Erin menunggu Renz di ruang tengah, jam menunjukkan pukul 1 malam Erin mulai mengantuk, tanpa sadar ia pun tertidur di sofa, selang setengah jam Renz pun datang dari cafe dimna ia sering menenangkan fikirannya disana, karena lampu yang remang-remang Renz duduk di sofa yang sama dengan Erin tapi Renz duduk di ujung kaki Erin.
"Kepalaku berat sekli," gumam Renz memegang kepalanya.
Saat ingin bersandar, Renz terkejut karena ia menyentuh sesuatu, sepasang kaki. Renz bangun dan menyalakan lampu, ia lebih terkejut ketika mendapati Erin tidur di sofa.
"Kenapa dia tidur dsni!" bingung Renz
Renz menggoyang goyang kaki Erin,tapi karena nyenyanknya tidur Erin,ia pun tidak bangun, Renz pun menggendong Erin ke kamar tamu meletakkan Erin di kasur lalu menyelimutinya.
"Gadis yang aneh," gumam Renz tersenyum lalu keluar.
"Renz," panggil nenek
"Nenek, kau belum tidur?" Tanya Renz.
"Dia manis kan?" Tanya balik nenek.
"Nenek apa-apan sih, biasa aja nek," kata Renz.
"Kau menyukainya?" tanya nenek.
"Nek, jangan membahas yang tidak penting, mood ku sedang buruk," oceh Renz.
"Nak, ingatlah umurmu sudah 34 tahun, seharusnya kau sudah punya dua orang anak di usiamu sekarang," jelas nenek.
"Nek aku mau tidur, kita tidak usah membahas umurku, jika waktunya tiba aku juga akan menikah," kata Renz.
"Benarkah, tapi entah kenpa nenek merasa kau ini punya kelainan," kata nenek.
"Maksud nenek apa? aku tidak normal, ya tuhan nek aku ini normal, aku masih menyukai wanita," jelas Renz.
"Lalu, kenpa sampai sekarang kau belum menikah, apa penyebapnya?" Tanya nenek.
"Sudahlah nek, aku malas membahas ini semua, besok aku harus bngun pagi karena akan mngantar Sahira ke asrama." Kata Renz lagi.
Renz pergi ke kamarnya dengan memikirkan kata-kata neneknya, sedang nenek tersenyum karena berhasil membuat Renz kepikiran dengan kepribadiannya.
"Tudak lama lagi Renz, nenek ingin sekali melihatmu menikahi Erin," kata nenek sembari ke kamarnya.
Di kamar, Renz memikirkan perkataan neneknya.
"Apa benar aku tidak normal seperti yang di katakan nenek,ahhh nenek!" Renz mengacak-acak rambutnya.
***
Keesokan harinya Erin lebih awal bangun, ia kebingungan karena ia ada di dalam kamar.
"Kenpa aku disni, bukannya aku di luar semalam? apa aku tidur berjalan," bingung Erin.
Setelah menyegarkan diri Erin melihat beberpa pelayan sedang sibuk di dapur, karena Erin tidak biasa hanya bersantai, ia pun pergi ke dapur untuk membantu.
"Kau mau apa?" Tanya chef.
"Aku mau membantu," Kata Erin.
"Jangan! jika nyonya tau dia akan memarahiku," mohon chef.
"Kau tenang saja, tidak akan ada yang memarahimu, aku yang bertanggung jawab" kata Erin lagi. Nenek melihat Erin di dapur lalu mendekatinya.
"Erin kau sedang apa! Siapa yag menyuruh Erin di dapur?" Kesal nenek.
"Ma-maaf nyonya," gugup chef.
"Nenek, ini kemauanku sendiri, aku tidak bisa hanya menumpang dan tidak membantu," kata Erin.
"Tapi ini pekerjaan mereka Erin, kau tidak perlu membantu," kata nenek.
"Please nek, untuk hari ini saja, karena setelah ini aku akan mencari tempat tinggal baru," kata Erin sambil mengaduk sayurannya.
"Erin tinggalkan semua itu, kau bisa kan buat kopi jahe, tolong buatkan 1 gelas ya!" Pinta nenek.
"Aku akan membuatkannya nek, kau tunggu saja di luar," pinta Erin.
Nenek keluar dari dapur lalu tersenyum, Renz sedang mengancing lengan kemejanya lalu memakai jas nya, dari atas ia terlihat sangat tampan dengan stelan jas nya, Erin tak sengaja mendongak ke atas.
"Ternyata dia tampan juga saat tidak banyak bicara," gumam Erin mengaduk kopinya di meja makan. Semua berkumpul di meja makan kecuali Sahira.
"Erin kau sudah buatkan kopi jahenya," tanya nenek.
"Ini nek," ucap Erin memberi ke nenek.
"Bukan buatku, tapi buat Renz" kata nenek.
"Apa! aku kira ini untuk nenek," kejut Erin.
Nenek tersenyum dan melirik ke arah Renz yang trdiam, Erin memberikan kopinya ke depan Renz, tpi bukan Jojo kalau tidak jahil, dia mengambil kopi buatan Erin.
"Terimakasih Erin," Jojo langsung mnyeruput kopi buatan Erin.
Renz melirik ke Jojo seakan tidak rela Jojo meminum kopinya.
"kau lihat apa ka, kau tidak mau kan. Erin ini sngat enak," kata Jojo.
"Nek aku ke kamar Sahira dulu," ucap Renz
"Jojo, kenpa kau ambil kopinya,"omel nenek.
"Aku hanya bercanda nek,"ucap Jojo.
"Renz suka kopi jahe ya nek, kalau begtu aku akan buatkan lagi sebagai permintaan maafku untuk tadi malam," ucap Erin.
"Kau lakukan apa pda kak Renz?" Tanya Jojo
"Tidak ada, hanya salah bicara saja," ucap Erin pergi ke dapur.
di kamar Sahira
Sahira sedang duduk di dekat jendela, Renz mnghampirinya.
"selamat pagi Sahira!" ucap Renz. Sahira tidak menjawab.
"Papi tau Sahira sedang sedih karena mau kembali ke asrama, tapi ini semua untuk kebaikan Sahira," ucap Renz.
"Sahira mau di sini pi, sahira mau bersama papi dan nenek," tangis Dahira.
"Begini, untuk saat ini Sahira di asrama dulu, saat Sahira sudah berumur 10 tahun papi akan bawa Sahira kembali bagimana," bujuk Renz.
"Papi pakai menawar lagi, aku maunya sekarang pi," kesal Sahira.
"Ayo kita sarapan dulu, papi harus mengantarmu lebih dlu sebelum pergi ke kantor," tegas Renz.
Sahira hanya diam, Renz pergi ke luar, di meja makan sudah ada kopi lain.
"Kak, kalau kau tidak mau, aku bisa menghabisknnya lagi,"ucap Jojo
Renz langsung mengambil kopinya.
"Renz, itu untuk permintaan maafku karena aku sudah salah mengira, aku fikir kau ayahnya Sahira dan aku mengatakan hal buruk tentangmu," sesal Erin.
Mereka sarapan bersama, Renz meminta pelayan memanggil Sahira tapi saat pelayan kmbali,
"Tuan, nona Sahira tidak di kamarnya," panik pelayan.
"Apa!" kejut Renz
Semua pergi mencari Sahira di sekitar rumah, karena rumah yang begitu besar mereka mencari ke setiap ruangan satu persatu.
"Ini kesalahanmu Renz, Sahira pasti kabur karna tidak mau kembali ke asrama," cemas nenek.
"Jangan membuatku tambah pusing nek," panik Renz dengan terus mencari Sahira.
Erin mencari ke halaman depan tapi tidak menemukan Sahira, sementara Jojo mencari di sekitaan jalan komplek perumahan, karna tidak mungkin Sahira menghilang secepat itu.
Jampir dua jam mereka mencari Sahira, mereka tidak ada menemukan tanda-tanda keberadaan Sahira, Renz merasa menyesal.
"Apa yang nenek katakan, karena keegoisanmu bukan hanya orang lain yang kau sakiti, Sahira juga kau sakiti, jika terjadi apa-apa pada Sahira nenek tidak akan bisa memaafkanmu Renz," marah nenek.
Renz kembali mencari sahira, dengan wajah yang kusut karna kesedihannya tidak bisa menjaga amanat adiknya.
"Sahira, dimana kamu nak," panggil Renz.
Tak lama Jojo datang, ia mengatakan tidak ada yang melihat anak berkeliaran di kawasan komplek.
"Kau cari baik-baik, cari di setiap jalan," bentak Renz
Sementara Erin pergi ke belakang, disana terdapat sebuah gudang.
"Bukan tidak mungkin kan sahira bersembunyi di sini," gumam Erin. Erin masuk ke dal gudang.
"Sahira, ini tante sayang, sahira," panggil Erin.
Di luar Renz mengambil kunci mobil bersiap pergi ke makam hanah mamanya Sahira.
"Kau mau kemana?" Tanya nenek.
"Aku akan cari di makam hanah," ucap Renz.
Nenek hanya bisa menangis duduk lemas memikirkan sahira yang menghilang.
Di gudang Erin masih mncari Sahira.
"Sahira, tante berjanji jika kau keluar sekarang tante akan bicara pada papimu agar kau tidak di bawa ke asrama," kata Erin.
Gudang itu gelap dan penuh debu, sampai-sampai membuat Erin batuk berkali-kali saat berjalan Erin tersandung benda, ia sangat terkejut karena itu adalah Sahira, Sahira pingsan
"Sahira, Sahira bangun sayang Sahira, nenek! nenek tolong, Sahira bangun bangun," cemas Erin
Dengan susah payah Erin menggendong Sahira keluar, dengan berteriak meminta tolong. Renz baru mau menaiki mobilnya mendengar jeritan Erin ia pun kembali ke dalam, nenek dengan, cepat menghampiri suara Erin.
"Ya tuhan Sahira!" kejut nenek.
"Sahira," ucap Senz langsung menggendong Sahira membawanya ke dalam mobil, Erin ikut dngan Renz memangku Sahira sedang nenek menelpon Jojo untuk segera pulang.
"Sahira, bangun sayang," cemas Erin
Mobil Renz melaju ke rumah sakit, Renz begitu panik. Setelah sampai ia menggendong Sahira dan membawanya ke ugd, Renz nampak cemas dengan keadaan Sahira.
Dokter meminta Renz untuk menunggu di luar tapi Renz tidak bisa, ia sangat panik..Erin mencoba menenangkan Renz, Renz memeluk Erin karna kecemasan yang berlebih.
"Aku takut terjadi sesuatu dengan Sahira," ucap Renz
"Renz kau tenang, Sahira akan baik-baik saja, dia anak yang kuat," ucap Erin.
Renz tersadar karna sudah memeluk Erin, Renz pun melepaskan Erin, tak berselang lama nenek dan Jojo sampai.
"Renz bagaimna keadaan sahira?" Tanya nenek.
"Dokter belum keluar nek," jelas Renz.
"Erin, kau menemukan sahira di mana?" tanya nenek.
"Di gudang nek, dia pingsan di sana," kata Erin.
"Ini pasti asma nya kambuh, sampai terjadi apa-apa dengan sahira kau harus bertanggung jawab Renz," kesal nenek.
Tak lama dokter keluar dan memberitahu jika keadaan Sahira sudah tidak apa-apa, hanya saja Sahira belum sadar, nenek langsung masuk dan melihat keadaan Sahira, gadis kecil itu memakai masker oksigen membuat nenek sedih.
"Lihat Renz, lihat! kau sudah membuat Sahira begini, coba saja kau tidak memaksa mengirim kembali Sahira ke asrama, ini tdak akan terjadi," ?marah nenek.
"Tapi nek," bingung Renz
"Tidak ada tapi-tapian, saat Sahira sadar Sahira tidak akan kemana-mana, dia tetap dirumah dan nenek akan memindahkan Sahira sekolah"ucap nenek
"Jika Sahira drumah, siapa yang mengurusnya," ucap Renz
"Erin, kau mau kan mengurus sahira, kau bisa bekerja mengurus Sahira kau bisa mengajarinya karna kau seorang guru, kau bilang kau ingin mencari kerja kan, kau bisa kan merawat Sahira," kata nenek memelas.
Erin melihat ke arah Renz, Renz pun tidak bisa menolak keinginan neneknya.
"Akhirnya rencanaku berjalan dengan baik," batin nenek
Flasback on
Sesaat sebelum Renz turun dri kamarnya, nenek Jojo beserta Sahira sudah melakukan rapat, nenek meminta semua berakting dan Sahira yang tidak mau kmbali ke asrama pun mau membantu agar keinginan nenek yang ingin menahan Erin tetap tinggal berjalan mulus, Jojo sengaja keluar dan nenek tetap diam, hanya Erin yang mencari kesana kemari begitu juga Renz, dokter pun sudah nenek siapkan sejak semalam, Renz psti membaw Sahira kerumah sakit karna Renz takut jika penyakit asma Sahira kambuh.
Flasback off
Nenek meminta Renz pulang dengan Erin mengambil barang-barang Sahira, Renz dan Erin pun pergi. Jojo mencubit Sahira yang berpura-pura tidur.
"Aww! Paman sakit," ringis Sahira nengusap lengannya.
"Jojo!" Seru nenek.
"Lihat gadis kecil ini nek, dia pandai sekali akting, sudah besar nanti akan ku bawa ke produser film," tawa Jojo.
Tanpa mereka sadari Erin ternyata mendengar pembicaraan mereka karena Renz meminta Erin mengambil kunci mobil yang tertinggal di kamar inap Sahira.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Risa Aisah
nah loh erin jd tau drama sahira😂😂😂
2021-03-14
1