Salah Kirim Pesan.

"Ka-kau mau apa?"Tanya Erin gugup.

Renz mengangkat tangannya menjangkau sesuatu di atas lemari.

"Ini," Renz memperlihatkan berkas yang di pegangnya dan memukul pelan di kepala Erin.

"ihh," kesal Erin mengusap kepalanya.

"Kau pasti berfikiran aku mau menyentuhmu kan," goda Renz.

"Jangan sok tau ya," kesal Erin.

"Kau tenang saja, aku tidak akan menyentuhmu, sampai nenek benar-benar sehat kau akan tetap jadi istriku dan mendapat fasilitas layaknya seorang istri," kata renz.

"Memang itu yang aku harapkan," kata Erin.

"ohh ya jika kau mau kau bisa ke sekolah dimna kau mengajar dulu," kata Renz lalu mengambil sebuah map memberikannya ke Erin.

"Apa ini?" Tanya Erin.

"Aku membebaskan sekolah itu juga tidak akan menggusurnya, tapi ini sebagai jaminan sampai nenek benar-benar pulih kau masih tetap di sini," kata Renz lagi.

"Baiklah, aku turuti semua keinginanmu asal sekolah ini tdiak jadi kau gusur, terimakasih Renz walaupun kau sedikit angkuh tapi sebenarnya kau baik," puji Erin.

"Sudahlah, kau tidak perlu memujiku, ini aku lakukan agar kau mau tetap bertahan, ohh ya 1 lagi!" Kata Renz.

"Apa?" Tanya Erin.

"Ternyata ukurannya lumayan besar," kata Renz mengedipkan satu matanya. Erin kembali menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya karena sedari tadi ia lupa masih memakai handuk.

"Dasar mesum, nyesal aku muji kamu," omel Erin melempar Renz dengan pakaian kotornya. Renz tertawa dan keluar meninggalkan Erin.

Renz turun dari kamarnya di lantai atas, di ruang tengah ia melihat Shemee dan Sahira sedang memilih baju untuk Erin.

"Kalian sedang apa?" Tanya Renz.

"Kak Erin tidak mau pakai baju-baju ini, padahal ini sangat cantik dan cocok untuknya," kata Shemee.

"Dia akan memakainya nanti, Sahira papi pergi dulu, kau jangan nakal dirumah, bermainlah dengan bibi Shemee," pinta Renz.

"Ok papi!" Seru Sahira. Tak lama Renz pergi, Erin turun dari kamar atas.

"Renz sudah pergi?" Tanya Erin.

"Iya, loh kak kau belum berpakaian, kenpa masih pakai baju handuk," kejut Shemee.

"Iya, aku mau memakai baju dari nya." Kata Erin.

Erin pun mencari baju yang sesuai ia pakai, Erin mendapatkan dres biru malam yang cukup cantik, saat erin memakainya ia terlihat seperti kalangan orang-orang kaya.

"Kak kau cantik sekali, tapi kau mau kemana berpakaian seperti itu?" Tanya Shemee.

"Aku mau ke sekolah yang hampir di gusur Renz, aku mau memberikan berkas ini untuk kepala sekolah," jawab Erin.

"Ohh!" Shemee kembali merapikan pakaian dari butik.

"Kau mau ikut?" Tanya Erin.

"Tidak kau saja, aku mau menemani Sahira di rumah," kata Shemee.

"Ya sudah, aku pergi dulu ya, Sahira kau bermain dengan bibi Shemee ya." Pamit Erin.

"Iya mami," sahut Sahira.

Walaupun terkejut Sahira memanggilnya mami, tapi Erin senang dan tersenyum ramah pada Sahira.

Di kantor Renz banyak dapat ucapan selamat dri kariawan, mereka ingin mengadakan pesta untuk bosnya tapi Renz menolak, ia hanya akan mengadakan konferensi pers, semuanya pun jadi tidak semangat.

Setengah jam perjalanan, akhirnya Erin yang di antar supir pun sampai di sekolahnya, banyak murid-murid yang tidak menyangka jika itu adalah guru yang eprnah mengajar. Ada salah satu murid yang pernah mengejeknya mendekati Erin.

"Kau kak Erin kan yang pernah mengajar waktu itu?" Tanya murid.

"Iya! Aku Erin, kau masih ingat aku ya, bagaimna sekolah kalian semua, aku harap kalian tidak bikin rusuh selama aku tidak mengajar lagi," kata Erin.

"Walaupun hanya bebrpa hari tapi kau membuat kami lupa akan kenakalan kami kak, cara mengajarmu sangat berkesan, maafkan kami pernah mengejekmu saat itu," sesal murid.

"Tidak apa-apa, semua sudah berlalu," kata Erin.

"kau mau kembali mengajar kak, tapi sayang hanya ada waktu sebulan untuk sekolah kita akan di gusur," sedih murid.

"Kata siapa, sekolah ini tidak akan di gusur, kalian bisa sekolah sampai kapanpun," kata Erin. Seorang guru mendekati Erin.

"Erin, selamat ya atas pernikahanmun ,tapi kenapa tidak membuat pesta," ucap guru.

"Bu, nenek mertua sedang sakit, tidak mungkin kami membuat pesta, ohh ya aku mau ke ruang kepsekn, dia ada?" Tanya Erin.

"pak kepsek mengundurkan diri, baru kemarin, tapi ada kepsek baru dan kau jngan sampai jatuh cinta ya sama dia karna kau sudah punya suami," ledek guru.

"Benarkah, seganteng apa sih dia jadi penasaran," tawa Erin pada guru centil.

Erin pun sampai di depan pintu ruangan kepsek, Erin memngetuk pintu, dari dalam ruangan kepsek baru mempersilahkan nya masuk.

"Maaf pak, saya minta waktu sebentar," kata Erin.

kepsek baru itu menengadah melihat Erin, ia sangat terkejut.

"Kak Reymond," kejut Erin.

"Erin" ucap Reymond juga terkejut.

"Kak, kau kepsek disni?" Tanya Erin.

"Hanya sementara sampai nanti sekolah ini di gusur, kau ada perlu apa kemari," kata Reymond.

"Ouhh ini, ini surat untuk kepsek yang menyatakan sekolah ini tidak akan di gusur, sekolah ini akan tetap bertahan," kata Erin.

"Bukankah ini dari Renz Adipratama, kenpa kau yang mengantarnya, kau sekertarisnya?" Tanya Reymond

"Bukan, tapi aku istrinya kak, pria yang semalam dia Renz suamiku, kami baru menikah kemarin,"jelas Erin.

"Jadi pria yang semalam itu bukan pacarmu justru dia suamimu dan dia juga yang mau menggusur sekolah ini kemarin," Reymond heran merasa tidak percaya.

"Iya, maafkan dia ya kakn dia orangnya memang seperti itu,tapi dia sebenarnya baik kok,"kata Erin.

"Baik Erin, àku menerima surat ini, terimakasih ya," kata Reymond.

"Sama-sama kak,"jawab Erin. Erin akan pergi sampai Reymon menahannya.

"Erin, bisa kita bertemu nanti sore, aku mau mentraktirmu minum kopi, ya kalau kau tidak keberatan dan suamimu mengijinkan," kata Reymond.

"Bisa kak, kenapa tidak, Renz tidak akan marah," kata Erin.

"Kapan lagi ngopi bareng ka Reymond, guru idolaku," batin Erin senyum-senyum gak jelas.

"Kenapa kau senyum-senyum, apa ada yang salah dengan pakaianku." Bingung Reymond lalu memeriksa pakaiannya yang nampak baik-baik saja.

"Ti-tidak kak, ya sudah aku pulang dulu ya, lagipula aku tidak mau mengganggu pekerjaanmu," ucap Erin.

"Aku telphon kamu nanti," ucap Reymond. Erin mengangguk.

Erin pamit pulang, ia merasa senang karna sudah lama ia bermimpi bisa dekat dengan Reymond, seketika lamunannya buyar saat berada di mobil.

"Astaga, kenapa aku begini, walaupun hanya pura-pura tapi aku kan sudah menikah dan sudah sah dengan Renz, lalu kenapa aku menerima ajakan ka Reymond aku harus bagaimana," bingung Erin.

Erin mengambil ponselnya, ada dua nama berjejer sama dengan awalan R.

"Aku ijin dulu sama Renz, biar nanti aku tidak di cap macam-macam," gumam Erin.

*********

Erin pun mengirim pesan, pada Renz.

("Renz nanti siang aku pergi makan siang dengan temanku, dan kau jangan melarangku karna kau kan tidak ada hak melarangku untuk berteman dengan siapapun walaupun pria sekalipun, ingat kita hanya sebagai mitra kerja..kau membantuku dan aku membantumu")

"Ya ini saja pesanku, dia kan hanya suami sementara dan dia tidak bisa melarangku untuk dekat dengan siapapun," ucap Erin.

karna melewati jalan yg berlubang, pesan itu terkirim pada Reymond yang posisi nomernya di bawah no Renz, Erin tidak melihat dan langsung memasukkan ponselnya ke tas.

Di sekolah ponsel Reymond berbunyi sebuah pesan masuk dari Erin, Reymond membaca ia pun bingung karna nama yang di sebut adalah Renz, Reymond pun melihat isi pesanya dan terkejut.

"Apa maksudnya ini ya, kenapa Erin bicara seperti ini pada suaminya, apa dia terpaksa menikah," bingung Reymond.

***

Erin sampai di rumah, disana Shemee dan Sahira sedang duduk di taman.

"kalian disni, Shemee kau membawa tas untuk apa?" Tanya Erin.

"Kak, ayah memintaku pulang, jadi aku harus pulang, kapan-kapan aku main lagi ya kesini, jaga dirimu baik-baik ya kak," Shemee mengecup pipi Erin lalu buru-buru pergi.

"loh, loh tapi Shemee," bingung Erin.

Shemee menaiki taksi yang sudah ia pesan sebelumnya, Shemee terlihat buru-buru dan membuat Erin bingung.

"Mami! hari ini kita ke rumah sakit ya, aku rindu nenek," kata Sahira.

"Tapi!" Seru Erin.

"Ayo mi, kita ke Rumah Sakit" rengek Sahira.

"Baiklah, kau ganti baju dulu, kita kerumah sakit sekarang ya, kasihan juga paman Jojo tidak ada yang menggantikan," kata Erin.

Mereka pun pergi kerumah sakit setelah Sahira siap, jam sudah mnunjukkan pkul 3 siang, Erin dan Sahira sudah dirumah sakit sementara Jojo pulang untuk membersihkan diri.

"Erin,"panggil nenek.

"Nenek, nenek mau apa? Nenek mau minum atau makan?" Tanya Erin.

"Tidak, nenek hanya ingin kau dan Renz bahagia, itu saja maunya nenek," pintanya.

"Nenek tidak usah banyak bicara dulu, nenek harus sembuh untuk kami," kata Erin.

Nenek tersenyum, ponsel Erin menerima pesan, pesan itu dari Reymond. Reymond sudah menunggu di restoran tapi Erin bingung karena tidak ada yang menjaga nenek.

"Pesan dari siapa?" Tanya nenek.

"Tidak penting nek," kata Erin.

"Tidak apa-apa, kau mau keluar ya, nenek tau disini sumpek, nenek juga sudah tidak betah, Erin kalau kau mau keluar kau bisa kan membawa Sahira, kasihan kalau dia disni sendiri" kata nenek.

"Tapi nenek benar tidak apa-apa kalau Erin tinggal?" Tanya Erin.

"Ia nenek tidak apa-apa kok, sudah pergi sana mungkin itu penting," kata Nenek.

Akhirnya pesan Reymond di balas, Erin bersama Sahira pergi ke restoran itu, disana Reymond sudah menunggu.

"Maaf kak, kau sudah lama ya menunggu?" tanya Erin.

"Tidak, ini baru saja sampai," ucap Reymond.

"Siapa gadis kecil ini," sapa Reymond memegang pipi Sahira gemes.

"Dia Sahira, keponakan suamiku kak," kata Erin.

"Kau mengasuhnya..dimana orang tuanya?" tanya Reymond.

"kedua orang tuanya meninggal, ayahnya seorang tentara dan mninggal saat bertugas sementara ibunya meninggal tragis karna bunuh diri," ucap Erin.

"Kasihan sekali anak sekecil ini sudah dapat cobaan berat, ohh ya ayo kita pesan sesuatu," ajak Reymond.

Mereka pun memesan makanan, Sahira sangat senang karna Reymond begtu baik, Sahira melihat Reymond seperti menyukai Erin, karna saat Erin sedang memainkan poselnya Reymond curi-curi pandang pada Erin, makanan pun tiba mereka makan siang bersama tapi di sela-sela makan ternyata Renz juga pergi dengan rekan bisnisnya ke restoran yang sama, Sahira yanh tidak sengaja melihat pun memanggil Renz.

"Papii ... " panggil Sahira.

Sontak Renz Erin dan Reymond terkejut, Erin nampak biasa sja karna ia menganggap sudah mengirim pesan pada Renz tanpa mengecek kembali ponselnya, Renz menghampiri Erin dan Sahira.

"kalian sedang apa di sini?" Tanya Renz.

"Kan aku sudah bilang aku mau pergi," jawab Erin.

"Bilang! kapan kau bilang, ayo pulang," tarik Renz.

"kau ini kenpa," bentak Erin menghempas genggaman Renz

"Tidak baik seorang wanita bersuami makan dengan pria lain," kata Renz mlirik ke arah Reymond.

Erin menghempas kembali tangannya yang di genggam Renz.

"Kau ini kenapa sih, aku kan sudah mengirim pesan lagipula aku juga tidak sendri, Sahira bersamaku, lagian apa urusanmu aku mau pergi atau tidak," kesal Erin.

Renz melepas genggamannya dan mmbawa Sahira pulang, rapat dengan clien nya pun ia batalkan, Erin minta maaf pada Reymond lalu menyusul Renz yang membawa Sahira dengan emosi.

Renz membuka pintu dan memasukkan Sahira lalu menguncinya, Renz terlihat kesal, Erin mengetuk ketuk pintu mobil tapi tidak di indahkan Renz, mobil Renz pun pergi meninggalkan Erin.

"Kenapa sih dia, aku kan sudah ijin dari tadi, seharusnya kalau mau marah dari tadi donk, atau membalas pesanku," gumam Erin.

Erin menghentikan taksi dan menyusul Renz kerumah, Renz sudah sampai lebih dulu, tak berapa lama Erin juga sampai, Erin meminta pejelasan pda Renz kenapa dia marah pdahal ia sudah mengirim pesan.

"Lihat ponselmu, apa ada pesan untuk kun aku tidak suka jika kau pergi kencan membawa Sahira yang masih kecil," bentak Renz.

"Aku sudah kirim pesan aku justru heran mungkin kau yang tidak buka ponselmu, lagipula aku tidak kencan seperti yang kamu tuduhkan," kesal Erin.

"Sudahlah Erin, aku tidak akan mlearangmu asalkan jangan pernah membawa Sahira saat kau pergi dengan laki-laki manapun, kau akan memberi contoh yang tidak baik," kata Renz.

"Maksudmu, apa kamu mau bilang kalau aku wanita yang sering gonta ganti laki-laki mengajak mereka berkencan hah, aku gak nyangka Renz fikiranmu picik," marah Erin.

Renz pergi meninggalkan Erin dirumah, Erin bingung kenpa sikap Renz begitu, kalau dia memang tidak menyukainya ya jangan melarang jika dekat dengan siapapun, Erin mengambil ponselnya lalu melihat tempat pengiriman pesan Erin terbelalak saat melihat pesan itu bukan terkirim untuk Renz tapi terkirim ke Reymond.

bersambung....

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!