Frans mengajak wanita itu masuk kedalam mobilnya. Ada yang menjanggal di hati wanita itu. Namun dia tetap mengikuti permainan pria itu padanya. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan menyerahkan tubuhnya lagi pada pria tidak jelas itu.
"Ada apa?" tanya wanita itu sebagai pembuka obrolan mereka.
"Pertama-tama aku mau bilang terimakasih untukmu, Lusi. Karena selama ini kamu telah menjadi partner bagiku. Sekaligus aku mau minta maaf kalau hubungan kita saat ini harus berakhir" ucap Frans membuat Lusi diam sejenak.
"Apa ada masalah?" akhirnya Lusi memberanikan diri untuk bicara. Walau dia ingin melakukan hal yang sama, yaitu mengakhiri hubungan mereka, namun rasa penasarannya jauh lebih besar akan alasan pria itu ingin memutuskan hubungan mereka.
"Lebih tepatnya masalah keluarga. Aku tidak bisa menjelaskan secara lengkap padamu. Intinya, aku dijodohkan..." sejenak dia menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan. "Aku harap hubungan kita berakhir secara baik-baik" ucap Frans kemudian.
"Apa aku bisa memeluk dan mencium-mu untuk terakhir kalinya?" tanya Lusi sembari menatap pria yang tengah mengisi hatinya itu.
"Tentu" jawab pria itu kemudian meraih tubuh wanita itu kedalam pelukannya. Baru saja masuk kedalam pelukannya, Frans merasakan tubuh wanita itu bergetar. Pertanda dia tengah menangis. Itu membuat Frans merasa tidak enak hati. Dia berusaha menenangkan wanita itu dengan mengelus lembut punggungnya Lusi.
"Tenanglah" ucap Frans ketika melepas pelukannya. Pria itu menghapus air mata Lusi dan mulai menghujaninya dengan ciuman. Hingga ciumannya mengenai bibir Lusi membuat wanita itu memegang erat kedua pipi Frans agar bisa mempertahankan ciuman perpisahan mereka.
Aku mencintaimu, Frans. Aku mencintaimu. Ini memang berat... tapi kau harus bahagia, dan aku juga. Batin wanita itu meronta-ronta dalam ciuman mereka.
Frans tidak ingin lebih jauh lagi, dengan segera dia mengakhiri ciuman mereka. Biarlah ini menjadi yang terakhir bagi mereka. Toh, Frans akan mulai puasa selama mungkin. Sampai perjodohan yang keluarganya lakukan menjadi sebuah pernikahan yang sah. Di situ dia akan memulai kehidupan yang baru.
"Berbahagialah, Frans" ucap Lusi dengan air mata terakhirnya dia lepaskan. Kemudian wanita itu langsung keluar dari mobil itu untuk masuk kembali kedalam tempat yang dia tinggali.
Sementara Frans menatap nanar kearah mantan kekasihnya itu melangkah. Dia merasa ada yang janggal dengan ucapan wanita itu. Atau mungkin karena perasaannya saja.
Tidak mau ambil pusing lagi, Frans sudah terbebas dari hubungan terlarangnya itu. Dia langsung melajukan mobilnya dari tempat itu.
...*...
Keesokan harinya, dimana Franky akan berangka ke kantor. Namun tujuannya dia alihkan pada masalah pribadi. Biasanya Franky akan bersikap profesional. Dia tidak akan mengabaikan pekerjaannya jika berhubungan dengan sesuatu yang tidak penting. Namun hari ini dia tidak memiliki kesibukan yang penting, untuk itu dia membuat janji bagi partner kencannya.
Keduanya membuat janji untuk bertemu disebuah restoran. Franky datang lebih telat. Kira-kira dua puluh menit lamanya dari waktu janjian mereka barulah dia tiba. Sesampainya di sana Franky melihat wanita itu sudah duduk. Dia pun menghampirinya dan ikut duduk didepan wanita itu.
"Sudah lama menunggu?" tanya Franky.
"Tentu" jawab wanita itu dengan datar.
"Berapa lama?"
"Dua puluh menit lebih"
"Baiklah. Anggap saja ini balasan karena kemarin kamu membuatku dalam masalah" ucap Franky tanpa merasa bersalah.
"Jadi? Ada apa kau mengajakku bertemu lagi? Apa kau benar-benar tertarik denganku?" tanya wanita itu dengan percaya diri.
"Percaya diri sekali, anda" ucap Franky sembari terkekeh. "Aku lupa dengan namamu" sambungnya.
"Lusi, kau bisa memanggilku Lusi" ya, wanita itu adalah mantan kekasih Frans. Yang tak lain adalah adik kandung Franky. "Jadi, bagaimana Franky? Ohiya, siapa nama belakangmu?" tanya Lusi yang penasaran. Karena wajah pria itu tidak begitu asing dengan orang terdekatnya. Frans. Ya, mereka terlihat lumayan mirip.
"Kau tidak perlu tahu itu. Aku hanya ingin mengenalmu lebih jauh" ucap Franky yang enggan menyebut nama belakangnya.
"Kenapa kamu ingin mengenaliku lebih jauh?" tanya Lusi lagi. Lagi dan lagi dia penasaran dengan pria itu. Setiap jawaban yang keluar dari mulut pria itu sangat menggantung hingga membuat Luis tidak puas untuk bertanya.
"Karena aku ingin segera menikah" ucapan pria itu membuat Lusi melongo menatapnya. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikir pria itu. Apa dia tidak laku diluar sana? Kenapa? Pria setampan ini mau berkencan buta hanya untuk menikah?
"Kau akan sangat beruntung menikah denganku, Lusi" sungguh, Franky mengatakan ini dengan membayangkan kekayaannya. Pria itu tidak tahu jika keberuntungan dalam pernikahan bukan hanya didasarkan pada kekayaan.
Flashback On
Dimana Franky dan Nyonya Eisten sedang duduk berbincang dihalaman belakang rumah utama.
"Ma, bagaimana jika Frans yang terpilih untuk menikah dengan Onya?" tanya Franky.
"Tidak masalah jika kalian tulus dan setia dengan keputusan kalian" jawab ibunya. "Apa kamu tidak suka dijodohkan, Franky?" kini ibunya balik bertanya.
"Bukan begitu, ma. Hanya saja aku belum bisa melupakan dia, ma" ucapan Franky membuat Nyonya Eisten merasa bersalah. Jika saja waktu bisa diulang, maka Nyonya Eisten akan menyetujui hubungan mereka. Namun karena keegoisannya, wanita yang dicintai oleh Franky pergi menjauh. Sampai saat ini Franky tak kunjung menikah karena menunggu wanita itu.
"Maafkan mama" ucap Nyonya Eisten.
"Tidak apa-apa, ma" walaupun ada rasa kecewa pada sang ibu, namun Franky tetap kuat untuk mengatakan kata-kata demikian. Kata-kata yang hanya mewakili mulutnya saja, namun tidak dengan kata hatinya.
"Maafkan mama. Mama tahu mama salah, tapi jangan kamu berlarut dalam penyesalan, Franky. Mungkin saja penantian-mu itu akan sia-sia. Dan mungkin saja Mona sudah memiliki pengganti lain di sana" ucapan yang tidak ingin didengar oleh Franky. Namun sejenak dia mencerna perkataan sang ibu. Dia mengakui jika ucapan ibunya tidak ada yang salah. Karena kemungkinan itu dapat menjadi pasti.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Franky, berharap jawaban ibunya kali ini dapat menenangkannya.
"Mama ingin kamu segera menikah sebelum Frans. Ingat usiamu yang sudah tidak mudah lagi. Kamu sudah matang, dan pantas untuk berumah tangga. Dan ingat, kamu butuh pewaris untuk menerima kekayaan turun-temurun ini" wanita itu menjawab sembari tersenyum tipis. "Mama ingin segera punya cucu" tambahnya diakhir obrolan mereka. Selepas Nyonya Eisten berlalu meninggalkannya seorang diri ditempat itu, Franky kembali memikirkan ucapan demi ucapan yang dilontarkan oleh sang ibu.
Flashback Off
"Apa kau tidak punya rencana untuk menikah di masa depan, Lusi?" tanya Franky memecah lamunan wanita itu. Dia sengaja menanyakan itu karena sempat membayangkan kaum Hawa dimasa sekarang yang tidak ingin menikah lagi.
"Tentu saja aku mau menikah. Tapi bukan berarti kamu yang aku nikahi sekarang"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Tini Nara
tuh benar kan ternyata Lusi 😅😅
2021-10-03
0
Nira Yudhistira
waaahb judul sinetron nya yg cocok nih ya,, kakak iparq mantan teman tidurq 😂😂
2021-04-25
5