selama dia masih belum menyelesaikan pendidikannya. Saat ini Alice sudah memiliki apartemen sendiri dari hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Walaupun bukan apartemen mewah tapi dia merasa senang karena saat berada di apartemennya dia merasa punya dunia sendiri. Dunia dimana dia merasakan kenyamanan dan jauh dari kata tertekan dan dapat mengaburkan rasa kecewanya.

Alice mendapatkan gelar Sarjana Teknik saat dia berusia 21 tahun, kurang lebih 3 tahun ia menyelesaikan studinya dengan berbagai prestasi yang sudah ditorehkannya. Bagi kebanyakan orang itu adalah prestasi luar biasa jika mengingat jurusan itu salah satu jurusan yang sulit ditempuh. Tapi itulah Alice, bertubuh mungil dengan otak cemerlang dan berparas cantik menarik dengan kulit putih bersih. Tak lupa ada kemerahan semu di ujung pipinya.

Saat ini Alice telah berusia 25 tahun, di usianya yang terbilang muda dia sudah memiliki pekerjaan yang bagus. Alice dipercaya menjadi kepala perencanaan dan perancangan setelah 2 tahun bekerja. Bukan tanpa alasan dalam waktu 2 tahun Alice diberikan kepercayaan besar, karena saat ia ambil bagian dalam tim perencanaan dan perancangan, Alice dapat memenangkan tender besar sehingga nama perusahaan tempatnya bekerja semakin dikenal dan disegani.

Alice tetaplah Alice yang masih memiliki sisi lembut terlebih karena dia seorang perempuan. Terkadang kesedihan juga menghampirinya jika dia mengingat bagaimana hubungannya dengan kedua orang tuanya, hubungan yang dirasakan Alice sangat hambar. Seperti saat ini, saat kelelahan menghampirinya sulit bagi Alice jika tak mengingat masa lalunya yang menyedihkan. Sesekali dia memang membutuhkan sosok untuk menghapuskan kesedihannya, namun nampaknya belum ada yang bisa sekedar mengetuk pintu hatinya saja. Alice terlalu sibuk dengan karir dan kesukaannya, sehingga dia tak sadar kalau ada beberapa pria terkadang mendekatinya.

"Ah, tak ada gunanya mengingat masa-masa pahit. Sebaiknya aku cepat beristirahat karena besok bukan semuanya akan dimulai." Alice berbicara pada dirinya sendiri.

Setelah selesai membersihkan diri, Alice berbaring di tempat tidurnya untuk melepaskan segala penat dan lelah yang sudah banyak dikumpulkannya hari ini.

'Semoga CEO Trevor tidak sedingin yang dikabarkan,' gumam Alice dalam hati seraya memejamkan matanya. Entah mengapa bayang bayang wajah itu hendak menggerayangi pikirannya. Padahal dia saja hanya meliriknya tadi. Alice menghela napas dan sepertinya semua akan baik baik saja jika dia bekerja dengan profesional. Dan Alice pun terlelap.

 

****

 

Siapa yang tau awal dan akhir takdir seseorang, begitupun dengan Alice.

Seperti pagi yang biasa, dengan rutinitas yang biasa pula Alice mempersiapkan dirinya. Dengan mengenakan celana khaki berwarna krem dan kaos atasan tak berkerah berwarna putih di lengkapi blazer berwarna biru gelap Alice siap memulai harinya. Dan dengan penampilan seperti itu Alice sedikit lebih dewasa, walau hanya sedikit. karena dengan perawakannya yang mungil kerap kali Alice masih dianggap anak sekolahan.

Sepatu datar berwarna gelap menemani langkahnya hari ini, untuk memulai pekerjaan baru dengan nilai fantastis dan tentu saja taruhan karirnya selama ini.

Alice keluar dari apartemennya dimana taxi yang dipesannya sudah menunggu. Hari ini Alice tidak membawa mobil pribadinya karena ia akan ke lokasi proyek mereka di kota Nara dengan jarak hampir 3 jam lamanya.

Saat tiba di depan kantornya Alice dikejutkan oleh seseorang yang menurut ingatannya adalah asisten resmi CEO Trevor Group yang bernama Joe, entah apa nama belakangnya.

"Selamat pagi nona Alice! Apakah kau siap berangkat, kita akan langsung ke kota Nara." Joe menyapa Alice seraya menanyakan kesiapan Alice pagi ini sebelum menuju lokasi proyek.

"Selamat pagi Tuan Joe! Jika kau tidak keberatan, maukah kau menunggu sebentar, karena ada berkas yang harus ku ambil di ruanganku." senyum tipis alice mengiringi ucapan selamat paginya.

"Tak masalah nona Alice, dan cukup Joe saja, nona." Jawab Joe yang merasa dirinya hanya bawahan.

"Dan cukup Alice saja Joe." ucap Alice seraya meninggalkan Joe di lobby kantornya.

Tak memerlukan waktu lama Alice kembali menjumpai Joe.

“Berangkat sekarang Joe?” tanya Alice saat melihat kesigapan sang asisten CEO.

“Jika kau siap kita langsung berangkat, tapi kita akan menjemput tuan Alvern dulu, tadi dia mengatakan akan berangkat bersama kita." perkataan Joe membuat Alice menaikkan alisnya. Dia akan satu mobil dengan CEO berparas dingin itu. Baiklah, dia pasti bisa mengkondisikan dirinya. Cukup diam dan menjawab ketika ditanya saja. It's simple, Alice, gumamnya.

“Tak masalah, bagiku kalian tuannya.” Ucap Alice singkat dan masuk ke dalam mobil.

Saat tiba di kantor Trevor Group, Joe meminta Alice menunggunya di lobby sementara ia memanggil atasannya.

Sepeninggal Joe menjemput bosnya, Alice disibukkan dengan pikirannya sendiri.

‘Benar-benar seorang yang kaya dan luar biasa. Aku merasa masuk ke dunia berbeda saat memasuki bangunan ini.' tatapan Alice menyapu setiap sudut ruang di lobby itu.

Lamunan Alice buyar saat seseorang berbicara padanya.

”Maaf nona Alice anda diminta ke roof top. Security akan mengantarkan anda nona." ternyata yang berbicara pada Alice adalah seorang resepsionis yang di dampingi seorang security yang siap mengantar Alice ke roof top dimana areal helipad berada.

Saat tiba di roof top Alice disuguhkan dengan pemandangan laur biasa, helicopter yang sedang menyala diabaikannya, ia hanya sibuk melihat pemandangan seluruh kota seolah-olah ia berada di atas awan.

“Maaf Alice, kita akan segera berangkat.” Joe membuyarkan lamunan alice yang jika dibiarkan akan berlangsung lama.

“Oh…iya Joe,” sambil mengumpulkan nyawanya yang beterbangan entah ke mana, Alice mengikuti Joe masuk ke dalam helicopter.

“Selamat pagi tuan Alvern,” sapa Alice berusaha bersikap ramah mengingat dia berada di territorial seorang penguasa di kota Midle.

Bukan Alvern namanya jika menjawab dengan kata-kata, alvern hanya menolehkan sedikit kepalanya menanggapi sapaan Alice dan mengangguk.

‘Aku harus mengumpulkan kesabaranku, sepertinya stok sabarku harus lebih banyak,’ rutuk Alice dalam hatinya.

Alice duduk di samping Alvern. Seketika Alvern sedikit mengenduskan indera penciumannya pelan. Dia merasakan aroma mawar yang tidak terlalu menyengat namun terasa lembut dari pakaian yang Alice kenakan. Sesaat Alvern jadi memejamkan matanya menikmati aroma ini.

Satu jam perjalanan, sampailah mereka di kota Nara. Saat hendak turun dari helicopter Alice hampir terjatuh karena ia tak melihat pijakannya. Dia selamat dari malu saat sebuah tangan kekar memegang pinggangnya untuk menahannya. seketika mereka berdua bertatapan. Alvern sedikit merekam dengan cepat mata teduh Alice. Namun, tak berapa lama Alice terkesiap saat tau siapa yang sudah menolongnya.

“Terima kasih tuan Alvern,” ucap Alice menegakan tubuhnya seraya memalingkan wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus dan segera mengambil berang-barangnya yang terjatuh.

Tanpa membalas ucapan terima kasih Alice, Alvern turun lebih dulu dari helicopter menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari helipad.

‘Astaga, sanggupkah aku jika berada dekat dengan manusia miskin kata kata itu?’ Alice menggumam saat melihat tingkah laku seorang CEO yang dianggapnya menyebalkan.

“Aku akan membantumu membawa berkas-berkasmu Alice, bawalah barangmu yang lain dan berhati-hatilah,” tiba-tiba Joe sudah berada di samping Alice dan membantu membereskan barkas yang berserakan.

“Terima kasih Joe, maaf merepotkanmu,” entah ucapan terima kasih yang keberapa yang sudah diucapkan Alice hari ini.

Tanpa banyak bicara mereka segera bergabung dengan atasan Joe yang sudah lebih dulu berada dalam mobil.

Sedangkan di tempat lain jauh dari Alvern dan Alice, sepasang mata memperhatikan mobil yang menjauh itu

“ Kita lihat sampai mana kau bisa memenuhi keinginan tua bangka yang sudah tinggal nama itu. Haruskah ku buat kau menyusulnya Alvern?” senyum terlukis di wajah seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

“Kau…sudah cukup perbuatan jahatmu pada kami. Apa kau belum puas???” suara seorang pria terdengar penuh dengan kemarahan yang ditujukannya pada wanita yang masih saja bertahan dengan senyumannya.

“Oh…tenangkan dirimu sayang jika kau masih ingin lebih lama melihat anak kesayanganmu menuju puncak kejayaannya,” dengan nada bicara yang tenang bahkan mengerikan wanita tersebut berjalan menghampiri laki-laki paruh baya yang berada tidak jauh darinya.

“Kali ini aku tidak akan lagi berdiam diri melihat perbuatanmu. Jika kau berani menyentuh anakku, akan ku pastikan, aku sendiri yang akan memusnahkanmu. Lebih baik kau ingat itu sebelum kau menambah daftar kejahatanmu. Dasar wanita iblis!!” setelah mengatakan itu ia pergi meninggalkan wanita yang sangat dibencinya sampai ke sum-sum tulangnya.

‘Aku harus melakukan sesuatu, sudah cukup besar kesalahanku membiarkan seorang iblis membangun kerajaannya di kerajaanku sendiri,’ ucap laki-laki itu dalam hatinya dan dengan wajah yang masih menyiratkan kemarahan.

...

...

...

...

Wohohooho, Al and Al, dua kutub berbeda yang hendak menjadi satu bangunan 😁😁

.

Next part 5

Apakah Alice akan kerasan bekerja sama dengan Alvern?

Siapakah wanita dan pria paruh baya itu?

Ada hubungan apa antara mereka dan Alvern?

.

Okedeh pada akhir nya Vii selalu ingetin jangan lupa kasih LIKE, KOMEN, karna ini merupakan wadah aku bisa tahu di mana letak kesalahan dan kelebihan untuk mood booster aku 😁😁

Dan boleh juga kasih RATE dan VOTE di depan profil novel .. kasih 5 bintang nya donggss 😍😍

.

Thx for read and i love you so much much more and again ❤❤

Terpopuler

Comments

Rina Zulkifli

Rina Zulkifli

lanjut..

2021-05-22

0

Sofi S

Sofi S

maaf thor sy ga mau nebak soalnya bikin pusing😜

2021-02-07

0

Nuraini

Nuraini

aq suka action romantis,keren

2021-01-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!