Kini kedua insan terlihat sedang berdebat. Tidak ada yang mau mengalah. Kekuatan adu mulut gadis itu memang sangat lihai. Namun kekuatan fisik pria itu lebih mendominasi, jadi gadis itu pasti kalah.
Awalnya Onya mengajak Frans untuk bicara baik-baik. Dia ingin protes secara halus dengan harapan, pria itu bisa mengerti dan membebaskannya.
"Frans, aku ingin kembali ke rumah" ucap Onya.
Mendengar ucapan Onya, Frans langsung menggeleng kepalanya. Walau Frans menolak, tapi Onya tetap kekeh untuk kembali ke rumah. Bagaimanapun caranya, dia tidak mau lagi dibatasi oleh pria itu.
"Aku ingin kembali ke rumah, Frans. Memangnya kamu siapa? Mama dan bapakku saja tidak posesif seperti kamu" sarkas Onya. Gadis itu tak kuasa menahan emosinya. Dia berkata-kata dengan nada setengah membentak. Sontak saja Frans melebarkan kedua matanya sembari terkekeh.
"Aku hanya ingin menghukum kamu karena sudah seberani tadi. Apa aku salah?" Frans berucap dengan tenang. Dia tak sadar jika yang dilakukanya memang salah. Walau demi kebaikan, tapi caranya salah. Lagian hubungan mereka hanyalah sepasang sahabat. Tidak lebih dari itu.
Mendengar pertanyaan Frans sontak saja Onya tertawa. "Tentu saja salah, Frans" geram Onya.
"Jika kau tidak membebaskan aku..." ucapan Onya tertahan karena dicela oleh Frans.
"Mau memberitahu Tuan dan Nyonya Wiranta? Silahkan! Tapi jangan salahkan aku kalau Tuan dan Nyonya Wiranta tahu perilaku-mu itu. Aku pastikan kau tidak bisa sebebas ini" ancam Frans.
Jika kalian bertanya, kenapa Frans menghukum Onya dengan cara mengurung gadis itu di apartemennya? Apakah kedua orang tua gadis itu tidak khawatir jika anak gadis mereka tidak pulang ke rumah? Jawabannya juga sederhana. Kedua orangtua Onya sangatlah sibuk. Ayahnya pekerja keras. Saking sibuknya dia jarang meluangkan waktu untuk tahu tentang urusan anak gadisnya itu. Sementara ibunya adalah seorang wanita karir. Seperti ayahnya, sang ibu jarang meluangkan waktu baginya. Sibuk adalah alasan mereka mempercayakan Frans untuk menjaga anak gadis mereka. Saking dekatnya hubungan kedua orangtua Onya dan kedua orangtua Frans, mereka sudah saling menganggap Frans maupun Onya sebagai anak mereka sendiri.
Mendengar ancaman Frans membuat Onya bungkam. Memang benar yang diucapkan pria itu. Namun bukan berarti Onya menyerah. Gadis itu tidak mau ditindas. Kebebasannya harus ditegakkan. Dia harus melawan penjajah itu.
"Tahu malu sedikit lah, Frans. Kau bukan siapa-siapa bagiku. Apa urat malumu sudah putus?" Sarkas Onya membuat Frans sadar betul jika ucapan gadis itu merupakan sebuah makian. Ingin sekali pria itu mencubit bibir lancang itu.
Perlahan Frans melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah Onya. Gerak-gerik Frans membuat Onya was-was. Namun gadis itu berusaha untuk bersikap normal, seolah-olah dirinya tak takut. Walau Onya merasa tak nyaman dengan cara Frans menghampirinya, pria itu berjalan sembari menyeringai. Namun Onya memberanikan diri untuk menatap mata pria itu dengan tajam.
"Kau sudah sangat berani padaku sekarang. Apa kau lupa kalau orangtuamu memberikan aku tanggungjawab untuk menjaga kamu, Onya? Apa aku salah menghukum kamu karena melakukan kesalahan? Kau sendiri yang salah. Kau melakukan hal yang merugikan dirimu sendiri. Dan yang kulakukan semuanya untuk kebaikan kamu" walau sedikit emosi dengan makian Onya padanya, tapi Frans mencoba berkata-kata sembari mengontrol dirinya. Jadi nada bicara pria itu terdengar halus.
"Bukan dengan mengurungku. Aku tidak suka dikurung. Kau bisa menghukum aku dengan cara lain. Bukan seperti ini" Onya berucap dengan ketus. Gadis itu merasa ada kesempatan untuk memberi tawaran pada pria itu. "Bagaimana kalau kamu aku traktir?" tawar gadis itu kemudian.
Namun yang diajak malah terkekeh. "Kamu pikir aku kekurangan uang?" Frans bertanya, namun ia merasa tidak butuh jawaban.
Seolah putus asa, Onya menghembuskan nafasnya kemudian menggelembungkan kedua pipinya. Gadis itu tak sadar jika Frans yang berada didepannya itu tengah menahan senyum. Sungguh, gadis itu terlihat sangat lucu dan menggemaskan.
"Pokoknya aku mau pulang" ucap Onya dengan tegas. Tanpa menunggu jawaban dari Frans, gadis itu bergegas keluar dari kamar Frans. Sayangnya pria itu langsung menahan tangannya.
"Please, Frans. Aku mau pulang... huaaa..." pecah tangisnya.
"Hikss... Hikss... Mama... Onya mau pulang... Huaaa..." Gadis itu terus menangis tanpa menoleh kearah Frans. Dia enggan untuk menatap pria itu karena rasa kesalnya.
Tangisan yang awalnya mencuri simpati dari Frans kini gagal sudah. Bukannya merasa bersalah, Frans malah tersenyum sembari terkekeh menahan tawa. Sikap yang diambil Onya benar-benar imut dan menggemaskan. Tangisannya membuat dia terlihat seperti bocah ingusan.
"Kenapa kau tertawa?" Onya menatap pria itu dengan tajam ketika mendengar pria itu tertawa.
Gadis itu langsung menghentikan tangisan sandiwaranya, sontak membuat Frans tertawa terbahak-bahak. Dengan gemas, pria itu memposisikan dirinya berhadapan dengan Onya kemudian mencubit pipi mungil itu.
"Makanya jangan suka bohong" ucap Frans sembari menggoyang pipi mungil itu. Namun dengan kasar Onya menghempaskan kedua tangan pria itu.
"Aku serius, Frans" rengek gadis itu sembari menghentakkan kakinya.
"Iya, iya. Kali ini kamu lolos. Kalau sampai kamu berulah lagi, jangan harap kamu bisa masuk kuliah" ancamnya. "Tapi malam ini kamu tidur disini. Temani aku, ya?" Frans kembali berucap.
"Baiklah" jawab Onya dengan ketus. Namun dibelakang Frans, gadis itu bersorak-sorai karena tidak jadi dihukum.
...*...
Kini Onya sudah bersih-bersih diri. Gadis itu menyusul Frans di dapur. Dilihatnya pria itu tengah memasak dengan lihai.
*Su*ngguh pria idaman kaum Hawa.
Hei tunggu, apa dia sedang mengagumi pria itu barusan? Dengan cepat Onya menggeleng kepalanya. Dia merasa bodoh untuk mengagumi pria itu.
Frans bisa merasakan kehadiran Onya dibelakangnya. Pria itu tersenyum, ia kemudian berhenti dari kegiatannya.
"Mau membantu?" tanya Frans sembari tersenyum. Mungkin debat panas mereka membuat Onya sulit beradaptasi kembali dengan pria itu. Namun berbeda dengan Frans yang dapat mengatur kembali hubungan keduanya. Pria itu berusaha membuat Onya kembali nyaman dengannya.
"Ayolah, Onya. Mulai dari sekarang, kamu harus belajar memasak. Bisa-bisa suamimu mati kelaparan jika menikah denganmu" ucap Frans.
"Iya, iya. Nanti aku perhatikan kamu masak. Jadi lanjutkan saja kegiatanmu" ujar Onya sembari memasang ekspresi datarnya.
Sebagaimana yang Frans duga, gadis itu terus menolak ketika diajak belajar memasak. Memang dasar pemalas atau bukan hobby-nya hingga Onya tak berminat belajar memasak.
"Kalau begitu aku sarankan padamu, Onya. Kau harus menikah denganku... maksudku dengan pria seperti aku. Agar kau tidak mati kelaparan nantinya" ucap Frans.
Onya tak peduli dengan ucapan Frans. Pikirnya, kalimat terakhir yang diucapkan Frans sangatlah mustahil terjadi. Dia memiliki banyak uang. Jadi dia bisa mempekerjakan pembantu atau koki untuk menyiapkan makanan nantinya ketika dia menikah. Dan dia tidak perlu repot-repot belajar memasak, bahkan memasak layaknya ibu rumah tangga. Karena impian Onya seperti ibunya. Menjadi wanita karir, wanita yang sibuk dengan urusan bisnis.
Kini Onya membantu Frans untuk menyajikan makanan di meja makan. Baru saja Onya menduduki kursi, tiba-tiba bel apartemen berbunyi.
"Biar aku yang buka" ucap Frans kemudian bergegas menuju pintu. Betapa terkejutnya pria itu ketika melihat orang yang datang bertamu.
"Malam, sayang. Apa aku boleh masuk?" ucap seorang wanita yang tak lain adalah Lusi.
"Ayo" akhirnya Frans mengajak wanita itu masuk.
"Aku dan Onya mau makan malam. Apa kamu sudah makan?" Mendengar pertanyaan Frans barusan, dengan cepat Lusi menggeleng kepalanya.
"Kalau begitu, ayo kita makan bersama" Frans pun mengajak wanita itu ke ruang makan.
"Hai, Onya. Aku gabung ya?" Lusi menyapa Onya yang telah menyantap makanannya.
"Iya, kak. Jangan sungkan" ucap Onya sambil tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
3 kalimat HUBUNGAN YANG ANEH menurut ku..😇
2022-07-11
0
Hanifah Ifah
frans sm lusi pacaran kah?
2022-07-01
0
Sagitarius
sahabat kaya gitu 🤔🤔
2021-08-13
3