"Kondisi Anda sudah sangat membaik. Sesuai janji saya semalam, Anda boleh pulang, Pak Bara." Dokter memeriksa kondisi Bara dan akhirnya mengijinkannya pulang.
Tapi bukan Bara namanya jika ia tak mau pulang ke rumah sebelum matahari tenggelam. Hari masih pagi, dan ini bukan waktunya untuk Bara pulang dan berisitirahat di rumah. Meski kondisi tubuhnya sebenarnya membutuhkan hal itu.
Bara bersikukuh untuk kembali memantau kondisi Putri dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dengan bantuan Fajar, ia kembali bertugas hari itu. Ia keluar dari kamar rawatnya sudah dengan seragam lengkapnya sebagai seorang polisi. Langkahnya sudah tidak tertatih lagi. Dengan tegap dan tegas, ia berjalan menuju kamar rawat Putri.
Di dalam ruangan itu, beberapa orang petugas sudah bersiap untuk melakukan menyelidikan berdasarkan keterangan langsung dari Putri. Gadis itu sudah sadar, meski keadaannya belum bisa dibilang membaik. Semua sudah siap, hanya tinggal menunggu kehadiran Bara yang sudah meminta mereka untuk menunggunya datang.
"Selamat pagi, Pak!" sapa seluruh petugas ketika Bara memasuki ruangan itu.
Tapi langkah tegap Bara terhenti ketika matanya disuguhi dengan pemandangan memilukan. Putri terbaring tak berdaya di atas tempat tidurnya.
Langkah perlahan maju mendekati gadis itu. Semua orang sudah bersiap untuk merekam penyelidikan itu. Bara duduk di kursi yang ada di sebelah tempat tidur Putri.
Suasana lengang. Bara masih menatap kondisi Putri dan hanyut dalam pilunya.
"Kak." Tiba-tiba Putri mengangkat tangannya perlahan.
Sebutan itu membuat Bara tersentak. Hatinya tergetar. Dengan ragu, ia menggenggam tangan gadis itu. Dan gadis itu justru mencengkeram kuat tangan Bara. Bara merasakan hal yang luar biasa, ia seakan ikut merasakan kesakitan yang dialami oleh gadis itu.
Melihat Bara mulai terbawa suasana, Fajar mendekatinya dan mengingatkannya.
"Pak, silahkan dimulai, ucap Fajar.
Bara yang kemudian tersadar akan tugasnya, mulai menanyai gadis itu. Tadinya ia hendak melepas genggaman tangannya. Tapi gadis itu menolak.
"Kakak, jangan tingalkan saya," ucap lirih gadis itu seraya meneteskan air mata. Ia tampak masih ketakutan.
Bara memenuhi permintaan itu.
"Tidak, saya masih di sini. Sekarang kamu ceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Kamu mau kan?" pinta Bara.
Gadis itu mengangguk. Ia mulai menceritakan semuanya.
Flashback dimulai...
Malam itu, Putri pulang dari rumah temannya setelah belajar bersama dengan beberapa orang temannya. Belajar kelompok berakhir kurang lebih jam tujuh malam. Awalnya, Putri takut ketika hendak melewati jalanan yang sepi itu. Tapi ia tak punya pilihan lain karena satu-satunya jalan menuju rumahnya adalah jalan itu.
Saat ia sedang mengendarai sepeda motornya menyusuri jalan itu, tiba-tiba beberapa orang pria menghadangnya. Mereka memaksa Putri turun dan menyeretnya masuk ke mobil secara paksa.
"Tolong! Lepas! Aku nggak mau! Lepas! Tolong!" Putri berteriak sekencang-kencangnya, berharap seseorang akan datang membantunya.
"Diam kamu! Jangan berani macam-macam ya!" bentak preman-preman yang menculiknya.
Tapi sebelum mobil itu berjalan, seorang pria mengetahui kalau mereka hendak menculik putri.
"Berhenti! Hei! Berhenti!" teriak pria itu.
Pria itu ternyata adalah Danu. Tapi bukannya melepaskan Putri, preman-preman itu malah memukuli Danu dan menyuruhnya tutup mulut. Itu sebabnya saat Bara datang dan menanyainya, Danu tidak ingin menjawab pertanyaan Bara tentang kejadian itu.
Setelah itu, Putri dibawa ke markas mereka. Putri tidak bisa mengetahui arah jalannya, karena selama perjalanan, wajahnya ditutupi kain hitam. Ia berusaha memberontak, tapi pria-pria berbadan besar dan kekar itu bukan tandingannya.
Selama beberapa hari, gadis itu dikurung dalam sebuah ruangan. Beberapa kali, pria-pria itu datang untuk memberinya makan. Tapi makanan yang mereka beri sangat tidak layak, Putri menolak untuk memakannya. Karena penolakan yang ia lakukan, Putri disiksa. Ia dipukuli dan dianiaya oleh preman-preman itu.
Sudah berkali-kali Putri mencoba untuk lari, tapi ia selalu gagal, dan berakhir dengan dipukuli. Lalu beberapa hari kemudian, ia punya kesempatan untuk lepas saat mereka menantang Bara untuk datang. Tapi lagi-lagi ia gagal untuk lari. Malah Bara yang dihabisi.
Setelah kejadian di gudang tua itu, mereka kembali mengurung Putri di ruangan yang sama. Tapi Putri nekad merusak jendela yang di ruangan itu dan berusaha kabur.
Namun naas, ia tertangkap. Percobaan Putri untuk kabur membuat preman-preman itu benar-benar hilang kesabaran. Mereka mengikat Putri dan menyetubuhinya. Putri memberontak, tapi setiap ia mencoba memberontak mereka memukulinya. Dari yang awalnya hanya pukulan dan tamparan biasa, sampai mereka menggunakan tongkat.
Penganiayaan yang Putri alami hari itu benar-benar membuat tubuhnya remuk. Ia tak lagi bisa melawan. Dan preman-preman itu memperkosa Putri dengan kasar dan tanpa perasaan.
Saat mereka sudah puas menganiaya Putri, pria misterius berpenutup wajah itu datang dan menyuruh mereka berhenti.
"Sudah lepaskan saja bocah itu. Aku akan mengancam polisi sialan itu. Kita lihat saja, sampai kapan bocah kurang ajar ini akan bertahan hidup. Orang tuanya miskin ternyata. Lagi pula, Bos sudah memberi kita uang setelah menggunakannya untuk memancing Bara. Buang saja dia! Kondisinya ini sudah cukup untuk membuat perhitungan dengan Bara bedebah itu," perintah pria misterius itu.
Sesuai perintah, preman-preman itu membuang Putri di jalan yang sama saat mereka menculiknya.
Flashback berakhir...
"Kurang ajar!" ucap Bara geram.
Betapa tidak punya hati orang-orang itu. Rekaman diakhiri. Putri menangis, mengingat semua kejadian itu.
Bara menunduk seraya mengepalkan tangannya dengan penuh amarah. Sedang tangannya yang lain masih berada di genggaman Putri.
Suasana lengang. Tiba-tiba, Putri kejang. Napasnya sesak. Gadis itu kesulitan bernapas. Dokter datang dan memeriksanya. Semua orang panik. Orang tuanya menangis. Bara cemas ia menggenggam tangan gadis itu seakan tak ingin melepasnya lagi. Pun juga dengan gadis itu, ia mencengkeram tangan Bara erat-erat.
"Putri! Dik! Putri!" seru bara cemas.
Piiipp...
Terlihat garis lurus panjang pada alat pendeteksi jantung. Cengkeraman kuat gadis itu lepas dan tangannya jatuh terkulai. Semua orang tercekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments