Part 3. Si Mungil

Tiga puluh menit sudah perjalanan mereka, dan akhirnya tiba di tempat tujuan. Saat Alice keluar dari mobil, dia terperangah saat matanya menatap tampak depan bangunan yang ada di hadapannya. Bangunannya menjulang tinggi bak gedung pencakar langit. Dengan lantai berkisar 57 sampai 60 lantai dan kaca kaca minimalis yang menjadi dinding dinding gedung membuat kemegahan tapi juga elegansi dari gedung ini sendiri.

Alice meneguk salivanya dan seketika berkata pada batinnya: ~Orang seperti apa yang memiliki bangunan seperti ini, melihatnya saja nyaliku tinggal dua puluh lima persen, bisakah aku memenuhi apa yang menjadi harapan proyek ini?~

Alice sibuk dengan pikirannya sendiri dan tersentak kaget saat bahunya ditepuk oleh atasannya.

"Cepat Alice, kita tentu tak ingin memunculkan kesan buruk untuk klien kita yang satu ini kan? Kau tak akan sanggup menerimanya Alice. Tapi, aku yakin kau bisa mengerjakan ini semua!" Decak Tuan Ramsez. Tanpa menunggu jawaban dari Alice, Ramsez masuk ke gedung yang tinggi dan megah itu di ikuti oleh sekertarisnya, siapa lagi klo bukan Chelsea, sahabat Alice.

Mereka disambut oleh resepsionis dengan senyum lebar dan siap mengantarkan mereka ke ruang rapat, karena sesuai pesan asisten CEO bahwa mereka harus langsung diantar ke ruang rapat. Mereka menaiki lift khusus yang langsung mengantarkan mereka ke lantai 35, tempat dimana pertemuan akan dilaksanakan.

"Selamat pagi Tuan Ramsez, silahkan masuk. Kita akan segera mulai, hanya menunggu Tuan Ramsize tiba." Kata Joe sang asisten CEO memberi sambutan.

Ketika Ramsez, Alice dan Chelsea hendak memasuki ruang rapat, langkah mereka terhenti dan sama-sama memalingkan kepala saat mendengar suara berat dari seorang pria di belakang mereka.

"Selamat pagi dan selamat datang Tuan Ramsez." ternyata sang CEO lah yg berbicara yang hendak juga ingin memasuki ruang rapat. Ya sang CEO, dia adalah Alvern Trevor sang penguasa yang jika dijabarkan kelebihannya tidak akan cukup 1 hari.

Alice hanya menatap sekilas dan menundukan kepala pertanda dia memberi hormat pada petinggi di gedung tersebut, sambil merapal doa semoga dia berhasil melewati hari ini.

Akhirnya mereka sama2 memasuki ruang rapat dan menempati posisi masing-masing. Di dalam ruangan tersebut tidak hanya mereka, tapi hadir semua pemegang saham yang kontan langsung berdiri serentak saat melihat CEO mereka tiba. Tanpa banyak bicara Joe sang asisten membuka acara dan memperkenalkan siapa tamu mereka hari ini.

Saat Joe menjelaskan jika Alice adalah ketua pelaksana sekaligus penanggung jawab mega proyek tersebut, semua mata di ruangan itu menatap Alive, dengan arti yang beragam. Ada yang menatapnya dengan tidak percaya. Mereka seakan tidak percaya jika gadis mungil ini bisa menyelesaikan dengan baik. Ada juga yang menatap dengan meremehkan, tapi ada juga tatapan mengagumi karna guratan manis wajah Alice. Tapi Alvern? Hanya dia yang memandang dengan wajah datar tanpa ekspresi. Entahlah, Alvern harus bagaimana menilai kepiawaiannya. Sepertinya dia harus mencari tahu.

Setelah berbasa basi yang tidak panjang dari Joe, Alice mengambil alih memulai pemaparan proyek kali ini yang bisa dikatakan tidak mudah.

Saat sesi tanya jawab, Alice hampir tersulut emosi saat ada seorang pemegang saham yang dengan terang terangan meragukan kemampuannya, namun Alice segera bisa mengusai diri mengingat liburan gratis yang akan ia dapatkan.

"Jika anda sangat tidak suka dan sangat keberatan dengan posisi saya sebagai kepala pelaksana dan penanggung jawab, silahkan anda ajukan kepada pimpinan anda dan saya sekali lagi menekankan jika saya sangat tidak keberatan posisi saya diambil alih, karena dari awal apa yang anda tanyakan sangat keluar dari apa yang seharusnya kita bahas di sini. Atau anda ingin mengambil posisi saya dan digantikan oleh orang dekat anda? Tolong anda perjelas lagi, dan karna di sini juga hadir atasan saya silahkan anda ajukan langsung keberatan anda, karna saya menunggu hasilnya." Kata Alice tegas. Dia langsung duduk setelah mengucapkan kata-kata penutup yang cukup dapat mengambil alih perhatian sang CEO.

Tanpa ada niat melanjutkan perdebatan lagi, Alvern berdiri dari tempat duduknya.

"Hari ini cukup sampai di sini. Selanjutnya, Tuan Ramsez? Tolong ke ruangan saya!" Pinta alvern dan meninggalkan ruangan tersebut diikuti oleh asistennya.

Alice belum keluar dari ruang rapat karna harus membereskan semua bahan-bahan yang digunakannya untuk pemaparan proyek tadi. Kali ini merupakan proyek yang tergolong sulit, karena dalam satu kawasan mereka akan membangun apartemen mewah dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti: fasilitas olahraga, fasilitas kesehatan, fasilitas perbelanjaan dan tentu saja yang berkaitan dengan kerohanian.

~Ah benar-benar akan merepotkan, apakah akan sesuai dengan hasilnya?~ Angie berucap dalam hatinya tanpa menyadari jika atasannya sudah meninggalkannya seorang diri karna melanjutkan pembicaraan di ruang CEO.

Saat keluar dari ruang rapat Alice menghampiri seorang perempuan yang duduk di belakang meja dengan tatapan yang tak lepas dari layar komputernya, dan segera berdiri saat menyadari kehadiran Alice.

"Maaf Nona Alice, anda sudah ditunggu di ruangan Tuan Alvern." Kata sang sekertaris yang bernama Daisy bangkit berdiri dan menghantarkan Alice ke ruangan atasannya. Setelah mengetuk pintu, Daisy membuka pintu perlahan dan mempersilahkan Alice masuk.

...

~Aku tidak menyangka proyek sebesar ini ditangani oleh gadis mungil yang seharusnya masih duduk bangku sekolah.~ gumam Alvern yang sempat menatap heran, saat gadis mungil itu diperkenalkan oleh asistennya. Dia tidak menyalahkan jika ada pemegang saham yang meragukan kemampuan gadis tersebut.

~Mungkin aku harus bicara secara pribadi dengan tuan Ramsez. Biar bagaimanapun proyek ini adalah satu-satunya yang diinginkan Grandpa sebelum kepergiannya.~ pikir Alvern lagi dalam hati.

Dan sekarang Alvern sudah berhadapan dengan pemilik jasa konsultan yang mereka sewa untuk proyek besar ini.

"Maaf sebelumnya tuan Ramsez. Bukan maksudku meragukan kemampuan anggota timmu, tapi aku ingin tau apa alasanmu memilih seorang gadis mungil sebagai penanggung jawab proyek ini?" Tanya Alvern frontal dan berharap mendapatkan jawaban yang memuaskan.

"Aku tau tuan Alvern pasti tidak percaya jika melihat fisik Alice, tapi untuk meyakinkan anda, Alice satu-satunya yang ku yakini mampu menyelesaikan proyek ini, karna ini bukanlah proyek pertama yang dikerjakan Alice. Aku bisa menjaminnya." Jawab Ramsez dan dengan lugas ia menceritakan tentang kecapakan Alice pada Alvern.

"Baiklah jika memang demikian aku akan menerimanya, dengan catatan, jika ada kesalahan aku berhak memutuskan tindakan apa yang harus diambil, demi kelancaran proyek ini." Kata Alvern dengan penekanan nada bicaranya yang tegas. Dia sangar berharap semuanya akan berjalan lancar.

Tak berapa lama pintu ruangannya diketuk yang tenyata sekertarisnya menyampaikan bahwa Alice sudah datang. Alvern melihat wajah mungil Alice yang ternyata bersemu agak merah di bagian pipinya dengan rambut terurai dan poni pini tipis menghiasi dahinya. Alvern sempat terpana walaupun masih dengan wajah datar yang merupakan ciri khas seorang Alvern. Sedangkan Alice tetap terdiam dan malah mencari cari keberadaan atasannya.

Seketika Alvern tersadar, dan Karna tak mau menahan tamunya lebih lama, Alvern memutuskan pembicaraan mereka karna dia harus menghadiri beberapa acara lagi.

...

...

...

...

...

Hayoo Alvernn tatap tatap manja dehh 😁😁

.

Next part 4 cus

Apakah Alvern akan yakin dengan si mungil alice and wonderland? Hihi 😍😍

Skakmat lho bangs 😁😁

.

Okedeh pada akhirnya Vii selalu ingetin jangan lupa kasih LIKE, KOMEN, karna ini merupakan wadah aku bisa tahu dimana letak kesalahan dan kelebihan untuk mood booster aku 😁😁

Dan boleh juga kasih RATE dan VOTE di depan profil novel .. kasih 5 bintangnya donggss 😍😍

.

Thanks for read and i love you somuch!!

.

Terpopuler

Comments

Nona Canbas

Nona Canbas

aaaa gemesnya😍

2022-08-26

1

Rina Zulkifli

Rina Zulkifli

lanjut

2021-05-22

0

Sofi S

Sofi S

mungil si cabe rawit biasanya lebih pedas😅

2021-02-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!