Perbedaan Aruna dan Nisa.

"Tuan, maslah hutang Aruna sudah beres." lapor Revan pada Lais.

"Soal yang aku minta kau selidiki, bagaimana?" Lais membalas laporan Revan dengan pertanyaan.

"Sudah tuan. Semua yang Aruna ceritakan adalah benar adanya. Dan Nisa, dia adalah gadis yatim piatu. Selama ini ia hidup di panti asuhan. Ia bertemu dengan tuan dan nyonya besar saat kunjungan amal ke panti asuhan tempatnya tinggal. Tuan dan Nyonya besar bersedia menjamin kehidupan para penghuni panti asal Nona Nisa mau dinikahkan dengan anda."

"Kau tahu persamaan dan perbedaan antara keduanya, Van?"

Revan yang ditanya bingung. Ia menggeleng.

"Mereka sama-sama harus berjuang untuk hidup. Mereka sama sama patut di tolong. Bedanya, Nisa lebih cepat menyerah. Dia menerima begitu saja syarat papa."

"Tapi bukankah Aruna juga Tuan!"

"Dia beda. Dia menolak menikahi rentenir itu. Kalau dia menyerah ia pasti memilih menikah dengannya dan hidup enak.

"Tapi hutangnya tuan yang melunasinya?"

"Apa dia minta aku bayarkan hutangnya? Aku bisa jamin jika ia tahu ia akan mati-matian berusaha mengembalikan uangku. Kau bisa pegang ucapanku. Aku nggak pernah salah menilai orang. Jika Aruna di posisi Nisa, ia tidak akan dengan mudah mau dijodohkan dengan pria beristri seperti aku."

"Tuan, soal nyonya?" Revan ragu untuk bertanya.

"Biarkan dulu. Aku ingin melihat sejauh mana keberaniannya untuk berbuat serong dibelakangku dengan menggunakan uangku. Dan aku ingin membalas untuk menunjukan harga diriku."

"Apa saya perlu cari info pria itu, tuan?"

"Tidak perlu. Aku tidak ada urusan dengannya."

Lais lalu bangkit dari kursinya. "Van, hubungi Selly. Apa gadis itu sudah siap dijemput!"

"Baik tuan." Reva mengirim pesan pada Selly. Tak lama kemudian, balasan dari Selly masuk ke ponsel Revan.

"Tuan. Aruna sudah siap."

"Baiklah. Antar aku pulang. Lalu jemputlah dia, kemudian pergilah ke panti untuk menjemput Nisa. Bawa mereka berdua ke mansion."

"Tuan! Apa yang tuan rencanakan?"

"Nanti kau juga tahu."

Lais keluar diikuti Revan. Revan segera mengantar Lais pulang, kemudian menuju ke salon Selly.

Revan membuka pintu dan pandangannya langsung tertuju pada gadis muda yang sangat cantik yang sedang duduk di sofa salon itu.

"Beb! Segitunya melihat dia. Nggak mikirin perasaan Selly. Sebel dech." rengek Selly manja sambil memegang lengan Revan.

"Ish, lepasin. Aku laki-laki normal. Wajar jika kagum pada kecantikan wanita. Mana dia?"

"Siapa?" tanya Selly bingung.

"Gadis yang tadi aku antar ke sini. Si Aruna. Mana dia?"

"Tuh!" Selly menuju gadis muda cantik yang sempat membuat Revan kagum tadi.

"Dia, Aruna?" tanya Revan tak percaya. Revan mendekati Aruna, Aruna berdiri. Revan memandang Aruna dari ujung kepala sampai kaki. Ia memutar untuk. melihat Aruna dari depan dan belakang.

"Kau cantik sekali Aruna." puji Revan tulus.

Selly merasa kesal dengan sikap Revan yang jelas menunjukkan kekagumannya pada Aruna. Ia menghentakan kakinya ke lantai lalu dengan kemayunya pergi meninggalkan mereka berdua.

"Aku perempuan. Tentu saja cantik. Emangnya si Soleh tu." jawab Aruna yang membuat Revan tertawa.

"Yuk!"

"Kemana tuan?"

"Pulang!"

"Tuan mau mengantarku pulang? Jangan tuan. Aku takut Abah Deny akan menyuruh orangnya menangkapku. Apalagi sekarang aku jadi cantik begini."

Revan terkekeh. P D juga gadis ini. Begitu pikir Revan.

"Jangan khawatir. Ia tidak akan berani mengganggumu lagi. Dan juga, aku tidak akan mengantarmu pulang ke rumahmu. Aku akan membawamu ke mansion Tuan Lais."

"Hah! Tuan, jangan bilang kalau pria sombong itu akan menikahi ku juga. Ku dengar dari salah satu centeng tadi, ia tipe pria yang suka gonta ganti istri."

Revan tersenyum kecut. Rumor tentang tuannya yang berkali-kali menikah telah membuat nama baiknya rusak. Andai mereka tahu tujuan tuan menikah, mereka akan lebih merasa iba daripada menghujat.

"Tuan!"

"Dia tidak akan menikahimu. Jangan berpikir aneh-aneh. Dan tuan Lais juga bukan orang yang sombong. Hanya saja ia tidak akan bicara dengan orang asing. Ia bukan tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain. Bukan hanya terhadapmu, bahkan terhadap rekan bisnisnya asalkan orang itu baru dikenalnya, maka ia akan bicara melalui diriku. Seperti yang terjadi di mobil tadi."

"Jadi kedepannya tolong kau lebih menghormati tuan Lais. Jangan bicara sembarangan. Dia orang baik." titah Revan. Aruna mengangguk. Mereka lalu keluar dari salon. Mobil Revan mengarah ke panti.

"Tuan, bukankah ini panti asuhan?" Aruna menatap bangunan yang ada di hadapannya.

"Iya. Kita akan menjemput calon istri tuan Lais."

"Hah! Dia mau menikah lagi. Bener-bener ya!" Aruna tidak bisa menahan rasa terkejutnya.

"Hush. Sudah aku bilang, hormati Tuan Lais. Kalian orang luar tidak tahu apa-apa. Jangan asal memvonis." Revan kembali memperingatkan Aruna.

Revan berjalan memasuki panti asuhan. Ia menyapa pengurus panti dan menceritakan maksud kedatangannya. Tak berapa lama kemudian Nisa datang.

"Nona! Saya diperintahkan tuan Lais untuk menjemput anda." kata Revan sopan. Matanya memandang kagum pada Nisa yang berpenampilan lembut itu.

Tuan, anda mengundang dua wanita muda dan cantik ke mansion. Apa ini cara Anda membalas penghianatan Nyonya dan menaikkan harga diri Anda. Batin Revan

Nisa mengangguk. Setelah berpamitan ia pergi mengikuti Revan.

Aruna dan Nisa duduk bersebelahan. Nisa memandang wanita cantik dan berhijab di sebelahnya.

"Assalamu'alaikum, kak. Kenalin, aku Aruna.' Aruna mengulurkan tangannya.

" Nisa." jawab Nisa.

Oh suaranya merdu dan lembut. batin Revan.

Melalui kaca spion, Revan memandang wajah cantik Nisa.

"Kak.. maaf ya kalau aku lancang. Tapi jujur aku penasaran. Kakak kok mau sih dinikahkan dengan pria yang sudah beristri?" tanya Aruna. Revan mendelik ke arah Aruna namun Aruna tidak melihatnya.

Nisa menunduk. Ia hanya tersenyum tipis sebagai jawaban pertanyaan Aruna. Aruna bukan gadis bodoh. Melihat senyum Nisa, ia tahu kalau Nisa enggan menjawab pertanyaannya. Aruna pun diam.

"Berapa usiamu?" Nisa bertanya karena melihat Aruna yang tampak masih sangat muda.

"Delapan belas tahun. Kakak?"

"Aku duapuluh tahun."

Ya Tuhan Tuan Lais... kali ini bunga bunga yang baru mekar yang akan menjadi penghuni mansion mu. Semoga salah satu dari mereka berdua bisa menyembuhkan penyakitmu.

Mobil yang membawa Aruna dan Nisa tiba di mansion Lais. Revan mengajak kedua gadis itu turun dan meminta mereka menunggu di ruang tengah. Ia menemui Lais di ruang kerjanya.

"Tuan, mereka sudah datang. Apa yang harus saya lakukan?"

Lais menyodorkan kertas yang barusan ia cetak kepada Revan.

"Berikan pada mereka." perintah Lais.

"Apa ini semacam kontrak? Apa tuan akan menjadikan mereka istri kontrak?"

"Apa menurutmu aku pria macam itu"

"Tidak tuan. Tentu saja tuan bukan pria semacam itu."

"Itu hanyalah apa yang ingin aku katakan pada mereka. Cepat kamu berikan dan biarkan mereka membacanya. Jika ada yang ingin mereka ketahui, kau saja yang menjawabnya. Tadi aku sudah meminta Bu Ira menyiapkan kamar buat mereka. Kau cari saja Bu Ira."

"Baik tuan!" Revan keluar dari ruang kerja Lais.

Sesuai perintah Lais, Revan memberikan kertas itu kepada Nisa dan Aruna.

"Bacalah!" perintahnya.

Nisa dan Aruna segera membacanya. Di kertas yang Lais tujukan pada Nisa. Di situ Lais menulis kalau dirinya tidak akan menikahi Nisa. Namun ia tetap menjamin kehidupan keluarganya di panti asuhan. Nisa harus tinggal di mansionnya demi membahagiakan kedua orang tua Lais. Dan juga Lais menyuruh Nisa melanjutkan studinya. Dia akan membiayai kuliah Nisa.

Nisa mengucap syukur dan menitikan airmata bahagia.

Kepada Aruna, Lais menulis kalau Aruna harus kembali ke bangku sekolah yang sudah sebulan ia tinggalkan. Lais juga meminta Aruna tinggal di mansion agar tidak ditindas lagi oleh keluarga tirinya. Untuk biaya sekolah semua akan menjadi tanggung jawab Lais. Termasuk hutang ayah Aruna.

Tuan Revan benar, ternyata tuan Lais memang orang baik.

"Apa ada yang ingin kalian tanyakan?" tanya Revan.

Nisa menggeleng.

"Tuan!"

"Ya Aruna. Kamu ingin bertanya apa?"

"Mm bukan bertanya. Saya ingin menitip. pesan. Sampaikan pada tuan Lais bahwa biaya yang ia keluarkan untuk saya, kelak akan saya bayar. Karena saya, Aruna, tidak mau menanggung budi seumur hidup."

Revan tersenyum.

Kau benar Tuan. Mereka berbeda. batin Revan.

"Baik. Nanti aku sampaikan. Sekarang kalian istirahat. Kamar sudah disiapkan. Bu Ira." kata Revan sambil melambai. memanggil seorang wanita paruh baya.

"Nona Nisa, Aruna. Ini Bu Ira. Beliau adalah pengasuh tuan Lais sejak kecil."

Nisa dan Aruna mengangguk hormat pada Bu Ira.

"Mari ikut ibu ke kamar kalian."

Nisa dan Aruna mengikuti Bu Ira sedangkan Revan kembali ke ruang kerja Lais.

"Tuan. Semua sudah beres. Apa masih ada lagi yang harus saya kerjakan? Jika tidak ada saya permisi mau pulang."

Lais mengangguk.

"Oh iya Tuan. Tadi Aruna menitip pesan kalau dia akan membayar semua biaya yang tuan keluarkan untuknya. Tuan benar. Mereka berbeda." kata Revan lalu keluar dari ruangan Lais. Lais tersenyum. tipis.

......🌹🌹🌹......

Semoga menghibur.Jangan lupa tinggalin jejak ya readers

Terpopuler

Comments

Eka Suryati

Eka Suryati

Apapun penyakit lais, author akan menyembuhkannya🤭🤭
sepertinya jodoh lais adalah aruna👍🏻👌🏻

2022-12-02

0

Eka Suryati

Eka Suryati

cerita ini menarik
semoga semenarik cerita anggi dan langit. karya2mu kusuka thor.

2022-12-02

0

Eka Suryati

Eka Suryati

good aruna👌🏻👍🏻

2022-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Jumpa
2 Menyelesaikan Masalah Aruna
3 Perbedaan Aruna dan Nisa.
4 Reaksi Positif
5 Mencoba
6 Masa Lalu yang kelam.
7 Melawan Nyonya Kirey
8 Tugas Baru
9 Rencana Aruna
10 Rencana Pertama Sukses.
11 Melamar Nisa
12 Aku Bersedia Menikah dengan Tuan
13 Bertemu Keluarga Lais
14 Terapi pertama.
15 Aneh tapi menyenangkan.
16 Sah, dan sah juga
17 Malam Pertama Ala Lais.
18 Patung
19 Anak Kecil Bertubuh Besar
20 Janji Lais
21 Kirey Kabur
22 Guru Privat
23 Kesal
24 Tuan, apakah kau sembuh?
25 Kecanduan
26 Istri Kecilku Kesepian.
27 Lais yang usil
28 Lais yang usil part 2
29 Kedatangan Tuan dan Nyonya Robert
30 Keponya Nyonya Robert
31 Perjalanan ke mansion Tuan Robert
32 Kemarahan Lais
33 Bertemu Ny. Angela
34 Rayuan Angela dan Tuan Robert yang aneh
35 Apa Rencana Revan?
36 Mrs. Renata dan Menjalankan Rencana
37 Tamu tak terduga
38 Kegalauan Aruna dan Tugas Angela
39 Menghilang
40 Tawaran Nisa
41 Tunggu Aku Sayang!
42 Menemukan Jejak Aruna
43 Kebenaran
44 Dia Istri Kedua Papa.
45 Menenangkan Diri Versi Lais
46 Terkuak part 1
47 Terkuak Part 2
48 Terkuak Part 3
49 Nisa Pingsan
50 Kuliah singkat
51 Dasar Penggoda
52 Aku Mencintaimu
53 Revan Oh Revan
54 Drama Revan
55 Virus Menanam Rambut
56 Ke Dokter Kandungan
57 Melanggar pesan dokter
58 Hanya pada Aruna, Tidak Wanita Lain
59 Kunjungan dr Risa
60 Insiden di Sekolah
61 Kedatangan Nyonya Robert
62 Nyonya Robert Pergi
63 Posesifnya Lais
64 Pergi dari mansion
65 Di Apartement Revan
66 Berpamitan
67 Makan Siang
68 Balas Dendam
69 Revan Sakit
70 Langkah Awal
71 Kenapa Kau Ada di Sini Nak?
72 Bertemu Ny. Robert
73 Kamu dimana Ma?
74 Ma!
75 Beban yang Hilang
76 Melepas Rindu
77 Berangkat
78 Kemarahan Tuan Robert dan Kekhawatiran Lais
79 Berjumpa Mama dan Kirey
80 Kecurigaan Rendy dan Lais
81 Kecurigaan Lais dan Rendy
82 Kecelakaan dan ditemukan tuan Robert
83 Bule itu bernama Robert
84 Pertolongan Roby
85 Pengakuan Kirey
86 Wanita Bercadar
87 Kejutan Indah dari Roby
88 Aku Lelah, Jangan Minta Lagi
89 Menikmati Paris
90 Kegelisahan Lais dan Obatnya
91 Mansion Baru
92 Makan
93 Lais Mulai Curiga
94 Lais Menghilang
95 Kebingungan Revan
96 Akhir Kebingungan Revan
97 Hampir Ketahuan
98 Es Tanpa Karet
99 Tuan Robert Collapse
100 Menjemput Nyonya Robert
101 Melihat Angela
102 Memberitahu Aruna
103 Perjuangan Dimulai
104 Perjuangan Dimulai part 2
105 Ternyata Robby
106 Wanita Ini...
107 Kepanikan Tuan Robert
108 Menjelaskan
109 Kemenangan Lais dan Keinginan Tuan Robert
110 Mau Keluar
111 Perangsang
112 Pesona Papa Muda
113 Menghidupkan Bara
114 Godaan untuk Tuan Robert
115 Menenangkan Sang Pangeran
116 Lebih Suka Prosesnya
117 Hukuman Untuk Tuan Robert
118 Kursus Kilat
119 Selebresion
120 Masa Lalu
121 Kejujuran Pak Munir dan Hilangnya Nyonya Robert
122 Pinangan
123 Pembuktian
124 Penawaran
125 Di dalam kena, di luar kena
126 Namanya Seruni
127 Berebut dengan Bayi
128 Deg Deg Deg
129 Om pengabul keinginan
130 Bapak Bisa.
131 Isyarat Perpisahan
132 Aku Belum Pernah Menikah
133 Keinginan Mak Nah
134 Bapak Akan Membawanya Pulang
135 Menikahlah denganku
136 Keputusan Akhir Mai Nah
137 Penampilan tidak menjamin kebahagiaan
138 Lamunan Pak Munir
139 Bertemu Preman
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Awal Jumpa
2
Menyelesaikan Masalah Aruna
3
Perbedaan Aruna dan Nisa.
4
Reaksi Positif
5
Mencoba
6
Masa Lalu yang kelam.
7
Melawan Nyonya Kirey
8
Tugas Baru
9
Rencana Aruna
10
Rencana Pertama Sukses.
11
Melamar Nisa
12
Aku Bersedia Menikah dengan Tuan
13
Bertemu Keluarga Lais
14
Terapi pertama.
15
Aneh tapi menyenangkan.
16
Sah, dan sah juga
17
Malam Pertama Ala Lais.
18
Patung
19
Anak Kecil Bertubuh Besar
20
Janji Lais
21
Kirey Kabur
22
Guru Privat
23
Kesal
24
Tuan, apakah kau sembuh?
25
Kecanduan
26
Istri Kecilku Kesepian.
27
Lais yang usil
28
Lais yang usil part 2
29
Kedatangan Tuan dan Nyonya Robert
30
Keponya Nyonya Robert
31
Perjalanan ke mansion Tuan Robert
32
Kemarahan Lais
33
Bertemu Ny. Angela
34
Rayuan Angela dan Tuan Robert yang aneh
35
Apa Rencana Revan?
36
Mrs. Renata dan Menjalankan Rencana
37
Tamu tak terduga
38
Kegalauan Aruna dan Tugas Angela
39
Menghilang
40
Tawaran Nisa
41
Tunggu Aku Sayang!
42
Menemukan Jejak Aruna
43
Kebenaran
44
Dia Istri Kedua Papa.
45
Menenangkan Diri Versi Lais
46
Terkuak part 1
47
Terkuak Part 2
48
Terkuak Part 3
49
Nisa Pingsan
50
Kuliah singkat
51
Dasar Penggoda
52
Aku Mencintaimu
53
Revan Oh Revan
54
Drama Revan
55
Virus Menanam Rambut
56
Ke Dokter Kandungan
57
Melanggar pesan dokter
58
Hanya pada Aruna, Tidak Wanita Lain
59
Kunjungan dr Risa
60
Insiden di Sekolah
61
Kedatangan Nyonya Robert
62
Nyonya Robert Pergi
63
Posesifnya Lais
64
Pergi dari mansion
65
Di Apartement Revan
66
Berpamitan
67
Makan Siang
68
Balas Dendam
69
Revan Sakit
70
Langkah Awal
71
Kenapa Kau Ada di Sini Nak?
72
Bertemu Ny. Robert
73
Kamu dimana Ma?
74
Ma!
75
Beban yang Hilang
76
Melepas Rindu
77
Berangkat
78
Kemarahan Tuan Robert dan Kekhawatiran Lais
79
Berjumpa Mama dan Kirey
80
Kecurigaan Rendy dan Lais
81
Kecurigaan Lais dan Rendy
82
Kecelakaan dan ditemukan tuan Robert
83
Bule itu bernama Robert
84
Pertolongan Roby
85
Pengakuan Kirey
86
Wanita Bercadar
87
Kejutan Indah dari Roby
88
Aku Lelah, Jangan Minta Lagi
89
Menikmati Paris
90
Kegelisahan Lais dan Obatnya
91
Mansion Baru
92
Makan
93
Lais Mulai Curiga
94
Lais Menghilang
95
Kebingungan Revan
96
Akhir Kebingungan Revan
97
Hampir Ketahuan
98
Es Tanpa Karet
99
Tuan Robert Collapse
100
Menjemput Nyonya Robert
101
Melihat Angela
102
Memberitahu Aruna
103
Perjuangan Dimulai
104
Perjuangan Dimulai part 2
105
Ternyata Robby
106
Wanita Ini...
107
Kepanikan Tuan Robert
108
Menjelaskan
109
Kemenangan Lais dan Keinginan Tuan Robert
110
Mau Keluar
111
Perangsang
112
Pesona Papa Muda
113
Menghidupkan Bara
114
Godaan untuk Tuan Robert
115
Menenangkan Sang Pangeran
116
Lebih Suka Prosesnya
117
Hukuman Untuk Tuan Robert
118
Kursus Kilat
119
Selebresion
120
Masa Lalu
121
Kejujuran Pak Munir dan Hilangnya Nyonya Robert
122
Pinangan
123
Pembuktian
124
Penawaran
125
Di dalam kena, di luar kena
126
Namanya Seruni
127
Berebut dengan Bayi
128
Deg Deg Deg
129
Om pengabul keinginan
130
Bapak Bisa.
131
Isyarat Perpisahan
132
Aku Belum Pernah Menikah
133
Keinginan Mak Nah
134
Bapak Akan Membawanya Pulang
135
Menikahlah denganku
136
Keputusan Akhir Mai Nah
137
Penampilan tidak menjamin kebahagiaan
138
Lamunan Pak Munir
139
Bertemu Preman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!