Menyelesaikan Masalah Aruna

"Masuklah!" Revan membukakan pintu depan dan menyuruh gadis itu masuk. Ia lalu berjalan memutar dan masuk ke mobil juga. Revan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Tuan, apa kita langsung ke perusahaan?" tanyanya pada Lais.

 Lais memandang tubuh gadis itu dari belakang. Melihat penampilan dekil gadis itu, timbul keinginan dipikiran Lais untuk memperbaiki penampilannya lebih dulu.

"Kita ke Shelly dulu!" titahnya.

"Baik Tuan!" Reva memutar kemudi berganti arah menuju tempat yang diperintahkan bosnya.

"Revan tanyakan siapa namanya?"

"Nona, siapa namamu?" Revan bertanya menuruti perintah Lais.

"Saya Aruna." jawab gadis itu singkat. Ia menunduk sambil memainkan tangannya di atas pangkuannya.

"Tanyakan dimana ia tinggal!" kembali Lais memberi perintah pada Revan. Aruna mendongak. Ia merasa aneh kenapa orang yang duduk di belakangnya tidak langsung bertanya saja malah menyuruh orang lain.

Aruna menoleh, dan sebelum Revan bertanya ia sudah menjawab apa yang ingin Lais tahu.

"Nama saya Aruna. Nama panjang saya Senandung Aruna. Umur saya 18 tahun dan masih duduk di bangku SMA kelas duabelas. Dulunya sata tinggal di perumahan X tapi sekarang pindah ke kontrakan di gang kumuh W karena rumah kami di sita bank untuk melunasi hutang-hutang ayah. Mereka yang tadi mengejar dan hendak menangkap saya itu adalah suruhan Abah Deny, rentenir yang kaya dan kejam. Mereka bermaksud memaksa saya menikahi Abah Deny sebagai ganti pembayaran hutang ayah saya. Apa penjelasan saya sudah lengkap, tuan? Jika belum silahkan tuan bertanya langsung pada saya. Saya ada dihadapan Anda. Tuan tidak perlu menggunakan jasa orang lain untuk bicara dengan saya." Aruna memandang tajam Lais. Sejenak mereka saling memandang..

Pria sombong. batin Aruna.

Lais membuang pandangannya ke luar jendela lagi. Revan tersenyum. Ia kagum pada keberanian Aruna.

Mobil berhenti di depan sebuah salon mewah.

"Turunlah!" perintah Revan pada Aruna sebelum dirinya turun untuk membukakan pintu bagi Lais.

Lais turun dan langsung berjalan masuk ke dalam salon diikuti Revan dan Aruna di belakangnya.

"Tuan Lais, selamat datang." sapa pegawai salon.

Tanpa menjawab sapaan si pegawai, Lais langsung duduk di sofa yang ada di dalam salon itu.

"Panggilkan Selly!" titah Revan mewakili Lais. Pegawai itu masuk.

Revan berdiri di samping Aruna. Aruna hendak ikut duduk di sofa namun tangannya dicekal oleh Revan..

"Tuan, saya ingin duduk!" Aruna menatap Revan dengan melasnya. Revan tidak menjawab. Ia melebarkan matanya membuat Aruna mengerti kalau dirinya dilarang duduk.

"Tuan, kenapa kita tidak duduk saja? Kursinya kan banyak yang kosong?" Aruna berbisik pada Revan sambil menunjuk kursi kosong di hadapan mereka.

Belum sempat Revan menjawab pertanyaan Aruna, seorang pria keluar dari dalam  menuju mereka.

"Tuan Muda Lais, sudah lama tidak berkunjung. Ada yang bisa Selly bantu?" tanya pria itu dengan gaya kemayu.

Aruna tertawa. Ia mengira Selly adalah seorang wanita cantik. Ia tidak menduga jika orang yang bernama Selly adalah pria gemulai nan kemayu seperti ini. Selly langsung menatap Aruna begitu mendengar suara tawanya.

"Apa yang kau tertawakan?" tanyanya kesal.

"Ah bukan apa-apa. Mas jangan marah!" jawab Aruna masih dengan menahan tawa melihat gerak tubuh Selly yang menurutnya sangat lucu.

"Mas? Siapa yang kau panggil mas? Panggil saya sus. Sus Selly!" perintah Selly.

"Situ laki-laki, ya aku panggil mas. Dan nama Selly nggak pantas. Lebih cocok Sholeh. Jadi Mas Sholeh!" jawab Aruna menggoda Selly dengan sengaja. Revan  tak bisa menahan tawa mendengar ucapan Aruna yang sukses membuat Selly kesal.

"Beb, kamu mentertawakanku?" Selly mendekati Revan dan bergelayut di lengannya.

Revan merasa risi dan menyingkirkan tangan Selly, "Lepaskan tanganku Sholeh!" perintahnya diikuti tawa Aruna, Selly semakin kesal.

"Kalian diam!" bentak Lais. "Revan katakan pada Selly tujuan kita ke sini!" Ia kembali memberi perintah pada Revan.

Revan mendorong tubuh Aruna ke arah Selly. "Ubah penampilannya!" perintah Revan singkat.

Selly menatap Aruna dari ujung kaki sampai kepala.

Selera Tuan Lais berubah ya. Biasanya wanita yang dekat dengannya sangat seksi dan anggun. Gadis ini sepertinya masih bau kencur. Dan belum tumbuh sempurna. batin Selly.

Pandangan mata Selly berhenti di dada Aruna. Aruna mendelik sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. "Apa yang kau lihat ha?" tanyanya galak pada Selly.

"Cih. Memang ada yang bisa kulihat pada tubuh datarmu itu?" ejek Selly. Selly lalu menepuk tangan memanggil pegawainya. Dua orang wanita mendekat.

"Bersihkan dia!" Selly menunjuk ke arah Aruna. Dua orang wanita itu langsung membawa Aruna ke dalam. Aruna meronta,"Kalian mau apakan aku?" bentaknya.

"Tenang nona, kami hanya akan memandikan anda dan membuat tubuh anda bersih dan wangi." jawab salah satu pegawai.

Setelah Aruna dibawa masuk, Lais berdiri dan keluar dari salon. "Kita ke kantor! Kau jemput dia saat sudah selesai nanti!"

"Silahkan datang kembali lain kali Tuan Lais. Saya akan dengan senang hati melayani anda." teriak Selly.

"Sel. Berikan baju yang pantas juga untuk gadis itu!" perintah Revan pada Selly.

"Beb. Ini salon bukan butik." balas Selly.

"Terserah bagaimana caramu. Saat aku menjemputnya gadis itu sudah harus ganti pakaian. Tidakkah kau lihat baju dekilnya itu? Dengan pakaiannya itu ia tidak pantas masuk ke mansion Tuan Lais."  Selesai berkata Reva meninggalkan Selly yang cemberut.

Lais dan Revan sudah sampai di perusahaannya. Lais langsung duduk di kursi kebesarannya. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sambil memejamkan mata. Tangannya memijit kening.

"Tuan tidak apa-apa?" tanya Revan cemas. Lais hanya menggeleng pelan.

"Maaf tuan, kenapa tuan merubah penampilan Aruna?"

"Entahlah. Aku hanya merasa iba saja melihat gadis itu. Usianya masih muda namun kehidupannya sangat sulit." jelas Lais.

Revan tersenyum tipis. Ia tahu kalau tuannya sangat baik hati. Lais bukan pria dingin tak berhati. Ia hanya pendiam saja. Revan meninggalkan ruangan Lais.

"Tuan Revan, ada tamu yang mengaku bernama Abah Deni ingin menemui Tuan Lais" kata sekretaris Revan saat dirinya tiba di ruangannya sendiri.

"Bawa dia kemari!" perintah Revan.

Tak Lama kemudian, seorang pria tua gendut masuk bersama dua orang anak buahnya. Ia meletakkan kartu nama Lais di meja Revan.

"Saya ingin menemui Tuan Lais." kata Abah Deni.

"Anda tidak perlu menemui Tuan Lais. Cukup bertemu saya. Saya tahu maksud kedatangan anda." Revan mengambil buku cek dari lacinya. "Katakan berapa jumlah hutang gadis itu." perintah Revan.

Abah Deny tersenyum licik. Ia tahu orang di hadapannya memiliki banyak uang. Ia bermaksud menggunakan kesempatan yang ada untuk memperoleh banyak keuntungan.

"Total semuanya 150 juta." kata Abah Deny.

Revan tersenyum. Ia tahu kelicikan Abah Deny. "Ini!" Revan menyerahkan selembar cek pada Abah Deny yang langsung menerimanya. Ia memandang nominal yang tertera pada cek.

"Ini apa? Kenapa jumlahnya hanya 40 juta?" teriak Abah Deny marah.

Revan berdiri..

"Jangan anda kira saya tidak tahu akal licik anda. Terima atau kalian keluar tanpa membawa apa-apa!" tatapan mata Revan tajam menusuk. Suaranya berat dan tegas. Sikapnya sangat dingin. Abah Deny seketika menciut nyalinya menghadapi Revan yang tampak lebih bengis daripada dirinya.

"Tapi ini tidak sesuai dengan perjanjian." suara Abah Deny melunak.

"Mana perjanjiannya? Jika anda bisa menunjukkan pada saya, maka saya aan membayar sesuai perjanjian tersebut!" Revan tahu tidak ada perjanjian tertulis diantara rentenir dan para pelanggannya.

Abah Deny mati kutu. Ia tidak bisa menunjukkan apa yang Revan minta.

"Urusan kita sudah selesai. Kalian boleh pergi. Tapi sebelumnya silahkan  buat pernyataan di kertas inii!"  Revan memberikan selembar kertas kosong dan bolpoin kepada Abah Deny. Abah Deny menatap Revan bingung.

"Tulis jika hutang gadis itu sudah lunas dan anda tidak akan menggangunya lagi!" titah Revan.

Abah Deny tidak punya pilihan. Ia menulis apa yang Revan perintahkan. Setelahnya ia bergegas keluar ruangan Revan dengan bersungut-sungut karena merasa kalah.

...🌹🌹🌹🌹...

Semoga menghibur. Tinggalin jejak ya

Terpopuler

Comments

Eka Suryati

Eka Suryati

mas soleh e...🤭🤭

2022-12-02

0

Eka Suryati

Eka Suryati

revan pintar

2022-12-02

0

NUR(V)

NUR(V)

baca ulang sambil nunggu up nya lagi....

2022-06-29

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Jumpa
2 Menyelesaikan Masalah Aruna
3 Perbedaan Aruna dan Nisa.
4 Reaksi Positif
5 Mencoba
6 Masa Lalu yang kelam.
7 Melawan Nyonya Kirey
8 Tugas Baru
9 Rencana Aruna
10 Rencana Pertama Sukses.
11 Melamar Nisa
12 Aku Bersedia Menikah dengan Tuan
13 Bertemu Keluarga Lais
14 Terapi pertama.
15 Aneh tapi menyenangkan.
16 Sah, dan sah juga
17 Malam Pertama Ala Lais.
18 Patung
19 Anak Kecil Bertubuh Besar
20 Janji Lais
21 Kirey Kabur
22 Guru Privat
23 Kesal
24 Tuan, apakah kau sembuh?
25 Kecanduan
26 Istri Kecilku Kesepian.
27 Lais yang usil
28 Lais yang usil part 2
29 Kedatangan Tuan dan Nyonya Robert
30 Keponya Nyonya Robert
31 Perjalanan ke mansion Tuan Robert
32 Kemarahan Lais
33 Bertemu Ny. Angela
34 Rayuan Angela dan Tuan Robert yang aneh
35 Apa Rencana Revan?
36 Mrs. Renata dan Menjalankan Rencana
37 Tamu tak terduga
38 Kegalauan Aruna dan Tugas Angela
39 Menghilang
40 Tawaran Nisa
41 Tunggu Aku Sayang!
42 Menemukan Jejak Aruna
43 Kebenaran
44 Dia Istri Kedua Papa.
45 Menenangkan Diri Versi Lais
46 Terkuak part 1
47 Terkuak Part 2
48 Terkuak Part 3
49 Nisa Pingsan
50 Kuliah singkat
51 Dasar Penggoda
52 Aku Mencintaimu
53 Revan Oh Revan
54 Drama Revan
55 Virus Menanam Rambut
56 Ke Dokter Kandungan
57 Melanggar pesan dokter
58 Hanya pada Aruna, Tidak Wanita Lain
59 Kunjungan dr Risa
60 Insiden di Sekolah
61 Kedatangan Nyonya Robert
62 Nyonya Robert Pergi
63 Posesifnya Lais
64 Pergi dari mansion
65 Di Apartement Revan
66 Berpamitan
67 Makan Siang
68 Balas Dendam
69 Revan Sakit
70 Langkah Awal
71 Kenapa Kau Ada di Sini Nak?
72 Bertemu Ny. Robert
73 Kamu dimana Ma?
74 Ma!
75 Beban yang Hilang
76 Melepas Rindu
77 Berangkat
78 Kemarahan Tuan Robert dan Kekhawatiran Lais
79 Berjumpa Mama dan Kirey
80 Kecurigaan Rendy dan Lais
81 Kecurigaan Lais dan Rendy
82 Kecelakaan dan ditemukan tuan Robert
83 Bule itu bernama Robert
84 Pertolongan Roby
85 Pengakuan Kirey
86 Wanita Bercadar
87 Kejutan Indah dari Roby
88 Aku Lelah, Jangan Minta Lagi
89 Menikmati Paris
90 Kegelisahan Lais dan Obatnya
91 Mansion Baru
92 Makan
93 Lais Mulai Curiga
94 Lais Menghilang
95 Kebingungan Revan
96 Akhir Kebingungan Revan
97 Hampir Ketahuan
98 Es Tanpa Karet
99 Tuan Robert Collapse
100 Menjemput Nyonya Robert
101 Melihat Angela
102 Memberitahu Aruna
103 Perjuangan Dimulai
104 Perjuangan Dimulai part 2
105 Ternyata Robby
106 Wanita Ini...
107 Kepanikan Tuan Robert
108 Menjelaskan
109 Kemenangan Lais dan Keinginan Tuan Robert
110 Mau Keluar
111 Perangsang
112 Pesona Papa Muda
113 Menghidupkan Bara
114 Godaan untuk Tuan Robert
115 Menenangkan Sang Pangeran
116 Lebih Suka Prosesnya
117 Hukuman Untuk Tuan Robert
118 Kursus Kilat
119 Selebresion
120 Masa Lalu
121 Kejujuran Pak Munir dan Hilangnya Nyonya Robert
122 Pinangan
123 Pembuktian
124 Penawaran
125 Di dalam kena, di luar kena
126 Namanya Seruni
127 Berebut dengan Bayi
128 Deg Deg Deg
129 Om pengabul keinginan
130 Bapak Bisa.
131 Isyarat Perpisahan
132 Aku Belum Pernah Menikah
133 Keinginan Mak Nah
134 Bapak Akan Membawanya Pulang
135 Menikahlah denganku
136 Keputusan Akhir Mai Nah
137 Penampilan tidak menjamin kebahagiaan
138 Lamunan Pak Munir
139 Bertemu Preman
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Awal Jumpa
2
Menyelesaikan Masalah Aruna
3
Perbedaan Aruna dan Nisa.
4
Reaksi Positif
5
Mencoba
6
Masa Lalu yang kelam.
7
Melawan Nyonya Kirey
8
Tugas Baru
9
Rencana Aruna
10
Rencana Pertama Sukses.
11
Melamar Nisa
12
Aku Bersedia Menikah dengan Tuan
13
Bertemu Keluarga Lais
14
Terapi pertama.
15
Aneh tapi menyenangkan.
16
Sah, dan sah juga
17
Malam Pertama Ala Lais.
18
Patung
19
Anak Kecil Bertubuh Besar
20
Janji Lais
21
Kirey Kabur
22
Guru Privat
23
Kesal
24
Tuan, apakah kau sembuh?
25
Kecanduan
26
Istri Kecilku Kesepian.
27
Lais yang usil
28
Lais yang usil part 2
29
Kedatangan Tuan dan Nyonya Robert
30
Keponya Nyonya Robert
31
Perjalanan ke mansion Tuan Robert
32
Kemarahan Lais
33
Bertemu Ny. Angela
34
Rayuan Angela dan Tuan Robert yang aneh
35
Apa Rencana Revan?
36
Mrs. Renata dan Menjalankan Rencana
37
Tamu tak terduga
38
Kegalauan Aruna dan Tugas Angela
39
Menghilang
40
Tawaran Nisa
41
Tunggu Aku Sayang!
42
Menemukan Jejak Aruna
43
Kebenaran
44
Dia Istri Kedua Papa.
45
Menenangkan Diri Versi Lais
46
Terkuak part 1
47
Terkuak Part 2
48
Terkuak Part 3
49
Nisa Pingsan
50
Kuliah singkat
51
Dasar Penggoda
52
Aku Mencintaimu
53
Revan Oh Revan
54
Drama Revan
55
Virus Menanam Rambut
56
Ke Dokter Kandungan
57
Melanggar pesan dokter
58
Hanya pada Aruna, Tidak Wanita Lain
59
Kunjungan dr Risa
60
Insiden di Sekolah
61
Kedatangan Nyonya Robert
62
Nyonya Robert Pergi
63
Posesifnya Lais
64
Pergi dari mansion
65
Di Apartement Revan
66
Berpamitan
67
Makan Siang
68
Balas Dendam
69
Revan Sakit
70
Langkah Awal
71
Kenapa Kau Ada di Sini Nak?
72
Bertemu Ny. Robert
73
Kamu dimana Ma?
74
Ma!
75
Beban yang Hilang
76
Melepas Rindu
77
Berangkat
78
Kemarahan Tuan Robert dan Kekhawatiran Lais
79
Berjumpa Mama dan Kirey
80
Kecurigaan Rendy dan Lais
81
Kecurigaan Lais dan Rendy
82
Kecelakaan dan ditemukan tuan Robert
83
Bule itu bernama Robert
84
Pertolongan Roby
85
Pengakuan Kirey
86
Wanita Bercadar
87
Kejutan Indah dari Roby
88
Aku Lelah, Jangan Minta Lagi
89
Menikmati Paris
90
Kegelisahan Lais dan Obatnya
91
Mansion Baru
92
Makan
93
Lais Mulai Curiga
94
Lais Menghilang
95
Kebingungan Revan
96
Akhir Kebingungan Revan
97
Hampir Ketahuan
98
Es Tanpa Karet
99
Tuan Robert Collapse
100
Menjemput Nyonya Robert
101
Melihat Angela
102
Memberitahu Aruna
103
Perjuangan Dimulai
104
Perjuangan Dimulai part 2
105
Ternyata Robby
106
Wanita Ini...
107
Kepanikan Tuan Robert
108
Menjelaskan
109
Kemenangan Lais dan Keinginan Tuan Robert
110
Mau Keluar
111
Perangsang
112
Pesona Papa Muda
113
Menghidupkan Bara
114
Godaan untuk Tuan Robert
115
Menenangkan Sang Pangeran
116
Lebih Suka Prosesnya
117
Hukuman Untuk Tuan Robert
118
Kursus Kilat
119
Selebresion
120
Masa Lalu
121
Kejujuran Pak Munir dan Hilangnya Nyonya Robert
122
Pinangan
123
Pembuktian
124
Penawaran
125
Di dalam kena, di luar kena
126
Namanya Seruni
127
Berebut dengan Bayi
128
Deg Deg Deg
129
Om pengabul keinginan
130
Bapak Bisa.
131
Isyarat Perpisahan
132
Aku Belum Pernah Menikah
133
Keinginan Mak Nah
134
Bapak Akan Membawanya Pulang
135
Menikahlah denganku
136
Keputusan Akhir Mai Nah
137
Penampilan tidak menjamin kebahagiaan
138
Lamunan Pak Munir
139
Bertemu Preman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!