Wanita itu menarik bibirnya dari bibir Victor. Dia menutup mulut Victor yang ingin mengecup bibirnya lagi dengan jari telunjuknya yang berkuku panjang dicat merah darah.
“Aku takut istrimu terbangun,” wanita itu berbisik pada Victor yang sudah dikuasai nafsunya.
Victor tidak peduli dengan omongan wanita itu, ditangkapnya tangan wanita itu dan dengan itu ditariknya badan wanita itu ke dalam pelukannya dan dia mulai mengecup bibir wanita itu.
Agni tidak tahan melihat aksi Victor yang menggairahkan itu namun dia tidak berani mengungkapkan jika dia sudah terbangun, dia takut Victor merasa terganggu dengan kehadirannya di sana, akhirnya dia terus menahan nafas agar tidak berbunyi dan air liurnya ditelan pelan-pelan agar tidak berisik.
Wanita itu lagi-lagi menarik kepalanya ke belakang, dia melotot pada Victor.
“Dia tidak akan terbangun, kalau dia tertidur, dia seperti bayi yang kenyang dengan popok di pantat, tidak akan terbangun selama dia merasa nyaman!” Setelah berkata demikian, Victor menarik kepala wanita itu untuk didekatkan ke padanya agar dia bisa menicum apa yang hendak dia cium.
Wanita itu tak kuasa menahan kepalanya dari tarikan tangan kuat milik Victor selain dia juga sudah mulai hanyut dengan sentuhan-sentuhan Victor.
Yang dikhawatrikannya hanyalah satu, istri Victor terbangun dan dia tidak mau ada keributan di sana, dia tidak mau dicap sebagai pelakor.
“Dasar pelakor!” Agni memaki wanita itu di dalam hatinya, karena tampaknya dia sudah mulai meyerah dengan serangan-serangan kecil Victor.
Entah mengapa, setelah menikah, Agni semakin cinta dengan Victor, walau Victor tidak pernah memperlakukannya seperti seorang istri. Kini dia sangat cemburu dengan wanita yang sedang dicumbu suaminya itu.
Victor mengangkat tubuh wanita itu dan kini berjalan mendekati tempat tidur, artinya mereka berdua akan berlabuh di atas tempat tidur, dan akhirnya akan ada tiga orang di sana, yang dua sedang memadu cinta, yang satunya lagi memaki-maki di dalam hati, berperan sebagai setan.
Agni memaki-maki tidak hanya dua orang yang kini sedang memadu cinta di sampingnya tetapi memaki dirinya sendiri yang kini tidak rela ada wanita lain di rumah tangga mereka, dan saat suaminya itu bercumbu di kamarnya sendiri, dia bahkan tidak mampu berkata apa-apa selain menyaksikannya.
Berkali-kali dia juga harus menelan ludahnya saat mendengar erangan-erangan Victor yang seksi didengar oleh telinganya. Wanita itu sungguh-sungguh lihai melayani kemauan Victor.
Agni tidak bergerak sedikitpun, tubuhnya terayun-ayun sesuai gerakan Victor dan wanita itu. Dia hampir saja memeluk Victor dari belakang.
“Huaaam!” Agni mengencangkan suaranya agar keduanya segera menghentikan aksinya, tetapi matanya langsung ditutupnya agar dua orang itu tidak melihatnya sedang melihat aksi mereka. Agni tidak mau anak yang ada di dalam kandungannya gugur karena terkena guncangan dari Victor dan wanita penggoda itu.
“Victor, istrimu terbangun!”
“Gw sudah bangun dari tadi, keles!” Agni mencibir di dalam hati.
“Victor!” wanita itu menghentikan gerakan Victor dan memungut baju yang sudah terlucuti dari badannya dan memakainya tergesa-gesa dan keluar dari kamar itu.
Victor kesal bukan main.
“Aku tahu jika kau tidak tertidur sedikitpun! Tidak usah berpura-pura. Kau sudah kuperingatkan untuk tidak ada di kamar ini, tapi kau memang keras kepala!”
Agni pura-pura tidak mendengar kata-kata Victor, dia membalikkan badannya dari Victor. Kini mereka saling membelakangi.
Sesaat kemudian, Victor membalikkan badannya yang masih polos dan menghadap Agni yang kini membelakanginya.
Tangan Victor mulai meraba pinggul Agni. “Jangan pura-pura lagi, bangunlah!” Victor masih terengah-engah.
Agni tidak menyahut, dia masih terus berpura-pura, seperti kata Victor.
“Agni! Jangan sampai kutendang ya!” Victor mulai emosi karena dicueki oleh Agni.
“Iya, iya, mas!”
“Iya, iya, mas! Itu saja yang bisa keluar dari mulutmu… yang seksi itu!” Victor tersenyum.
Agni bingung, antara harus mengikuti senyum Victor atau justeru dia harus lebih hati-hati karena bisa saja Victor akan benar-benar menendangnya.
“Hehe!” Agni cengar cengir, dia salah tingkah.
Victor memberikan kode pada Agni.
Agni tidak mengerti kode yang dikirim oleh Victor.
Mata Victor mulai melotot namun Agni masih pura-pura tidak tahu apa maksud Victor dengan kode-kode itu.
Victor akhirnya mendekatkan badannya pada Agni. Agni mulai panik, dia tidak mau melakukan apa yang diminta Victor padanya.
“Kalau kau tidak mau melakukannya, aku yang akan melakukannya padamu, gimana?” Victor berbisik pada Agni yang kini menggigil ketakutan.
“Jangan, mas!” Agni terbata.
“Jangan apanya? Permainan kami tadi sangat tanggung, kau mengacaukan segalanya, dan kini kau mau lari dari tanggung jawab itu ya?”
“Aku punya hak untuk menolak!” Agni membela diri.
“Kau menggunakan kata-kataku untuk menolakku ya? Heh, ternyata kau benar-benar mendengar semua yang kami perdebatkan tadi, aku memang sudah menebaknya dari tadi!”
Agni terdiam, dia masih menunggu reaksi Victor selanjutnya. Jantungnya tidak tenang. Apakah Victor akan menuruti hak Agni atau dia malah akan terus menuntut pada Agni, Agni sungguh berharap Victor akan memihak padanya.
Victor masih berusaha menggoda Agni. Agni tetap menjauh dari jangkauan Victor.
“Kalau kau menjauh terus, kau akan terjatuh ke bawah!” Victor mengingatkan Agni yang sudah di ujung tempat tidur.
“Nggak apa-apa, aku lebih baik jatuh daripada menuruti permintaanmu!” Agni bersikeras.
“Dasar, keras kepala!” Victor bangkit dari tempat tidur dan pergi menuju kamar mandi tanpa mengenakan apapun pada tubuhnya.
Agni memandangi tubuh atletis Victor memasuki kamar mandi.
“Kalau mau ikut masuk, silakan!” Victor teriak sambil berjalan, dia yakin kalau Agni benar-benar sedang memperhatikannya.
Agni sempat bergidik, sepertinya orang-orang penghuni rumah ini keturunan dukun semua, mereka bisa tahu tanpa melihat dan mendengar.
Saat pintu kamar mandi ditutup, Agni akhirnya lega dan mulai membaringkan diri di tempat tidur dan senyum-senyum sendiri sambil menunggu Victor yang mulai tampak lebih manis dan gentle.
Victor muncul lagi. Dia menggendong Agni dari tempat tidur.
“Apa-apaan ini?”
“Nggak usah panik, katanya, kalau di dalam air, tidak terlalu sakit, nggak apa-apa, nggak bahaya kok, jangan terlalu paranoid!”
“Nggak bisa, turunkan aku, mas!”
Victor tidak mau mendengar keberatan yang dolontarkan Agni. Dia menceburkan diri di dalam bathtub dengan Agni di gendongannya. Kini Agni benar-benar basah, dia sudah berada di pangkuan Victor sekarang.
Entah apa yang diinginkan Victor darinya, apapun itu, Agni tidak suka dipaksa melakukannya.
Agni sama sekali tidak berdaya, dia menuruti semua permintaan Victor. Dia melayani Vicor dengan pasrah. Asal tidak membahayakan janinnya, dia melakukan semua permintaan Victor.
Baca juga: Zora's Scandal (Cek di profil)
“Kalau dari tadi kau melakukannya, sudah cepat selesai, dan aku yakin, kau juga menginginkannya kok, jangan membohongi dirimu sendiri!”
“Kalau aku mau, biasanya aku tidak pernah takut mengutarakannya, jangan mengajariku seperti anak kecil yang tidak tahu apa yang harus dan tidak harus dilakukan!” Agni kesal dengan ulah Victor.
“Ingat, aku suamimu, aku berhak menuntut dilayani!”
“Kau kira aku juga tidak punya hak untuk menolak tuntutanmu?” Agni semakin kesal dengan pola pikir kuno milik otak Victor.
“Kau yang mau menikah denganku, bukan aku, ingat itu!” Victor mengingatkan Agni, dia mau mengatakan jika Agnilah yang butuh akan sosoknya sekarang, bukan sebaliknya.
“Tapi, itu bukan menjadi alasan untuk kau memperlakukanku semena-mena begini!”
“Kau masih untung tidak kusiksa, tidak kupukul, kau sangat beruntung Agni!” Victor pongah, merasa dirinya jauh lebih baik dari laki-laki lain yang kerap main tangan.
“Memang tidak ada hakmu menyiksa orang lain!”
“Ah sudahlah, kalau kau sudah selesai, keluarlah, aku masih ingin berendam di sini!” Victor mengusir Agni dengan kasar, walau dia tidak ringan tangan, tapi kata-kata Victor mampu membuat hati Agni tersakiti.
Agni keluar, dia tidak ubanya seperti objek pemuas nafsu Victor saja di rumah itu. Saat dia menolak melakukan permintaan Victor, dia akan membawa perempuan ke kamarnya, kamar mereka berdua. Victor sungguh tidak menghargai Agni sebagai istrinya.
Jangan lupa like, komen, dan vote!😗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Rossifumi Arga
kok ad ya laki2 macam gt😀
2021-04-07
2