Terdengar suara ribut dari dalam toilet perempuan. Dua orang pria berkelahi membuat petugas ditempat itu bergegas menenangkan keduanya.
Pintu yang tadinya terkunci telah terbuka. Dan sosok wanita yang hampir diperkosa oleh Wilson sudah hilang entah kemana.
Kini ditempat itu hanya ada Wilson, tiga petugas keamanan, dan satu orang pria asing. Pria asing itulah yang menghajar Wilson karena hampir memperkosa partner kencannya. Untung wanita itu langsung menghubunginya secepat kilat ketika menendang kepunyaan Wilson. Ketika pria asing itu datang dan menolongnya, wanita itu langsung melenggang pergi dari tempat itu.
"Sialan" umpat Wilson diakhir kekalahannya.
"Apa yang kalian lakukan di toilet perempuan?" tanya seorang petugas keamanan sembari menggiring kedua pria itu untuk keluar.
"Dia hampir memperkosa teman kencan saya" ucap pria asing itu sembari menunjuk Wilson dengan jari telunjuknya.
"Dimana teman kencan-mu itu?" tanya petugas membuat Wilson menyeringai. Dia rasa memiliki kesempatan untuk mengelak tuduhan yang dilayangkan pria itu padanya.
"Dia bahkan tidak pandai berbohong" sarkas Wilson.
Langkah demi langkah membawa mereka untuk keluar dari gedung itu. Dan di sana Frans dan salah satu temannya terkejut mendapati teman mereka yang membuat masalah langsung ditangkap. Lebih parahnya lagi, pria asing yang terlibat masalah dengan teman mereka adalah orang terdekat Frans.
"Kakak" sahut Frans sembari berjalan mendekati mereka. "Apa yang terjadi?" tanyanya kemudian.
"Apa yang terjadi, Wilson?" tanyanya lagi dengan beralih pada temannya itu, karena orang yang disebutnya dengan panggilan 'kakak' tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Apa lagi kalau bukan ditangkap?" ketus Wilson.
"Jaga bicara-mu" ucap Frans sembari menunjuk temannya itu dengan jari telunjuknya. Dia merasa jawaban Wilson tidak pantas. Apalagi berurusan dengan kakaknya, yang usianya jauh lebih tua dari mereka. Jadi, sepantasnya pria itu harus bersikap hormat pada sang kakak. Ya, orang yang disebutnya sebagai 'kakak' adalah Franky.
"Tenanglah, Frans. Kakak akan menyelesaikan masalah ini dahulu di kantor polisi, setelah itu kita bicarakan bersama" ucap pria itu kemudian ikut bersama petugas keamanan menuju kantor polisi.
Frans yang tidak tinggal diam pun mengikuti mobil yang membawa kakak dan temannya, Wilson. Sesampainya di kantor polisi, Frans terus mengikuti mereka hingga masuk didalam gedung itu. Sementara Franky di sana malah terlihat sibuk dengan ponselnya. Pria itu terlihat marah ketika panggilan telepon yang dia buat tak kunjung dijawab oleh partner kencannya itu.
"Ada apa, kak?" tanya Frans.
"Teman kencan-ku itu susah dihubungi. Padahal aku tadi menolongnya dari pria brengsek itu, tapi dia malah kabur" ucap Franky sembari menggertak rahangnya.
"Lebih baik kakak buktikan lewat cctv" ucap Frans dan direspon oleh Franky dengan anggukan kepalanya.
"Iya, tadi polisi sudah mengambil rekamannya. Tapi cctv yang dipakai itu dari luar ruangan. Dan itu tidak cukup untuk membuktikan kalau pria brengsek itu berniat memperkosanya" ucap Frans memberi jeda ketika melihat orang kepercayaannya datang.
"Kau urus semuanya" hanya kalimat itu yang dapat didengar oleh Frans. Kakak laki-lakinya itu memberi perintah pada orang suruhannya untuk mengurus masalahnya tersebut.
Setelahnya, Franky malah mengajak Frans untuk kembali. Karena tadi Franky ke kantor polisi menggunakan mobil petugas, jadi pria itu menumpang menggunakan mobil sang adik.
"Kau mau langsung kembali? Atau mau kemana?" tanya Frans dengan keadaan menyetir saat ini.
"Kita makan siang dulu. Kebetulan aku ingin membicarakan sesuatu hal denganmu" ucap Franky.
"Tentang Onya?" tebak Frans. Sekilas dia melirik pria di sampingnya itu. Dan ternyata dugaannya benar, Franky menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Frans.
...*...
Di apartemen Alka, Onya malah sibuk menonton. Sang kekasih belum juga pulang. Sementara Onya saat ini tengah menahan rasa laparnya. Dia ingin memesan makanan, namun handphonenya sudah kehabisan baterei. Untuk keluar dari sana saja dia sudah merasa malas. Karena dia tidak suka mencari makan dengan berjalan kaki.
Beberapa menit lamanya, terdengar pintu apartemen terbuka. Dengan semangat empat lima, Onya berdiri dari duduknya kemudian berjalan sembari meloncat-loncat menuju depan pintu. Dan benar saja, gadis itu langsung mengembangkan senyumannya ketika melihat kepulangan sang kekasih.
Dengan manja Onya merangkul lengan Alka. "Aku lapar" rengek-nya, seketika Alka menepuk jidat-nya.
"Ya ampun, Onya. Kamu belum makan? Sejam begini?" tanyanya memastikan. Melihat gadis itu mengangguk dengan wajah cemberut membuat Alka merasa bersalah. "Memangnya kenapa kamu tidak pesan makanan, Onya? Kau menungguku?" tanyanya lagi.
"Mau pesan bagaimana? Baterei handphone-ku sudah habis" ucapan gadis itu membuat Alka bernafas lega. Pria itu pikir, jika Onya tidak makan karena menunggunya. Namun sama saja, Alka tetap merasa bersalah karena gadis itu belum mengisi perutnya dari pagi sampai se-siang ini.
"Kenapa gak di cas?" tanya Alka lagi.
"Kamu tidak punya cas yang pas dengan handphone-ku" jawab Onya lagi.
"Lalu kenapa kamu tidak masak, sayang?" lagi-lagi Alka bertanya. Dan kali ini pertanyaannya membuat Onya bungkam. Gadis itu merasa enggan untuk menjawab pertanyaan yang satu ini. "Di kulkas ada bahan-bahannya, sayang" ucap Alka lagi.
"Aku mau makan diluar saja" ucap Onya mengalihkan pembicaraan pria itu. Dia malu ketahuan tidak bisa memasak. "Aku pengen makan diluar, ya? ya?" Onya merengek membuat Alka tersenyum. Gadis itu terlihat sangat menggemaskan, hingga tangan Alka tak tinggal diam untuk menjepit kedua pipi gadis itu.
"Baiklah. Let's go"
...*...
Sebuah lokasi, dimana gedung restoran berdiri kokoh ditengah Kota. Didepan gedung, terparkir sebuah mobil yang di kemudikan oleh Frans. Bersamaan dengan sebuah motor yang ditumpangi oleh Onya. Walau parkiran mobil dan motor terpisah, namun jaraknya tidak begitu jauh.
Lebih dulu, Onya dan Alka memasuki gedung itu. Namun langkah kaki Onya terhenti sebelum kedua kakinya melangkah masuk kedalam sana. Gadis itu melebarkan kedua matanya ketika mendengar suara yang tak asing dari arah belakangnya.
"Onya" panggil pria itu.
"Onya" satu pria lain memanggil namanya. Dan dia benar-benar kenal dengan warna suara itu. Seketika tubuh Onya menegang.
"Siapa?" tanya Alka yang ikut berhenti. Pria itu langsung melihat kearah belakang mereka. Diikuti oleh Onya, gadis itu ikut menengok kebelakang.
"Frans... kak Franky?" sapa-nya dengan tersenyum kaku. Sementara Alka hanya menatap ketiga orang itu dengan bingung.
"Siapa?" tanya kakak beradik itu secara bersamaan. Tangan mereka ikut menunjuk kearah pria yang tengah menggenggam tangan Onya.
"Pacar, kak" jawab Onya sontak saja Frans menatap tajam kearah pria itu. Sementara yang ditatap malah berekspresi datar.
"Pacar?" Franky kembali memastikan. Dia ikut menatap pria itu dengan tatapan yang sulit diartikan. "Ngapain ke sini?" tanyanya lagi.
"Mau makan, kak" jawab Onya.
"Sebaiknya ka--" ucap Frans terpotong ketika Franky mencela dengan cepat.
"Kebetulan kakak dan Frans lagi mau makan di sini. Jadi bergabunglah dengan kami" ajak Franky. Pria itu tidak tahu saja dengan sang adik saat ini. Pasalnya, Frans ingin menghajar pria yang datang bersama Onya itu. Bahkan saat ini Frans ingin menyeret gadis itu kerumahnya sekarang. Namun dengan susah payah dia kendalikan emosinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GOBLOKNYA ONYA, HNY INGIN KEBEBASAN, RELA DITIDURI LAKI2 YG BARU DIKENALNYA, FRANS YG SERING ZINAH KE LUSI SAJA TDK PRNH INGIN NGRUSAK ONYS
2023-03-09
0
Nira Yudhistira
sebenernya yg disukai Frans itu capa sih? onya ato Lusi?? 🤔🤔
2021-04-25
0