Menikahi Pria Tak Sempurna

Menikahi Pria Tak Sempurna

Awal Jumpa

Di dalam ruang presdir di sebuah gedung perkantoran yang megah, duduk dengan seorang mahkluk gagah nan  indah dengan sikapnya yang sangat tenang. Di depannya berdiri pria yang seumuran dengannya dengan sikap hormat.

"Tuan Lais! Ini hasil pengintaian orang suruhan kita!" Revan, si pria yang berdiri meletakan tumpukan foto ke atas meja. Lais hanya menatap sekilas. Ini sudah keempat kalinya pernikahannya kandas lagi. Wanita yang semula berkata akan sabar menghadapi kondisinya ternyata pada akhirnya juga menghianatinya.

Revan menatap bosnya dengan pandangan iba. Sudah berkali-kali pria ini dikhianati oleh istrinya namun ia tidak menunjukan rasa sakit atau penderitaan. Ia tetap menjalankan hidup seperti biasanya. Satu hal yang menjadi keluhan Lais adalah penyakitnya yang tak kunjung bisa disembuhkan.

"Rapikan! Aku akan membawanya ke hadapan orang tuaku sebagai bukti."  jawab Lais datar. Ia kembali fokus pada dokumen yang ada di mejanya.

Revan mengambil kembali foto-foto itu dan memasukkannya ke dalam amplop. Ia menaruh amplop itu di meja Lais.

"Bawa saja!" perintah Lais. Revan mengambil kembali amplop berisi foto itu dan membawanya.

Lais berdiri,"Kita berangkat!" Ia melangkah diikuti Revan.

"Kita langsung ke kediaman Tuan Besar?" Revan bertanya saat akan melajukan mobilnya.

"Hm." gumaman Lais cukup jelas menyampaikan ke arah mana mereka harus pergi. Revan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Lais menatap ke luar jendela menikmati pemandangan jalanan. Matanya melihat seorang gadis yang berlari di kejar beberapa pria.

Dasar pencuri. batin Lais. 

Bibirnya menyungging senyum sinis.

Meraka sama saja. Semua dilakukan demi uang. Ada yang rela menggadaikan dirinya sebagai wanita simpanan, sebagai istri kontrak bahkan sebagai pencuri.

Pengalaman Lais dengan wanita-wanita yang ia nikahi membuat penilaiannya terhadap mahkluk yang bernama wanita menjadi buruk. Ia yakin jika ada wanita yang rela menjadi istrinya yang mengidap penyakit itu, pasti karena harta dan kekayaannya. Terbukti tak satupun dari mereka yang pernah ia nikahi mau bersabar menghadapi kekurangannya dan membantunya untuk sembuh. Mereka semua hanya menghabiskan uang darinya untuk selanjutnya menjerat pria-pria muda untuk memenuhi nafsunya.

Tiga puluh menit kemudian, mobil yang mereka tumpangi masuk ke halaman rumah megah  yang luas. Tanpa menunggu Revan membukakan pintu mobil, Lais turun. Bergegas ia masuk. Ia sudah tidak sabar untuk menunjukan bukti perselingkuhan istri ke empatnya kepada kedua orang tuanya. Lais sangat berharap wanita yang hanya menggerogoti harta keluarganya itu segera enyah dari sisinya. Sesungguhnya setiap hari ia merasa risih dengan jika harus berdekatan dengan wanita yang asing baginya itu.

Seorang pelayan membuka pintu rumah orang tua Lais. Lais masuk dengan langkah lebar. Ia terpaku saat melihat kedua orang tuanya duduk di ruang tamu bersama seorang wanita cantik. Gadis yang kali ini bersama kedua orang tuanya itu penampilannya berbeda dengan para gadis yang dinikahkan kepadanya oleh ayahnya. Gadis ini berhijab dan tampak lugu.

"Kamu sudah datang. Duduklah kami memang sedang menunggumu."  kata Tuan Robert , ayah Lais.

Lais duduk. Ia memberi isyarat pada Revan agar menaruh amplop yang berisi foto-foto itu ke meja di hadapan ayahnya.

"Bukti lagi?" kata Tuan Robert dengan sikap tenang." Papa sudah tahu. Untuk itu papa sudah siapkan calon istri baru bagimu." Tuan Robert berkata masih dengan sikap tenangnya.

Lais tercenung. Ia tak percaya pada apa yang dihadapinya. Revan memandang bosnya dengan tatapan penuh rasa iba.

"Pa. Ma. Perceraianku saja belum terlaksana. Papa sudah mempersiapkan pernikahanku selanjutnya? Pa. Sudahlah. Kita menyerah saja. Tak akan ada wanita yang tahan mendampingi pria tak sempurna seperti aku ini."

Mata Nyonya Robert memandang putra semata wayangnya itu dengan berkaca-kaca. Ia tahu penderitaan yang dialami putranya yang entah mengapa memiliki kelainan itu.

"Lais!!!" bentak Tuan Robert."Kamu satu-satunya keturunan papa. Papa tidak mau garis keluarga kita berhenti di kamu. Kamu harus menikah lagi. Aku yakin Nisa tidak sama dengan wanita-wanita itu. Ia akan bisa membantumu sembuh."

Lais menatap wanita berhijab yang menunduk itu. Ia mendengus kesal dengan keputusan papanya yang baginya sangat semena-mena. Lais juga tidak ingin menderita kelainan ini. Tapi apa yang bisa ia lakukan. Terapi yang dianjurkan dokter yang sudah ia jalani selama tiga tahun ini tak satupun membuahkan hasil. Justru ia mendapat cap buruk sebagai pria tukang nikah. Mereka tidak tahu dan tidak peduli apa yang membuatnya berkali-kali menikah. Yang mereka lihat dalam kurun waktu tiga tahun ini, Lais sudah menikah sebanyak empat kali.

"Baiklah pa. Tapi papa harus berjanji ini terakhir kalinya papa mencarikan wanita untuk Lais nikahi. Jika yang kali inipun gagal, maka untuk selanjutnya Lais akan memilih sendiri siapa yang Lais anggap mampu mengobati Lais."

"Baik. Kau bisa pegang janji papa." kata Tuan Robert tersenyum puas melihat anaknya akhirnya menuruti kemauannya untuk menikahi Nisa. Nisa gadis lugu yang ia ambil dari panti asuhan untuk bersedia dinikahkan dengan Lais. Sebagai imbalan, Tuan Robert akan memenuhi kebutuhan apapun yang diperlukan anak-anak panti.

"Revan, urus perceraian bosmu!" perintah Tuan Robert pada Revan.

"Baik tuan besar." jawab Reva. Matanya tak sengaja menatap wajah cantik Nisa.

Sepertinya ia gadis yang berbeda. Semoga ini yang terakhir bagimu tuan.

Lais bangkit dari duduknya. "Aku akan kembali ke kantor."

Lais meninggalkan kediaman orang tuanya bersama Revan.

Mobil mereka kembali menyusuri jalan menuju ke perusahaan. Mata Lais masih melihat ke luar jendela seperti saat berangkat.

Matanya menyipit saat melihat gadis muda yang diseret empat orang pria dewasa.

Akhirnya tertangkap juga. Dasar pencuri.

Lais menyaksikan kejadian itu dengan pandangan mengejek. Tanpa sengaja matanya sempat bertatapan dengan mata si gadis.

Kenapa matanya memelas seolah meminta pertolongan. batin Lais.

Mobil Lais sudah cukup jauh dengan tempat terjadinya peristiwa tadi.

"Revan, putar balik ke tempat tadi!" perintah Lais mendadak.

"Ke tempat yang mana tuan?" Revan bingung.

"Itu, gadis yang diseret oleh empat pria tadi." Revan mengangguk. Saat ada tempat untuk memutar, Revan mengalihkan arah kemudinya.

"Kau turun dan lihat apa yang terjadi." perintah Lais saat tiba di tempat kejadian.

Revan menurut. Ia turun dari mobil dan mendekati seorang gadis yang terus meronta saat dirinya diseret oleh pria bertubuh tegap dan kekar.

"Hentikan!" Sura Revan tegas. Empat pria itu langsung menoleh. Si gadis menarik tangannya dengan kuat saat pria yang mencengkeramnya lengah akibat bentakan Reva. Ia lalu menghambur ke arah Revan dan bersembunyi di belakan tubuh pria tegap itu.

"Siapa kau? Kenapa mencampuri urusan kami?"

"Aku bukan siapa-siapa. Kami hanya kebetulan lewat dan tuanku tidak menyukai perilaku kalian. Jadi hentikan!"

Keempat orang itu tertawa. Mereka segera mengepung Revan.

"Tuan. Terima kasih sudah berusaha menyelamatkan saya. Tapi mereka para centeng babah Deni. Mereka sangat kuat. Tuan sebaiknya pergi saja!" gadis yang bersembunyi di belakang tubuh Revan menarik dan mendorong tubuh Revan agar pria itu pergi.

Revan hanya tersenyum tipis mendengar permintaan gadis itu.

"Hai bocah tampan. Minggirlah! Kami harus membawa gadis itu untuk melunasi hutang orang tuanya!"

"Oh. Jadi ini masalah hutang. Katakan berapa hutangnya?" kata Revan tenang.

"Apa kau mau melunasinya ha?!

"Katakan saja berapa hutangnya. Aku akan membayarnya dan lepaskan gadis ini!"

"Hutang keluarganya 80 juta. Itu belum termasuk bunganya." jelas salah seorang centeng itu.

Revan mengambil ponsel dan menghubungi Lais menjelaskan masalahnya.

"Kalian lihat mobil di sebelah sana? Di dalamnya ada Tuan Lais. Beliau adalah orang yang sangat kaya. Ini kartu namanya. Bilang pada juragan kalian untuk membawa bukti-bukti hutang gadis ini ke perusahaan Tuan Lais. Dia akan melunasi semuanya."

Keempat pria itu ragu.

"Apa Tuan Lais yang kamu maksud adalah Tuan Lais yang sama yang sering muncul di Tv? yang sering berganti istri itu?" salah seorang dari para centeng rupanya mengenal Lais.

"Iya."

"Aku pernah melihat wajah orang itu di TV. Aku akan percaya jika aku melihat wajah tuanmu"

Revan menunjukkan ponselnya. Ia menampilkan foto Lais yang dipakai sebagai foto profil kontkannya.

"Benar. Ini adalah pria itu. Dia pasti tidak berbohong. Kita pulang saja dan menyampaikan informasi ini pada juragan."

Keempat pria itu berlalu. Salah seorang sempat menowel pipi si gadis membuat si gadis begidik dan mengusap kasar pipinya.

"Tuan terimakasih!" suara gadis itu terdengar ceria.

Revan memandangnya. Penampilan gadis ini sangat kusut. Tubuhnya kurus. Kulitnya yang sebenarnya putih tampak dekil.

"Ikut aku!" ajak Revan sambil melangkah mendekati mobilnya. Revan mengetuk pintu mobil tempat Lais duduk. Lais menurunkan kaca mobilnya.

"Tuan, bagaimana dengan dia?" tanya Revan. Lais melihat gadis itu. Gadis itu tersenyum cerah. Matanya berbinar.

"Bawa dia!" perintah Lais yang iba melihat nasib si gadis, Ia merasa bersalah sempat mengira kalau gadis ini adalah pencuri.

...🌹🌹🌹🌹🌹...

Hai redersku. Ini karya ketiga author. Semoga bisa masuk ke hati. Dan jangan lupa dukungannya ya

Terpopuler

Comments

Hening Hening

Hening Hening

Sepertinya akan sangat menarik ceritanya... lanjut thor

2022-04-05

0

Barasean Raditya

Barasean Raditya

ceritanya seruuuuu kak....💪💪💪💪💪

2022-03-19

3

Erny Manangkari

Erny Manangkari

assalamuallaikum selamat datang semua

2022-03-07

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Jumpa
2 Menyelesaikan Masalah Aruna
3 Perbedaan Aruna dan Nisa.
4 Reaksi Positif
5 Mencoba
6 Masa Lalu yang kelam.
7 Melawan Nyonya Kirey
8 Tugas Baru
9 Rencana Aruna
10 Rencana Pertama Sukses.
11 Melamar Nisa
12 Aku Bersedia Menikah dengan Tuan
13 Bertemu Keluarga Lais
14 Terapi pertama.
15 Aneh tapi menyenangkan.
16 Sah, dan sah juga
17 Malam Pertama Ala Lais.
18 Patung
19 Anak Kecil Bertubuh Besar
20 Janji Lais
21 Kirey Kabur
22 Guru Privat
23 Kesal
24 Tuan, apakah kau sembuh?
25 Kecanduan
26 Istri Kecilku Kesepian.
27 Lais yang usil
28 Lais yang usil part 2
29 Kedatangan Tuan dan Nyonya Robert
30 Keponya Nyonya Robert
31 Perjalanan ke mansion Tuan Robert
32 Kemarahan Lais
33 Bertemu Ny. Angela
34 Rayuan Angela dan Tuan Robert yang aneh
35 Apa Rencana Revan?
36 Mrs. Renata dan Menjalankan Rencana
37 Tamu tak terduga
38 Kegalauan Aruna dan Tugas Angela
39 Menghilang
40 Tawaran Nisa
41 Tunggu Aku Sayang!
42 Menemukan Jejak Aruna
43 Kebenaran
44 Dia Istri Kedua Papa.
45 Menenangkan Diri Versi Lais
46 Terkuak part 1
47 Terkuak Part 2
48 Terkuak Part 3
49 Nisa Pingsan
50 Kuliah singkat
51 Dasar Penggoda
52 Aku Mencintaimu
53 Revan Oh Revan
54 Drama Revan
55 Virus Menanam Rambut
56 Ke Dokter Kandungan
57 Melanggar pesan dokter
58 Hanya pada Aruna, Tidak Wanita Lain
59 Kunjungan dr Risa
60 Insiden di Sekolah
61 Kedatangan Nyonya Robert
62 Nyonya Robert Pergi
63 Posesifnya Lais
64 Pergi dari mansion
65 Di Apartement Revan
66 Berpamitan
67 Makan Siang
68 Balas Dendam
69 Revan Sakit
70 Langkah Awal
71 Kenapa Kau Ada di Sini Nak?
72 Bertemu Ny. Robert
73 Kamu dimana Ma?
74 Ma!
75 Beban yang Hilang
76 Melepas Rindu
77 Berangkat
78 Kemarahan Tuan Robert dan Kekhawatiran Lais
79 Berjumpa Mama dan Kirey
80 Kecurigaan Rendy dan Lais
81 Kecurigaan Lais dan Rendy
82 Kecelakaan dan ditemukan tuan Robert
83 Bule itu bernama Robert
84 Pertolongan Roby
85 Pengakuan Kirey
86 Wanita Bercadar
87 Kejutan Indah dari Roby
88 Aku Lelah, Jangan Minta Lagi
89 Menikmati Paris
90 Kegelisahan Lais dan Obatnya
91 Mansion Baru
92 Makan
93 Lais Mulai Curiga
94 Lais Menghilang
95 Kebingungan Revan
96 Akhir Kebingungan Revan
97 Hampir Ketahuan
98 Es Tanpa Karet
99 Tuan Robert Collapse
100 Menjemput Nyonya Robert
101 Melihat Angela
102 Memberitahu Aruna
103 Perjuangan Dimulai
104 Perjuangan Dimulai part 2
105 Ternyata Robby
106 Wanita Ini...
107 Kepanikan Tuan Robert
108 Menjelaskan
109 Kemenangan Lais dan Keinginan Tuan Robert
110 Mau Keluar
111 Perangsang
112 Pesona Papa Muda
113 Menghidupkan Bara
114 Godaan untuk Tuan Robert
115 Menenangkan Sang Pangeran
116 Lebih Suka Prosesnya
117 Hukuman Untuk Tuan Robert
118 Kursus Kilat
119 Selebresion
120 Masa Lalu
121 Kejujuran Pak Munir dan Hilangnya Nyonya Robert
122 Pinangan
123 Pembuktian
124 Penawaran
125 Di dalam kena, di luar kena
126 Namanya Seruni
127 Berebut dengan Bayi
128 Deg Deg Deg
129 Om pengabul keinginan
130 Bapak Bisa.
131 Isyarat Perpisahan
132 Aku Belum Pernah Menikah
133 Keinginan Mak Nah
134 Bapak Akan Membawanya Pulang
135 Menikahlah denganku
136 Keputusan Akhir Mai Nah
137 Penampilan tidak menjamin kebahagiaan
138 Lamunan Pak Munir
139 Bertemu Preman
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Awal Jumpa
2
Menyelesaikan Masalah Aruna
3
Perbedaan Aruna dan Nisa.
4
Reaksi Positif
5
Mencoba
6
Masa Lalu yang kelam.
7
Melawan Nyonya Kirey
8
Tugas Baru
9
Rencana Aruna
10
Rencana Pertama Sukses.
11
Melamar Nisa
12
Aku Bersedia Menikah dengan Tuan
13
Bertemu Keluarga Lais
14
Terapi pertama.
15
Aneh tapi menyenangkan.
16
Sah, dan sah juga
17
Malam Pertama Ala Lais.
18
Patung
19
Anak Kecil Bertubuh Besar
20
Janji Lais
21
Kirey Kabur
22
Guru Privat
23
Kesal
24
Tuan, apakah kau sembuh?
25
Kecanduan
26
Istri Kecilku Kesepian.
27
Lais yang usil
28
Lais yang usil part 2
29
Kedatangan Tuan dan Nyonya Robert
30
Keponya Nyonya Robert
31
Perjalanan ke mansion Tuan Robert
32
Kemarahan Lais
33
Bertemu Ny. Angela
34
Rayuan Angela dan Tuan Robert yang aneh
35
Apa Rencana Revan?
36
Mrs. Renata dan Menjalankan Rencana
37
Tamu tak terduga
38
Kegalauan Aruna dan Tugas Angela
39
Menghilang
40
Tawaran Nisa
41
Tunggu Aku Sayang!
42
Menemukan Jejak Aruna
43
Kebenaran
44
Dia Istri Kedua Papa.
45
Menenangkan Diri Versi Lais
46
Terkuak part 1
47
Terkuak Part 2
48
Terkuak Part 3
49
Nisa Pingsan
50
Kuliah singkat
51
Dasar Penggoda
52
Aku Mencintaimu
53
Revan Oh Revan
54
Drama Revan
55
Virus Menanam Rambut
56
Ke Dokter Kandungan
57
Melanggar pesan dokter
58
Hanya pada Aruna, Tidak Wanita Lain
59
Kunjungan dr Risa
60
Insiden di Sekolah
61
Kedatangan Nyonya Robert
62
Nyonya Robert Pergi
63
Posesifnya Lais
64
Pergi dari mansion
65
Di Apartement Revan
66
Berpamitan
67
Makan Siang
68
Balas Dendam
69
Revan Sakit
70
Langkah Awal
71
Kenapa Kau Ada di Sini Nak?
72
Bertemu Ny. Robert
73
Kamu dimana Ma?
74
Ma!
75
Beban yang Hilang
76
Melepas Rindu
77
Berangkat
78
Kemarahan Tuan Robert dan Kekhawatiran Lais
79
Berjumpa Mama dan Kirey
80
Kecurigaan Rendy dan Lais
81
Kecurigaan Lais dan Rendy
82
Kecelakaan dan ditemukan tuan Robert
83
Bule itu bernama Robert
84
Pertolongan Roby
85
Pengakuan Kirey
86
Wanita Bercadar
87
Kejutan Indah dari Roby
88
Aku Lelah, Jangan Minta Lagi
89
Menikmati Paris
90
Kegelisahan Lais dan Obatnya
91
Mansion Baru
92
Makan
93
Lais Mulai Curiga
94
Lais Menghilang
95
Kebingungan Revan
96
Akhir Kebingungan Revan
97
Hampir Ketahuan
98
Es Tanpa Karet
99
Tuan Robert Collapse
100
Menjemput Nyonya Robert
101
Melihat Angela
102
Memberitahu Aruna
103
Perjuangan Dimulai
104
Perjuangan Dimulai part 2
105
Ternyata Robby
106
Wanita Ini...
107
Kepanikan Tuan Robert
108
Menjelaskan
109
Kemenangan Lais dan Keinginan Tuan Robert
110
Mau Keluar
111
Perangsang
112
Pesona Papa Muda
113
Menghidupkan Bara
114
Godaan untuk Tuan Robert
115
Menenangkan Sang Pangeran
116
Lebih Suka Prosesnya
117
Hukuman Untuk Tuan Robert
118
Kursus Kilat
119
Selebresion
120
Masa Lalu
121
Kejujuran Pak Munir dan Hilangnya Nyonya Robert
122
Pinangan
123
Pembuktian
124
Penawaran
125
Di dalam kena, di luar kena
126
Namanya Seruni
127
Berebut dengan Bayi
128
Deg Deg Deg
129
Om pengabul keinginan
130
Bapak Bisa.
131
Isyarat Perpisahan
132
Aku Belum Pernah Menikah
133
Keinginan Mak Nah
134
Bapak Akan Membawanya Pulang
135
Menikahlah denganku
136
Keputusan Akhir Mai Nah
137
Penampilan tidak menjamin kebahagiaan
138
Lamunan Pak Munir
139
Bertemu Preman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!