Part 14: The Hidden

Badai topan selalu menghancurkan apa yang dilaluinya, namun sebuah kehancuran akan melahirkan sesuatu yang baru. Begitupun dengan perasaan, sehancur-hancurnya pasti ada sebuah celah untuk memperbaikinya walaupun memerlukan waktu yang lama.

...

Di sebuah desa bernama Eze, jauh dari keramaian jauh dari hiruk pikuk perkotaan berdiri sebuah bangunan yang terlihat lebih besar dari bangunan di sekitarnya dengan petak-petak tanah yang sudah di tanami bunga-bunga dan tanaman-tanaman herbal, terlihat seorang wanita tua yang dengan telaten mengurus kebun bunga dan tanaman herbalnya.

Wanita tua itu adalah Victoria Baxter, nenek kandung dari Alvern yang selama ini disembunyikan Barbara demi tujuannya mendapatkan kunci harta keluarga Baxter.

Tak jauh dari Victoria terlihat dua orang wanita sedang berdiri mengawasinya. Barbara dan seorang perawat yang bertugas menjaga Victoria selama berada di luar ruangan. Selama ini Barbara menyembunyikan Victoria di sebuah Yayasan rehabilitasi kejiwaan, karena sejak kematian suaminya Dominic Baxter, Victoria tidak pernah mau bicara barang sedikitpun. Tentu saja hal itu tidak diketahui oleh Sebastian dan Annita. Mereka hanya tau jika ayah mereka Dominic Baxter meninggal karena gagal jantung dan membuat ibu mereka syok sampai tidak mau berbicara lagi. Padahal dalang di balik kematian seorang Dominic Baxter dengan kekayaan yang fantastic adalah Barbara anak angkat Dominic dan Victoria.  Dan sekarang Barbara ingin mengorek informasi di mana kunci serta sandi kotak deposit milik Dominic Baxter disembunyikan, karena menurut pengacara Baxter hanya Victoria yang mengetahui kuncinya.

“Apakah ia pernah berbicara?”tanya Barbara pada perawat yang berdiri di sampingnya.

“Berbicara tidak pernah sejak nyonya mengantarkanya kemari, namun saya sering mendengarkannya bersenandung,” jelas perawat itu pada Barbara.

“Setidaknya suaranya masih ada,”  gumam Barbara dengan seringai liciknya.

Perlahan namun pasti Barbara berjalan mendekat ke Victoria dan ikut berjongkok di samping Victoria yang sedang asik mencabuti rumput liar dan membuang daun-daun tua yang ada di kebunnya.

“Hai mom, ini aku Barbara. Tidakkah kau merindukanku?” perkataan Barbara seolah tidak didengar oleh Victoria, ia terus saja sibuk dengan semua tanamannya.

Victoria tiba-tiba berdiri dan beralih ke petak tanamannya yang lain dan kembali membersihkan tanah di sekitar bunga-bunganya yang sedang bermekaran.

“Mom, tidakkah kau ingin tau kabar Alvern cucu kandungmu?” pertanyaan Barbara sempat membuat aktivitas Victoria berhenti namun hanya sesaat, dan itu sudah membuat Barbara yakin jika Victoria ibu angkatnya sebenarnya mengerti dengan semua yang dikatakannya.

Tidak hanya sampai di situ kembali Barbara memancing emosi Victoria.

“Apakah kau tau mom jiaka sekarang aku adalah ibu Alvern dan ia tidak tau jika aku bukanlah ibu kandungnya. Bukankah itu menyenangkan? Hahahahaha…. Dan aku juga sudah menikah dengan menantu kesayanganmu, suami dari  Annita tidak lama setelah kematiannya.”

Tidak menunggu waktu lama, Victoria berdiri dan berjalan menjauhi Barbara dengan tubuh bergetar menahan semua emosi di dadanya yang telah lama terpendam.

“Aku menunggumu mom, kau tau apa mauku!” Barbara berbicara dengan agak nyaring karena ingin Victoria mendengarkannya.

‘Aku tau kau mengerti mauku,’ gumam Barbara dalam hatinya sambil menatap kepergian ibu angkatnya.

Barbara adalah anak angkat dari pasangan Dominic Baxter dan Victoria Baxter, awalnya dia senang dan bahagia atas perhatian yang di curahkan untuknya terlebih dengan segala kemewahan yang didapatkannya. Namun setelah dua tahun berjalan, Victoria Baxter dinyatakan hamil dan euforia yang sangat luar biasa terjadi di kediaman Baxter. Barbara yang saat itu berusia tujuh tahun pun ikut bahagia  karena akan ada anggota baru dalam keluarganya. Namun seiring berjalannya waktu dan ucapan-ucapan orang di sekitar Barbara yang mengatakan ia akan kembali terbuang, membuat jiwa Barbara labil. Saat Annita Baxter menginjak sekolah menengah pertama, rasa iri seorang Barbara semakin menjadi-jadi karena semua mata tertuju pada seorang Annita Baxter. Kehancuran Barbara adalah saat dirinya hamil dan ditinggalkan oleh kekasihnya. Sebenarnya Barbara mendapat dukungan dan perhatian dari kelaurganya terlebih Annita namun ia sudah menjadi seorang yang serakah dan entah sejak kapan rencana untuk mengusai kerajaan Baxter telah tersusun dalam pikiran seorang Barbara.

 *****

Sedangkan di apartemennya, Alice terlihat enggan bangkit dari pembaringannya, dan dia masih mengenakan pakaian yang dipakainya semalam untuk memenuhi undangan makan malam Alvern.

Alice menutup matanya dengan satu lengannya, dan kembali terisak. Ia mengeluarkan semua kepedihannya semua kehancurannya melalui tetesan air mata yang seolah enngan untuk berhenti mengalir.

“Apa salahku, apa yang harus kulakukan?” tanya Alice pada dirinya di tengah tangisnya.

Hampir setengah jam Alice menangisi dirinya yang sekarang benar-benar sebatang kara, dan akhirnya dengan langkah gontai ia berjalan ke kamar mandi karena harus bersiap untuk kembali bekerja. Alice mengernyitkan alisnya saat melihat pantulan dirinya si sebuah cermin, matanya terlihat sembab dan membengkak karena terlalu lama menangis.

Hampir satu jam Alice berada dalam kamar mandi, ia akhirnya keluar dan bersiap untuk kembali bekerja. Saat Alice membuka pintu apartemennya ia terkejut dengan sosok tinggi tegap yang seolah-olah menghadangnya tepat di hadapannya.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alice pada Alvern  masih dengan wajah terkejutnya dan itu membuat Alvern terdiam saat menatap mata Alice yang selalu berhasil membuatnya terpesona terlebih aroma mawar yang lembut yang menguar dari tubuh Alice.

“Aku hanya ingin mengajakmu sarapan karena aku akan kembali ke kota Midle hari ini,” kata Alvern seraya menarik tangan Alice untuk mengikutinya.

Dengan buru-buru Alice memastikan pintu apartemennya tertutup dan terkunci.

Alice terpana saat Alvern mengajaknya ke sebuah hotel mewah dengan gaya  Art Deco, tampak bangunan yang menawan dengan lengkungan-lengkungan cantik di beberapa bagian berpadu dengan gaya modern yang mempertegas fasade bangunan sehingga terlihat kesan mewah dan megah.

“Alicia…hei…kau mendengarku?” Alvern menyentuh pipi Alice yang terpana menatap tampak bangunan hotel yang ada di hadapannya.

“Oh…maafkan aku. Kenapa kita harus ke sini Al?” tanya Alice sambil menatap Alvern yang jaraknya sangat dekat dengannya.

“Kita sarapan, apakah kau lupa? Dan untuk mengganti waktu makan malam yang gagal tadi malam.” Ucap Alvern yang kontan saja membuat raut wajah Alice berubah drastis.

Tanpa menunggu tanggapan Alice, Alvern pun kembali meraih tangan Alice dan menggenggamnya. Membawa Alice masuk ke dalam hotel. Perasaan hangat dan nyaman mengalir dari genggaman tangan Alvern, membuat Alice mengalihkan pandangannya kepada Alvern yang berada di depannya.

‘Sudah sejauh ini perasaanku padanya, apakah aku salah? Entahlah…cukup aku yang tau jangan ada yang lain,’ Alice menggumam dalam hatinya.

Saat memasuki lobby hotel kembali Alice mata Alice dibuat terpana dengan interior lobby yang dimasukinya. Dengan menggabungkan gaya klasik mewah dan modern, lobby hotel yang dimasuki Alice sangat mewah dan indah. Lampu gantung berukuran besar serta furniture-furniture dari bahan kayu dengan ukiran-ukiran cantik dan warna natural membuat suasana lobby terasa sangat nyaman. Ditambah dengan lukisan-lukisan dengan bingkai berkarakter unik serta sebuah cermin besar di salah satu sisi lobby membuat ukuran lobby lebih besar dan menarik.

“Alicia, aku akan membuatkan untukmu seperti ini jika sangat menyukainya,” bisik Alvern di telinga Alice dan membuat Alice tersentak kaget.

“Astaga maafkan aku, tempat ini sangat indah Al…sungguh,” seketika Alice mananggalkan sikap dingin dan datarnya saat diperhadapkan dengan sebuah hal yang disukainya.

 Alice memang lulus dari jurusan Teknik sipil yang berkaitan dengan struktut kontruksi bangunan bahkan jembatan, namun Alice sangat menyukai ilmu arsitektur sehingga sedikit banyak ia mengerti tentang prinsip-prinsip desain interior maupun eksterior.

“Lebih baik kita pergi ke restoran sekarang Alice, karena kita sudah ditunggu,” ucap Alvern dan membawa Alice ke sebuah restoran yang terdapata dalam hotel tersebut.

Alvern membawa Alice ke sebuah meja yang sudah di tempati oleh seorang pria paruh baya, saat sudah dekat Alice membungkukkan badannya memberi hormat pada lelaki yang ada di hadapannya.

“Selamat pagi tuan Sebastian Trevor,kita bertemu lagi,” sapa Alice dengan senyum manisnya.

“Duduk di sini Alice,” Alvern tiba-tiba menarik Alice duduk di sampingnya dan membuat ayahnya tersenyum melihat tingkah anaknya yang sangat tidak biasa.

“Dad, kau ingin memesan apa?” tanya Alvern pada ayahnya.

“Tinggal kau dan Alice yang belum,” ucap Sebastian sambil menatap Alice yang sepertinya tidak nyaman duduk bersama mereka.

“Alicia sangat menyukai tampilan hotel ini dad, aku harus berkali-kali menyadarkannya,” ucap Alvern yang semakin membuat Alice tidak nyaman.

“Maafkan aku jika membuat anda harus menunggu lama tuan, tapi aku tidak tau jika tuan Alvern mengajakku sarapan pagi bersama anda,” ucap Alice dengan nada menyesal.

“Tak apa Alice, saham di hotel ini lebih lebih dari setengahnya atas nama Alvern dan kau pun akan memilikinya jika kau nantai menjadi istri anakku,” ucapan Sebastian membuat Alice sangat terkejut dengan wajah yang memerah.

Dan sebelum Alice menanggapi perkataan Sebastian, pelayan sudah membawa menu sarapan mereka.

“Hmmm…apakah aku harus menghabiskan semua ini tuan Alvern?” tanya Alice saat melihat sajian di hadapannya yang menurutnya sangat banyak.

Alice seakan tidak percaya dengan menu sarapan yang dipesan oleh Alvern. Piring lebar di hadapannya terisi dengan daging bacon, telur goreng, sosis, sup kacang merah, jamur panggang dan roti panggang.

“Hanya Alvern, ingat itu Alicia. Dan ya kau harus menghabiskan semua itu,” kata Alvern sambil mendekatkan wajahnya pada Alice.

Sebastian kembali tersenyum menyaksikan interaksi antara anaknya dan gadis mungil dengan sikap keras kepala, sepertinya Alvern sudah menemukan pengisi hatinya.

“Alice, jika boleh aku bertanya apa penyebab kau meniggalkan kami berdua tadi malam?” tanya Sebastian walaupun dia tau kejadian sebenarnya.

“Maafkan aku tuan Sebastian, bisakah aku tidak menjawabnya?” tanya Alice menjawab pertanyaan Sebastian.

“Kau memang cocok dengan anakku,” kata Sebastian dan kembali menikmati sarapannya.

Hampir satu jam lamanya mereka berbincang sambil menikmati sarapan mereka masing-masing dan Alice benar-benar tidak mampu menghabiskan semua, ia hanya menghabiskan roti panggang dan sup kacang merah itupun sudah membuatnya sangat kenyang.

Setelah berpamitan satu sama lain mereka sama-sama menuju pintu keluar restoran, namun belum saja mereka keluar dari restoran tersebut, sebuah suara menghentikan langkah mereka.

“ALICE, ANAK SIALAN  KAU SUDAH MEMPERSULIT  PERUSAHAANKU!!!”

PLAKKKKK!!!

Dalam sekejab Alice tersungkur di lantai sambil memegang wajahnya karena mendapatkan pukulan kerasdari seseorang yang sudah berdiri di hadapannya sambil berkacak pingggang.

...

...

...

...

...

hey hey siapa dia ??!!!

hati hati ges ada trevor bersaudara 😱😱

.

next part 15

siapa yang menampar alice dengan suka hati itu?

bagaimana akhirnya kejahatan Barbara terungkap?

.

pada akhir nya Vii selalu ingetin jangan lupa kasih LIKE, KOMEN, karna ini merupakan wadah aku bisa tahu di mana letak kesalahan dan kelebihan untuk mood booster aku 😁😁

Dan boleh juga kasih RATE dan VOTE di depan profil novel .. kasih 5 bintang nya donggss 😍😍

.

Thx for read and i love you so much much more and again ❤❤

Terpopuler

Comments

Sofi S

Sofi S

siapa lg tuh..jangan2 ayah angkatnya alice

2021-02-08

0

🌹Milea 🖤

🌹Milea 🖤

aduh spa lg tuh bkin mslah alice tmbah runyam aja 🤦‍♀️

2020-10-04

0

Hana Rohana

Hana Rohana

siapa lagi itu di biang kerok

2020-07-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!