Erin meminta no ponsel papi Sahira yang tidak lain adalah Renz, sekali dua kali Renz tidak mengangkat telponnya.
"kenpa papimu tidak angkat, benar ini nomer nya?" Tanya Erin.
"iya tante, itu nomer papi" gadis kecil itu sangat yakin.
"kamu punya nomer lain yang bisa di hubungi?" Tanya Erin. Sahira menggeleng.
"Tante, aku haus," Sahira memegang lengan Erin.
"kamu haus ya, kamu pasti kelelahan, disana ada warung, kita kesana ya," Erin menggandeng tangan Sahita menyebrang ke sisi jalan.
Erin mengajak Sahira ke warung pinggir jalan, ia membelikan air mineral pada Sahira, Renz melewati jalan yang tadinya Erin dan Sahira lalui, karena mereka di warung, Renz pun tidak melihat mereka.
"Sahira, kamu di mana nak," bingung Renz
Erin mencoba lagi menelpon Renz dan kali ini di angkat.
"halo! syukurlah kalau anda angkat telphon saya," senang Erin.
"maaf kalau tidak penting jangan menelpon apalagi ini nomer baru," ketus Renz.
"begini, saya sedang bersama Sahira putri anda, apa anda bisa menjemputnya, kasihan Sahira kelelahan," kata Erin.
"benarkah, Sahira ada bersama kamu, aku mau dengar suaranya memastikan dia Sahira atau bukan!" Kata Renz.
"jadi kamu kira saya mau menipu"kesal Erin
"bukan begitu," bicara Renz melemah.
Erin terlihat kesal, ia lalu memberikan ponselnya pada Sahira.
"papi.." terdengar suara Sahira dari ujung panggilan.
"Sahira! ini benar kamu nak, sekarang kamu ada dimna, papi jemput ya." Kata Renz.
"aku di warung pinggir jalan, yang ada pohon besar pi," jelas Sahira.
Renz merasa pernah melewati pohon besar, ia pun berbalik arah, Sahira dan Erin menunggu di pinggir jalan.
"itu mobil papi" teriak Sahira senang.
Renz menghentikan mobilnya dan turun langsung memeluk Sahira, Erin terkejut sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"kau dari mana saja, kan papi bilang tunggu papi kita sama-sams ke makam mama!" Seru Renz.
"habisnya papi lama,untung tante cantik ini menolongku tadi" kata Sahira menunjuk Erin
Erin berbalik badan, ia tak mengira jika ternyata pria angkuh itu adalah ayah Sahira, pantas saja dia sangat marah ternyata dia sudah pernah menikah tapi Erin mengatakan jika Renz tidak laku, Renz mengucapkan terimakasih karna sudah membantu Sahira, tapi Renz merasa tidak asing dengan wanita yang memunggunginya tersebut.
"apa aku mengenalmu?" Tanya Renz memegang pundak Erin, sontak itu membuat Erin terkejut dan berbalik badan.
"kau!" kejut Renz
"ia aku, knpa! Ehh kamu ini stres atau apa sih, anak sekecil ini bisa jalan sendiri tanpa di dampingi orang tua, untung aku yang menemukannya, jika orang jahat bagaimana," omel Erin.
"aku minta maaf, apa Sahira merepotkanmu,aku akan membayar mu karna sudah menyelamatkan putriku,"ucap Renz mengambil dompet dan membukanya. Erin semakin di buat kesal.
"aku tidak habis fikir ya denganmu, tidak semuanya bisa di selesaikan dengan uang, kau fikir aku sangat miskin sampai apa-apa harus memberiku uang,simpan uangmu dan bawa putrimu menemui makam mama nya," Kesal Erin.
"Tante gak ikut, disini tidak ada taksi yang lewat tan," ucap Sahira.
"kau jangan cemas cantik, tante bisa jalan kaki, lagipula rumah tante sudah dekat kamu jangan sampai hilang lagi ya" Erin berjongkok dan mengusap pucuk kepala Sahira.
Erin berjalan meninggalkan keduanya, sedang Renz menggandeng Sahira ke mobil.
"pi! Tante cantik itu kenpa marah-marah sama papi?"tnya Sahira.
"tidak apa-apa, mungkin dia kesal karna melihatmu jalan sendrian," jelas Renz.
"pi! tadi aku lihat isi dompet tante, isinya kosong, tadi juga dia cuma beli air mineral 1 botol, padahal dia kelihatan haus juga, ayo pi kita antar tante dulu" Rengek Sahira
Renz memundurkan mobilnya dan berhenti di samping Erin
"naiklah, aku akan mengantarmu" ajak Renz.
"tidak perlu, aku bisa jalan kaki" tolak Erin
"rumahmu jauh dari sini," kata Renz lagi.
"iya tante, ayo ikut tapi kita kemakam mama dulu lalu kita antar tante pulang," kata Sahira
Erin berfikir terlebih dahulu karena dia masih kesal dengan Renz yang membuatnya di pecat 2x tapi memang tidak ada pilihan lain, ia akan sangat kelelahan jika memaksakan berjalan kaki sampai di rumah Shelo.
Erin pun ikut dengan Renz dan Sahira ke pemakaman, disana Sahira langsung berlari ke makam mamanya, Renz berdiri agak jauh dari makam hanah.
"kenpa kau tidak menemaninya?" Tanya Erin bingung.
"setiap liburan Sahira pasti kemari, dia itu curhat pada mama nya, jadi aku tidak mau mengganggunya," kata Renz lagi.
"kasihan ya, gadis sekecil itu sudah kehilangan mamanya, apa mamanya meninggal karna sakit?" Tanya Erin. Renz menggeleng.
"mamanya depresi waktu itu Sahira berumur 5 tahun, mamanya di rawat di RSJ Entah bagaimna bisa dia kabur dan loncat dari jembatan," sedih Renz.
"wajar saja istrinya stres, dia saja angkuh begitu, mana ada wanita yangg betah hidup dengannya," batin Erin smbil melirik pria tinggi itu.
Sahira pun menghampiri Renz dan Erin lalu mengajak mereka untuk makan siang lebih dulu sebelum mengantar Erin.
mereka sampai di cafe dan memesan makanan, Erin terlihat murung dan Renz tau itu karena kesalahannya.
"aku mau minta maaf karna sudah membuatmu di pecat kemarin," kata Renz
"sudahlah, hidupku sudah kacau karna vidio itu, mungkin untukmu itu hal biasa, tapi bagiku itu sudah mngahancurkan hidupku, karirku sebagai guru jatuh," sedih Erin.
"tapi bukankah kau dapat pekerjaan lagi?" Tanga Renz.
"aku di pecat untuk kedua kalinya,"sedih Erin
"ini semua kesalahanku," guman Renz.
"untuk apa kau minta maaf, semua sudah terlambat, seharusnya kau akui kesalahan itu didepan orang bukan di depanku, karna itu tidak ada pengaruhnya padaku" kesal Erin.
"lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Renz
"kau harus klarifikasi di depan wartawan, hanya itu yanb bisa kau lakukan" kata Erin.
"baik, besok aku akan mengadakan konverensi pers semoga dengan ini kau bisa memaafkanku," kata Renz bersikap santai. Itu yang di ajarkan Jojo.
Erin hanya diam, ia memprhatikan Renz yag terlihat sungguh-sungguh, tidak seperti kemarin yang bersikap angkuh juga sombong.
"dia berbeda, apa dia punya 2 kepribadian ya,"batin Erin
"kalau sudah selesai, ayo kita pulang, aku akan mengantarmu" kata Renz.
Renz mau mengantar Erin ke kontrakannya yang lama tapi Erin menolak karna kini ia tidak tinggal lagi disana lagi karena sudah di usir, Renz pun kembali merasa bersalah.
"lalu kau sekarang tinggal dimana?" Tanya Renz.
"kau cukup mengantar sampai sini, aku bisa jalan sendiri," ucap Erin membuka pintu mobil.
****
Renz kembali ke kantor setelah mengantar Sahira pulang kerumah, ia merasa bersalah dan sangat tidak nyaman dengan situasi ini,maka dari itu tidak perlu menunggu esok Renz meminta Jojo mempersiapkan acara konferensi pers untuknya, Jojo heran untuk apa, Jojo diminta untuk mengetik apa saja yang akan di katakan nanti, tapi bukan Jojo namanya kalau tidak iseng, sambil mengetik sambil teersenyum licik.
"kau kenapa?" Tanya Renz
"Aku kenapa? Tidak kenapa-kenapa!" Kata Jojo bersikap tenang dan santai.
Renz mengecek ponselnya, terdapat salah satu nomer tidak bernama ada di sana.
"ini nomer yang di pakai Sahira tadi, berarti ini nomer Erin," gumam Renz pelan.
"kak! aku sudah selesai, dalam waktu satu jam lagi wartawan akam tiba," jelas Jojo.
tanpa membaca terlebih dahulu, Renz langsung membawa laptopnya ke ruang rapat, lalu Renz menelpon Erin di sana.
"Hallo! Ini benar nomermu kan Erin?" Tanya Renz saat Erin mengangkat nya.
"iya," singkat Erin
"aku akan klarifikasi hari ini juga tanpa menunggu besok, kau bisa lihat di chanel youtube atau tv," jelas Renz
"baguslah, semakin cepat semakin baik, dan aku berharap setelah ini berakhir aku tidak lagi berurusan denganmu," terang Erin.
tak lama wartawan pun berdatangan, tibalah Renz membuat klarifikasi tentang vidio beberapa hari yang lalu.
"Aku Renz Adipratama, dengan ini aku ingin menyampaikan jika apa yang terjadi beberapa hari yang lalu hanya sebuah kesalah pahaman saja,itu semua di karenakan aku yang emosi sesaat, aku harap kalian tidak membully Erin gadis yang ada di vidio trsebut, terlebih itu di karenakan Erin adalah calon istriku," tegas Renz.
Renz yang membaca lantas terkejut dengan ucapannya sendri, ia melihat lagi ke arah laptopnya dan kata-kata itu benar adanya, suasana pun jadi riuh di ruang rapat, Renz di cerca banyak pertanyaan, sedang Erin syok saat menonton live streaming di chanel youtube milik perusahaan Renz.
"Apa-apaan dia itu, kenapa mengatakan hal bodoh seperti itu, apa sebenarnya yang ia rencanakan, Renz aku benar-benar sangat membencimu," kesal Erin yang hampir membanting ponselnya
Renz meminta semua wartawan untuk pergi, tapi wartawan tetap kukuh mau tau tentang berita hangat ini, Renz memaksa keluar dari ruang rapat dan pergi mencari Jojo.
"Jo! Jojo," teriak Renz dengan marah.
sedangkan Jojo sudah pergi kerumah mencari perlindungan dari neneknya.
"nek! Lindungu aku, kak Renz akan mencariku dan bisa saja membunuhku," panik Jojo. Padahal ini semua memang sudah di rencanakan tapi Jojo masih saja ketakutan pada sepupunya itu.
"tenang! selama ada nenek kau aman, sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan sudah bagus, inilah yang nenek inginkan" kata nenek sambil tersenyum senang
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Rusma Yani
Jojo gokil....
2021-04-09
1