Sah, dan sah juga

Di mansion Lais hari ini ada kesibukan yang tak biasa. Para pelayanan tampak mondar mandir mempersiapkan sesuatu. Hari ini tuan mereka akan menikah untuk yang kelima kalinya. Namun pernikahan Lais kali ini berbeda. Jika biasanya pernikahan Lais diselenggarakan di hotel mewah dengan mengundang kolega bisnis orang tuanya dan disiarkan live di tv, kali ini pernikahannya sangat sederhana. Ia hanya akan melakukan ijab qobul disaksikan keluarga dan para pelayan dan sahabat baiknya Revan.

"Jadi kamu menikah dengan Aruna juga akhirnya. Aku kalah selangkah. Aku yang lebih dulu melamar, kau malah yang nikah duluan." kata Reva sambil membantu Lais bersiap di kamarnya.

"Do'akan ini yang terakhir." pinta Lais.

Revan mengangguk, "Pasti aku do'akan sahabatku."

Lais tersenyum.

Di kamar yang berbeda, Selly sedang sibuk merias gadis cantik yang akan Lais nikahi. Aruna. Nisa duduk di sebelahnya dengan senyum bahagia

"Kamu cantik banget, Run!" puji Nisa.

Aruna melirik. Ia tersenyum tipis.

"Jangan bergerak dulu!" hardik Selly galak. Nisa tertawa mendengar nada galak Selly yang malah terdengar aneh dan lucu. Tubuh Aruna juga bergetar menahan tawa.

"Apa yang kalian tertawa kan?" Selly kembali membentak.

"Kamu membentak calon istri tuan Lais ko Sell." Nisa mengingatkan Selly. "Kalau dia lapor.. habislah kau." goda Nisa. Ia sudah mengenal Selly karena Revan pernah mengajaknya saat akan menemui orang tua Revan beberapa hari yang lalu.

"Oh." wajah Selly memucat. "Maaf nina muda. Bukan maksud Selly kasar, Selly hanya tidak mau hasil riasannya tidak sempurna. Nanti Selly juga yang dimarahi Tuan Lais." sikap Selly berubah lembut pada Aruna. Sesungguhnya ia sangat iri pada Aruna dan Nisa karena mendapatkan pria-pria yang ia kagumi sejak lama.

Nisa tertawa geli melihat sikap Selly yang langsung berubah seratus delapan puluh derajat mendengar ancaman yang ia lontarkan.

"Sudah siap?" Revan masuk. Ia bertanya pada Selly dan Aruna namun matanya memandang pada Nisa yang langsung menunduk saat Revan datang. Wajah Nisa memerah.

Baru dipandang saja sudah merona, apalagi kalau di..., batin Revan.

"Tuan Revan!" Panggil Selly manjat dan langsung memegang tangan Revan.

"Eh lepas!" hardik Revan.

"Tuh kan, sejak ada dia (menunjuk Nisa dengan dagunya), tuan jadi beda sama Selly."

Nisa memandang Revan dengan mata membesar penuh tanya. Revan gelagapan mengira Nisa salah paham.

"Beda apanya, dari dulu sikapku ya begini. Lepaskan. Jangan sampai kekasih hatiku salah paham!!" hardik Revan dengan keras dan menyeramkan.

"Ish.. nyebelin. Dasar bucin." omel Selly lalu menjauhi Revan. Ia kembali sibuk dengan Aruna, "Sebentar lagi selesai."

Revan masuk dan duduk di sebelah Nisa, "Apa kita menikah juga hari ini?" bisik Revan menggoda. Ia mendekatkan wajahnya ke Nisa. Nisa kaget dengan ucapan Revan. Spontan ia menoleh dan cup.. bibir Revan menempel ke pipi halus dan harim milik Nisa. Mata Nisa membulat. Ia mematung saking terkejut nya. Revan menikmati moment dadakan yang menguntungkan dirinya itu. Ia malah sengaja mengecup sekalian pipi Nisa.

"Halus dan wangi." bisik Revan menyadarkan Nisa dari keterkejutannya.

"Ah." Nisa langsung menarik wajahnya menjauh. Wajahnya sudah sangat merah. Ia menunduk.

"Kamu benar-benar menggemaskan. Aku tidak sabar untuk memilikimu seutuhnya. Hari ini juga aku akan menghalalkanmu." kata Revan pelan yang hanya bisa didengar oleh Nisa saja. Revan berdiri dan keluar dari kamar Aruna.

"Apa dia sudah siap?" tanya Lais begitu melihat Revan tiba di tempat ijab qobul.

"Sebentar lagi. Mm tuan boleh aku meminta sesuatu sebagai sahabatmu?"

"Boleh. Katakan!"

"Janji kau akan memberikan apa yang aku minta?" Revan bertanya dengan hati-hati. Lais memandang nya. Ia merasa aneh karena Revan tidak. pernah ragu mengungkapkan apa yang ada dipikirannya seperti sekarang.

Lais mengangguk.

"Aku ingin menghalalkan Nisa hari ini juga. Bersama dengan mu."

Mata Lais membesar. Revan sudah ketar-ketir takut Lais murka. Mereka saling memandang untuk waktu yang cukup lama. Kemudian Lais meraih Revan dan memeluknya.

"Aku senang mendengarnya. " jawab Lais membuat Revan bernafas lega. "Siapkan bidadarimu. Setalah aku menikahi Aruna, kamu giliran berikutnya. Aku akan bilang ke penghulu dan memberitahu kalau berkas kalian bisa menyusul nanti.

Revan mengangguk, dengan penuh semangat ia kembali ke kamar Aruna.

" Selly, rias juga dia." perintah Revan.

"Apa dia juga akan menikah?" tanya Selly.

"Ya. Hari ini akan ada dua pernikahan." Revan berkata dengan penuh bahagia. Ia memandang Nisa dengan mesra. Nisa menunduk dengan jantung berdegup kencang.

Dia benar-benar mewujudkan perkataannya. batin Nisa gelisah.

"Perfect!" Selly memandang hasil karya nya pada tubuh Aruna.

"Kamu cantik banget Nona." Bu Ira masuk menatap Aruna takjub.

"Bu, panggil seperti biasa saja." Aruna mendekati Bu Ira. Wanita itu tersenyum.

"Ayo, tuan Lais sudah menunggu." Bu Ira membawa Aruna keluar. Aruna berjalan perlahan. Ia nampak sangat Anggun.

"Sangat cantik!" puji dokter Sammy uang sedang berbincang dengan Lais, begitu melihat Aruna. Lais memutar tubuhnya agar bisa melihat Aruna juga. Matanya terpaku. Baru kali ini ia merasa terkesan dengan seorang wanita, dan wanita itu adalah calon istrinya.

Bu Ira memegang tangan Aruna membawanya duduk di depan penghulu. Lais juga berjalan dan duduk di sebelah Aruna. Matanya masih menatap gadis itu.

"Kenapa?" tanya Aruna saat Lais terus memperhatikannya. "Apa ada yang aneh?"

Lais tersenyum samar. Ia hendak menjawab namun Pak Penghulu lebih dulu bicara.

"Pengantin pria sudah siap?" tangannya.

Lais mengangguk. Seperti umumnya ijab qobul selalu didahului nasehat pernikahan. Biasanya Lais tidak mengacuhkannya tapi kali ini ia mendengarkannya dengan seksama. Setelah nasehat pernikahan selesai disampaikan, prosesi ijab qobul pun dilaksanakan. Lais dengan penuh perasaandan keyakinan mengucap ijab dalam satu tarikan nafas.

"Saaaahh." dokter Sammy dengan semangat menjawab saat penghulu bertanya pada saksi. Dokter Sammy adalah saksi pihak laki-laki. Sedang dari pihak perempuan ada Pak Munir. Aruna sudah tidak memiliki siapa-siapa selain keluarga tirinya.

Lais lalu memasangkan cincin di jari manis Aruna. Aru mencium tangan Lais.

"Pengantin berikutnya, apa sudah siap?" tanya penghulu setelah Lais dan Aruna selesai menandatangani berkas pernikahan mereka. Lais berdiri. Ia lalu mengulurkan tangannya membantu Aruna berdiri.

Revan duduk ditempat Lais.

"Calon istri saya baru akan keluar saat kami sudah sahabat Pak." kata Revan pada penghulu.

Penghulu hendak memberikan nasehat pernikahan juga namun Revan menyelanya, "Pak, bisa langsung ke intinya? Tadi saya sudah menyimak nasehat yang bapak sampaikan pada pasangan Tuan Lais."

"Baiklah!" Penghulu mengiyakan usul Revan. Selanjutnya Revanpun mengucap ijab menikahi Nisa.

"Nginap di sini saja!" titah Lais pada Revan setelah acara pernikahan mereka selesai. Mereka sedang menikmati makanan yang disajikan Bu Ira. Revan mengangguk. Matanya berkeliling mencari keberadaan istrinya.

Saat ia menatap Dokter Sammy, pria itu memberi isyarat agar Revan mengikutinya.

Dokter Sammy berjalan ke taman.

"Ada apa, dokter?" tanya Revan penasaran.

"Aku ingin kau membantu malam ini?"

"Membantu apa?"

"Tunggu yang lain datang dulu baru aku jelaskan." kata dokter Sammy. Tak lama kemudian Aruna dan Nisa tiba di taman.

"Sayang!" Revan segera menyongsong Nisa. Ia sudah tidak sabar untuk menyentuh istrinya itu karena selama ini Nisa sangat menjaga diri.

"Begini, malam ini adalah malam pertama bagi kalian berempat. Kalau Revan aku yakin tidak ada masalah. Masalahnya ada pada Lais. Jadi Revan dan Nisa, serta anda nona. Kalian harus bisa membangkitkan apa ya g sudah lama tertidur dalam diri Lais.Jika kalian berhasil, maka satu penyakitnya sudah sembuh. Kita tinggal menyembuhkan traumanya saja. "

"Caranya?" Revan dan Aruna.

"Kalian harus bermesraan di depan Lais!"

"Apa?! Tidak dokter, itu artinya aku membiarkan dia melihat tubuh istriku." protes Revan.

"Bukan begitu juga Revan. Aku hanya ingin kamu menunjukkan bagaimana seharusnya Lais memperlakukan istrinya. Ya.. bermesraan saja saat kamu ingin ke tingkat yang lebih tinggi, ya lakukan berdua. Jangan ajak orang lain." kata dokter Sammy dengan muka merah karena jengah. "Dan anda nona... malam ini tergantung kemampuan anda."

Aruna mengangguk.

"Apakah dia bisa sembuh?" tanya Aruna sangsi.

"Aku yakin bisa. Dia bukan tidak tertarik pada perempuan, dia hanya akan tertarik pada wanita yang memiliki ikatan emosional dengannya. Buat ikatan itu. Ku lihat ia sudah mulai memperhatikan Anda. Semoga firasatku tidak salah. Semoga es itu mencair malam ini." ucap dokter Sammy.

"Sayang, kamu bersedia jika kita menunjukan kemesraan di depan Lais?" bisik Revan.

"Demi kesembuhannya, aku bersedia. Lagi pula dia sudah sangat baik membiayai saudara saudara ku di panti dan juga membiayai kuliahku."

"Setalah ini, aku yang akan membiayai kuliahmu. Aku nggak mau istriku berhutang budi pada pria lain." Revan mengakhiri ucapannya dengan mencium pipi Nisa.

"Eh!" Nisa kaget.

"Latihan bermesraan di depan orang. Biar nggak malu." Revan beralasan.

Nisa mencebikkan bibirnya sebagai tanda ia tidak percaya ucapan Revan. Revan terkekeh.

...💕💕💕💕...

Maaf ya nggak nyebar undangan. Lagi pandemi... hehehe... kadonya cukup koment ma like ajah...

semoga menghibur.

Terpopuler

Comments

Hening Hening

Hening Hening

Ceritanya benar" seru thor... aku suka

2022-04-05

1

Mama Ita

Mama Ita

nikah masal tuhhh

2022-02-19

2

Yoora_•sky

Yoora_•sky

Semangat terus kak !!! ;)

2022-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Jumpa
2 Menyelesaikan Masalah Aruna
3 Perbedaan Aruna dan Nisa.
4 Reaksi Positif
5 Mencoba
6 Masa Lalu yang kelam.
7 Melawan Nyonya Kirey
8 Tugas Baru
9 Rencana Aruna
10 Rencana Pertama Sukses.
11 Melamar Nisa
12 Aku Bersedia Menikah dengan Tuan
13 Bertemu Keluarga Lais
14 Terapi pertama.
15 Aneh tapi menyenangkan.
16 Sah, dan sah juga
17 Malam Pertama Ala Lais.
18 Patung
19 Anak Kecil Bertubuh Besar
20 Janji Lais
21 Kirey Kabur
22 Guru Privat
23 Kesal
24 Tuan, apakah kau sembuh?
25 Kecanduan
26 Istri Kecilku Kesepian.
27 Lais yang usil
28 Lais yang usil part 2
29 Kedatangan Tuan dan Nyonya Robert
30 Keponya Nyonya Robert
31 Perjalanan ke mansion Tuan Robert
32 Kemarahan Lais
33 Bertemu Ny. Angela
34 Rayuan Angela dan Tuan Robert yang aneh
35 Apa Rencana Revan?
36 Mrs. Renata dan Menjalankan Rencana
37 Tamu tak terduga
38 Kegalauan Aruna dan Tugas Angela
39 Menghilang
40 Tawaran Nisa
41 Tunggu Aku Sayang!
42 Menemukan Jejak Aruna
43 Kebenaran
44 Dia Istri Kedua Papa.
45 Menenangkan Diri Versi Lais
46 Terkuak part 1
47 Terkuak Part 2
48 Terkuak Part 3
49 Nisa Pingsan
50 Kuliah singkat
51 Dasar Penggoda
52 Aku Mencintaimu
53 Revan Oh Revan
54 Drama Revan
55 Virus Menanam Rambut
56 Ke Dokter Kandungan
57 Melanggar pesan dokter
58 Hanya pada Aruna, Tidak Wanita Lain
59 Kunjungan dr Risa
60 Insiden di Sekolah
61 Kedatangan Nyonya Robert
62 Nyonya Robert Pergi
63 Posesifnya Lais
64 Pergi dari mansion
65 Di Apartement Revan
66 Berpamitan
67 Makan Siang
68 Balas Dendam
69 Revan Sakit
70 Langkah Awal
71 Kenapa Kau Ada di Sini Nak?
72 Bertemu Ny. Robert
73 Kamu dimana Ma?
74 Ma!
75 Beban yang Hilang
76 Melepas Rindu
77 Berangkat
78 Kemarahan Tuan Robert dan Kekhawatiran Lais
79 Berjumpa Mama dan Kirey
80 Kecurigaan Rendy dan Lais
81 Kecurigaan Lais dan Rendy
82 Kecelakaan dan ditemukan tuan Robert
83 Bule itu bernama Robert
84 Pertolongan Roby
85 Pengakuan Kirey
86 Wanita Bercadar
87 Kejutan Indah dari Roby
88 Aku Lelah, Jangan Minta Lagi
89 Menikmati Paris
90 Kegelisahan Lais dan Obatnya
91 Mansion Baru
92 Makan
93 Lais Mulai Curiga
94 Lais Menghilang
95 Kebingungan Revan
96 Akhir Kebingungan Revan
97 Hampir Ketahuan
98 Es Tanpa Karet
99 Tuan Robert Collapse
100 Menjemput Nyonya Robert
101 Melihat Angela
102 Memberitahu Aruna
103 Perjuangan Dimulai
104 Perjuangan Dimulai part 2
105 Ternyata Robby
106 Wanita Ini...
107 Kepanikan Tuan Robert
108 Menjelaskan
109 Kemenangan Lais dan Keinginan Tuan Robert
110 Mau Keluar
111 Perangsang
112 Pesona Papa Muda
113 Menghidupkan Bara
114 Godaan untuk Tuan Robert
115 Menenangkan Sang Pangeran
116 Lebih Suka Prosesnya
117 Hukuman Untuk Tuan Robert
118 Kursus Kilat
119 Selebresion
120 Masa Lalu
121 Kejujuran Pak Munir dan Hilangnya Nyonya Robert
122 Pinangan
123 Pembuktian
124 Penawaran
125 Di dalam kena, di luar kena
126 Namanya Seruni
127 Berebut dengan Bayi
128 Deg Deg Deg
129 Om pengabul keinginan
130 Bapak Bisa.
131 Isyarat Perpisahan
132 Aku Belum Pernah Menikah
133 Keinginan Mak Nah
134 Bapak Akan Membawanya Pulang
135 Menikahlah denganku
136 Keputusan Akhir Mai Nah
137 Penampilan tidak menjamin kebahagiaan
138 Lamunan Pak Munir
139 Bertemu Preman
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Awal Jumpa
2
Menyelesaikan Masalah Aruna
3
Perbedaan Aruna dan Nisa.
4
Reaksi Positif
5
Mencoba
6
Masa Lalu yang kelam.
7
Melawan Nyonya Kirey
8
Tugas Baru
9
Rencana Aruna
10
Rencana Pertama Sukses.
11
Melamar Nisa
12
Aku Bersedia Menikah dengan Tuan
13
Bertemu Keluarga Lais
14
Terapi pertama.
15
Aneh tapi menyenangkan.
16
Sah, dan sah juga
17
Malam Pertama Ala Lais.
18
Patung
19
Anak Kecil Bertubuh Besar
20
Janji Lais
21
Kirey Kabur
22
Guru Privat
23
Kesal
24
Tuan, apakah kau sembuh?
25
Kecanduan
26
Istri Kecilku Kesepian.
27
Lais yang usil
28
Lais yang usil part 2
29
Kedatangan Tuan dan Nyonya Robert
30
Keponya Nyonya Robert
31
Perjalanan ke mansion Tuan Robert
32
Kemarahan Lais
33
Bertemu Ny. Angela
34
Rayuan Angela dan Tuan Robert yang aneh
35
Apa Rencana Revan?
36
Mrs. Renata dan Menjalankan Rencana
37
Tamu tak terduga
38
Kegalauan Aruna dan Tugas Angela
39
Menghilang
40
Tawaran Nisa
41
Tunggu Aku Sayang!
42
Menemukan Jejak Aruna
43
Kebenaran
44
Dia Istri Kedua Papa.
45
Menenangkan Diri Versi Lais
46
Terkuak part 1
47
Terkuak Part 2
48
Terkuak Part 3
49
Nisa Pingsan
50
Kuliah singkat
51
Dasar Penggoda
52
Aku Mencintaimu
53
Revan Oh Revan
54
Drama Revan
55
Virus Menanam Rambut
56
Ke Dokter Kandungan
57
Melanggar pesan dokter
58
Hanya pada Aruna, Tidak Wanita Lain
59
Kunjungan dr Risa
60
Insiden di Sekolah
61
Kedatangan Nyonya Robert
62
Nyonya Robert Pergi
63
Posesifnya Lais
64
Pergi dari mansion
65
Di Apartement Revan
66
Berpamitan
67
Makan Siang
68
Balas Dendam
69
Revan Sakit
70
Langkah Awal
71
Kenapa Kau Ada di Sini Nak?
72
Bertemu Ny. Robert
73
Kamu dimana Ma?
74
Ma!
75
Beban yang Hilang
76
Melepas Rindu
77
Berangkat
78
Kemarahan Tuan Robert dan Kekhawatiran Lais
79
Berjumpa Mama dan Kirey
80
Kecurigaan Rendy dan Lais
81
Kecurigaan Lais dan Rendy
82
Kecelakaan dan ditemukan tuan Robert
83
Bule itu bernama Robert
84
Pertolongan Roby
85
Pengakuan Kirey
86
Wanita Bercadar
87
Kejutan Indah dari Roby
88
Aku Lelah, Jangan Minta Lagi
89
Menikmati Paris
90
Kegelisahan Lais dan Obatnya
91
Mansion Baru
92
Makan
93
Lais Mulai Curiga
94
Lais Menghilang
95
Kebingungan Revan
96
Akhir Kebingungan Revan
97
Hampir Ketahuan
98
Es Tanpa Karet
99
Tuan Robert Collapse
100
Menjemput Nyonya Robert
101
Melihat Angela
102
Memberitahu Aruna
103
Perjuangan Dimulai
104
Perjuangan Dimulai part 2
105
Ternyata Robby
106
Wanita Ini...
107
Kepanikan Tuan Robert
108
Menjelaskan
109
Kemenangan Lais dan Keinginan Tuan Robert
110
Mau Keluar
111
Perangsang
112
Pesona Papa Muda
113
Menghidupkan Bara
114
Godaan untuk Tuan Robert
115
Menenangkan Sang Pangeran
116
Lebih Suka Prosesnya
117
Hukuman Untuk Tuan Robert
118
Kursus Kilat
119
Selebresion
120
Masa Lalu
121
Kejujuran Pak Munir dan Hilangnya Nyonya Robert
122
Pinangan
123
Pembuktian
124
Penawaran
125
Di dalam kena, di luar kena
126
Namanya Seruni
127
Berebut dengan Bayi
128
Deg Deg Deg
129
Om pengabul keinginan
130
Bapak Bisa.
131
Isyarat Perpisahan
132
Aku Belum Pernah Menikah
133
Keinginan Mak Nah
134
Bapak Akan Membawanya Pulang
135
Menikahlah denganku
136
Keputusan Akhir Mai Nah
137
Penampilan tidak menjamin kebahagiaan
138
Lamunan Pak Munir
139
Bertemu Preman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!