“Gimana nih? Mau ya, panggil Jay aja!” Jay memberikan senyum pengharapan pada Agni.
“Ya sudah, om, eh Jay!” Agni membalas senyum Jay.
“Nah, gitu dong, kan terasa lebih dekat, biar nggak terlalu cepat tua, hehehe!” Jay tertawa kecil.
“Masih terasa aneh,” Agni masih ingin protes.
“Nggak apa-apa, ntar juga jadi terbiasa kok, Ni!” Jay sok kompak pada Agni.
“Baiklah,” Agni pasrah dengan permintaan Jay.
“Jadi ke mana kita mala mini?” Jay main mata pada Agni, dia ingin Agni menemaninya menghabiskan malam ini.
“Terserah, om, eh Jay, kan lupa terus,” suara manja Agni, tentu saja dibuat-buat.
“Gimana kalau kamu saja yang nentukan untuk malam ini!” Jay meminta Agni menentukan tempat karena selama ini dialah yang selalu menentukan tempat mereka menginap.
“Tapi aku nggak bisa nemani lama-lama ya, Jay, nggak apa-apa kan? Aku ada kelas besok!” suara Agni dibuat semanja mungkin agar Jay tidak keberatan.
“Yah, padahal aku mau kamu di samping terus-terusan, aku sudah rindu, teralalu lama kita sudah tidak bertemu!” Jay sedikit kecewat, tetapi dia tidak bisa memaksa Agni. Dia terlalu sayang dengan Agni.
“Kapan-kapan deh, emang kamu sampai kapan di Jakarta?” Agni pura-pura perduli.
“Sampai Kamis, sih!”
“Tuh, sekarang kan masih Selasa, masih bisalah!” Agni meyakinkan Jay.
“Ok deh kalau begitu!” Jay menyanggupi permintaan Agni untuk pulang lebih awal malam ini.
“Terima kasih, Jay, aku sangat menghargai kemuraha hatimu!” Agni girang, bukan karena dia sudah rindu untuk masuk kuliah tetapi karena dia tidak harus melayani lelaki hidung belang itu mala mini.
Jay sudah beristri, anaknya ada 7, sudah ada yang tamat kuliah, selainnya masih ada yang kuliah dan duduk di bangku SMA. Merka tinggal di Pekanbaru, pengusaha minyak kelapa sawit, pabriknya sudah ada di 100 tempat yang berbeda. Tidak hanya itu, tambang batu baranya ada di beberapa Provinsi.
***
Sudah 2 tahun Agni kuliah di kampus yang sama, mamanya, Zora tahu dia ada di sana namun tidak sedikitpun Zora pernah mencarinya di sana, hanya Jono yang selalu perhatian padanya dan menasihatinya untuk pulang ke rumah. Namun setiap kali Jono membujuk Agni untuk pulang, saat itu pula Agni akan menolak permintaan Jono itu.
Pagi itu, saat Agni memasuki gerbang kampus, Jono berlari-lari menghampirinya.
“Agni, bagaiman akabarmu nak?” Jono terengah-engah karena berlari tadi.
“Baik, om!” Agni melempar senyum indahnya pada Jono.
Jono melihat tubuh Agni yang sudah kurus, seperti tidak dirawat, dirawat mungkin, tetapi bisa saja karena asupan yang masuk ke dalam tubuhnya tidak seimbang. Tetapi Agni makin cantik dengan tubuh yang lebih ideal dari yang sebelumnya, saat makanan berlimpah ruah di rumah Aditya.
“Om apa kabar?” Agni mengatupkan bibirnya dan matanya sedikit disipitkan bertanda ingin menunjukkan bahwa dia benar-benar perduli dengan Jono.
“Baik,”
“Oh!” Agni bingung mau melanjutkan percakapan itu, ingin sekali sebenarnya dia menanyakan kabar papa dan mamanya, namun Agni mengurungkan niat itu.
“Mama dan papa kamu baik, sehat, kok!” seperti tahu apa yang ada di pikiran Agni, Jono menyampaikan jika mama dan papanya hidup bahagia.
“Oh, begitu,” Agni pura-pura lega dengan keadaan Zora.
“Kenapa kamu memilih untuk keluar dari rumah?” pertanyaan ini tidak pernah lupa untuk disampaikan pada Agni, mana tahu pikiran Agni sudah berubah.
“Nggak apa-apa, om, sudah kupikirkan bulat-bulat untuk keluar dari rumah itu, percuma om, ada rumah mewah tetapi tidak ada kasih sayang di dalamnya.” Setiap kali ditanyakan perihal itu, dia pasti menenjawab hal yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
satu2tiga
Lanjut bg thor
2021-03-24
1