Keinginan Shelo.

Setelah pulang kantor, Renz mampir di sebuah toko choklat, Renz nampak ragu masuk ke toko itu karna ia bukan tipe pria romatis yang mau masuk ke toko choklat, wajar jika Anie meninggalkannya, saat mau membuka pintu Shelo keluar dari toko itu.

"Kau Renz kan?" Tanya Shelo.

"Maaf, apa kita saling mengenal?" Tanya balik Renz.

"Kau mungkin tidak mengenalku, tapi aku mengenal Erin, dia sahabatku," kata Shelo. Mereka pun saling berkenalan.

"Kau mau masuk?" Tanya Shelo.

"Iya, tapi aku bingung, Erin ingin choklat dan aku tidak tau choklat kesukaannya, apa kau bisa membantuku, karna kau sahabatnya kau pasti tau," kata Renz.

"Ayo, aku akan memberitahu choklat apa yang di suka Erin," kata Shelo lebih dulu masuk.

Shelo dan Renz pun masuk, Shelo melihat-lihat choklat apa yang di suka Erin ia pun menemukannya, Renz lega mendapatkannya setelah itu membayarnya.

"Terimakasih, kalau bukan karna mu aku tidak tau apa yang di suka Erin," kata Renz.

"Santai saja, ohh ya kau jangan bilang pada Erin aku membantumu, karna jika kau memberitahu, Erin tidak akan simpatik padamu," kata Shelo.

"Baiklah, kalau begtu aku pulang dulu, sekali lagi terimakasih banyak," kata Renz.

Shelo memandang Renz yang menjauh menghampiri mobilnya lalu pergi.

"Ini baru awal Erin, ini belum apa-apa, dengan begini aku bisa leluasa masuk di hidup kalian, aku tidak punya masalah denganmu, hanya saja aku iri dan ingin sepertimu, hidup berlimpah harta dan bersuamikan pria tampan seperti Renz," gumam Shelo dengan wajah sinisnya.

Di rumah, Erin sudah menunggu Renz dengan menyiapkan cemilan sore juga teh, Jojo lebih dulu pulang.

"Dimana Renz?" Tanya Erin.

"Aku tidak tau, tadi dia lebih dulu keluar kantor, dia juga terburu-buru," ucap Jojo mengambil cemilan dan pergi ke kamarnya.

"Kemana renz," batin Erin.

Tak berapa lama Renz datng membawa sebuah bingkisan.

"Ini untukmu," sebuah paperbag Renz berikan pada Erin.

"Apa ini?" Tanya Erin.

"Choklat yang kau mau," kata Renz membuka jas nyam

"Benarkah," senang Erin membuka bingkisannya

dan woww Erin sangat terkejut karna itu choklat kesukaannya.

"Kau tau dari mana aku suka coklat ini?" Tanya Erin.

"Itu tidak penting, kau membuat apa?" Tanya Renz melihat kue di meja.

"Aku membuat cemilan, ganti pakaianmu lalu duduklah denganku," tawar Erin.

Renz mengganti pakaiannya dan duduk bersama Erin juga Sahira.

"Papi hari ini disekolah ada anak baru, anaknya nakal aku tidak suka," kesal Sahira.

"Jauhi anak seperti itu," kata Renz.

"Bukan seperti itu, Sahira setiap anak ada sisi baik dan buruk, mungkin anak itu punya masalah makanya dia jadi nakal, setiap anak-anak itu mncontoh orang tuanya, beruntung kamu mencontoh nenek," kata Erin. Renz melirik dengan mata membulat ke Erin namun Erin justru membalas senyuman manis,

****

Setelah makan malam Renz dan Erin kembali ke kamarnya, seperti biasa walaupun mereka satu tempat tidur di tengah-tengah di pasang guling untuk pembatas, sesekali Renz menggeser guling itu lalu Erin memperbaikinya lagi.

"Tidak untuk saat ini," kata Erin.

Renz membaringkan tubuhnya dan membelakangi Erin, Erin menarik Renz agar ia menghadap ke dirinya.

"Kau jangan tidur, masih ada 1 syarat lagi," kata Erin.

"Aku harus cerita apa?" Tanya Renz.

"Apa saja, sampai aku tertidur," pinta Erin.

Renz menceritakan kisah masa kecilnya, bukannya Erin tertidur justru Erin merasa kesal karna Renz terlalu menyombongkan dirinya.

"Dari kecil sampai sekarang kau selalu sombong," kesal Erin.

"Lalu harus cerita apa, aku tidak tau mau bercerita tentang apa," kata Renz.

"Ceritakan kisah cintamu denga Anie si top model itu," Erin antusias.

"kenapa Anie, yang lain saja toh banyak mantanku yang lain," kata Renz.

"Kalau aku mau nya Anie gimana, kenapa Anie bisa menyukai orang angkuh sepertimu, lalu kenapa juga kalian bisa putus?" Tanya Erin.

"Tidak ada yang baik diceritakan dariku dan Anie, sudahlah aku mengantuk, besok ada rapat pagi," kata Renz menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Huhhh, kau berhutang satu cerita padaku," umpat Erin.

"Terserah, yang penting aku tidak menceritakan masa laluku dengan Anie," batin Renz.

mereka pun tidur tanpa Renz bercerita apapun.

Pagi-pagi sekali seorang kurir mengirim sebuket bunga mawar, pelayan menaruhnya di atas meja, Renz masih berolah raga di ruang olah raga, Erin mengambil air minum di dapur dan pelayan memberi tahu jika ada paket untuk Erin.

Erin keruang tengah dan mendapat sebuket bunga mawar, Erin sangat senang dan berlari ke ruangan dimana Renz berolah raga, Renz sedang mengangkat barbel saat Erin mengejutkannya, lengan Renz pun terkilir karna salah posisi, ia terkejut saat Erin berteriak di dekatnya,

"Aww!" Ringis Renz

"Renz kau baik-baik saja apa yang sakit, maaf jika aku mengejutkanmu," panik Erin.

"Lenganku sakit," ringis Renz.

Erin membantu Renz lalu memijit lengannya.

"Apa masih sakit, aku panggil dokter ya," kata Erin.

"Kau fikir ini tidak sakit, ini sangat sakit," omel Renz.

"Ya maaf, bahkan kesakitan pun kamu masih bisa mengomel begitu, aku hanya mau bilang terima kasih untuk bunganya," kesal Erin.

Renz pergi tidak menghiraukan Erin, ia pergi membersihkan diri tapi ia tidak bisa membuka kaos nya, Erin pun ke kamar mandi membantu membuka kaos yang di pakai Renz.

"Hanya baju!" Seru Renz.

"Ma-maksudmu," bingung Erin.

"Aku juga tidak bisa membuka celanaku," kata Renz. Erin tercengang melirik ke arah celana Renz.

"A-aku akan panggilkan Jojo," gugup Erin berlari keluar dari kamar.

Renz tertawa pelan melihat Erin malu-malu dan terlihat sangat panik saat di minta membuka celana Renz.

"Jo, Jojo bangun Jo," panggil Erin menggedor pintu kamar Jojo. Pintu kamar Jojo pun terbuka, terlihat Jojo baru bangun dari tidurnya.

"Erin, ini masih pagi aku masih mengantuk," Jojo mengusap usap wajahnya.

"Ayo Jo, kita kekamar," pinta Erin menarik Jojo ke kamarnya.

"Astaga Rin, kau mau apa kau ini kakak iparku," kejut Jojo.

"Berisik kamu Jo, memangnya kita mau ngapain," kesal Erin mencubit keras lengan Jojo. Erin mengantar Jojo ke kamarnya.

"Renz tidak bisa membuka celanya," kata Erin yang membuat Jojo terkejut.

"Apa, kau sudah gila kenapa aku, kau kan istrinya ahh tidak tidak aku tidak mau, itu tugasmu," malas Jojo lalu menjauh.

"Jojo! Ish apa aku yang harus membantu membuka nya aku kan malu," bingung Erin.

Erin masuk ke kamar dan sudah melihat Renz berdiri di depan lemari.

"Kau sudah mandi?" Tanya Erin.

"kenapa, kau mau memandikanku juga, aku bisa membuka celanaku perlahan, kau tidak usah repot menyuruh Jojo," kata Renz.

Renz ingin memakai kemejanya tapi lebih sulit di banding baju dalamnya, Erin pun membantu Renz memasangkan kemejanya, Renz terus memperhatikan Erin yang tepat di depannya, Erin mengancingkan kemeja Renz lalu memasangkan dasi dan jas nya.

"Sudah siap, biarkkan Jojo yang menyetir," pinta Erin.

Renz masih menatap wajah Erin yang kini di balas Erin juga.

"Kalau di perhatikan, kau ini sangat cantik tapi sayang bawel," Renz sekejap mengecup kening Erin.

Renz meninggalkan Erin yang terdiam mematung setelah mengecup keningnya, Renz dan Jojo pergi ke kantor sementara Erin mengantar Sahira ke sekolahnya memakai kendaraan sendiri, terlihat Shelo sedang menunggu taksi di pinggir jalan, Erin menghentikan mobilnya dan menyapa Shelo.

"hay Shelon masuklah," ajak Erin.

"Erin, ini kamu," kejut Shelo

"Iya siapa lagi, ayo masuk aku mau cerita sesuatu padamu, setelah aku mengantar Sahira kita ke restoran dulu," ajak Erin.

Setelah mengantar sahira, Erin dan Shelo makan ke restoran, Erin pun mulai bercerita mengenai syarat-syaratnya, Erin tertawa karna sudah berhasil mengerjai Renz, sementara Shelo hanya tersenyum.

"Menjengkelkan sekali?" batin Shelo.

"Lalu kapan kamu mengatakan perasaanmu pada Renz?" Tanya Shelo.

"Aku akan membuatnya terkejut saat ulang tahunnya nanti, saat itulah aku akan mengatakan jika aku juga mencintai nya Shelo, aku sangat mencintainya," senang Erin.

"Aku mendukungmu Erin, semangat," kata Shelo.

"Kau fikir aku akan membiarkanmu mengatakannya, tidak akan! Kau tidak akan bisa mengatakan itu pada Renz, sampai kapanpun, bahkan sampai mati pun aku akan melakukan semua keinginanku demi impianku terwujud," batin Shelo kesal.

#Bersambung...

Terpopuler

Comments

Lisna Mmhna FaridzdanLiman

Lisna Mmhna FaridzdanLiman

lanjut

2021-03-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!