Perlahan mata itu terbuka. Samar-samar dia melihat dada bidang yang tengah dipeluknya itu. Ada rasa nyaman membuatnya tak rela melepas pelukannya.
Sementara pria yang tengah dipeluk masih terlelap. Ketika merasakan sentuhan lembut pada dadanya membuat tidurnya terganggu. Seketika pria itu membuka kedua matanya. Pertama kali yang matanya tangkap adalah langit-langit kamar. Ketika berbalik, dia tersenyum melihat sang kekasih tengah menatapnya dengan malu-malu.
"Selamat pagi" ucap Alka sembari membalas pelukan gadis itu.
"Selamat pagi" jawab Onya sembari menundukkan pandangannya. Dia masih malu menatap pria itu ketika mengingat kejadian semalam.
Sama halnya dengan Onya, Alka pun merasa nyaman bersama gadis itu. Dia membawa kepala Onya kedalam dada telanjangnya. Pria itu memeluk Onya dengan mesra. Seolah-olah tak rela untuk dilepaskan. Sementara Onya terus memainkan jarinya pada dada bidang itu. Bahkan tak segan dirinya menyentuh perut kotak-kotak sang kekasih.
"Kau ingin lebih?" Tanya Alka ketika melepas pelukannya. Kini pria itu sudah berada diatas Onya. Dia bahkan menindih Onya kemudian menggelitik gadis itu. Onya yang di gelitik pun tertawa keras hingga menggema di langit-langit kamar. Namun ruangan itu kedap suara, jadi mereka yang diluar sana tidak akan mendengar suara tawa, bahkan ******* sepasang kekasih itu.
...*...
Hari itu Frans telah bersiap-siap untuk berangkat menuju kampus. Dia telah mengenakan pakaian lengkap, yang tentunya semakin menambah ketampanannya. Pria itu bergegas menuju rumah Onya. Dengan harapan, gadis itu sudah ada di sana.
Sesampainya di rumah Onya, dengan berat hati Frans harus berangkat ke kampus seorang diri. Pasalnya, ketika dia bertanya pada pelayan di rumah itu, ternyata Onya sudah berangkat ke kampus duluan.
Sempat-sempatnya Frans bertanya "Dengan siapa dia berangkat?"
Pelayan di sana pun menjawabnya demikian "Sepertinya sendiri, tuan".
Frans merasa Onya sedang menghindarinya.
Sesampainya di kampus, Frans tidak langsung masuk kedalam kelas. Dia menghubungi Onya terlebih dahulu. Pria itu bertekad, jika sahabatnya itu tidak menjawab panggilannya, sudah bisa dipastikan kalau hukuman yang akan dia berikan sangatlah berat. Namun hari ini Onya menjawab panggilannya.
Beruntung kamu hari ini. Batin Frans.
"Halo, Frans. Ada apa?" Sungguh, pertanyaan itu membuat Frans kesal.
"Kamu dimana? Kenapa tidak berangkat bareng aku ke kampus? Sama siapa kamu berangkat?" Tanya Frans.
"Sama teman. Ayolah, aku bukan anak kecil lagi untuk diantar jemput. Jadi, mulai hari ini kamu tidak usah tunggu aku lagi, okay?" Ucap gadis itu kemudian memutuskan panggilannya secara sepihak.
Sementara Frans tak bisa berbuat apa-apa jika orangnya tak berada didekatnya saat ini. Merasa waktunya kelas, Frans bergegas masuk untuk mengikuti proses belajar-mengajar.
Ditengah pembelajaran, dosen pengajar meminta mahasiswa untuk membuka kalkulator. Memang anak Ekonomi diwajibkan membawa kalkulator berhubungan pelajaran mereka yang kadang menggunakan perhitungan.
Frans biasanya menggunakan ponselnya untuk menghitung. Sebelum itu, entah dorongan dari mana membuat pria itu tidak langsung membuka kalkulator, malah membuka status WhatsApp.
Dengan sengaja pria itu menekan status Onya yang membuatnya penasaran. Sebuah foto yang menunjukan gambar Satelit Io. Sebuah bintang yang sewaktu itu ditunjukkan Alka pada Onya. Sempat gadis itu memotretnya menggunakan teleskop. Kemudian dia mengirim gambar itu ke ponselnya.
Rasanya Frans ingin tertawa sekarang. Bukan karena gambar yang Onya upload, tapi kata-kata yang gadis itu jabarkan dalam statusnya sangatlah lucu bagi seorang Frans.
Semalam aku bersamanya. Dan dia menunjukan sisi cantik bintang ini. Namun mendengar penjelasannya membuat kami terlibat debat kecil yang membuat kami sama-sama sadar. Sadar jika kecantikan bintang itu dinilai dari kejauhan, namun berbahaya untuk didekat. Kenapa? Karena permukaan bintang ini dipenuhi dengan cairan lava dan gunung berapi. Jadi kami berdua mengambil pelajaran dari sini. Dimana kami harus menelitinya terlebih dahulu, sebelum menilainya.
Mungkin tawa kecilnya tak terdengar oleh dosen pengajar. Jadi dia selamat kali ini. Bukannya menggunakan kalkulator, pria itu terlihat seperti mengotak-atik ponselnya itu.
Bijak sekali kamu. Belajar dari mana? Frans membalas status gadis itu melalui pesan singkat.
Dari pacar-lah, balas Onya kemudian.
Bocah kecil tahu pacaran? Berciuman sama cowok saja gagal terus. Frans kembali membalas pesan Onya, dengan maksud mengejek gadis itu. Memang beberapa kali ciuman gadis itu digagalkan oleh Frans. Tapi bukan berarti Onya tak pernah berciuman. Dia pernah beberapa kali berciuman dengan pria lain, tanpa sepengetahuan Frans. Sayangnya mereka berakhir tanpa status yang jelas.
Sementara Onya yang berada ditempat lain merasa kesal dengan isi pesan Frans. Karena saking kesalnya, tangan gadis itu tak terkontrol.
Kau tahu, kenapa kemarin aku tidak menunggumu untuk menjemput-ku pulang? Bahkan semalam aku tidak menjawab telpon-mu? Karena semalam, aku baru saja jadian dengan seseorang. Kami bercinta semalaman tanpa diganggu olehmu. Sungguh, Onya tak tahu jika pesannya dapat menjadi bumerang pada dirinya sendiri.
Dan kau tahu, aku sudah tidak perawan lagi! Satu pesan lagi Onya kirim.
Sementara Frans yang baru saja menerima pesan dari Onya, langsung membukanya. Dia membaca dengan senyuman mengembang, sayangnya senyuman itu perlahan luntur ketika mengetahui sahabatnya sudah tak perawan lagi.
"****" umpatnya bahkan terdengar oleh dosen pengajar. Hal itu sukses membuat teman-temannya tercengang mendengarnya. Sementara dosen pengajar langsung menatapnya dengan garang.
"Maaf" ucapnya kemudian.
"Apa yang kau lakukan dengan ponsel-mu, Frans?" Tanya dosennya.
"Maaf, pak. Itu urusan pribadi saya" ucapnya dengan mantap.
"Karena kau mengumpat di kelas, bahkan mengganggu konsentrasi saya, maka kamu harus dihukum. Kamu boleh meninggalkan kelas sekarang" ucap dosen itu. Memang dosennya ini sensitif untuk diganggu. Bahan-bahan yang telah disusun dalam otaknya untuk mengajar akan hilang lenyap begitu saja ketika diganggu. Jadi biasanya dia akan menghukum mahasiswa yang mengganggu konsentrasinya.
Sayangnya Frans tidak terima. Pria itu sudah membayar mahal-mahal untuk belajar. Jadi dia harus melawan cara dosen yang menghukumnya itu.
"Maaf, pak. Saya sudah meminta maaf. Untuk dihukum, saya tidak bisa terima begitu saja" ucapnya tanpa berniat berdiri dari tempat duduknya.
"Kau melawanku?" Tanya dosen itu.
"Aku bisa melaporkanmu di kantor. Caramu tidak pantas untuk menghukum kami yang sudah meminta maaf" ucap Frans tak mau mengalah.
"Jika tak mau dihukum, jangan lakukan kesalahan. Bagaimana jadinya kau di posisiku?" Tanya dosen itu membuat Frans tersentak. Dia merasa ditampar dengan kata-kata dosen itu, jika mengingat caranya menghukum Onya.
"Karena kau mahasiswa kebanggan ku, aku akan meloloskan kamu hari ini. Tapi tidak untuk lain kali" ucap dosen itu kemudian. Dia merasa tidak enak jika dilaporkan mengenai caranya menghukum mahasiswa. Karena itu, dia memilih untuk mengalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Tini Nara
aduh aduh onyaaaa.. udah ga perawan? benarkah? atau hanya ingin Frans marah? jangan dulu Thor, jangan dulu bolong😣
2021-10-02
1