Renz turun dari motor dengan memegangi Erin yang masih duduk lemas di atas motor, Renz bebrpa kali menggerak-gerakkan tubuh Erin agar Erin segera sadar.
"Erin, bangun kau kenapa?" Tanya Renz.
Erin perlahan membuka matanya, dengan sekejap Erin memeluk Renz begtu keras.
"Aku takut, aku takut bu aku takut!" Tangis Erin.
"Ibu! Hey ini aku Renz," Renz ingin menjauhkan Erin dari pelukanya namun Erin tetap memeluknya.
"Aku janji bu, aku gak akan ngebut lagi, aku janji" tangis Erin.
Renz melepas pelukan Erin, Erin nampak kebingungan dan tidak tenang, entah apa yang membuatnya seperti itu, Renz kebingungan, beruntung ada toko di pinggir jlan.
"Erin, kau bisa jalan kan," cemas Renz
Erin hanya menangis untuk kedua kalinya Renz menggendong Erin di punggungnya.
Renz mendudukkan Erin di kursi dan membeli minuman, air mata Erin tak kunjung berhenti, Renz membelikan tisu untuk Erin, Erin hanya diam dan membuat Renz kebingungan.
"Ibuku meninggal saat aku berumur 15 tahun" ucap Erin memulai bicara.
"Lalu apa hubungannya sampai kau pingsan di atas motor, tadi itiu sangat bahaya Rin," kata Renz.
"Krna aku yang menyebapkan ibuku meninggal? karna aku yang memaksa ibuku untuk mengajariku saat itu karna kecerobohanku kami menabrak mobil yang melaju dari arah berlawanan," tangis Erin mengingat masa lalunya.
"Jadi kau fobia trauma dengan motor,lalu kenpa tidsk bilang dari awal," omel Renz.
"Kamu fikir aku berani sendrian di vila sebesar itu, aku juga ingin memberanikan diriku naik motor lagi," kata Erin.
"Kau sudah tidak waras, jika tadi kau jantungan dan meninggal kau bisa membuatku repot, baru sehari menikah istri dari seorang pengusaha besar meninggal, apa yang akan di katakan orang," ceramah Renz.
"Dasar angkuh, kau lebih mementingkan nama baikmu ketimbang nyawaku,"kesal Erin.
"Itu sudah jelas, karna aku membangunnya sangat susah," ucap Renz.
"sombong sekali dia," batin Erin. Ponsel Renz berbunyi lagi dan itu panggilan dari Jojo.
"Hallo kak, kau dimana, tuan Hendi sedang ada di sini dengan beberpa anak buahnya," bisik Jojo di ujung sambungan.
"Aku segera kesana, orang itu benar-benar menjengkelkan," kesal Renz.
"Aku disni saja,kau pergilah aku bisa menunggu taksi disni, lgipula ini sudah jalan besar," kata Erin.
"Kau benar tidak apa-apa aku tinggal?" Tanya Renz.
.
"Iya, sana pergi" usir Erin.
"Aku tinggal ya, selalu aktifkan ponselmun kalau aku sudah selesai aku jemput, kau tidak usah menunggu taksi, ini sudah sangat malam, toko ini buka 24 jam kau aman disni," kata Renz.
"Iya,pergilah," usir Erin lagin
Renz segera pergi kreumah sakit dengan melajukan motornya, Erin menunggu di toko itu, 1 jam Erin menunggu, batrai ponselnya pun melemah, Renz belum juga kembali, sedang dirumah sakit Renz masih berdebat dngan tuan Hendi, beberapa menit kemudian mereka mendapat kesepakatan, akhirnya mereka berdamai, sudah hampir 2 jam Erin menunggu, ponselnya pun sudah mati, ia tidak enak meminjam carger di dalam, lagipula yang menjaga toko tertidur, sebuah mobil berhenti di depan toko dan Erin mengira itu Renz, dengan cepat Erin berdiri tapi Erin terkejut bukan Renz yang datang.
"Kau, kau Erin kan?" Tanya nya.
"Kak Reymond," sapa Erin.
"Iya, kau masih ingat, kau sedang apa disni, ini sudah hampir jam 1malam," ucap Reymond.
"A-aku,,aku sedang menunggu temanku, sebentar lagi dia datang," kata Erin.
(Reymond dulu adalah guru olah raga di sekolah Erin, kebetulan Reymond adalah guru favorit di sekolahnya karna ketampanannya, Eerin pun pernah mengirim surat cinta pada Reymond tapi tidak ada tanggapan karna Reymond lah Erin bercita-cita ingin menjadi guru juga)
"Aku masuk dulu ya," kata Reymond masuk ke toko.
"Iya kak," gugup Erin.
"Ya tuhan, sumpah kak Reymond masih ganteng dan baik seperti dulu, aduh kenpa jantungku mau copot bertemu dia lagi," gumam Erin.
Di rumah sakit, Jojo dan Shemee pergi keluar mencari makan, hanya ada Sahira menemani nenek, Renz menghubungi Erin tapi tidak ada jawaban, begitupun ponsel Jojo, Jojo tidak tau jika Erin di tinggal karna Renz langsung bertemu tuan Hendi dan mengira Erin brsama Renz, Dokter memanggil Renz untuk ikut keruangannya .
"Bagaimna Erin disana!" Batin Renz.
Di toko Reymond sudah selesai belanja dan melihat Erin masih di luar menunggu seseorang.
"Apa tidak sebaiknya kau menelponnya," ucap Reymond mengejutkan Erin.
"Ponselku mati," kata Erin.
"Pakai ini,"kata Reymond memberikan ponselnya.
"Tidak usah kak, nanti dia juga datang," kata Erin lagi.
Reymond memaksa erin mengambil ponselnya, walaupun tidak enak tpi karna ia sudah menunggu lama ia pun memakainya, Erin menyalakan sebentar ponselnya untuk mengambil nomer Renz, sekali dua kali sampai 5x Renz tidak menjawabnya.
"kenapa! Apa dia tid menjawab?" tanya Reymond.
Erin mengangguk.
"Kirim pesan padanya, biar aku yang mengantarmu," kata Reymond.
"Tidak usah kak, sebentar lagi dia datang," tolak Erin. Bagaimanapun Erin sudah berstatus Istri orang.
"Tidak apa-apa, kirim pesan padanya, dari pada kau menunggunya, ini sudah larut malam tidak baik seorang gadis dliuar seperti ini," kata Reymond.
mau tidak mau Erin mengirim pesan dan ikut dengan Reymond.
"Ini aku harus mengantarmu kemna?" Tanya Reymond.
"Kerumah sakit pak, neneknya Renz sedang di rawat sekarang," kata Erin.
"Renz! Dia pacarmu?" Tanya Reymond.
"Sebenrnya dia, dia bukan pacarku tapi," ucap Erin terhenti saat sebuah mobil menyelip di samping mobil Raymond.
"Dasar pengemudi ugal-ugalan mentang-mentang jalan sepi," omel Reymond.
Tak lama Reymond dan Erin sampai di halaman parkir Rumah Sakit, Renz juga baru keluar dari Rumah Sakit akan menjemput Erin, sampai di parkiran Renz melihat Erin dari kejauhan di antar seorang pria, Renz segera mendekati mereka.
"Kau sudah disni, dia siapa?" Tanya Renz agak kesal.
"Maaf, kau jangan salah paham, aku hanya kasihan mleihatnya menunggu di toko," ucap Reymond.
"Kenapa ponselmu tidak aktif, kau sengaja mematikannya," bentak Renz sambil memandang ke arah reymond.
"Kenapa kau marah, seharusnya aku yang marah, kak terimakasih tumpangannya," pamit Erin berlalu pergi.
Reymond hanya diam melihat Erin menjauh, sementara Renz mengejarnya.
"Kenapa Erin bisa berpacara dengan pria itu, seperti paman dan keponakan," kekeh Reymond masuk ke mobil.
Karna pakaian Renz yang terlalu formal itulah ia terlihat lebih dewasa, wajar orang melihatnya sudah berumur.
"kau blm bilang..knpa kau kemari dngannya..apa dia pacarmu"omel renz. Erin pun berhenti.
"Aku sudah menelponmu berkali-kali dan aku juga sudah mengirimimu pesan, kenapa kamu masih membentakku,"ucap Erin kesal.
"Aku tadi sibuk, ponsel hanya aku kasih getar, dokter juga memintaku keruangannya," kata Renz.
Jojo dan Shemee baru datang dari luar lalu melihat perdebatan Erin dan Renz di koridor rumah sakit.
"Di Rumah Sakit saja mereka seperti itu, bagaimna nanti jika sudah dirumah," pusing Jojo.
"Kamu ngapain cuma disni, ayo kita pisakan mereka, lama-lama mereka bisa jambak-jambakan," cemas Shemee.
Jojo dan Shemee mendekati mereka lalu menarik keduanya.
"Kak ini Rumah Sakit," bujuk Shemee.
"Dia yang sudah membuatku kesal," ucap Erin pergi masuk ke ruangan nenek.
"Tante, kau dari mana, tadi nenek sempat sadar dan mencari tante," kata Sahira.
"Tante dari depan sebentar, Sahira bobo ya ini sudah sngat larut," pinta Erin.
"Tante, kata papi besok aku di antar ke asrama, aku gak maun tantr bilang ya sama papi," ucap Sahira sambil menahan kantuknya.
"Sahira tenang saja, Sahira tidak akan kembali ke asrama lagi, sahira jangan khawatir ya sayang, sekarang tidur ya,"pinta Erin. Ia menidurkan sahira di sofa dan Erin menyandarkan kepalanya di senderan sofa ia pun tertidur.
Renz masuk dan melihat Erin juga Sahira tertidur, Renz pun tidak ingin mengganggu mereka ia lalu keluar.
Jojo dan Shemee duduk di kursi tunggu, mereka melihat Renz yang terdiam. Jojo pun menghampirinya.
"Kau kenapa kak?" Tanya Jojo.
"Apa tadi aku keterlaluan pada Erin, seharusnya aku berterima kasih pada orang yang mengantar Erin pulang tadi, aku justru memarahi Erin," sesal Renz yang melihat isi pesan dari Erin dengan nomer Reymond.
"Seharusnya kau beruntung mendapat kakakku, dia orang yanh mandiri, tidak mau tergatung dengan orang tua, tapi dia juga sangat keras," kata Shemee.
dari dalam kamar Sahira terdengar memanggil Renz, mereka masuk bersamaan, Renz melihat tetesan darah di kening sahira, Renz, Shemee dan Jojo terkejut karna darah itu keluar dari hidung Erin.
"kakak,"kejut Shemee menghampiri Erin.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments