Memandang binatang-bintang dari atas gedung kembali menenangkan gadis itu dari masalah barusan. Baru saja dia menerima pernyataan suka dari Alka. Hanya karena tidak ingin membuat pria itu malu, jadi Onya terpaksa menerimanya. Dan disinilah dia berada. Gadis itu mulai memejamkan kedua matanya sembari menunggu pria itu, pria yang sudah resmi menjadi pacarnya.
"Buka matamu, Onya" suara itu membuat Onya kembali membuka matanya. Seketika matanya berbinar melihat sebuah benda yang tengah dipegang oleh Alka.
Sebuah teleskop yang akan digunakan untuk melihat bintang-bintang dari jarak dekat. Alka membimbing Onya untuk melihat benda-benda itu di sana.
Mata Alka tak henti memperhatikan Onya yang mulai lihai menggunakan benda itu. Ia ikut senang jika gadisnya merasa demikian.
"Aku melihatnya. Ini, ini... Bintang ini sangat cantik. Apa ya namanya? Yang menggunakan cincin" ucap Onya tanpa berniat pindah dari tempatnya. Dia sangat beta menatap bintang-bintang diatas sana.
"Mungkin Saturnus yang kamu lihat" ucap Alka. "Biar aku tunjukan yang lain untukmu" lanjutnya kemudian. Kini Alka mengambil alih teleskop tersebut dari Onya. Pria itu terus mencari-cari sesuatu hingga menemukannya, dia langsung mengembalikan alat itu pada Onya.
"Wow" Onya takjub karena pertama kali melihat bintang itu. "Warnanya keemasan. Cantik sekali" ucapnya lagi.
"Namanya Io. Dipermukaan bintang itu penuh dengan lava dan gunung api, jadi saat kamu melihatnya menggunakan teleskop akan terlihat keemasan" jelas Alka.
"Cantik tapi berbahaya, bukan? Seperti yang kamu bilang, jika melihat dari kejauhan memang terlihat cantik, namun yang cantik belum tentu sesuai dengan yang kamu harapkan. Kau tidak akan menemukan kebenaran jika hanya melihat dari jarak jauh. Kau perlu menyelidikinya terlebih dahulu sebelum mendekatinya" ucap Onya yang niatnya menyindir pria itu.
"Tentu saja. Namun bintang itu berbeda denganmu" jelas Alka. Pria itu masih tersenyum menanggapi perkataan Onya. Dia mengerti dengan sindiran gadis itu.
Sepertinya mereka sangat cocok karena nyambung dalam komunikasi. Beberapa kali bersama Onya membuat Alka mudah memahaminya. Mungkin karena tipe seperti Alka suka menyesuaikan diri.
"Bintang Io memang cantik dilihat dari kejauhan, namun berbahaya untuk didekati. Dia itu bintang, dan kita manusia. Manusia dan bintang memang tidak bisa berdampingan seperti manusia dengan manusia. Kamu manusia, aku manusia. Jadi kita cocok" jelas Alka panjang lebar. Sepertinya pria itu berniat membalas sindiran Onya. "Tapi kalau yang kamu maksud adalah cara berhubungan dengan seseorang terlebih dahulu harus mengenalnya dari jarak dekat, itu sudah aku lakukan. Dari dulu aku sudah mengagumi kamu. Dan kini kamu memilihku, itu memberi aku kesempatan untuk mendekatimu. Dari jarak dekat aku bisa menilai dirimu yang apa adanya. Dan aku tertarik, bahkan semakin suka padamu" tambahnya kemudian.
Mendengar ungkapan itu membuat Onya mendongak. Sudah tidak fokus lagi dengan teleskop itu. Dia mulai menghadap Alka dengan menatapnya lekat. "Kau menyukaiku dan mengagumi-ku. Tapi itu bukan berarti cinta, bukan?" Tanya Onya.
"Aku tidak tahu. Yang pasti ini berbeda jika aku mendekat denganmu dibandingkan perempuan lain"
"Sungguh?" Onya mulai mendekatkan wajahnya pada pria itu. Bahkan hembusan nafas mereka saling bersentuhan.
Sementara Alka menelan saliva-nya dengan susah paya. Matanya terhipnotis dengan bibir seksi milik gadis itu. Kian mendekat hingga membuat Alka tak dapat menahannya. Dengan sekali tarikan, Onya jatuh dalam pelukan pria itu. Dan tanpa aba-aba Alka menempelkan bibirnya pada bibir kekasihnya itu. Hanya sekilas, bisa disebut sebagai kecupan sementara.
"Ciuman-mu terlalu payah" ejek Onya. Namun sekali lagi Alka membungkamnya menggunakan bibir pria itu. Dan kali ini bukan lagi sebuah kecupan, tapi berubah menjadi ciuman panas. Alka mencium bibirnya dengan mesra, tanpa melepas tangannya dari pinggang berisi gadis itu.
"Apa ini yang pertama untukmu?" Tanya Alka ketika melepas ciuman itu. Namun tangannya tak tinggal diam. Dia mengusap lembut bibir Onya yang basah karena ulahnya itu.
"Tentu saja tidak. Tapi kau kekasihku yang pertama melakukan itu" jelas Onya membuat pria itu tersenyum. "Apa ini pertama untukmu?" Tanya Onya balik.
"Tentu saja tidak" jawabnya dengan jujur. Sungguh membuat Onya iri mendengarnya. Apakah dia mulai cemburu? Entahlah, Onya tidak memikirkan kata itu.
"Kita bisa menginap di sini malam ini. Aku sudah memesan satu kamar untuk kita berdua" ucap Alka sembari membawa gadis itu masuk kedalam gedung itu. Karena udaranya semakin dingin, jadi Alka tidak ingin membuat gadis itu jatuh sakit.
Tanpa menolak tawaran Alka, Onya pun menurut. Dia bahkan lupa diri untuk kembali ke rumah.
...*...
Di sebuah kamar yang terang karena cahaya lampu, terlihat seorang pria tengah memegang ponselnya. Raut wajahnya terlihat cemas, namun perasaannya bercampur marah.
"Mungkin tangan dan kakinya perlu diikat seminggu biar tobat itu anak" gumamnya. Sedari tadi menghubungi sahabatnya itu, namun nihil, nomornya aktif tapi tak kunjung dijawab.
Tiba-tiba dia teringat dengan nomor lainnya yang bisa dia hubungi. Pria itu mengotak-atik ponselnya dan membuat panggilan.
"Halo" suara diseberang sana menyapa.
"Halo bi, ini saya Frans. Apa Onya sudah di rumah?"
"Belum, tuan" jawaban itu hampir membuat Frans tersedak air liurnya sendiri.
"Baiklah, bi. Maaf sudah ganggu malam-malam" ucapnya kemudian memutuskan panggilan itu ketika orang diseberang sana menanggapinya dengan ucapan "Tidak apa-apa, tuan".
Mengetahui Onya tidak sedang di rumah, Alka langsung meraih jaketnya. Tak lupa dengan kunci mobilnya, pria itu bergegas keluar apartemennya.
Sementara Frans sedang mencari Onya yang entah dimana, kini orang yang dicari sedang bermesraan dengan kekasihnya. Alka dan Onya bercumbu di kamar hotel. Hingga tak sadar, ponsel gadis itu terus menyalah karena puluhan panggilan dari Frans. Gadis itu sengaja mematikan getaran ponselnya agar tidak diganggu.
Frans yang mulai bertanya pada teman-teman Onya. Bahkan dua sahabat kupu-kupu kekasihnya, yaitu Mena dan Olin. Walau dia tahu mustahil, namun kedekatan mereka tidak bisa diabaikan. Frans yang kelelahan mencari tahu semakin naik pitam. Dia berjanji akan menghukum gadis itu ketika bertemu nanti. Sungguh, gadis itu membuatnya khawatir, bahkan tak bisa tidur malam itu.
Tadi Frans mulai mencari gadis itu ketempat yang mereka pernah kunjungi. Seperti pantai, lapangan basket kampus, bahkan rumah makan yang sering mereka kunjungi. Namun karena gadis itu tak berada di sana, Alka memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Pria itu sudah kelelahan. Sangat mustahil mencari karena tidak tahu keberadaan gadis itu.
Sesampainya di apartemen, Frans kembali membaringkan tubuhnya. Dia kelelahan mencari, namun sulit untuk memejamkan matanya. Otaknya terus berputar, bertanya-tanya tentang keberadaan Onya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Hanifah Ifah
siap2 onya..hukuman menantimu
2022-07-01
0
Reecka Chaniago
keren thor
2022-01-05
0